“TENAGA KERJA”
Dosen Pembimbing:
Rizki Febri E.P, M.Pd
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
serta hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan makalah “TENAGA KERJA” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang di miliki. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu Rizki Febri E. P, M.Pd selaku dosen pemangku mata kuliah Sistem
Ekonomi Syariah yang telah memberika tugas ini kepada kami.
27 Oktober 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran...............................................................................1
A. Kesimpulan....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga kerja sebagai sumber daya aktif merupakan salah satu faktor untuk
mencatat suatu proses produksi dalam suatu perusahaan atau organisasi keberadaan
tenaga kerja dalam menjalankan aktivitasnya, harus didukung oleh sarana dan
prasarana serta bentuk manajemen yang baik dan manusiawi, agar tenaga kerja
tersebut dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan harapan perusahaan tanpa rasa
kecewa, harapan dan kecemasan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Buruh/tenaga kerja bukan hanya merupakan suatu jumlah usaha atau jasa
yang ditawarkan untuk dijual pada perusahaan, sehingga yang mempekerjakan
buruh/karyawan/tenaga kerja mempunyai tanggung jawab moral dan sosial, sehingga
dasar penetapan besaran upah yang dibayarkan harus dapat meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja yang bersangkutan dengan tidak mengabaikan tingkat
efisiensi kerja sehingga dapat menekan biaya produksi (Indriyo Gitosudarmo, 2002).
Hak pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh pelakunya ialah terpenuhinya syarat-
syarat akad (kontrak) pekerjaan yang telah disetujui. Salah satu yang harus terpenuhi
adalah hak para pekerja. Adapun yang menjadi hak yang harus diterima oleh pekerja
adalah (Djazuli, A., Yadi Janwari): mendapatkan upah/gaji dari hasil pekerjaannya,
mendapatkan jaminan kerja dari pihak pemberi kerja, mendapatkan pelayanan
kesehatan dan tujuan sosial lainnya, mendapatkan pendidikan agar kualitas bekerja
dari para pekerja semakin meningkat.
2
B. Kemuliaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No.13 ayat 1 dan 2 berisi bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna memperoleh barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk keluarga dan sosialnya. Penduduk tergolong tenaga
kerja yakni berusia 15-64 tahun hal ini yang berlaku di Indonesia.
Adapun islam mengangkat nilai tenaga kerja dan menyuruh orang bekerja
baik untuk mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan barang atau jasa
yang menjadi keperluyan manusia maupun amal yang bersifat ibadah semata-mata
kepada Allah swt. Seperti yang tertera dalam surat At-Taubah ayat 105 yang artinya
“dan katakanlah : bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan. QS At-Taubah : 105.
3
pandai besi, dokter, guru dan lain-lain. Jika tidak ada masyarakat muslim yang
melakukan pekerjaan tersebut maka semua orang islam berdosa. Demikian pendapat
imam ghazali dalam kitabnya ihya ulumuddin.
Ketika seorang muslim tidak bekerja atau pengangguran maka akan terjadi
krisis ekonomi di Negara ini dan mengakibatkan industri-industri mengalami gulung
tikar akibatnya banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu banyak
pula perusahaan bangkrut dan semakin sempit lapangan pekerjaan yang ada di
Negara ini dan menigkatnya angkatan kerja,dengan demikian pengangguran akan
semakin banyak. Berbalik kenyataan pada era sekarang, lapangan pekerjaan kurang
akibatnya pengangguran bertambah angka kejahatan semakin banyak dilakukan.
C. Upah Yang Halal Dan Haram
a. Upah yang Halal
Upah yang halal adalah upah yang diperoleh dari pekerjaan yang baik, yaitu
pekerjaan yang dapat mengandung kemaslahatan sosial yang manfaatnya dapat
dirasakan oleh masyarakat.
4
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S al-Baqarah: 233).
2) Upah hasil sewa-menyewa tanah
Diperbolehkan menyewakan tanah dan disyaratkan menjelaskan kegunaan
tanah yang disewa, jenis apa yang ditanam di tanah tersebut, kecuali jika
orang yang menyewakan mengizinkan ditanami apa saja yang dikehendaki.
3) Upah bekerja sebagai buruh tani
Di perbolehkan seorang muslim bekerja sebagai buruh tani. Seperti jasa
bekerja dalam pembuatan batu bata, atau bercocok tanam. Namun dalam
bercocok tanam yang dihalalkan. Jika majikan menyuruh bercocok tanam
yang diharamkan, misalnya menyuruh menanam ganja. Maka tidak
diperbolehkan.
5
Firman Allah SWT di atas memberi pengertian bahwa larangan memaksa
seseorang wanita melacurkan diri jika mereka tidak menyukainya. Akan
tetapi, meskipun mereka menyukainya tetap tidak diperbolehkan
melacurkan diri.
2) Upah hasil dari mentato
Yang dimaksud membuat tato adalah menusuk-nusukkan jarum atau
sebangsanya di punggung telapak tangan, lengan atau bibir atau tempat-
tempat lainnya pada tubuh wanita yang tidak mengeluarkan darah,
kemudian memberikan celak atau kapur pada bekas tusukan tersebut
sehingga kulitnya berubah menjadi warna hijau.
3) Upah Tarian dan seni tubuh
Islam tidak dapat menerima apa yang disebut pekerjaan tarian hot dan
semua pekerjaan yang dapat menimbulkan gairah, seperti nyanyian porno
dan sandiwara kosong, semua permainan semacam ini tetap tidak dapat
diterima sekalipun oleh sementara orang dianggap seni atau dikatakan
kemajuan dan sebagainya dari namanama yang cukup menyesatkan
orang. Islam mengharamkan semua macam berhubungan lain jenis di luar
perkawinan. Begitu juga setiap omongan atau pekerjaan yang dapat
membuka pintu yang ada hubungannya dengan perbuatan haram. Inilah
dilarangnya zina oleh al-Qur’an, yaitu dengan ungkapan yang ampuh
sekali: Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan 36 yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.”(al-Isra’: 32).
D. Hak Tenaga Kerja
6
Hak-hak tenaga kerja itu mencakup:
karena ada hadis "Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Berikan upah kepeada pekerja sebelum kering keringatnya."(HR.Ibnu Majah).
Kesemua hak itu diberikan oleh Islam kepada tenaga kerja lebih dari empat belas
abad yang silam, sebelum ada konsep mengenai hak buruh semacam itu, belum ada
serikat buruh, belum ada piagam penghargaan, belum ada gerakan buruh dan konsep
mengenai collective bargaining. Untuk melihat pandangan Islam itu lebih jauh, ada
baiknya kita perhatikan beberapa hal berikut ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tenaga kerja sebagai faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena
semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan diolah
oleh buruh. Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung, tetapi tanpa
usaha manusia semua akan tersimpan. Banyak Negara di Asia Timur, Timur Tengah,
Afrika dan Amerika Selatan yang kaya akan sumber alam tapi karena mereka belum
mampu menggalinya maka mereka tetap miskin dan terbelakang, oleh karena itu
disamping adanya sumber alam juga harus ada rakyat yang bekerja sungguh-
sungguh, tekun dan bijaksana agar mampu mengambil sumber alam untuk
kepentingannya. Agama Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi,
bahkan menjadikan sebagai sebuah kewajiban tehadap orang-orang yang mampu,
lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal yang sesuai dengan amal
atau kerja sesuai dengan firman Allah dalam al qur’an.
7
Daftar Pustaka
http://mirzagraha.com/read/158383/upah-tiap-batang-rp-17.kr
http://www.gajimu.com/Indonesia-Ratusan-Pekerja%20-Pabrik-Rokok-tidak-
Mendapat-Upah-sesuai-UMK.htm
Abdul Rahman Ghazali dkk, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Kencana. Cet. 1, 2010), 280-
281
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/mizani/article/view/51
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lulukmarzanil/tenaga-
kerja-dan-kedudukannya-dalam-ekonomi-islam_57fd870b6123bdb1075f1ccb
8
https://www.kompasiana.com/atiqur39774/5c8f226595760e54bb776552/hak-dan-
kewajiban-tenaga-kerja-menurut-kaidah-islam?page=2