Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Sistematis dan Terstruktur dalam Mata Kuliah
Pendidikan Palang Merah
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Pendidikan
Palang Merah” dengan pembahasan “Perhimpunan Palang Merah Indonesia” tepat waktu.
Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar lebih
memahami mengenai Perhimpunan Gerakan Palang Merah Indonesia sehingga diharapkan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. Sekilas Sejarah................................................................................................................ 3
B. Dasar Hukum PMI...........................................................................................................5
C. Asas dan Tujuan PMI.......................................................................................................6
D. Keanggotaan PMI........................................................................................................... 7
E. Struktur PMI................................................................................................................... 9
F. Perbendaharaan..............................................................................................................10
G. Kegiatan PMI.................................................................................................................11
H. Logo PMI.......................................................................................................................12
I. PMI Daerah di Indonesia...............................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasioanl di Indonesia
yang bergerak dalam bidang social kemanusiaan. Berdirinya Palang Merah di Indonesia
sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada
tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia
dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada
saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan
yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba
untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat
halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus
kembali disimpan.
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945
yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Didalam satu negara hanya ada satu perhimpunan
nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan
asetnya ke PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili
oleh dr. Bahder Djohan.
Pada tahun 2018 PMI adalah organisasi kemanusiaan yang berstatus badan hukum,
diundangkan dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan guna
menjalankan kegiatan Kepalangmerahan sesuai dengan Konvensi Jenewa Tahun 1949, dengan
tujuan untuk mencegah dan meringankan penderitaan dan melindungi korban tawanan perang
dan bencana, tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin,
golongan, dan Pandangan Politik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sekilas sejarah perhimpunan palang merah Indonesia?
2. Apa saja dasar hokum perhimpunan palang merah Indonesia?
3. Apa saja asas dan tujuan Palang merah indonesia?
4. Bagaimana system keanggotaan PMI?
5. Bagaimana struktur PMI?
6. Bagaimana perbendaharaan PMI?
7. Bagaimana kegiatan PMI?
8. Apa saja logo PMI?
9. Bagaimana PMI Daearah di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Sekilas Sejarah PMI
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum
3. Untuk mengetahui Asaa dan Tujuan PMI
4. Untuk mengetahui system keanggotaan PMI
5. Untuk mengetahui struktur PMI
6. Untuk mengetahui bagaimana perbendaharaan PMI
7. Untuk mengetahui kegiatan PMI
8. Untuk mengetahui logo PMI
9. Untuk mengetahui PMI Daearah di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang
Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie
(Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan
yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba
untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat
halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus
kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3
September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan
Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat
sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945
membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan
dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945
yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Didalam satu negara hanya ada satu perhimpunan
nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan
asetnya ke PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili
oleh dr. Bahder Djohan.
3
PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik
Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja
tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional oleh Komite Palang Merah Internasional
(ICRC) pada 15 Juni 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional. Setelah itu PMI
diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah yang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950.1
PMI terus memberikan bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat
mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No. 246
tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas
utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963
adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai
dengan isi Konvensi Jenewa 1949.
Pada tahun 2018 PMI adalah organisasi kemanusiaan yang berstatus badan hukum,
diundangkan dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan guna
menjalankan kegiatan Kepalangmerahan sesuai dengan Konvensi Jenewa Tahun 1949, dengan
tujuan untuk mencegah dan meringankan penderitaan dan melindungi korban tawanan perang
dan bencana, tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin,
golongan, dan Pandangan Politik. Adapun tugas yang dilakukan PMI adalah :
4
Dasar hukum PMI adalah Undang-undang dasar 1945 Nomor 1 tahun 2018 tentang
kepalangmerah berisi:
Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kepalangmerahan adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan, lambang
palang merah, atau hal lain yang diatur berdasarkan konvensi.
2. Konvensi adalah Konvensi Jenewa Tahun 1949 yang telah diratifikasi dengan Undang-
Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Ikut-Serta Negara Republik Indonesia dalam
Seluruh Konpensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949.
3. Lambang Kepalangmerahan adalah simbol Kepalangmerahan yang terdiri atas lambang
palang www.peraturan.go.id 2018, No. 4 -3- merah dan lambang bulan sabit merah yang
dilindungi berdasarkan Konvensi.
4. Palang Merah Indonesia yang selanjutnya disingkat PMI adalah perhimpunan nasional
yang berdiri atas asas perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda-
bedakan bangsa, golongan, dan paham politik.
5. Kegiatan Kemanusiaan adalah kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan sesama
manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, suku, jenis kelamin,
kedudukan sosial, atau kriteria lain yang serupa.
6. Konflik Bersenjata adalah perang yang didahului oleh pernyataan dari suatu negara atau
suatu sengketa antarnegara yang disertai pengerahan angkatan bersenjata negara.
7. Tanda Pelindung adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pelindung dalam
penyelenggaraan Kepalangmerahan.
8. Tanda Pengenal adalah lambang palang merah yang digunakan sebagai pengenal untuk
memberikan ciri dalam penyelenggaraan Kepalangmerahan.
9. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom. (UUD 1945)
5
C. Asas dan Tujuan PMI
Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan
mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama
manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa
membedakan latar belakang korban yang ditolong. Tujuannya semata - mata hanya untuk
mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan
yang lebih parah.
3
https://pmijepara.or.id/halaman/sejarah-pmi-26.html#text=Palang%20Merah%20Indonesia%20(PMI)
6
Adapun keanggotaan dalam palang Merah Indonesia terdiri dari sebagai berikut
1. Anggota Remaja
Terdapat syarat yang harus dipenuhi dalam keanggotaan palang merah Indonesia diantaranya:
KEWAJIBAN :
HAK :
Dapat menjadi Anggota Biasa PMI jika telah mencapai usia 18 tahun.
Mendapat kesempatan pendidikan Kepalangmerahan.
Ikut aktif dalam Palang Merah Remaja.
Dapat mengikuti kegiatan – kegiatan sebagai Anggota Remaja baik di Dalam Negeri
maupun di Luar Negeri.
PMR MULA : Setingkat usia murid SD, 7 – 12 tahun, Badge warna HIJAU.
PMR MADYA : Setingkat usia murid SLTP, 13 – 16 tahun, Badge warna BIRU.
PMR WIRA : Setingkat usia murid SLTA, 17 – 21 tahun, Badge warna KUNING.
Walaupun PMR sesuai dengan tingkatnya, adakalanya diperbantukan pula dalam tugas –
tugas Kepalangmerahan, seperti turut membantu memberikan pertolongan P3K, dan lain – lain,
namun tugas kewajiban utama yang dibebankan kepada PMR adalah :
7
1. Berbakti kepada masyarakat.
2. Mempertinggi ketrampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Adapun syarat yang harus di penuhi untuk setiap anggota biasa palang merah Indonesia
diantaranya:
KEWAJIBAN :
HAK :
Adapun syarat yang dipenuhi setiap anggota kehormatan palang merah Indonesia
diantaranya:
8
a. Wanita – Pria tanpa batas usia.
b. Telah berbuat jasa bagi PMI dan diusulkan oleh Pengurus untuk diangkat.
c. Bersedia diangkat menjadi Anggota Kehormatan.
KEWAJIBAN :
HAK :
KETERANGAN :
Anggota Kehormatan PMI merupakan tanda Penghargaan bagi seseorang karena jasa –
jasanya dalam menyumbangkan pikiran, tenaga maupun dana yang luar biasa ( ekstra ordiner ).
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang dapat mengusulkan seseorang untuk diangkat menjadi
Anggota Kehormatan dengan alasan yang sangat kuat. Pengurus Pusat mengeluarkan Surat
Keputusan Pengangkatan “ Anggota.
Walaupun pada mulanya palang merah Indonesia baik ditingkat pusat, maupun ditingkat
cabang didirikan atas prakarsa pejabat pemerintah/tokoh masyarakat setempat ,namun pada
prinsipnya palanga merah Indonesia dibentuk atas dasar musyawarah dan mufakat para anggota
masyarakat.
9
palang merah Indonesia tersebut dimana keputusan-keputusannya merupakan pengemban amanat
anggota dalam satu pasal anggaran dasar PMI yang menyatakan:
5
Umar Mu’in, Perhimpunan Palang Merah Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2009. Hal 30-32.
10
Adanya program yang akan diikuti perbendaharaan seperti kegiatan donor darah didaerah
kantor wilayah yang telah ditetapkan dan mengadakan kegiatan pemberian santunan kepada para
pegawai non sipil didaerah wilayah tersebut.
Dengan adanya program perbendaharaan ketika mengikuti pelaksanaan donor darah yang
dilakukan di hari tertentu yang telah ditetapkan dan ketika melaksanakan kegiatan sebgaia
perbendaharaan bisa menjalankan tugas dan fungsi dalam palang merah Indonesia.
G. Kegiatan PMI
Dari sejarah Palang Merah Indonesia, menjadikan organisasi ini berkembang, dari yang
awalnya memiliki tugas membantu perang dan bencana kini memiliki tugas pokok lain yaitu
membantu pemerintah di bidang sosial dan kemanusiaan. Meliputi kesiapsiagaan bantuan, siap
siaga bencana, kesehatan masyarakat dan perawatan. Penanggulangan wabah penyakit, dan
kesejahteraan remaja serta manula. dan juga pelayanan transfusi darah.
2) Membantu korban bencana alam, seperti gempa di Bali pada tahun 1976, gempa Liwa,
Lampung Barat. Menangani korban gempa bumi di Kab. Jayawijaya, Meletusnya gunung
Galunggung di tahun 1982, tsunami di Banyuwangi tahun 1994, konflik Poso, kerusuhan
Maluku Utara dan lain sebagainnya.
3) Transfusi Darah, tahun 1978, PMI telah memberikan penghargaan pertama kalinya
kepada pendonor darah sukarela yang berhasil mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali.
Sampai saat ini, kegiatan PMI untuk membantu rakyat Indonesia banyak sekali sampai tak
terhingga. Kini PMI juga telah mempunyai 14 divisi berdasar keputusan PP PMI
11
no.176/KEP/PMI/X/2010, yang terdiri dari divisi penanggulangan bencana, divisi kelembagaan,
divisi relawan, divisi kesehatan, divisi kerjasama dan pengembaangan sumber daya, biro
keuangan, biro kepegawaian, biro umum, humas, unit poliklinik, IT, satuan kerja audit dan unit
pendidikan dan pelatihan. 6
Selain itu PMI juga turut membina kader-kader muda dalam PMR yang merupakan bagian
dari PMI. Mulai dari PMR Mula untuk tingkat Sekolah Dasar, PMR Madya tingkat Sekolah
Menengah Pertama, dan PMR Wira untuk tingkat Sekolah Menengah Atas.
Dalam Lambang Palang Merah Indonesia atau Logo PMI terdapat makna – makna
tertentu. dari makna warna maupun bentuk.
Palang Merah
Komponen bentuk pada Logo PMI yang pertama adalah bentuk simbol positif berwarna
merah, atau bentuk palang merah. Lambang ini digunakan sejak tahun 1863 dari hasil konferensi
internasional di Jenewa. Bentuk palang merah dengan background berwarna putih adalah
kebalikan dari bentuk dan warna bendera Negara Swiss. Ini digunakan sebagai bentuk
penghargaan kepada Bapak Henry Dunant pendiri Palang Merah Internasional yang juga warga
negara Swiss.
Bunga Melati
Bentuk logo PMI selanjutnya adalah bunga melati berwarna putih dengan garis berwarna
merah yang memiliki lekukan sebanyak 5 buah. Bunga melati sendiri adalah identitas Negara
Republik Indonesia, dan lengkung lima pada kelopak bunga memiliki makna Pancasila sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia.
6
https://kebumenkab.pmi.or.id/halaman/detail/tugas-pmi
12
Warna Dalam Logo
Warna dalam Logo Palang Merah Indonesia juga memiliki makna tersendiri. Yang pertama
adalah warna merah dengan makna keberanian, kekuatan, kegairahan, dan kegembiraan. Warna
kedua adalah warna putih yang berarti kemurnian kesucian, kebebasan, keterbukaan, dan
keikhlasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
https://pmijepara.or.id/halaman/sejarah-pmi-26.html
13
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia
yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu mempunyai tujuh prinsip dasar
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu Kemanusiaan, Kesamaan,
Kesukarelaan, Kemandirian, Kesatuan, Kenetralan, dan Kesemestaan. Saat ini, PMI telah berdiri
di 33 Provinsi, 371 Kota/Kabupaten dan 2.654 Kecamatan (data per-Maret 2010). PMI
mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan. Peran PMI adalah
membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan
sebagaimana ditentukan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah
diklarifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Kepalangmerahan bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan oleh PMI diatur didalamnya.
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang
Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie
(Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan untuk
mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut
dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan
luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia.
B. Saran
Sebagai generasi muda hendaknya kita mencontoh yang dilakukan oleh Henry
Dunant yang memiliki jiwa sosial kemanusiaan yang tinggi, membantu sesama,
meringankan penderitaan sesama manusia sudah seharusnya menjadi kewajiban kita
menolong sesama tanpa kita harus membedakan golongan, ras, suku, budaya, etnis,
agama, warna kulit, jenis kelamin dan lainnya yang kita lakukan secara sukarela tanpa
pamrih.
DAFTAR PUSTAKA
14
Haris Munandar, Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) & Badan Sar Nasional
(BASARNAS)
https://kebumenkab.pmi.or.id/halaman/detail/tugas-pmi
https://pmijepara.or.id/halaman/sejarah-pmi-26.html
Soehed WP, 2002. Palang Merah Indonesia. (PMI Jawa Barat Press: Bandung
Ayatrohaedi, dkk, 1994. Kumpulan Buklet Hari Bersejarah. Jakarta: Departemen pendidikan
kebudayaan direktorat jendral kebudayaan, direktorat sejarah dan dokumentasi sejarah nasional
15