Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“FUNGSI DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Bimbingan Konseling Islami
Dosen Pengampu: Erna Suryani, M.Pd.I, Dra

Di Susun Oleh: Kelompok 6

Arfa Nisya Rahmanda (0306191002)


Siti Khodijah Sihombing (0306191006)
Sahri Rahmadana Sitanggang (0306181038)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

T.A.2021/2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” kami yang berjudul
“Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling Islami”. Salawat dan salam tercurahkan kepada
Rasullullah Muhammad Saw sebagai suri tauladan kita dalam kehidupan baik secara vertical
maupun horizontal.

Makalah ini di tujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kepalangmerahan
dan juga menjadi menambah wawasan pengetahuan kami bagi pemakalah, maupun wawasan
teman-teman sekalian. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih banyak terhadap Dosen
yaitu Ibu Erna Suryani, M.Pd.I, Dra yang telah bersedia membimbing kami dalam segenap
waktu dan tempat. Kemudian, tak lupa pula atas bantuan teman-teman yang turut membantu
kelancarandalam penyusunan makalah ini.
Jika terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun adanya perbedaan pendapat dengan para
pembaca, sekiranya dapat dimaklumi dan dimohonkan kritik dan saran membangun demi
kesempurnaan tulisan ini. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, 02 November 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................2

Bab II Pembahasan.....................................................................................................................3

A. Tujuan Bimbingan Konseling Islami.....................................................................................3


B. Fungsi Bimbingan Konseling Islami......................................................................................5

Bab III Penutup...........................................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.
Kenyataan menunjukkan bahwa manusia didalam kehidupannya menghadapi
persoalan- persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam
sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu
orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan. Pada
pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki perananan yang sangat penting
karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi tentang keadaan siswa.

Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain
di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin
tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik. Meskipunkeberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih diakui
sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama
keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang
tua siswa bahkan dari guru BK sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul
tudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi, arah dan tujuan
bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara terencana. Dapat juga
disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi, dan tanggung jawab guru BK itu
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tujuan Bimbingan dan Konseling?
2. Apakah fungsi Bimbingan dan Konseling?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan dapat memahami tujuan Bimbingan dan Konseling.
2. Mengetahui dan dapat memahami fungsi Bimbingan dan Konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Bimbingan Konseling Islam

Melalui tujuan dapat kita ketahui seluk beluk sebuah ilmu yang membedakan dengan
ilmu- ilmu yang lain. Tujuan memberikan panduan penting terhadap harapan yang ingin
dicapai dan dihasilkan. Melalui tujuan pula, dapat diukur sejauh mana keberhasilan sebuah
program yang telah dilaksanakan, apakah telah sesuai dengan kaedah yang berlaku atau masih
belum seutuhnya dapat dicapai. Oleh karena itu, bimbingan konseling islami harus memiliki
tujuan yang terukur sebagai dasar pelaksanaan layanan bimbingan konseling islami. Dapat
kita ketahui secara global tujuan konseling islam membentuk dan mengembangkan manusia
menjadi pribadi yang utuh sebagai hamba Allah yang memiliki tugas menjadi khalifah di
bumi, baik dalam akidah, ibadah dan akhlak maupun dalam bidang pendidikan, pekerjaan,
keluarga, masyrakat agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kemudian
Munandir menyatakan bahwa tujuan bimbingan konseling islami adalah membantu seseorang
untuk mengambil keputusan dan membantunya menyusun rencana guna m melaksanakan
keputusan itu, dari pandangannya tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan yang harus
dicapai dalam konseling islami ini yaitu mampu mewujudkan pribadi mandiri dan
bertanggung jawab dalam sebuah pengambilan keputusan. 1

a. Tujuan bimbingan konseling dalam aspek pribadi dan sosial Menurut Myers yaitu :
1. Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai- nilai keimanan dan ketaqwaan dalam
kehidupannya.
2. Memiliki toleransi terhadap umat beragama lain.
3. Memiliki pemahaman diri secara obyektif dan kontstruktif terkait dengan keunggulan dan
kelemahan dirinya.
4. Memiliki sikap positif serta menghargai diri sendiri dan orang lain.
5. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat, positif, dan efektif.
6. Memiliki rasa tanggung jawab dan diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas- tugas
dan kewajiban masing- masing.

1
Tarmizi, Bimbingan Konseling Islami, (Medan : Perdana Publishing,2018), Hal 35
7. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik internal maupun eksternal.
b. Tujuan bimbingan konseling dalam aspek belajar
1. Memiliki sikap dan kebiasaan dalam belajar positif.
2. Memiliki motivasi tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memiliki keterampilan dan tekhnik belajar yang efektif.
4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
c. Tujuan bimbingan konseling dalam aspek karier
1. Memiliki pemahaman (Kemampuan dan minat) yang terkait dengan bidang- bidang dan jenis
pekerjaan.
2. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
3. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri- ciri
pekerjaan, serta persyaratan yang hendak dituntut.
4. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
5. Dapat membentuk pola- pola karier, yaitu kecenderungan arah karir.
6. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan dan kenyamanan dalam suatu
karier sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.2
Adapun Tujuan Umum dan Khusus dalam Bimbingan Kenseling
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.dalam kaitannysa
bimbingan dan konseling mampu membantu individu untuk menjadi insan yang berguna
dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, penyesuaian dan
keterampilan yang tepat yang berkaitan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan tercapainya tujuan umum bimbingan dan konseling maka individu yang mendapat
bantuan akan menjadi insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami dir
sensiri dan lingkungannya secara cepat dan obyektif, memerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,
mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusanyang diambilnya itu, serta akhirnya mampu
mewujudkan diri sendiri secara optimal.
2
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Jawa Timur: CV.AE MEDIA GRAFIKA, 2019),
Hal.16

4
b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.

Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkutan-pautnya,


serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan konseling
untuk masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling untuk
seseorang individu berbeda dari (dan tidak boleh disamakan dengan) tujuan bimbingan dan
konseling untuk individu lainnya.3

B. Fungsi Bimbingan Konseling Islami

Keberadaan Konseling Islami sebagai Suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan
pedoman kepada individu yang membutuhkan bantuan, sudah sepantasnya mengarahkan
mengembangkan potensi akal pikirannya, kepribadiannya, keimanan dan keyakinan sehingga
dapat menanggulangi problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang
berpandangan pada al-Quran dan as-Sunnah Rasulullah Saw. Para pakar dan ahli konseling
Islami telah merumuskan beberapa fungsi konseling Islami sebagai berikut:

Menurut Tohari Musnamar fungsi konseling Islami tidak berbeda dengan fungsi pendidikan
Islam, ia menyebutkan fungsi konseling Islami terdiri dari beberapa fungsi di antaranya adalah:

1. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada seseorang,
2. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang sedang
dihadapi seseorang,
3. Fungsi preservative, yakni membantu individu agar situasi dan kondisi yang semula baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama, dan
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau menjadi baik,
sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya4

3
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2015/11/makalah-tujuan-dan-fungsi-bimbingan.html?m=1_Diakses pada
tanggal 2, November, 2021.
4
Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam (Yogyakarta:UII Pres, 1992), Hal 4

5
Menurut Arifin, secara garis besar, fungsi konseling Islam dapat dibagi menjadi dua.
Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami dapat berjalan dengan baik, jika Bimbingan Konseling
Islami dapat memerankan dua fungsi utamanya, yaitu:

1. Fungsi Umum
a. Mengusahakan agar konseli terhindar dari segala gagasan dan hambatan yang mengancam
kelancaran proses perkembangan dan pertumbuhan
b. Membantu memecahkan kesulitan yang dialami oleh setiap konseli
c. Mengungkap tentang kenyataan psikologis dari konseli yang bersangkutan yang
menyangkut kemampuan dirinya sendiri. Serta minat perhatiannya terhadap bakat yang
dimilikinya yang berhubungan dengan cita-cita yang ingin dicapainya. Melakukan
pengarahan terhadap pertumbuhan dan perkembangan konseli sesuai dengan kenyataan
bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya sampai titik optimal.
d. Memberikan informasi tentang segala hal yang diperlukan oleh konseli.
2. Fungsi Khusus
a. Fungsi penyaluran. Fungsi ini menyangkut bantuan kepada konseli dalam memilih sesuatu
yang sesuai dengan keinginannya baik masalah pendidikan maupun pekerjaan sesuai dengan
bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Fungsi menyesuaikan konseli dengan kemajuan
dalam perkembangan secara optimal agar memperoleh kesesuaian, konseli dibantu untuk
mengenal dan memahami permasalahan yang dihadapi serta mampu memecahkannya.
b. Fungsi mengadaptasikan program pengajaran agar sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
serat kebutuhan konseli. Pembagian fungsi konseling Islami (fungsi umum dan fungsi
khusus) di atas, pada hakikatnya menegaskan bahwa fungsi konseling Islami secara umum
adalah mengembangkan mansuia menuju pribadi yang utuh, sedangkan fungsi khusus
menunjukkan eksistensi manusia memiliki latar belakang berbeda-beda dari segi ruang dan
waktu sehingga, fungsi yang diharapkan juga memiliki kekhasan disesuaikan dengan kondisi
orang yang dibantu. Perbedaan-perbedaan yang bersifat kondisional dan situasional seperti,
sosial, kultural, geografi masing-masing konseli menuntut adanya pembagian fungsi umum
dan khusus dengan tanpa mengurangi cita-cita konseling Islami. 5

5
Arifin, dan Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Jakarta, 1995), Hal 7

6
Rumusan yang luas tentang fungsi konseling Islami antara lain juga pernah disampaikan
oleh Aswadi. Pembangian beberapa fungsi yang dilakukan olehnya didasarkan atas asumsi
terhadap fungsi keberadaan manusia di Bumi sebagai berikut:

1. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan (preventif) adalah usaha untuk menghindari segala sesuatu yang tidak
baik atau menjauhkan diri dari larangan Allah. Fungsi Pencegahan diharapkan dapat membantu
peserta didik/konseli dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam
kehidupannya. Ajaran Islam sangat menganjurkan manusia untuk berjaga diri sebelum
terjerumus pada masalah yang dianggap dholim. Begitu pula, substansi Bimbingan Konseling
Islami yang semuanya merujuk dari Al-Qur’an dan Hadis meletakkan bahwa pencegahan
merupakan salah satu fungsi yang harus diwujudkan.

Hal ini Aswadi mengambil dasar dari Q.S. Al-Ankabut, 29: 45 Artinya: “Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari(perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Surat Al-Ankabut ayat 45
menunjukkan bahwa ayat ini hanya sebagai contoh agar dapat dimengerti bahwa sesuatu yang
dilarang oleh Allah Swt. Itu merupakan pencegahan agar kita tidak melakukannya. Dalam hal ini
fungsi pencegahan dicontohkan dalam mengerjakan sholat dengan sempurna sekaligus
mengharapkan keridhoan-Nya dan kembali kepada-Nya dengan Khusuk dan merendahkan diri,
hal ini dapat mencegah dari berbuat kekejian dan kemungkaran, karena sholat yang benar itu
sesungguhnya dapat menjegah perbuatan-perbuatan yang buruk penyebab dari masalah.

2. Fungsi Pengembangan

Menurut Aswadi, maksud dari fungsi Pengembangan adalah orang yang dibimbing dapat
ditingkatkan pretasinya atau bakatnya. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan
jejaring yang bersifat kolaboratif. Aswadi merujuk surat Al-Mujadalah sebagai penguat terhadap

7
fungsi pengembangan dalam Bimbingan Konseling Islami. Aswadi mengambil dasar dari Q.S.
Al-Mujadalah, 58: 11

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dari ayat ini dapat diambil
keterangan tentang adanya fungsi pengembangan, yaitu diharapkan konseli yang dibimbing
dapat ditingkatkan prestasinya atau bakat yang dimiliki. Dalam hal ini fungsi pengembangan
dapat dicontohkan dalam peningkatan dan penambahan bagi kedekatannya di sisi Tuhan- Nya
dengan tawadhu’ kepada perintah Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dan
menyiarkan namanya, sehingga dengan keadaan itu akan dapat mengembangkan kepribadiannya
sesuai dengan relevansi dan situasi serta kondisi yang dihadapinya.

3. Fungsi penyaluran

Di dalam penyaluran ini, orang yang dibimbing diarahkan kepada sesuatu perbuatan yang
baik dan menyesuaikan dengan bakat dan potensinya. Fungsi penyaluran dapat diartikan sebagai
usaha membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir masa depan, termasuk
juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadiannya. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S Al-Baqarah, 2: 286

Artinya: “allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya....”

Fungsi penyaluran merupakan fungsi mengarahkan konseli kepada sesuatu perbuatan


yang baik atau menyesuaikan dengan bakat potensinya. Dalam hal ini fungsi penyaluran dapat
dicontohkan dalam tugas yang diberikan Allah swt. Kepada kaum mu’minin agar dilaksanakan
dan ditaati yang merupakan rahmat dan mudah dilaksanakan sehingga hanya membebani mereka
dengan hal-hal yang sesuai dengan kemampuan mereka.

4. Fungsi perbaikan

Dalam perbaikan ini dimaksutkan untuk mengatasi suatu perbuatan yang sudah terlanjur
terjerumus ke dalam kemaksiatan dan usaha dalammemperbaiki. Perbaikan dan Penyembuhan

8
yaitu membantu peserta didik/konseli yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan
berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki
perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan
yang produktif dan normatif.

Hal ini juga harus dihubungkan dengan Al-Qur’an atau dengan jalan diadakan penyuluhan,
Aswadi mengambil dasar dari Q.S Yusuf: 87

Artinya: “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.

Fungsi perbaikan yaitu untuk mengatasi suatu perbuatan yang sudah terlanjur dilakukan dan
perbaikannya juga harus dihubungkan dengan Al-Qur’an. Dalam hal ini fungsi perbaikan dapat
dicontohkan dalam upaya seseorang agar tidak berputus asa dengan segala upayanya. Seorang
harus dapat mengambangkan sikap optimis dan menghindari pesimis di dalam menghadapi
permasalahan. Aswadi mengambil dasar dari Q. S. Al-Nisa’/ 4: 110

Artinya: “Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian
ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. Allah akan memberi rahmat, mengampuni umat-Nya yang mau bertobat meskipun
ia telah berbuat aniaya dengan mengerjakan kejahatan, namun ia berusaha untuk memerbaiki
atas segala kesalahan yang diperbuatnya.

Menurut Faqih (2001: 34-37) fungsi Bimbingan dan Konseling Islam, yaitu:

1. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi
dirinya.
2. Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialami.
3. Fungsi developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah baik tidak menjadi buruk
kembali serta mengembangkan keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik, sehingga
memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya.

9
4. Fungsi preservatif, membantu individu menjaga agar situasi dan kondisiyang semula tidak
baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

Berdasarkan paparan para ahli di atas makan Konseling Islami mengandung fungsi yang
bermakna: Pertama, konseling Islami, adalah pemberian bantuan untuk mencegah timbulnya
masalah (fungsi preventif). Kedua, konseling Islami, adalah pemberian bantuan untuk
menyelesaikan masalah (fungsi kuratif). Ketiga, konseling Islami adalah bantuan untuk
memunculkan pemahaman dan kesadaran diri peserta didik (fungsi pemahaman). Keempat,
adalah pemberian bantuan untuk pengembangan kepribadian melalui potensi yang dimiliki
peserta didik (fungsi developmental dan empowering). Konseling Islami, selain berperan dalam
membina kesadaran psikis peserta didik semata, juga membina kesadaran spiritualnya dalam
rangka pengembangan kepribadian menuju kepribadian insan kamil. Dalam pengembangan
kepribadian ini tentunya mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan moral Islam. Meskipun
secara teori moral Islam sudah diberikan dalam mata pelajaran agama Islam baik yang di sekolah
maupun di madrasah, namun dalam bimbingan konseling Islam ini lebih bernilai praktis.
Demikian itu karena peserta didik langsung dihadapkan pada suatu persoalan yang sedang
dialaminya, sehingga penyampaian nilai-nilai Islam terkait dengan persoalannya itu akan lebih
dirasakan dan mengena.

Dalam kondisi itulah diharapkan munculnya kesadaran psikis religius dari peserta didik.
Melihat peranan yang mendasar itu, Konseling Islami sangat efektif dalam sebuah proses
transformasi moral Islam kepada para peserta didik. Moral Islam ini akan membentengi peserta
didik supaya tidak terjerumus untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak mengarah pada
tujuan pendidikan, yaitu menuju individu yang memiliki mental kepribadian sehat dan matang.
Sehat matang, baik secara intelektual, emosional, sikap, dan spiritual.6

6
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah. Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, 2009, Hal 16

10
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar klien mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya sendiri. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling
diberikan kepada klien dalam rangka upaya agar klien dapat menemukan pribadi, mengenali
lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara keseluruhan, jika semua tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling itu telah
terlaksana dengan baik, maka terbentuklah pribadi yang mandiri, sehat mental, aktif, dan solutif.
klien juga dapat  berkembang secara optimal pula. Keterpaduan semua tujuan dan fungsi tersebut
akan sangat membantu perkembangan klien secara optimal.

B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih sangat
banyak kekurangan dan jauh ari kesempurnaan, utamanya dalam referensi-referensi. Oleh karena
itu penulis menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi perbaikan makalah ini. Dan agar dapat menambah pengetahuan kita terhdap tujuan dan
fungsi bimbingan konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dan Kartikawati, 1995. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah. 2009. Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

Budiarti, Melik. 2019. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, Jawa Timur: CV.AE MEDIA
GRAFIKA
Musnamar, Thohari. 1992. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam.
Yogyakarta: UII Pres

Tarmizi, 2018. Bimbingan Konseling Islami. Medan : Perdana Publishing

http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2015/11/makalah-tujuan-dan-fungsi bimbingan.html?
m=1_Diakses pada tanggal 2, November, 2021.

Anda mungkin juga menyukai