Anda di halaman 1dari 10

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0LEH KELOMPOK SADAR


WISATA (POKDARWIS) DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN
Panji Try Yatmaja1
1
Pokdarwis Minang Rua Bahari, Desa Kelawi
panjietryyatmaja10@gmail.com

Abstrak
Pariwisata berkelanjutan mempromosikan pemberdayaan yang menjadikan masyarakat sebagai aktor utama
dalam bisnis pariwisata serta menikmati manfaat pariwisata yang lebih besar dengan meminimalkan dampak
negatif dari pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata di desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni,
Kabupaten Lampung Selatan dilakukan dengan pembentukan Pokdarwis Minang Rua Bahari dalam upaya
meningkatkan peran masyarakat dalam industri pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pemberdayaan masyarakat dan mengukur efektivitas komunitas pemberdayaan pokdarwis dalam
mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan fase pemberdayaan masyarakat belum dilakukan secara optimal jika dilihat dari
keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Namun, dalam aspek organisasi, Pokdarwis Minang
Rua Bahari telah mampu membentuk inisiatif dan menciptakan inovasi dalam pengelolaan pariwisata. Tingkat
pemberdayaan masyarakat menunjukkan aspek ekonomi dan politik sudah mapan, sedangkan aspek psikologis
dan sosialnya masih menjadi kendala. Efektivitas pokdarwis memberdayakan masyarakat dalam pengembangan
pariwisata berkelanjutan cukup baik, tetapi masih ada kendala dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat
dalam pengembangan pariwisata. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan harus
melakukan pemberdayaan melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan potensi sumber daya alam atau
budaya yang dimiliki desa Kelawi, Pemerintah Desa Kelawi dapat memanfaatkan situs web dan untuk promosi
pariwisata desa layanan, Pokdarwis Minang Rua Bahari harus berani menjalin kerjasama dengan berbagai pihak,
dan warga Kelawi harus menciptakan lingkungan yang mencerminkan sebagai desa wisata.

Kata kunci: Efektivitas, Pemberdayaan Masyarakat, Pokdarwis, Pariwisata Berkelanjutan.

Abstract
Sustainable tourism is promoting empowerment which makes the community as the main actor in the business
tourism as well as enjoys the larger benefits of tourism by minimizing the negative impact of the development of
tourism. The development of tourism in the Kelawi village, sub-district Bakauheni, South Lampung Regency is done
with the establishment of Pokdarwis Minang Rua Bahari in an effort to enhance the role of the community in the
tourism industry. This research aims to analyze the community empowerment and measuring the effectiveness of
pokdarwis empowering communities in developing sustainable tourism. A descriptive type of research with a
qualitative approach. The results showed community empowerment phases has not been conducted optimally if
viewed from the community involvement in the development of tourism. However, in the organizational aspect,
Pokdarwis Minang Rua Bahari been able to shape the initiative and creating innovation in the management of
tourism. The level of community empowerment shows the economic and political aspects have been well established,
whereas the psychological and social aspects of it are still a constraint. The effectiveness of pokdarwis empowering
communities in sustainable tourism development is quite good, but there are still constraints in increasing community
involvement in the development of tourism. Department of Tourism and Culture of South Lampung Regency should
perform empowerment through coaching and training in accordance with the potential of natural resources or
cultural belonging to the village of Kelawi, the Kelawi Village Government can make use of the website and for the
promotion of village tourism service, Pokdarwis Minang Rua Bahari must dare to establish cooperation with various
parties, and the villagers of Kelawi should create an environment that reflects as a tourist village.

KeyWords: Effectiveness, Community Empowerment, Pokdarwis (Tourism Awareness Group), Sustainable Tourism.

27
I. PENDAHULUAN Kesejahteraan Masyarakat Dalam Arti Luas”
Pembangunan pada sektor pariwisata sehingga pembangunan kepariwisataan
merupakan salah satu bagian dari pembangunan melibatkan masyarakat sebagai subjek ataupun
nasional yang bertujuan untuk pengembangan pelaku pada pembangunan dan pengembangan
suatu daerah.Banyaknya potensi pariwisata sektor pariwisata. Pelibatan masyarakat
menjadikan pembangunan dan pengembangan memerlukan suatu proses dan pengkondisian
sektor ini berkontribusi untuk peningkatan untuk mewujudkan masyarakat sadar wisata. Hal
perekonomian Negara Indonesia. Hal tersebut tersebut dapat dilakukan dengan membentuk
sejalan dengan Peraturan Menteri Pariwisata organisasi atau kelompok yang dapat menjadi
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 Tentang salah satu komponen di dalam masyarakat. Melalui
Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun Kelompok Sadar Wisata(Pokdarwis), diharapkan
2015-2019 dikemukakan bahwa kontribusi sektor pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
pariwisata tersebut menjadikan sektor ini memiliki dapat memiliki peranan dalam pemberdayaan
posisi yang strategis dalam berbagai kebijakan masyarakat di daerah pariwisata tersebut.
pembangunan bagi Negara Indonesia yang Pengembangan sektor kepariwisataan di
memiliki aset kepariwisataan yang potensial untuk Kabupaten Lampung Selatan melibatkan unsur
diperkuat dan diberdayakan sebagai pilar ekonomi masyarakat yang bersinergi dengan pemerintah
negara. dan swasta guna melaksanakan dan mendukung
Pariwisata menurut Kagungan dan Yulianti pembangunan kepariwisataan.Oleh karena itu,
(2019:17) telah berkembang menjadi sektor yang pembangunan kepariwisataan harus
potensial selain sektor pertambangan. memperhatikan posisi, potensi dan peran
Pengembangan pariwisata juga dapat masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku
mempertahankan proses ekologis yang penting maupun penerima manfaat pembangunan, karena
dan membantu melestarikan warisan alam dan dukungan masyarakat turut menentukan
buatan manusia serta keragaman hayati. Namun, keberhasilan jangka panjang pengembangan
pengelolaannya harus dilakukan dengan serius kepariwisataan yang berkelanjutan. Dukungan
yang melibatkan berbagai stakeholder terkait masyarakat dapat diperoleh melalui penanaman
karena pengembangan pariwisata merupakan hasil kesadaran akan arti penting pengembangan
keberlanjutan jangka panjang dengan perencanaan kepariwisataan. Untuk itu diperlukan suatu proses
dan dukungan dari semua pihak. dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat
Provinsi Lampung merupakan salah satu yang sadar wisata. Masyarakat yang sadar wisata
wilayah yang memiliki destinasi wisata alam dan akan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai yang
kebudayaan di Indonesia.Salah satu yang memiliki terkandung dalam Sapta Pesona (aman, tertib,
potensi dalam pengembangan objek kepariwisatan bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan).
di Provinsi Lampung, yakni Kabupaten Lampung Pokdarwis merupakan salah satu komponen
Selatan yang memiliki potensi yang menunjang masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi
untuk keberlangsungan dan pengembangan dalam pengembangan kepariwisataan di
kepariwisataan daerah mulai dari kekayaan alam daerahnya.
hingga budaya.Memiliki letak yang strategis di Pokdarwissendiri (berdasarkan Buku
ujung selatan Pulau Sumatera menjadikan Pedoman Kelompok Sadar Wisata 2012)yaitu
Kabupaten Lampung Selatan sebagai pintu gerbang organisasi atau lembagaditingkat masyarakat yang
Pulau Sumatera, menjadikan daerah yang sangat anggotanya terdiri dari pelaku kepariwisataan dan
potensial untuk dilakukan pembangunan dan memiliki kepedulian serta tanggung jawab yang
pengembangan sektor kepariwisataan. berperan sebagai penggerak dalam
Masyarakat yang merupakan salah satu mengembangkan kepariwisataan dan dapat
stakeholder (selain pemerintah dan swasta) dalam meningkatkan pembangunan daerah melalui
dunia kepariwisataan berkedudukan sebagai tuan kepariwisataan bagi masyarakat sekitar objek
rumah, memiliki sumber daya berupa adat wisata.Serta memiliki peran meningkatkan
istiadat, tradisi dan budaya untuk menunjang pemahaman dan kepedulian kepariwisataan, dan
keberlangsungan pariwisata. Selain itu masyarakat dapat meningkatkan nilai kepariwisataan bagi
dapat berperan sebagai pelaku pengembangan masyarakat.
kepariwisataan sesuai kemampuan yang Pembangunan kepariwisataan tersebut
dimiliki.Hal tersebut menunjukkan bahwa memerlukan peningkatan peran masyarakat yang
kedudukan masyarakat memiliki peran yang memerlukan upaya pemberdayaan
strategis dalam upaya pengembangan (empowerment), sehingga masyarakat dapat
kepariwisataan di daerah. berperan secara aktif dan optimal yang sekaligus
Sesuai dengan visi pariwisata Kabupaten mendapatkan manfaat positif dari kegiatan
Lampung Selatan, yaitu “Menjadikan Sektor pembangunan yang dilaksanakan untuk
Pariwisata Sebagai Sektor Andalan Perekonomian peningkatan kesejahteraannya. Peningkatan peran
Daerah, Berkelanjutan dan Mampu Meningkatkan masyarakat diperlukan dalam pembangunan

28
kepariwisataan karena pemanfaatan potensi wisatawan dengan tetap memperhatikan
pariwisata dapat menciptakan kemandirian dan kelestarian, memberi peluang bagi generasi muda
kesejahteraan yang optimal jika dapat dikelola untuk memanfaatkan dan mengembangkannya
dengan baik oleh masyarakat itu sendiri. berdasarkan tatanan sosial yang telah ada.
Pemberdayaan sendiri menurut Rapaport Sehingga pariwisata berkelanjutan disini lebih
dalam Anwas (2014:49) yaitu suatu cara yang dilandasi oleh upaya pemberdayaan
mana rakyat, masyarakat, organisasi, komunitas (empowerment) baik dalam batasan sosial,
diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa ekonomi, maupun kultural. Artinya, pariwisata
atas kehidupannya. Pemberdayaan tidak sekedar berkelanjutan menjadikan masyarakat sebagai
memberikan kewenangan atau kekuasaan kapada aktor utama dalam usaha kepariwisataan untuk
pihak yang lemah saja, dalam pemberdayaan menggerakkan roda pariwisata daerah serta
terkandung makna proses pendidikan dalam menikmati manfaat pariwisata yang lebih besar.
meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau Upaya Pemerintah Kabupaten Lampung
masyarakat sehingga mampu berdaya, memiliki Selatan dalam memberdayakan masyarakat
daya saing, serta mampu hidup mandiri. dilakukan melalui komunitas khususnya pada
Mencapai kondisi masyarakatyang berdaya sektor pariwisata sehingga masyarakat dapat
menurut Yusuf (2014:3), proses awal yang harus terlibat secara langsung dalam pembangunan
dilaksanakan adalah pengembangan kapasitas kepariwisataan, sekaligus diharapkan masyarakat
masyarakat, karena dari kondisi awal masyarakat mampu untuk merespon permasalahan dan
yang belum berdaya. Masyarakat harus disadarkan kondisi di desa dan daerah.Konsep dan strategi
terlebih dahulu tentang seluruh potensi, peluang, pemberdayaan masyarakat mampu mendorong
dan kemampuan yang mereka miliki untuk terwujudnya desentralisasi pembangunan dan
kemudian diberikan pemahaman bahwa untuk kemandirian desa dan daerah. Pemberdayaan
mencapai taraf hidup yang lebih baik hanya masyarakat dalam bidang kepariwisataan adalah
mereka sendiri yang dapat mengusahakannya melalui pembentukan Pokdarwis,
karena merekalah yang mengetahui kebutuhan dan namunPokdarwis ini hanya mendapat bantuan
peluang-peluang yang ada. Pemberdayaan hukum dan pembinan. Sehingga untuk melakukan
masyarakat menurut Sari dan Kagungan (2016:88) pembangunan kepariwisataan dibutuhkan peran
diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk serta atau partisipasi dari masyarakat dengan
membangun kemandirian, meningkatkan menerapkan konsep dan strategi pemberdayan
bergaining position terhadap pemerintah dan masyarakat secara swadaya dan swakarsa.
swasta dalam menentukan kebijakan Salah satu Pokdarwis yang dibentuk di
pembangunan wilayah, memperkuat akses Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan SK
ekonomi politik kelembagaan sosial masyarakat Bupati nomor B/612.A/III.16/HK/13/20-09-13
serta jaringan kerjasama dengan berbagai pihak. adalah Pokdarwis Minang Rua Bahari. Pokdarwis
Pembangunan dan pengembangan ini sudah terbentuk pada tahun 2013 namun
kepariwisataan memiliki dampak yang sangat luas sempat mengalami vacuum atau kegiatan yang
dan signifikan bagi perkembangan ekonomi, terhenti sementara. Hal tersebut terjadi
upaya-upaya pelestarian lingkungan dan sumber dikarenakan pengurus pokdarwis belum memiliki
daya alam, serta berdampak juga kepada keberanian untuk mengajak masyarakat
kehidupan sosial budaya masyarakat berpartisipasi sehingga kesadaran dan sikap peduli
setempat.Pembangunan dan pengembangan masyarakat tidak terbangun. Secara praktis
kepariwisataan dapat memberikan kontribusi Pokdarwis Minang Rua Bahari mulai beraktivitas
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), membuka kembali pada April 2017 setelah berlangsungnya
peluang usaha dan lapangan pekerjaan serta dapat kegiatan penyuluhan oleh Dinas Pariwisata dan
berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan (Elly
alam dan hayati jika dilakukan dengan perencanan Syakila, Ketua Pokdarwis, Wawancara Pra-Riset, 8
dan pengelolaan yang baik sesuai dengan potensi Desember 2018).
yang dimiliki oleh daerah tersebut. Dengan Hal menarik terjadi di Pokdarwis Minang Rua
demikian, pembangunan dan pengembangan Bahari yang telah mendapat penghargaan pada
kepariwisataan berdasarkan Piagam Pariwisata Festival Kalianda di bidang Pokdarwis dengan
Berkelanjutan (1995) harus dilakukan dengan konsep wisata terpadu tahun 2018. Pokdarwis
kriteria berkelanjutan sesuai dan mendukung Minang Rua Bahari melakukan pembenahan pada
sistem ekologis secara jangka panjang juga layak objek daya tarik wisata mulai dari pembersihan
secara ekonomi, adil secara etika dan sosial pantai dan pembangunan sejumlah fasilitas
terhadap masyarakat. penunjang seperti pembuatan gubuk dan pondok
Menurut Hadiwijoyo (2012:64-65) perdagangan serta pembangunan untuk konservasi
menerangkan bahwa pariwisata berkelanjutan penyu. Namun, Pokdarwis Minang Rua Bahari
didefinisikan sebagai pembangunan masih memiliki capaian yang belum terlaksana
kepariwisataan yang sesuai dengan kebutuhan yaitu merealisasikan penataan tempat khusus

29
untuk pondok dagang dan pondok istirahat Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui
wisatawan. Pokdarwis Minang Rua Bahari juga tahapan pemberdayaan masyarakat yang
sukses menggelar Minang Rua Bahari Festival pada dilakukan oleh Pokdarwis menggunakan tahap-
5-6 Mei 2018 dengan berbagai agenda kegiatan tahap pemberdayaan masyarakat menurut
antara lain pembuatan mural desa, menyusuri Sulistiyani (2017:83), yaitu tahap penyadaran dan
wisata desa, lomba warga dan juga kegiatan tahap pembentukan perilaku peduli, tahap
camping beach dan pelepasan lampion. Minang Rua transformasi kemampuan wawasan dan kecakapan
Bahari Festival merupakan hasil dari swadaya ketrampilan, dan tahap peningkatan kemampuan
masyarakat sebagai bentuk mempromosikan intelektual. Peneliti juga mendeskripsikan
wisata yang diharapkan akan berdampak pada tingkatan pemberdayaan yang sudah dilakukan
pemberdayaan masyarakat di Desa Kelawi, oleh Pokdarwis Minang Rua Bahari dengan
Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Elly menggunakan tingkatan pemberdayaan
Sakila, Ketua Pokdarwis, Wawancara Pra-Riset di masyarakat melalui kepariwisataan menurut After
Pantai Minang Rua, 8 Desember 2018 pukul 14:00 Scheyvens dalam Antariksa (2018:47), yaitu tipe
WIB). ekonomi, tipe psikologis, tipe sosial, dan tipe
Penggunaan teori efektivitas dalam penelitian politik. Fokus penelitian selanjutnya adalah untuk
ini, peneliti mendeskripsikan cara pokdarwis dapat memahami seberapa efektivitas yang dilakukan
mencapai sasaran dan tujuan sesuai yang telah oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang
direncanakan dan ditetapkan dengan Rua Bahari memberdayakan masyarakat dalam
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Selain mengembangkan pariwisata yang
itu, dalam penelitian ini mendeskripsikan terlebih berkelanjutan.Menggunakan indikator yang
dahulu tahapan-tahapan dan tingkatan dikemukakan oleh Duncan dalam steers (1985:53),
pemberdayaan yang dilakukan oleh Pokdarwis yaitu pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi.
Minang Rua Bahari dalam pemberdayaan
masyarakat sebagai upaya mengembangkan III. HASIL PENELITIAN DAN
pariwisata berkelanjutan.
Dampak negatif dapat ditimbulkan dari PEMBAHASAN
pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan,sehingga diperlukan tindakan 1. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
untuk meminimalakan dampak tersebut melalui
penerapan konsep pembangunan pariwisata Pemberdayaan masyarakat menurut
berkelanjutan. Tidak hanya menekankan adanya Sumodiningrat dalam sulistiyani (2017:82) tidak
keberlanjutan sumberdaya alam, dan ekonomi, bersifat selamanya, melainkan sampai target
tetapi juga keberlanjutan sumber daya masyarakat mampu mandiri. Dilihat dari pendapat
sosiokultural.Berdasarkan penjelasan diatas, maka tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
peneliti melakukan penelitian dengan mengangkat masyarakat melalui masa proses belajar hingga
judul “Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat oleh mencapai status mandiri. Sehingga dalam masa
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam proses belajar dalam rangka pemberdayaan
Mengembangkan Pariwisata Berkelanjutan(Studi masyarakat tersebut akan berlangsung bertahap.
pada Pokdarwis Minang Rua BaharidiDesa Kelawi, Pemberdayaan masyarakat oleh Pokdarwis
Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Minang Rua Bahari dalam mengembangkan
Selatan)”. pariwisata yang berkelanjutan di Desa Kelawi,
peneliti menggunakan indikator dalam tahapan
II. METODE PENELITIAN pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani
(2017:83), yaitu sebagai berikut:
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe a. Tahap Penyadaran dan Pembentukan Perilaku
penelitian deskriptif.Menurut Bogdan dan Taylor Peduli
dalam Moleong (2017:4) menyatakan penelitian Pada tahapan ini, proses penyadartahuan
kualitatif sebagai upaya menggambarkan kejadian tentang potensi kepariwisataan kepada
atau fenomena sesuai dengan yang terjadi di masyarakat dan aparatur pemerintah Desa
lapangan dan prosedur penelitian yang Kelawi sudah dilakukan oleh Disparbud
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata Kabupaten Lampung Selatan, yang dapat
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan direspon atau diterima dengan baik oleh
perilaku orang yang dapat diamati. Kemudian, tipe masyarakat. Dengan kesadaran akan potensi
penelitian deskriptif digunakan peneliti untuk kepariwisataan yang dimiliki, masyarakat melalui
meyesuaikan atau membandingkan fakta yang ada Pokdarwis Minang Rua mulai menunjukkan sikap
di lapangan dengan penggunaan teori dan peduli terhadap lingkungan alam ataupun potensi
mencoba memberikan pemecahan terhadap yang dimiliki setelah dilakukannya penyuluhan
permasalahannya. sadar wisata.

30
Pada prosesnya, peran fasilitator dalam pelatihan tersebut masih dilakukan secara
pemberdayan masyarakat di bidang pariwisata di kolektif, artinya pelatihan-pelatihan yang
Desa Kelawi yaitu Dinas Pariwisata dan dilakukan belum pada tahap yang bersifat
Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan. eksklusif dengan menciptakan ciri khas tersendiri
Disparbud Kabupaten Lampung selatan pada pada setiap pokdarwis.
tahap awal melakukan Penyuluhan Sadar Wisata Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
kepada masyarakat sekitar Pantai Minang Rua, di Desa Kelawi didasarkan pada potensi wilayah
Pokdarwis Minang Rua Bahari, serta aparatur (alam, sosial, dan budaya) yang dimiliki. Dalam
Desa Kelawi. Tujuan diadakannya penyuluhan hal ini Disparbud menyerahkan sepenuhnya
sadar wisata yaitu sebagai upaya kepada masyarakat melalui Pokdarwis untuk
menyadartahukan kepada masyarakat mengenai mengembangkan potensi pariwisata yang
potensi-potensi yang dimiliki serta pengetahuan dimiliki. Namun, dalam pemberdayaan menurut
tentang kepariwisataan. Seperti yang Anwas (2014:49) tidak sekedar memberikan
diungkapkan oleh Sulistiyani (2017:79) bahwa kewenangan atau kekuasaan kepada pihak yang
pemberdayaan merupakan upaya untuk lemah saja. Dalam pemberdayaan mengandung
membangun daya dengan cara mendorong, makna proses pendidikan dalam meningkatkan
memotivasi dan membangkitkan kesadaran kualitas individu, kelompok, atau masyarakat
dengan potensi yang dimiliki serta berupaya sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing,
untuk mengembangkannya. serta mampu hidup mandiri. Sehingga dalam
Hal di atas juga sesuai dengan proses proses pemberdayaan, Disparbud sebagai
pemberdayaan menurut Anwas (2014:59) fasilitator yang memiliki peran dalam melakukan
dimulai dengan menumbuhkan kesadaran pembinaan, penyuluhan dan pelatihan harus
kepada masyarakat akan potensi dan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
kebutuhannya yang dapat dikembangkan dan
diberdayakan untuk mandiri. Dari pendapat c. Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual
tersebut dapat diartikan bahwa pada proses Pokdarwis Minang Rua Bahari telah
pemberdayaan masyarakat memerlukan melakukan inisiatif untuk melakukan promosi
fasilitator dari instansi yang terkait dalam tahap pariwisata melalui acara-acara yang telah digelar.
penyadaran ini. Peran fasilitator diperlukan guna Acara-acara tersebut diantaranya acara
memotivasi atau mendorong masyarakat untuk penyambutan tahun baru pada tahun 2018
aktif berperanserta dalam kegiatan sukses digelar dengan rangkaian kegiatan berupa
pemberdayaan masyarakat. Fasilitator juga pesta kembang api, pelepasan lampion,
dibutuhkan untuk menyadartahukan kepada perlombaan layang-layang LED, serta pelepasan
masyarakat mengenai potensi-potensi yang tukik hasil penangkaran oleh pokdarwis. Pada
dimiliki dan dapat dikembangkan dan tahun baru 2019 yang sedianya sudah dilakukan
diberdayakan. perencanaan dan persiapan acara serupa tidak
Setelah diadakannya penyuluhan sadar terlaksana karena terjadi gelombang tsunami
wisata, Pokdarwis Minang Rua Bahari mulai aktif Selat Sunda yang menghancurkan sebagian besar
kembali pada April 2017 setelah vacuum selama dari persiapan acara dan sarana-prasarana pantai
kurang lebih tiga tahun. Pokdarwis mulai tersebut.
melakukan gotong-royong pembenahan destinasi Pokdarwis juga telah menyelenggarakan
Pantai Minang Rua. Pada gotong-royong tersebut Festival Minang Rua (Minang Rua Beach Festival)
tergambarkan sikap peduli pokdarwis terhadap yang dilaksanakan pada 5-6 Mei 2018 dengan
potensi yang dimiliki dan dapat dikembangkan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya,
dan diberdayakan guna kesejahteraan menyusuri wisata desa, mural desa, live music,
masyarakat di sekitarnya dalam jangka panjang. lomba warga, api unggun dan camping beach,
serta pelepasan lampion. Festival tersebut
b. Tahap Transformasi Kemampuan Wawasan diselenggarak hasil dari swadaya masyarkat.
dan Kecakapan Keterampilan Tujuan dari Festival tersebut selain sebagai
Pokdarwis Minang Rua Bahari telah banyak promosi potensi wisata pantai yang dimiliki juga
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan akan berdampak pada pemberdayaan
oleh pihak Disparbud. Pelatihan-pelatihan masyarakat sekitar destinasi tersebut. Pada
tersebut menyesuaikan dengan potensi wisata tahun 2019 Festival Minang Rua dilaksanakan
yang dimiliki, diantaranya pelatihan pemandu pada tanggal 27-28 April dengan rangkaian
wisata, pelatihan sablon dan pembuatan kegiatan diantaranya, peresmian taman baca,
souvenir, hingga pelatihan pengelolaan destinasi pameran karya, nonton bareng film dokumenter,
pariwisata yang bertujuan untuk menumbuhkan live music, mural, grafitti, sablon gratis,
kreatifitas pokdarwis dalam memanfaatkan perlombaan, BBQ, serta api unggun.
potensi wisata yang bisa dijual kepada para Perencanaan pembangunan wisata di Pantai
wisatawan yang berkunjung. Namun pelatihan- Minang Rua sudah direncanakan oleh pokdarwis.

31
perencanaan tersebut terkait penataan pantai Sedangkan homestay dibangun oleh salah satu
yang ditujukan akan memperindah dan anggota pokdarwis. penginapan-penginapan
merapikan penataan pantai itu sendiri. Kemudian tersebut memberikan salar (uang) yang akan
pokdarwis juga telah memiliki rencana masuk ke kas pokdarwis.
pemanfaatan sampah yang selama ini menjadi Setelah pengelolaan destinasi Pantai Minang
permasalahan yang dihadapi oleh pokdarwis. Rua berkembang, pemerintah Desa Kelawi
pemanfaatan sampah tersebut dilakukan dengan membangun infrastruktur jalan guna menunjang
dibentuknya Bank Sampah sebagai sarana kegiatan pariwisata. Pada musrenbang desa tahun
pokdarwis beserta masyarakat sekitar 2018 telah disepakati untuk memprioritaskan
memanfaatkan sampah menjadi bernilai pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi
ekonomis. Pantai tersebut. Pembangunan jalan dengan sistem
rabat beton tersebut dilaksanakan dengan
2. Tingkatan Pemberdayaan Masyarakat menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) pada
tahun 2018.
Pengelolaan destinasi pariwisata di Pantai Tipe ekonomi di atas, sesuai dengan pendapat
Minang Rua akan membawa dampak ekonomi Usman (2012:54-55) bahwa pembangunan
dalam jangka panjang kepada masyarakat disekitar pariwisata di Indonesia masih berfokus pada
destinasi tersebut. Pengelolaan wisata dengan kepentingan ekonomi, seperti menambah devisa
konsep berkelanjutan merupakan pilihan yang baik negara, menciptakan lapangan pekerjaan, serta
untuk mendapatkan manfaat lebih dari dikelolanya mengalihkan ketergantungan pada minyak bumi.
potensi destinasi pariwisata. Dengan dikelolanya Pembangunan kepariwisataan pada intinya berupa
destinasi pariwisata akan mendorong tumbuhnya aktivitas menggali segala potensi pariwisata, baik
usaha kreatif serta peningkatan infrastruktur lokal yang berasal dari sumber daya alam, sumber daya
guna menunjang kegiatan kepariwisatan tersebut. manusia, maupun sumber buatan manusia.
Tingkatan pemberdayaan setelah dikelolanya Hasil penelitian pada tipe psikologis
destinasi Pantai Minang Rua dilakukan dengan baik didapatkan bahwa pengelolaan destinasi Pantai
mulai dari tipe ekonomi yang mulai munculnya Minang Rua yang dilakukan oleh pokdarwis
usaha-usaha terkait kegiatan kepariwisata dan tipe merupakan yang paling menonjol di Kabupaten
politik yang mendasarkan keputusan dalam hal Lampung Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
kepariwisataan ditangani oleh Pokdarwis Minang diraihnya penghargaan pada Festival Kalianda di
Rua Bahari. Namun masih menjadi kelemahan atau bidang Pokdarwis dengan konsep wisata terpadu
kendala pada tipe psikologis berupa mindset serta tahun 2018 dan ketertiban administrasi yang
keterlibatanmasyarakat terhadap pengelolaan diterapkan oleh Pokdarwis Minang Rua Bahari.
destinasi Pantai Minang Rua dan tipe sosial tentang Administrasi yang diterapkan antara lain, buku
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan tamu, buku kas, buku inventaris barang, notulensi
destinasi Pantai Minang Rua yang masih atau berita acara setiap rapat.
berdasarkan momentum seperti liburan panjang. Kendala yang masih dihadapi saat ini terjadi
Untuk pembahasan lebih jelasnya dijabarkan pada tingkat masyarakat yang diketahui masih
menggunakan teori tingkatan pemberdayaan belum ikut berpartisipasi. Dalam pengembangkan
masyarakat melalui kepariwisataan menurut destinasi pariwisata yang ada di Desa Kelawi
Scheyvens dalam Antariksa (2018:47) dibawah ini. adalah kurangnya keterlibatan masyarakat lokal di
Tingkatan pemberdayan masyarakat tipe sekitar destinasi tersebut dalam mendukung
ekonomi, dari hasil penelitian didapatkan tujuan mewujudkan desa wisata. Selama ini keterlibatan
dari pokdarwis sebagai pengelola kepariwisatan masyarakat masih terbatas pada anggota yang
yang ada di Desa Kelawi yaitu memaksimalkan tergabung di pokdarwis, sehingga masyarakat
seluruh potensi baik SDA dan SDM yang akan sekitar destinasi Pantai Minang Rua masih belum
bermuara pada kesejahteraan masyarakat. partisipatif secara keseluruhan. Partisipasi
Pengelolaan destinasi Pantai Minang Rua akan masyarakat diluar Pokdarwis masih sebatas pada
memberikan peningkatan keuntungan secara kegiatan gotong-royong yang dilakukan pada saat
ekonomi bagi masyarakat dengan diberikannya menyambut musim libur panjang yang mereka juga
kesempatan berusaha dan berdagang di sekitar ikut berdagang di sekitar pantai tersebut.
destinasi tersebut. Namun dari hasil penelitian Hasil penelitian pada tipe sosial ditemukan
didapatkan banyak usaha yang dilakukan masih bahwa keselarasan sosial dan kohesi masayarakat
bersifat musiman, artinya aktivitas berdagang dapat dilihat pada gotong-royong yang dilakukan
dilakukan pada hari-hari libur saja. pasca-tsunami Selat Sunda. Keterlibatan dari
Dikelolanya Pantai Minang Rua juga ikut berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah,
dibangunnya homestay dan cottage di sekitar maupun berbagai komunitas yang ada di Desa
pantai. Salah satu cottage dibangun oleh BUMDes Kelawi memperlihatkan masih adanya keselarasan
dan bekerjasama dengan pokdarwis, dan salah di masyarakat. Keterlibatan masyarakat setempat
satunya milik masyarakat sekitar pantai. dalam pengelolaan destinasi Pantai Minang Rua

32
hanya dilakukan pada saat musim liburan panjang ada dengan tidak merusak lingkungan. Tujuan dan
dengan terlibat pada gotong-royong dan berdagang cara pengelolaan tersebut sesuai dengan tujuan
di destinasi tersebut. pembentukan pokdarwis berdasarkan Buku
Pengembangan komunitas atau lembaga lokal Panduan Kelompok Sadar Wisata (2012:18) yaitu
diwujudkan melalui Pokdarwis Minang Rua Bahari. peningkatan peran masyarakat yang bersinergi
Bertujuan untuk mengelola potensi pariwisata dengan berbagai stakeholder dalam peningkatan
yang ada di Desa Kelawi. Dengan Pengelolaan kualitas perkembangan pariwisata di daerah
Potensi pariwisata tersebut akan berdampak pada dengan melestarikan dan memanfaatkan potensi
perekonomian masyarakat dengan meningkatkan daya tarik wisata yang berdampak pada
kualitas destinasi Pantai Minang Rua. Sebagaimana kesejahteraan masyarakat. Tujuan tersebut dapat
pendapat dari Wearing dalam Sunaryo (2013:218) diartikan bahwa terdapat dua unsur dalam
yang menyatakan bahwa sukses atau keberhasilan dibentuknya pokdarwis yakni pemberdayan
jangka panjang suatu industri pariwisata sangat masyarakat dan pengembangan pariwisata
bergantung pada tingkat penerimaan dan berkelanjutan.
dukungan dari komunitas lokal. oleh karena itu, Pokdarwis Minang Rua Bahari telah dibentuk
untuk mendukung tujuan pengelolaan destinasi sejak tahun 2013 yang difasilitasi melalui
Pantai Minang Rua tersebut diperlukan fasilitator dari program PNPM-Pariwisata yang
keterlibatan yang luas dari komunitas lokal yakni melihat potensi pariwisata yang dimiliki Desa
Pokdarwis Minang Rua Bahari dalam proses Kelawi. Pokdarwis dibentuk berdasarkan SK
pengembangan dan memaksimalkan nilai manfaat Bupati Lampung Selatan Nomor
sosial dan ekonomi dari kegiatan pariwisata untuk B/612.A/III.16/HK/13/20-09-13 tentang
masyarakat setempat. Penetapan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Tipe politik, didapatkan hasil penelitian dan Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata
bahwa dalam pengelolaan potensi pariwisata yang (Forkom Pokdarwis) di Kabupaten Lampung
ada di Desa Kelawi diserahkan sepenuhnya kepada Selatan yang kemudian diperkuat dengan Akta
Pokdarwis Minang Rua Bahari, jadi pengelolaan Notaris Rudi Hartono No. 73 tanggal 22 Oktober
kepariwisataan diputuskan melalui Pokdarwis. 2013.
Sehingga pokdarwis sebagai institusi lokal Efektivitas pokdarwis merupakan sebuah
memiliki kewenangan dalam mengatur proses bagaimana Pokdarwis Minang Rua Bahari
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan berusaha merealisasikan dan mencapai tujuan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. yang telah ditetapkan. Dalam proses
Sedangkan, peran pemerintah dalam hal ini merealisasikan tujuan tersebut dilakukan dengan
Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah melalui mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten yang dimiliki. Kejelasan tujuan yang akan dicapai
Lampung Selatan hanya sebagai fasilitator dan merupakan salah satu kriteria dalam pencapaian
regulator. Sesuai dengan pendapat dari Sunaryo tujuan yang efektif.
(2013:50-51) yang menerangkan bahwa pelaku Upaya pencapaian tujuan dapat dilihat melalui
utama kegiatan kepariwisataan diserahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pokdarwis
utamanya kepada masyarakat dan swasta, yang Minang Rua Bahari. Kegiatan tersebut mulai dari
harus berperan serta dan aktif dan masing-masing gotong-royong pembersihan pantai dari sampah
berprinsip pada nilai-nilai: transparansi, mampu yang terbawa arus laut, pembuatan pondok-
berpikir antisipatif, menjunjung supremasi hukum, pondok peristirahatan pengunjung dan pondok-
memegang asas efisiensi, dan bertanggung jawab pondok pedagang, mengikuti pelatihan-pelatihan
serta mempunyai daya tanggap yang responsif yang dilakukan oleh instansi yang terkaitan, hingga
terhadap dinamika perubahan lingkungan yang dapat menggelar acara penyambutan tahun baru
ada di destinasi wisata. Sedangkan peran dan Festival Minang Rua.
pemerintah hanya terbatas sebagai fasilitator dan Konsep Pariwisata Berkelanjutan telah
regulator dalam tata kelola pariwisata digunakan oleh Disparbud Kabupaten Lampung
berkelanjutan. Selatan dalam pembangunan pariwisata. Pelaku
utama dalam kegiatan kepariwisataan diserahkan
3. Efektivitas Pokdarwis Memberdayakan utamanya kepada pihak masyarakat dan swasta,
Mayarakat dalam Mengembangkan sedangkan pihak pemerintah hanya sebagai
Pariwisata Berkelanjutan fasilitator dan regulator dalam tata kelola
kepariwisataan. Dalam konsep pariwisata
Berdasarkan hasil penelitian, Tujuan dan berkelanjutan menurut Sunaryo (2013:50),
tugas Pokdarwis akan bermuara pada peningkatan dampak positif yang dapat diterima masyarakat
kesejahteraan atau keuntungan secara ekonomi dan kelestarian lingkungan destinasi pariwisata
yang didapatkan masyarakat dari dikelolanya menjadi perhatian utama. Sehingga dalam
destinasi Pantai Minang Rua. Pengelolaan destinasi pengelolaan destinasi pariwisata diserahkan
pariwisata tersebut mengoptimalkan potensi yang kepada masyarakat melalui pokdarwis sebagi

33
wadah atau kelompok sebagai upaya dalam Kelawi yang berdiri di luar Pemerintahan Desa
mengembangkan pariwisata dengan Kelawi. Namun, pokdarwis dengan pemerintah
memanfaatkan dan melestarikan potensi yang desa saling berkoordinasi antar satu sama lain.
dimiliki. Koordinasi tersebut berlangsung guna
Konsep pariwisata berkelanjutan menurut pembangunan potensi kepariwisataan yang ada di
Sunaryo (2013:138) menekankan optimalisasi desa tersebut.
manfaat pembangunan kepariwisataan untuk Komunikasi dan koordinasi antara Pokdarwis
peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya Minang Rua Bahari dengan Disparbud Kabupaten
yang berdomisisli di sekitar destinasi pariwisata. Lampung Selatan berdasarkan hasil penelitian
Dalam pembangunan kepariwisataan tersebut, bersifat tidak kaku. Komunikasi biasa pokdarwis
strategi perencanaan pengembangan lakukan dengan telephone langsung kepada Kabid
kepariwisataan yang berorientasi pada Pengembangan Pariwisata dan diteruskan ke
pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan Kepala Disparbud. Kemudian untuk menjaring
peran dan partisipasi masyarakat setempat sebagai aspirasi dari pokdarwis, Disparbud melakukan
subjek pembangunan. Strategi tersebut dikenal kunjungan langsung ke masyarakat sekitar
dengan istilah Community-Based Tourism destinasi wisata. Serta pelibatan pokdarwis pada
Development (CBT). event-event yang diselanggarakan oleh Disparbud
Strategi CBT tersebut sejalan dengan tujuan yaitu Festival Kalianda yang digelar setiap tahun
dalam pemberdayaan masyarakat menurut Anwas untuk menampilkan potensi-potensi yang dimiliki.
(2014:75) yang menjadi tolak ukur keberhasilan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui
adalah partisipasi masyarakat yang tinggi dalam bahwa Pokdarwis melakukan rapat koordinasi
pembangunan. Salah satu upaya dalam sekali dalam dua bulan. Kemudian dalam
menciptakan partisipasi masyarakat yang tinggi melakukan suatu kegiatan, pokdarwis selalu
diupayakan tumbuh kembangnya organisasi atau merapatkannya terlebih dahulu untuk menentukan
kelembagaan di masyarakat. Kelembagan tersebut konsep kegiatan. Setiap keputusan yang diambil,
memudahkan dalam koordinasi dan meningkatkan setiap anggota pokdarwis dapat mengetahui
nilai tawar masyarakat untuk melakukan keputusan tersebut dengan melihat berita acara.
kerjasama dengan pihak luar. Oleh karena itu, Dalam rapat tersebut juga dibagikan fotocopy kas
dibentuknya Pokdarwis Minang Rua Bahari selain pokdarwis sehingga transparansi dalam anggaran
sebagai mitra pemerintah dalam upaya sudah diwajibkan.
perwujudan dan pengembangan sadar wisata di Bentuk sosialisasi kegiatan kepada
Desa Kelawi, juga sebagai motivator, penggerak masayarakat merupakan salah satu upaya dalam
serta komunikator dalam upaya meningkatkan peningkatan eksistensi pokdarwis untuk
peran dan kepedulian masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masayarakat dalam
mengelola, melestarikan, dan memanfaatkan pembangunan pariwisata. Berdasarkan hasil
potensi alam yang menjadi daya tarik wisata. penelitian dapat disimpulkan bahwa proses
Pokdarwis Minang Rua Bahari merupakan sosialisasi kepada masyarakat masih menjadi
kelompok yang dalam melakukan kegiatannya kendala bagi pokdarwis. kendala yang dihadapi
secara swadaya dan swakarsa. Pokdarwis adalah mindset masyarakat yang masih
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut guna menganggap bahwa destinasi Pantai Minang Rua
menunjang keberlangsungan kepariwisataan yang adalah milik pokdarwis.
ada di Desa Kelawi secara umum dan Pantai Komunikasi dan koordinasi antara Pokdarwis
Minang Rua secara khususnya. Berlangsungnya Minang Rua Bahari dengan Pemerintah Desa
kegiatan seperti Festival Minang Rua selain sebagai Kelawi dan Disparbud Kabupaten Lampung Selatan
bentuk mempromosikan destinasi pariwisata berdasarkan hasil penelitian dilakukan dengan
tersebut, diharapkan pula dapat berdampak demokratis. Begitu pula pengambilan keputusan di
terhadap sektor perekonomian masyarakat sekitar organisasi pokdarwis sendiri dilakukan atas
destinasi Pantai Minang Rua tersebut. Hal tersebut kebebasan individu dalam berpendapat atas
sejalan dengan visi-misi Desa Kelawi, yaitu kesadaran akan kebutuhan dan potensinya. Sesuai
menjadikan Desa Kelawi sejahtera yang dengan Anwas (2014:92) yang menyatakan dalam
berkeadilan bertumpu pada pemberdayaan pemberdayaan masyarakat sangat terkait dengan
masyarakat dengan memaksimalkan sumber daya demokrasi atau kebebasan individu atau
manusia dan sumber daya alam yang ada dengan masyarakat yang dimulai adanya kesadaran akan
menggabungkan tradisi adat dan budaya kebutuhan dan potensinya.
masyarakat yang beragam, sehingga memiliki Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sarana
sebuah misi dengan kebersamaan membangun dan prasarana penunjang kepariwisataan sudah
desa sehingga terwujud sebuah desa yang mandiri. beragam. Mulai dari pemerintah Desa Kelawi
Dilihat dari organisasi, dapat diketahui bahwa dengan pembangunan jalan menggunakan
Pokdarwis Minang Rua Bahari merupakan institusi anggaran dana desa pada tahun 2018 dan
atau lembaga masyarakat di tingkat lokal Desa pembangunan homestay yang dimiliki oleh

34
BUMDes. Kemudian sarana-prasarana yang Rua, beberapa aspek mulai terbangun
dibangun oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan baik mulai dari tipe ekonomi mulai
berupa Landmark Pantai Minang Rua. Dan masih dari munculnya usaha-usaha terkait
banyak lagi yang merupakan bantuan dari dinas kegiatan kepariwisata dan tipe politik yang
pemerintahan baik kabupaten maupun provinsi mendasarkan keputusan dalam hal
serta bantuan dari pihak swasta dan komunitas. kepariwisataan ditangani oleh Pokdarwis
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan Minang Rua Bahari. Namun masih menjadi
peningkatan kemampuan sumber daya manusia kelemahan atau kendala pada tipe psikologis
dilakukan oleh Disparbud Kabupaten Lampung berupa mindset serta
Selatan melalui penyuluhan sadar wisata terlebih keterlibatanmasyarakat terhadap
dahulu guna menyadartahukan masyarakat pengelolaan destinasi Pantai Minang Rua
terhadap potensi yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dan tipe sosial tentang partisipasi
menurut anwas (2014:63-64) yang menyatakan masyarakat terhadap pengelolaan destinasi
bahwa menumbuhkan kesadaran merupakan Pantai Minang Rua yang masih berdasarkan
bagian inti dalam pemberdayaan masyarakat. momentum seperti liburan panjang.
Menumbuhkan kesadaran berarti memberikan
pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam 2. Efektivitas pokdarwis memberdayakan
dirinya memiliki peluang dan potensi untuk masyarakat dalam pengembangan pariwisata
menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik berkelanjutan sudah baik. Secara
dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan keorganisasian dari hasil penelitian diketahui
kesejahteraannya. Pokdarwis Minang Rua Bahari mampu untuk
Setelah kegiatan penyuluhan sadar wisata melaksanakan perencanaan dan kegiatannya
tersebut, Disparbud Kabupaten Lampung Selatan secara mandiri. Perencanaan dan kegiatan
melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap tersebut merupakan cerminan dalam
pokdarwis sebagai organisasi masyarakat di membentuk inisiatif dan menciptakan inovasi
tingkat lokal desa yang memiliki kepedulian dan dalam pengelolaan pariwisata. Namun masih
tanggungjawab terhadap pembangunan terdapat kendala dari belum mampunya
pengembangan kepariwisataan. Penyuluhan dan Pokdarwis Minang Rua Bahari meningkatkan
pelatihan kepada pokdarwis tersebut dilaksanakan partisipasi masyarakat untuk ikut terlibat pada
oleh Disparbud Kabupaten Lampung Selatan di pembangunan kepariwisataan.
bawah bidang Pengembangan Pariwisata.
Berdasarkan kesimpulan yang telah
IV. PENUTUP dijabarkan, akan menghasilkan saran sebagai
masukan atas permasalahan yang ada sebagai
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan berikut:
pada bagian sebelumnya, dapat diambil 1. Disparbud Kabupaten Lampung Selatan
kesimpulan yaitu: seharusnya melakukan pendampingan dan
pelatihan dengan mengutamakan
1. Bentuk pemberdayaan masyarakat: pemberdayaan berbasis potensi wilayah yang
a. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang dimiliki oleh masing-masih pokdarwis yang ada
dilakukan oleh Disparbud Kabupaten di Lampung Selatan. Kemudian penting kiranya
Lampung Selatan kepada masyarakat Desa bagi Disparbud untuk mendampingi pokdarwis
Kelawi melalui Pokdarwis Minang Rua secara berkelanjutan dalam mensosialisasikan
Bahari yang merupakan instansi atau Sadar Wisata kepada masyarakat disekitar
kelembagaan di tingkat lokal desa, cukup destinasi wisata sehingga dapat meningkatkan
baik mulai diadakannya penyuluhan sadar partisipasi masyarakat setempat.
wisata dan pelatihan-pelatihan yang 2. Pemerintah Desa Kelawi sebaiknya berperan
berkaitan dengan pengelolaan pariwisata. aktif dalam mensosialisasikan dan mengedukasi
Namun pemberdayaan kepada masyarakat masyarakat mengenai potensi dan manfaat
yang ada di sekitar destinasi Pantai Minang kepariwisataan bagi masyarakat Desa Kelawi.
Rua oleh Pokdarwis Minang Rua Bahari, Pemerintah Desa Kelawi dapat lebih
belum terlaksanan dengan baik jika dilihat memanfaatkan website desa sebagai sarana
dari keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan dan layanan wisata yang ada
pembangunan kepariwisataan. Secara di Desa Kelawi.
keorganisasian, Pokdarwis Minang Rua 3. Pokdarwis Minang Rua Bahari seharusnya
Bahari mampu membentuk inisiatif dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
menciptakan inovasi dalam pengelolaan yang memiliki kepedulian dalam sektor
kepariwisataan. kepariwisataan baik NGO maupun swasta dalam
b. Tingkatan pemberdayaan masyarakat pembangunan kepariwisatan sehingga dapat
setelah dikelolanya destinasi Pantai Minang terintegrasinya antara destinasi Pantai Minang

35
Rua dengan berbagai destinasi wisata lain. Kelembagaan Desa dalam Rangka
Kemudian dalam mensosialisasikan kegiatan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
pokdarwis kepada masyarakat dilakukan Jurnal Ilmiah Econosains, 14(1), 88-104.
dengan melibatkan pihak ketiga yang memiliki Yusuf, H. A. A., & Si, M. (2011). Evaluasi Pelatihan
kompetensi tentang kepariwisataan. melalui Mobile Trainning Unit Berbasis
4. Masyarakat Desa Kelawi pada umumnya dan Masyarakat terhadap Minat Tumbuhnya
khususnya masyarakat Dusun Minang Rua, Masyarakat dalam Menciptakan Lapangan
seharusnya menjaga lingkungan tempat Kerja di Jawa Barat. abmas, 143.
tinggalnya sebagai wujud keterlibatan Peraturan dan Perundang-Undangan:
masyarakat dalam mewujudkan desa wisata. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia
Masyarakat bisa memanfaatkan halaman Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Rencana
rumahnya dengan penanaman bermacam jenis Strategis Kementerian Pariwisata Tahun
tanaman sayuran dan bunga yang dapat 2015-2019.
memperindah tempat tinggalnya, dan dapat
dikonsumsi sendiri, juga bisa dimanfaatkan
sebagai bentuk agrowisata yang dapat
menambah penghasilan keluarga.

V. DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:

Antariksa, Basuki. 2018. Kebijakan Pembangunan


Sadar wisata Menuju Daya Saing
Kepariwisataan Berkelanjutan. Malang :
Intrans Publishing.
Anwas, Oos. M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di
Era Global.Bandung : Alfabeta.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan
Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat
(Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rahim, Firmansyah. 2012. Buku Pedoman
Kelompok Sadar Wisata Di Destinasi
Pariwisata. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Steers, M. Richard. 1985. Efektivitas Organisasi.
Jakarta : Erlangga.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2017. Kemitraan dan
Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta :
Gava Media.
Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan
Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia.Yogyakarta : Gava Media.
Usman, Sunyoto. 2012. Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Jurnal:
Kagungan, D., & Yulianti, D. (2019). The synergy
among stakeholders to develop Pisang Island
as marine tourism: The case of
underdeveloped area. Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik, 32(1), 16-23.
Sari, Y. R., & Kagungan, D. (2016). Kebijakan
Pengembangan Kawasan Wisata Bahari
Berbasis Kearifan Lokal dan Penguatan

36

Anda mungkin juga menyukai