Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pengampuh : Andriyani, SST., M.

Kes

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIDKAN BIDAN DI BELANDA

DI SUSUN OLEH :

NAMA: WA ODE ALNA

NIM :Pbd21. 246

KELAS: S1 KEBIDANAN

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PELITA IBU

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT memberikan rahmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah konsep Kebidanan berjudul ‘’Sejarah
perkembangan pendidikan kebidanan DI Belanda

Makalah ini dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Shalawat
serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah SAW, keluarga, para
sahabat serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan dalam memahami
teori, keterbatasan keahlian. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan
yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Kendari, 2 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ....................`..........................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah perkembangan di belanda ....................................................3

2.2 Pendidikan kebidanan di belanda.......................................................3

2.3 Pelayanan- pelayanan di laksanakan di Belanda..................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................9

3.2 Saran.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia
sejak adanya peradaban umat manusia.Bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu-ibu yang melahirkan, serta memiliki tugas yang sangat
mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping itu,
bidan dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu
mampu merawat bayinya dengan baik.

Sejak jaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir (Siphrah dan
Poah), yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki Bangsa
Yahudi (sebagai orang-orang yang terjajah oleh Bangsa Mesir), yang diperintahkan oleh
Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan taqwa
kepada Tuhan dan memebela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada jaman
modern ini , kita sebut peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan
bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar
praktik pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliknya.

Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam
pelayanan kesehatan Ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti
perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau
non formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai

B. Rumusan Masalah

Secara rinci rumusan masalah ini adalah Bagaimana sejarah perkembangan, pendidikan dan
pelayanan kebidanan di Belanda ?
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan,
pendidikan dan pelayanan kebidanan di Belanda.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini yaitu:

1. Bisa memberikan informasi kepada orang lain tentang sejarah perkembangan


pelayanan dan pendidikan kebidanan di Belanda
2. Agar pembaca mendapat ilmu lebih banyak mengenai sejarah perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan Belanda.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kebidanan di Belanda

Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran


dan kematian, pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak
memilih apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah Sakit, hidup atau mati. Skrening
yang berkesinambungan dan seleksi ibu hamil, serta bekerja dalam kelompok wanita sehat
untuk mempertahankan status kesehatannya. Hal ini menyebabkan angka kelahiran tetap
baik, bukan hanya karena penurunan persentase kelahiran di rumah saja tetapi didukung oleh
skrening masalah pada wanita dan angka kejadian persalinan induksi dan operatif rendah.
Inilah yang menjadi kekuatan dari sistem kebidanan Belanda.

a. Tahun1980-an

Pada masa ini merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat
militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan-bidan banyak
menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin
mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu ketrampilan dan
pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area
politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan
yang diberikan.

Masa ini, The Active Birth berpindah di United Kingdom (UK) dan Michel Odent
membantu memberikan ide dan bekerjasama dengan bidan, sehingga bidan dapat
menunjukkan aspirasinya. Salah satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari
posisi tidur menjadi posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk
mendukung praktek kebidanan. Selama ini, penelitian banyak dilakukan oleh dokter obstetri
saja, karena 100% persalinan di rumah sakit. Umumnya penelitian yang dilakukan merujuk
terhadap berbahayanya persalinan di rumah.

b. Tahun 1990-an
Pada masa ini merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara
berfikir yang baru. Penelitian menunjukkan bahwa kelahiran di rumah sakit sangat rendah
kualitasnya, oleh karena kelahiran di rumah sakit menunjukkan angka kematian perinatal
yang sangat tinggi. Data-data nasional menunjukkan fakta yang merupakan pengumpulan
data selama 15 tahun terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan pengawasan berupa komite
dokter obstetri dan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran di rumah sakit mengalami
penghentian.

Masa ini, angka persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi persalinan yang ditolong
oleh bidan mengalami penurunan. Penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapatkan
kompetisi dengan dokter umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah
yang ditolong oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan
pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah lebih
mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan
dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapatan yang lebih tinggi pada bidan yang
melmerupakan pengumpulan data selama 15 tahun terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan
pengawasan berupa komite dokter obstetri dan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran di
rumah sakit mengalami penghentian.

Masa ini, angka persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi persalinan yang ditolong
oleh bidan mengalami penurunan. Penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapatkan
kompetisi dengan dokter umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah
yang ditolong oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan
pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah lebih
mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan
dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapatan yang lebih tinggi pada bidan yang
melakukan pelayanan dibandingkan kepada dokter umum, dan adanya kebijakan bila
dr.umum melakukan pertolongan sendiri maka jasanya akan dibayar penuh oleh ibu ( tidak
ditanggung oleh pemerintah). Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan peningkatan
pertolongan persalinan di rumah oleh bidan. Tahun 1993, pengakuan dikeluarkan pemerintah
untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin masyarakat
miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.

Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984,


menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal, harus selalu dipantau dan mereka bebas
memilih untuk tinggal di rumah atau rumah sakit, dimana bidan yang sama akan memantau
kehamilannya.

Astrid Limburg mengatakan: Seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang
bidan yang baik karena perawat di didik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan
untuk kesehatan wanita.

Maria De Broer yang mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan


dengan keperawatan; kebidanan adalah profesi yang mandiri.

B. Pendidikan Kebidanan di Belanda

Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi


anastesi dan sedatif pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberi
pada ibu saat persalinan. Jadi pada praktiknya bidan harus memandang ibu secara
keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri. Bidan harus menjadi role
model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal, sehingga
apabila seorang perempuan merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke
bidan atau dianjurkan oleh keluarga, teman, atau siapa saja.

Pendidikan Kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan


berkembang menjadi profesi yang berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan
menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir tiap tahun 800 calon mahasiswa (95%
wanita, 5% pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19
tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan kimia dan
biologi. Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.

Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan,


persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan
mahasiswa untuk praktek di kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan.
Persalinan, walaupun di rumah sakit, seperti di rumah, tidak ada dokter yang siap menolong
dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah
terpelajari.

Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan
seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan
mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian
akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai ujian.

C. Pelayanan - Pelayanan yang Dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :

a. Pelayanan Antenatal

Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat.
Bidan mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan
resiko rendah, meliputi antenatal, intrapartum dan postnatal tanpa Ahli Kandungan yang
menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk wanita
dengan resiko tinggi atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan untuk di rawat dengan baik.

Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan dan untuk meningkatkan
kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah daftar indikasi oleh kelompok kecil
yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda.

b. Pelayanan Intrapartum

Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah
lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan
episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka
perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntometrin
dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan Kala III dibiarkan sesuai
fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.

c. Pelayanan Postpartum

Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah postpartum.Pada tahun 1988,
persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS.
Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai
indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan
mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi
kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang
tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3
tahun.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni:

1. Sejarah perkembangan kebidanan di Belanda

Tahun 1980-an, bidan-bidan banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran


yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu
meningkatkan mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang
perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan. Tahun 1990-an, pengakuan
dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun
ini menjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.

2. Pendidikan kebidanan

Di Belanda ada 3 institusi kebidanan, Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut


menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Mahasiswa
diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika
mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercantum nilai ujian.

3. Pelayanan kebidanan meliputi: pelayanan atenatal, intrapartum, dan postpartum.

B. SARAN

Dari makalah ini penulis dapat mempelajari lebih dalam mengenai sejarah perkembangan
pelayanan dan pendidikan bidan di luar negeri, misalnya untuk negara Amerika, Jepang,
Spanyol, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono Dr. 1999. Ilmi Kebidanan. Jakarta; YBP-SPZr. S. Ibrahim,


Kristian Dra. 1989. Perawat Kebidanan. Jakarta; Batara

Sari. Ruri Narulita SST. 2011. Konsep Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai