Namaku Dhea Riffa Andriyana, aku seorang mahasiswa dari salah satu
universitas di Indonesia. Aku ingin bercerita bagaimana pandemi COVID 19 merubah
hidupku dan orang-orang sekitarku. Pada akhir Desember 2019 berbagai stasiun TV
nasional memberitakan adanya penyakit menular dari kota Wuhan di China yang
menyebar ke negara-negara di Asia. Negaraku menjadi salah satu dari sekian banyak
negara yang ikut terpapar penyakit tersebut, yaitu penyakit yang berawal dari virus
corona. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Seseorang yang terpapar virus
ini akan mengalami demam, batuk, rasa lelah yang berlebihan, kehilangan rasa ataupun
bau hingga sesak nafas. Pada gejala yang lebih berat dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, informasi kesehatan yang tidak tepat akan memperburuk keadaandi
masa pandemi seperti ini. Sepeti contohnya permasalahan dalam masa pandemi
COVID-19. Mudahnya akses informasi di media sosial meningkatkan peluang
beredarnya berita-berita palsu. Salah satunya berita mengenai obat penangkal COVID-
19 yang tidak jelas sumbernya. Hal ini mengakibatkan banyaknya pihak yang tidak
menaati peraturan anjuran protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Berdasarkan
Kominfo ditemukan adanya 1.733 berita palsu yang beredar di berbagai platform media.
Selain itu, masyarakat dan berbagai sektor perekonomian mulai berinovasi dan
beradaptasi pada keadaan ini. Sehingga pada sektor perekonomian mulai membaik
meskipun tidak sama seperti keadaan sebelum pandemi. Contohnya mereka
menciptakan inovasi-inovasi kegiatan yang dapat dilakukan tanpa mengabaikan
kebijakan protokol kesehatan. Lalu, para pelaku ekonomi juga mulai mempelajari dan
mengimplementasikan teknologi digital untuk memasarkan produk dan jasanya.
Saya berharap bahwa pandemi ini segera berlalu, meskipun tidak dapat
sepenuhnya kembali normal. Tapi saya yakin negara saya dan masyarakatnya mampu
melewati ini semuanya.