Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME JURNAL

PEMBIAKAN MASAL SERANGGA


“Review Jurnal Trichogramma spp,”

Oleh :
Subhan Fitratul Haq (D1F119017)
Kelas. PTP-A

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
No : 1

Nama : Subhan Fitratul Haq


Judul Jurnal : Pengujian Viabilitas Trichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatida
pada Beberapa Tingkatan Suhu dan Lama Waktu Penyimpanan Di Laboratorium

Penulis Jurnal dan Media Publikasi : Poibe Tinata Sitorus, Syahrial Oemry, Fatimah
Zahara. Jurnal Online Agroteknologi Vol.1, No. 1

Tahun : 2012

Pokok Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas Trichogramma spp. pada
beberapa tingkatan suhu dan lama waktu penyimpanan di Laboratorium. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) 2 Faktorial dengan 12 perlakuan dengan tiga ulangan.

Metode Penelitian : Penyediaan Parasitoid Trichogramma spp. Perbanyakan parasitoid


Trichogramma spp. menggunakan telur C. cephalonica sebagai inang. Kemudian telur C.
cephalonica yang telah diambil setiap hari sekali di catat. Disediakan karton manila berukuran 4,5
x 8 cm yang terdiri dari 3 pias. Digunting dan dilem, ditaburkan telur C. cephalonica secara merata
di atasnya dengan menggunakan saringan, setelah itu dikering anginkan. Inokulasi dilakukan di
dalam tabung reaksi. Selanjutnya imago Trichogramma spp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi telur C. cephalonica segar dengan dosis imago Trichogramma spp. 1 pias : 6 pias telur
C. cephalonica Hari ke 5 dipisahkan stater dengan telur yang sudah terparsit. Kemudian diperoleh
starter Trichogramma spp. dalam bentuk pias. Pengaplikasian. Dilakukan setelah penyediaan C.
cephalonica dan Trichogramma spp., telur kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
setelah diberikan lebel sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan yaitu pada beberapa
tingkatan suhu 10oC, 15oC, 20oC dan disimpan di dalam kulkas dengan lama waktu penyimpanan
2, 4, dan 6 hari. Setelah waktu penyimpanan mencapai waktu yang telah ditentukan maka telur C.
cephalonica yang terpatasit dibawa ke Laboratorium dan dibiarkan. Keesokan harinya dilihat
imago Trichogramma spp. yang muncul. Kemudian dicatat waktu munculnya imago tersebut.
Hasil : Imago starter yang paling cepat muncul terdapat pada perlakuan T0H1 dan T0 H2
(27oC; 2, 4 hari) yaitu 0,71 jam, dan yang paling lama terdapat pada perlakuan T1H1 (10oC, 2
Hari) yaitu 4,17 jam. Lama proses parasitasi yang paling cepat terdapat pada perlakuan T0
(27oC) yaitu 0,71 hari dan yang paling lama terdapat pada perlakuan T2 (15oC) yaitu 2.38 hari.
Persentase parasitasi yang tertinggi terdapat pada perlakuan T1H3 (10oC, 6 hari) yaitu 97,33%,
dan yang terendah terdapat pada perlakuan T0H1, T0H2, T0H3 (27oC; 2, 4, 6 hari) yaitu
0,71%. Jumlah imago yang muncul per pias yang tertinggi terdapat pada perlakuan T1H3
(10oC, 6 hari) yaitu 35,59 ekor, dan yang terendah terdapat pada perlakuan T0H1, T0H2, T0H3
(27oC, 2, 4, 6 hari) yaitu 0,71 ekor.
Nama : Subhan Fitratul Haq
No : 2

Penulis Jurnal dan Media Publikasi : Nurindah, Dwi Adi Sunarto, Sujak. Jurnal
Entomologi Indonesia. Vol. 13, No. 2

Judul Jurnal : Evaluasi Pelepasan Trichogramma spp. untuk Pengendalian Penggerek


Pucuk dan Batang Tebu.

Tahun : 2016

Pokok Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknik pengendalian kompleks
penggerek tebu dengan pelepasan Trichogramma spp. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan
pengujian keragaan parasitoid telur melalui penghitungan laju reproduksi dan kemampuan
parasitisasi parasitoid pada telur Corcyra cephalonica (Stainton), telur inang yang biasa
digunakan dalam produksi massal Trichogramma spp.

Metode Penelitian : Evaluasi ini meliputi kegiatan observasi lapangan untuk mengamati tingkat
parasitisasi telur penggerek pucuk dan batang tebu pada pertanaman tebu yang mendapatkan
perlakuan pelepasan dan tanpa pelepasan Trichogramma spp., dan pengamatan keragaan biologi
Trichogramma spp. yang diperbanyak dan digunakan dalam pelepasan massal. Observasi ini
dilakukan dengan mengumpulkan telur S. excerptalis dan Chilo spp. pada pertanaman tebu dengan
pelepasan dan tanpa pelepasan Trichogramma spp. dan diamati tingkat parasitisasinya, serta
identifiksi parasitoid yang muncul.
Hasil : Pelepasan Trichogramma spp. belum menunjukkan hasil yang nyata dalam
menyebabkan mortalitas telur penggerek pucuk dan penggerek batang tebu. T. japonicum yang
digunakan sebagai agens hayati dalam pelepasan massal tidak pernah ditemukan memarasit
telur penggerek pucuk dan penggerek batang tebu. T. chilonis yang juga dilepas massal tidak
menyebabkan parasitisasi pada telur penggerek pucuk, sedangkan efektivitasnya dalam
menyebabkan mortalitas pada telur penggerek batang masih belum jelas karena populasi T.
chilonis alami juga berperan dalam menyebabkan mortalitas telur penggerek batang tebu.
Parasitisasi telur penggerek pucuk dan penggerek batang tebu secara alami didominasi oleh
Telenomus spp.
No : 3

Nama : Subhan Fitratul Haq

Peneliti Jurnal dan Media Publikasi: Syaiful Khoiri, Nurul Muflikha Chumairoh, Tri Rejeki.
Prosding Seminar Nasional. Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta

Juduk Jurnal : Perbandingan Tingkat Paratisisasi dan Rasio Seks Antara Trichograamma
japonicum dan Trichogramma chilonis pada Inang Pengganti Corcyra cephalonica

Tahun: 2020

Pokok Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat parasitisasi T. japonicum
dan T. chilonis pada Corcyra cephalonica, persentase penetasan telur, dan rasio seks keturunan
yang di hasilkan.

Metode Penelitian: Sepuluh pasang C. cephalonica diambil dari kotak pemeliharaan dan
disimpan dalam sangkar kawin. Kegiatan tersebut diulang sebanyak tiga kali ulangan. C.
cephalonica diinkubasi hingga lima hari. Telur C. cephalonica dipanen pada 24 jam, 48 jam, 72
jam, 96 jam, 120 jam. Jumlah telur dihitung sebagai produktivitas telur. Inokulasi Trichogramma
spp. dilakukan dengan menggunakan pias starter. Starter yang digunakan berasal dari pias terbaik
yang telah terinfeksi Trichogramma spp. ciri pias yang digunakan sebagai starter adalah warna
telur C. cephalonica berwarna hitam dan cokelat secara merata. Satu pias starter mampu menulari
3-6 pias baru. Starter dimasukkan ke dalam tabung reaksi diameter 3 cm dan ditutup dengan kapas
yang telah terbungkus kain hitam. Pias telur C. cephalonica dimasukkan ke dalam tabung yang
berisi starter Trichogramma spp.yang telah menetas. Pias telur baru diletakkan diatas pias starter
dengan posisi saling berpunggungan. Prosedur ketika melakukan inokulasi, posisi mulut tabung
harus menjauhi cahaya. Hal tersebut dimaksudkan agar Trichogramma spp. tidak keluar ketika
penutup tabung terbuka. Tabung yang telah diinokulasi diletakkanpada rak pemeliharaan yang
telah diberikan penerangan lampu neon 40 watt dengan jarak ±100 cm diatas tabung pemeliharaan
Trichogramma spp. selama empat hari.
Hasil : Produktivitas telur C. cephalonica di Laboratorium termasuk ke dalam kriteria sangat baik
dengan hasil 560,4 telur per betina. Daya parasitasi yang diperoleh dari T. chilonis dan T.
japonicum di laboratorium tergolong baik karena hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 96% dan
85,78%. Daya penetasan T. chilonisdan T. japonicum, keduanya mempunyai persentase yang
kurang baik dengan persen 84,38 dan 80,48, sedangkan perbandingan kelamin (rasio seks) jumlah
serangga T. chilonis betina per tabung reaksi kurang baik 63,2% dan T. japonicum 81,4%
dikatakan baik dibandingkan dengan stardard keperidian sebesar 75%.

Anda mungkin juga menyukai