Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gagah Gemilang

NIM : 8040210152

BAB 1
PERKEMBANGAN ETIKA DAN ETIKA PROFESI
Dalam Pergaluan hidup bermasarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

1.1 Sejarah Etika


Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia semakin maju. Salah satu
disiplin ilmu adalah di bidang filsafat. Salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari
problematika kesusilaan dan moralitas manusia adalah filsafat moral atau yang biasa disebut
dengan etika.hal ini sesuai apa yang dikatakan A.C Ewing (2003: 13), “etika atau filsafat
moral berhubungan dengan nilai-nilai dan konsep tentang “seharusnya”. Pada tahun
belakngan ini, semakin banyak filsuf menaruh minat pada terapan. Yaitu etika yang
menangani masalah-masalah moral seperti yang ada, bukanya menangani teori moral yang
abstrak semata-mata.

1. Etika Periode Yunani


Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memeperhatikan masalah etika.
Kebanyakan dari mereka melakukan penyelidikan mengenai alam,
minsalnya:bagaimana alam ini terjadi? Apa yang menjadi unsurutama alam ini? Dan
lain-lain. Sampai akhirnya daang Sophisticians ialah orang yang bijaksana yang
menjadi guru dan tersebar ke berbagai negeri. Socrates dipandang sebagai perintis
ilmu akhlak.
Faham Antisthense, yang hidup pada (444-370) SM. Ajaranya mengatakan ketuhanan
itu bersih dari segala kebutuhan. Dan sebaik-baik manusia itu yang berperangai
dengan akhlak ketuhanan. Setelah faham Antisthenes ini, lalu datang Plato (427-437)
SM. Ia seorang ahli Filsafat Antena, yang merupakan murid dari teori Socrates. Dia
berpendapat alam lain adalah alam rohani.
Kemudian disusul oleh Aristoteles (394-322) SM. Dia adalah murid plato.
Pengikutnya disebut Peripaties karena ia memeberi pelajaran sambil berjalan yang
teduh.
Aristoteles berpendapat bahwa tujuan akhir dari yang dikehendaki manusia mengenai
segala perbuatan adalah bahagia. Namun pengertianya tentang konsep bahagia itu
lebih luas dan lebih tinggi. Menurutnya, untuk mendapatkan kebahagian, seseorang
itu hendaklah mempergunakan kekuatan akal dengan sebaik-baiknya.
Aristoteles menciptakan teori serba tengah. Keberanian adalah pertengahan antara
membabi-buta dan takut. Pada akhir abad ketiga tersiarlah Agama Nasrani di Eropa.
Agama tersebut merubah fikiran manusia dan membawa pkok-pokok akhlak tersebut
dalam taurat. Memeberi pelajaran kepada manusia. Bahwa tuhan adalah sumber
segala akhlak. Tuhan yang membuat patok yang harus kita pelihara dalam hubungan
kita dengan orang lain. Dan tuhan juga yang menjelaskan tentang arti baik dan jahat.
Baik menurut arti yang sebenarnya adalah kerelaan Tuhan Allah,dan melaksanakan
segala perintahnya. Menurut ahli Filsafat Yunani, pendorong untuk melakukan
perbuatan baik ialah pengetahuan atau kebijaksaan. Sedakan menurut Agama Nasrani,
bahwa yang mendorong perbuatan baik adalah minta kepada Allah,dan Iman
kepadanya

2.Etika Abad Pertengahan


Pada Abad pertengahan, etika bisa dikatakan ‘dianiaya’ oleh Gereja, pada saat itu,
gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi,dan menentang peyiaran ilmu dan
kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari
wahyu. Dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar, jadi
manusia tidak perlu lagi bersusuah-susah menyelidiki tentang kebenaran hakikat,
karena semuanya telah diatur oleh Tuhan.
Ahli-ahli Filsafat Etika yang lahir pada masa itu, adalah panduan dari ajaran Yunani
dan Nasrani.diantara mereka yang termasuk adalah Abelard (1079-1142) SM, seorang
ahli Prancis. Dan Thomas Aquinus (1226-1270) SM, seorang ahli Filsafat Agama dari
Italia.
3. Etika Periode Bangsa Arab
Bangsa Arab pada zaman jahiliyah tidak mempunyai ahli-ahli Filsafat yang mengajak
kepada aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, sperti Epicurus, Zeno, Plato,
dan Aristoteles. Waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmat dan sebagian
ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,
menndorong menuju keutamaan, dan menjauhkan diri dari kerendahan yang terkenal
pada zaman mereka. Namun sejak kedatangan Islam, agama yang mengajak kepada
orang-orang untuk percaya kepada allah, sumber segala sesuatu di seluruh alam. Allah
memberikan jalan kepada manusia jalan yang harus diseberangi. Allah juga
menetapkan keutamaan seperti benar dan adil, yang harus dilaksanakannya, dan
menjadikan kebahagiaan di dunia dan kenikmatan di akhirat, sebagai pahala bagi
orang yang mengikutinya.
4. Etika Periode Abad Modern
Pada akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan mulai
menyuburkan Filsafat Kuno. Begitu juga dengan Italia,lalu berkembang ke seluruh
Eropa. Segala sesuatu dikecam dan diselidiki, sehingga tegaklah kemerdekaan
berpikir. Dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan baru, dan
mempertimbangkannya dengan ukuran yang baru. Untuk ilmu pengetahuan, ia
menetapkan dasa-dasar sebagai berikut:
1. tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa akal dan nyata adanya. Dan apa yang
tumbuhnya dari adat kebiasaan saja,wajib di tolak.
2. di dalam penyelidikan harus kita mulai dari yang sekecil-kecilnya,lalu meningkat
ke hal-hal yang lebih besar.
3. jangan menetapkan sesuatu hukum akan kebenaran suatu hal sehingga menyatakan
dengan ujian.

1.2 Etika Liberalisme dan Sosialisme


Pergeseran telah terjadi pada paham sosialisme maupun libralisme. Libralisme gagal
secara etiis etika karena mengubah paham libralisme laissez faire lasser passer atau
non-intervensi negara terhadap proses aktifitas bisnis di pasar. Sistem jaminan sosial
direncanak, diselenggarakan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat
miskin. Libralisme juga berhasil karena ekomoni pasar diakui baik dan
menguntungkan banyak pihak. Sistem perencaan yang dilakukan pemerintah
sebagaimana terjadi dipemerintahan sosialis, terbukti kemudian bahwa sistem
ekonomi komunis runtuh. Kemudian liberalisasi dan globalisasi ekonomi pasar
berkembang keseluruh dunia.

KAPITALISME DAN DEMOKRATISASI


Kapitalisme sebagai system ekonomi membagi kelas sosial pelaku ekonomi menjadi kelas
kapitalis dan kelas proletar. Ideologi kapiltalisme adalah libralisme mengutamakan milik
pribadi, perolehan keuntungan, dan persaingan dalam sistem ekonomi pasar bebas. Sitem
kapitalis di operasikan dengan pembentukan modal besarnya, kemudian reinvestasi, kembali
sampai kekayaan menjadi semakin besar. Sistem ekonomi tersebut cenderung memebentuk
monopoli yang merugikan masyarakat bisnis, meskipun paham ini ditentang oleh para
kapitalis. Secara demokrasi praktek kapitalisme merugikan kelompok buruh karena
cenderung tidak memberikan kesejahteraan kepada buruh dan pembayaran gaji rendah ini
merupakan cermin rendah demokrasi dalam bisnis. Hak para buruh cenderung tidak
diperhatikan karena kapitalis mengutamakan penekanan biaya proses produksi rendah agar
keuntungan bisnis dapat diperoleh maksimal.

Anda mungkin juga menyukai