Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGATAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan


segala rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunianya makalah
ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW utusan dan manusia
pilihan-Nya yang mengantarkan umat manusia minadzdzulumati ilan-nuur,
yakni addinul Islam (dari zaman kegelapan menuju zaman yang
bercahaya, yakni agama Islam).

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih


kepada dosen pengampu beserta rekan - rekan yang memberikan saran-
sarannya dan semangat pada pemakalah agar dapat menyusun makalah
ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna


dan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, April 2018

Penyusun,

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ 1

Daftar Isi ............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal ........................................................................................................... 5

B. Pembentukan Modal 7
.........................................................................................................
C. Rendahnya Permintaan Modal di Indonesia dan Cara Mengatasinya ...................................... 10

D. Rendahnya Penawaran Modal di Indonesia dan Cara Mengatasinya ............................. 12

E. Arti Penting Pembangunan Nasional .............................................................................. 13

BAB III PENUTUP

21
Kesimpulan .........................................................................................................................
Saran ................................................................................................................................... 22
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang


menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang
berkembang dan mendapatkan cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
agar negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih
cepat lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi pembangunan adalah modal
atau kapital yang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang digunakan langsung
atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989).
Sering juga dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan
untuk produksi lebih lanjut.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara


sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini
berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi
kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehdiupan yang lebih baik dalam
rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa (Tjokroaminoto &
Mustopadidjaya, 1988; Siagian, 1985).Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
serta menjalankan roda perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan sosial.
Pasal 33 UUD 1945, sebagai dasar untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat melalui peranan dan keberpihakan negara dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat. 

Pada saat ini, negara-negara sedang berkembang mengalami kemiskinan


yang disebabkan oleh rendahnya persediaan modal. Dari uraian tersebut penulis
ingin mengetahui penyebab rendahnya permintaan dan penawaran modal dan cara
mengatasinya sebagai solusi pembangunan nasional.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah


sebagai berikut:
1. Apa pengertian Modal?
2. Bagaimana pembentukan modal?
3. Mengapa permintaan dan penawaran modal di Indonesia rendah?
4. Mengapa pembangunan nasional penting?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan
tugas kelompok mata kuliah Ekonomi Pembangunan dan juga untuk
mengetahui tentang Modal dan Arti Penting Pembangunan Nasional bagi
pembaca khususnya bagi penulis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal

Kapital atau modal berperan sebagai alat pendorong pembangunan


ekonomi yang meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu
pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam
rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya,
namun sebenarnya meliputi human capital.

Biasanya ahli-ahli ekonomi mengatakan, adanya kemiskinan dan


pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang
disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital sebab mereka memandang modal
mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi. Sebagian
ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja mempunyai kedudukan
terpenting bagi proses pembangunan, melainkan strategis pula, dalam arti proses
pembentukan modal adalah saling pengaruh-mempengaruhi dan kumulatif.

Masalah pembentukan modal dapat ditinjau dari sudut permintaan maupun


dari sudut penawaran akan modal. Dari sudut permintaan pembentukan modal
bertalian dengan ada tidaknya daya tarik bagi usahawan atau wiraswasta untuk
mempergunakan barang-barang modal dalam proses produksi. Dari sudut
penawaran, pembentukan modal berhubungan dengan kemampuan masyarakat
untuk menabung, tabungan kemudian dipakai untuk investasi dan pembentukan
modal. Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang
berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal, baik
dilihat dari segi permintaan maupun penawaran akan modal (Siagian, 1989).

Pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang


disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital, sebab modal mempunyai
kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi (Kindleberger (1965)
dalam Siagian (1989)). Dari pengertiannya, modal adalah suatu bentuk kekayaan

5
yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah
output (Siagian, 1989). Menurut Bourdieu (1986) modal tidak hanya sekedar alat-
alat produksi, tetapi juga memiliki pengertian yang lebih luas dan dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: (a) modal ekonomi (economic
capital), (b) modal kultural (cultural capital), dan (c) modal sosial (social
capital). Modal ekonomi, dikaitkan dengan kepemilikan alat-alat produksi. Modal
kultural terinstitusionalisasi dalam bentuk kualifikasi pendidikan. Sedangkan
menurut Coleman (1990) modal sosial (social capital), yaitu kemampuan
masyarakat untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu
kelompok dan organisasi.

Menurut Siagian (1989) pembangunan ekonomi di negara-negara sedang


berkembang  dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pembentukan modal
yang ditinjau dari sudut penawaran maupun dari sudut pernintaan akan modal.
Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang
berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal. Dari
sudut penawaran modal dapat digambarkan demikian, kekurangan modal
disebabkan karena kemampuan yang rendah dalam menabung, sedangkan
tabungan yang rendah diakibatkan oleh pendapatan yang rendah. Pendapatan yang
rendah merupakan pertanda produktivitas yang rendah, sedangkan produktivitas
yang rendah sebagian besar karena kekurangan modal. Kekurangan modal ini
merupakan suatu akibat dari tabungan yang rendah, dengan demikian lingkaran
setan itu menjadi lengkap. Lingkaran setan ini juga berlaku di sudut permintaan
akan modal. Permintaan akan modal investasi rendah disebabkan oleh daya beli
yang rendah karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan
cerminan dari produktivitas yang rendah, dan produktivitas yang rendah
disebabkan oleh modal yang dipergunakan dalam produksi rendah. Rendahnya
modal yang dipakai disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah, demikian
seterusnya.

Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal


(Capital Formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Menurut Prof
nurkse; Arti pembentukan modal ialah masyarakat tidak mempergunakan seluruh

6
aktifitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi
menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal; perkakas dan alat2,
mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya –segala macam bentuk
modal nyata yg dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti
proses itu kemudian adalah pengalihan sebagian sumber daya yang sekarang ada
pada masyarakat ketujuan untuk meningkatkan persedian barang modal begitu
rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa
depan.

Definisi Prof Nurkse diatas hanya menyangkut pemupukan modsal material


dan mengabaikan modal manusia. Setiap definisi yang tepat harus menyangkut
keduanya, menurut Dr Singer; pembentukan modal terdiri dari barang yang
nampak seperti pabrik, alat2 dan mesin, maupun barang yang tidak nampak
seperti pendidikan yang bermutu tinggi, kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Simon Kuznet dalam ungkapan
berikut; “pembentukan modal domestik tidak hanya menyangkut biaya untuk
konstruksi, peralatan dsan persediaan dalam negeri, tetapi juga peralatan lain
kecuali pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada tingkat
yang ada. Ia juga mencakup pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang
mewah yang memberikan kesejahteraan dan produkitifitas lebih pada individu dan
semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral
penduduk yang bekerja”. Jadi istilah pembentukan modal meliputi material dasn
modal manusia.

B. Pembentukan Modal

Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu


faktor sekaligus faktor utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse,
lingkaran setan kemiskinan di negara berkembang dapat digunting melalui
pembentukan modal, sebagai akibat dari rendahnya pendapatan di negara
berkembang maka permintaan, produksi, dan investasi menjadi rendah atau
kurang. Hal ini menyebabkan kekurangan di bidang barang modal dan dapat
diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persedian mesin, alat2 dan

7
perlengkapan meningkat, sekala produksi meluas sehingga overhead ekonomi
dasn sosial tercipta. Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh
sumber2 yang ada sehingga dapat menaikan besarnya output nasional, pendapatan
dasn pekerjaan, menekan angka inflasi dan defisit neraca pembayaran, serta
membuat perekonomian bebas dari bebn utang luar negeri.

Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan


modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktifitas di bidang
pertanian, pertambangan, perkebuna, industri dan bidang lainnya.modal juga
diperlukan untuk pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dsan kereta api,
dan juga infrastrukur lain. Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah penciptaan
modal overhead sosial dan ekonomi. Hal ini hanya mungkin jika laju
pembentukan modal didalam negeri cukup cepat, yaitu jika bagian dari
pendapatan atau output yang ada di masyarakat hanya sedikit saja yang
dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam
peralatan modal.

Sebagaimana ditunjukan oleh Lewis, masalah pokok dalam teori


pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan tabungan dan investasi
nasional. Investasi dalam peralatan modal tidak hanya meningkatkan produksi
tetapi juga kesempatan kerja, pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik
yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan
spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin, alat dan perlengkapan bagi
tenaga kerja yang semakin meningkat. Intinya pembentukan modal memberikan
pengaruh yang positif bagi kesempatan kerja.

1. Pembentukan modal menciptakan perluasan pasar

Dialah yang membantu menyingkirkan ketidaksempurnaan pasar


melalui penciptaan modal overhead sosial dan ekonomi –memotong
lingkaran setan kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun sisi
permintaan-. Lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan
menjadi mungkin kendati jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat.
Di negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia

8
mempunyai keterkaitan antara kenaikan output perkapita dengan rasio
modal-tenga kerja. Tetapi di negara2 yang bermaksud meningkatkan rasio
modal-buruh terpaksa menghadapi dua masalah; pertama, rasio modal-
buruh jatuh akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto
yang besar untuk mengatasi kemerosotan rasio tersebut. Kedua, pada
waktu penduduk meningkat dengan pesat, menjadi sulit untuk
mendapatkan tabungan yang cukup untuk memperoleh sejumlah tingkat
investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya pendapatan
perkapita yang membuat kecenderungan marginal menabung tetap rendah
sehingga satu2 jalan ialah dengan mempertinggi laju pembentukan modal.

2. Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran

Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca


pembayaran, sebab kebanyakan negara tersebut mengekspor barang primer
(seperti bahan mentah dan hasil pertanian) dan mengimpor hampir semua
barang manufaktur dan barang modal. Pembentukan modal domestik
merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan neraca pembayaran ini.
Dengan mendirikan industri pengganti impor, impor atas barang-barang
tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya prodiksi
segala macam barang konsumsi dan barang modal maka komposisi ekspor
menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah
industri, ekspor barang manufaktur juga bermula. Jadi pembentukan modal
membanut memecahkan masalah neraca pembayaran.

3. Pembentukan modal dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri

Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat


mengurangi kebutuhan akan modal asing karena pembentukan modal pada
kenyataannya membantu tercapainya swasembada suatu negara dan
mengurangi beban utang luar negeri. Jika suatu negara meminjam dari
negara lain untuk jangka panjang, utang tersebut merupakan beban yang
berat bagi generasi mendatang. Pada setiap peminjaman, beban utang dari
hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar kembali dengan

9
mengenakan pajak yang lebih tinggi. Beban pajak meningkat dan uang
mengalir keluar dalam bentuk pembayaran utang. Dan hanya dengan
pembentukan modal suatu negara dapat terlepas dari masalah utang luar
negeri.

C. Rendahnya Permintaan Modal di Indonesia dan Cara Mengatasinya

Rendahnya permintaan modal dalam negara-negara sedang berkembang


termasuk Indonesia, disebabkan oleh hasrat golongan wiraswasta melakukan
investasi rendah, sebab daya beli masyarakat atau keadaan pasar dalam negeri
yang terbatas merupakan hambatan untuk permintaan akan modal. Seperti
diketahui faktor-faktor yang menentukan fluktuasi investasi adalah:

a. efisiensi marginal dari investasi,


b. ongkos barang-barang modal, dan
c. tingkat bunga.

Efisiensi marginal suatu investasi adalah jumlah pendapatan suatu barang


modal yang akan diperoleh di masa depan selama usia barang modal tersebut atau
sebagai rangkaian balas jasa sesuatu barang modal (Siagian, 1989). Balas jasa ini
diperoleh dari hasil penjualan produksi setelah dikurangi dengan biaya atau harga
pokok. Balas jasa ini haruslah lebih besar dari harga pembelian modal tersebut,
jika tidak, tidak ada gunanya atau tidak menarik untuk menjalankan investasi.
Biasanya balas jasa tiap tahun dinyatakan secara persentase. Persentase ini harus
lebih besar dari tingkat bunga umum yang berlaku sebab kalau tidak, lebih baik
dan lebih menguntungkan membungakan uang tersebut daripada membeli barang
modal.

Umumnya tingkat bunga ini merupakan faktor pembanding mengenai


balas jasa sesuatu investasi modal, dalam arti makin rendah tingkat bunga
dibanding dengan tingkat keuntungan maka semakin menarik menjalankan
investasi dan demikian sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga dibanding
dengan tingkat keuntungan maka semakin kurang menarik mengadakan investasi.

10
Pada umumnya tingkat bunga di Indonesia tinggi sekali. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Alvin Hansen dalam Siagian (1989) yang mengatakan bahwa
banyak investasi di negara-negara sedang berkembang tidak terlaksana, terutama
karena tingkat bunga yang tinggi. Walaupun pendapatan ini cukup tajam, namun
tidak seluruhnya dapat dibenarkan. Faktanya, penurunan tingkat bunga merupakan
segi penting untuk investasi, tetapi unsur lain yang tidak kalah penting adalah
kekurangan permintaan efektif dalam masyarakat sehingga balas jasa investasi
masa depan sangat rendah. Oleh sebab itu, dari sudut permintaan akan modal di
Indonesia, kekurangan tenaga beli merupakan penghambat yang lebih besar
daripada tingkat bunga yang tinggi.

Pada awal pembahasan telah dipaparkan bahwa hasrat usahawan


mengadakan investasi tertekan oleh faktor kekurangan tenaga beli, terutama jika
ditinjau dari sudut investasi dalam satu cabang produksi tertentu. Hambatan ini
dapat dikurangi jika investasi dijalankan secara bersamaan atau serentak di
lapangan yang meliputi berbagai proyek. Penyebab hal tersebut adalah hasil
investasi yang dapat memperluas pasar penjualan, dalam arti pekerja pada suatu
proyek akan menjadi pembeli dari hasil proyek lain.

Pembangunan jenis ini disebut pembangunan yang seimbang.


Pembangunan yang seimbang mempunyai arti yang bermacam-macam, seperti : a)
keseimbangan antara pertambahan produksi bahan makanan dan pertambahan
penduduk, b) keseimbangan antara produksi agraria dan industri, c) keseimbangan
antara kebutuhan jasmani dan rohani, dan d) keseimbangan pembangunan antar
daerah. Melalui pembangunan yang seimbang terutama antara produksi bahan
makanan dan produksi industri, akan menciptakan kesempatan kerja yang luas
untuk golongan penganggur dan setengah penganggur terutama di sektor
pertanian.

Dengan cara ini produktivitas pertanian dapat dinaikkan, yang berarti juga
dapat menaikkan tenaga beli dalam arti nyata. Kenaikan tenaga beli kaum tani ini,
sebagian akan diberdayakan untuk membeli hasil industri seperti pakaian, alat-alat
pertanian, dan sebagainya. Hal ini terjadi sebab dari sudut industri, golongan

11
petani merupakan pasar hasil produksinya yang utama. Naiknya pasar bagi
produksi industri akan mendorong tambahan investasi di sektor ini. Sebaliknya
golongan industri merupakan pasar bagi sektor pertanian, dengan bertambah
luasnya sektor industry akan mendorong kenaikan produksi di bidang pertanian,
baik melalui usaha perluasan area maupun melalui intensifikasi. Kedua cara ini
memerlukan peralatan dan hasil industri, sehingga mendorong tambahan investasi
di bidang ini. Demikianlah pembangunan proyek-proyek ini saling melengkapi
dan saling menunjang perkembangan masing-masing ke taraf yang lebih tinggi.

D. Rendahnya Penawaran Modal di Indonesia dan Cara Mengatasinya

Lambatnya proses pembangunan di Indonesia disebabkan oleh sedikitnya


modal yang tersedia. Kurangnya modal disebabkan oleh kemampuan menabung
yang rendah, kemampuan menabung yang rendah disebabkan oleh pendapatan
yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan akibat dari produktivitas yang
rendah, sedangkan produktivitas yang rendah merupakan akibat dari kekurangan
modal dan hal ini disebabkan oleh kemampuan menabung yang rendah dan
demikian seterusnya, sehingga lingkaran setan yang tidak berujung pangkal yang
dialami menjadi lengkap (Siagian, 1989).

Tabungan yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan dan kesediaan
menahan nafsu konsumsi selama beberapa waktu, agar dikemudian hari terbuka
kemungkinan untuk konsumsi yang lebih baik. Tabungan di dalam pembangunan
ekonomi memiliki peranan penting dan strategis karena dapat menaikkan
produktivitas dan proses pembentukan kemampuan.

Kenyataan di Indonesia, jumlah tabungan yang ada dan diinvestasikan


sangat rendah, seringkali jumlah tabungan hanya cukup untuk mengimbangi
pertambahan penduduk yang sedang berjalan. Demi mempercepat pembangunan
penting sekali untuk memperbesar tabungan, baik atas kerelaan masyarakat
maupun melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal agar dapat mencapai tujuannya,
harus disertai dengan kebijakan dividen dalam arti perlunya pengawasan negara
atas pemakaian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri.

12
Berhubung pembangunan ekonomi secara sadar, dimana investasi-
investasi yang dijalankan diarahkan untuk menambah produksi dan produktivitas
dalam masyarakat, di pihak lain devisa adalah bagian yang penting dari unsur-
unsur produksi suatu negara. Oleh karena itu, pengawasan penggunaan devisa
merupakan salah satu kebijakan Negara yang sangat penting. Pengawasan devisa
ditujukan agar pemakaian devisa dilakukan dengan baik, dengan demikian dapat
dilaksanakanlah suatu alokasi unsur produksi yang lebih baik. Kebijakan fiskal
dan pengawasan devisa harus disertai dengan kebijakan yang mengatur unsur-
unsur produksi yang ada dalam masyarakat digunakan secara efektif. Agar tujuan
dapat tercapai perlu disusun suatu rencana pembangunan yang rapi dan teratur.
Rencana tersebut harus memperlihatkan tujuan-tujuan pembangunan, lapangan-
lapangan investasi, kebijaksanaan negara di bidang keuangan dan besarnya jumlah
investasi. Kemudian diperlukan juga rencana pembangunan yang bertul-betul
bersifat rasional-nasional, dalam arti memperhatikan kaitan antar masing-masing
sektor, memperhatikan kemampuan pembiayaan sehingga dapat ditentukan skala
prioritas, dengan demikian pemborosan dapat dihindari.

E. Arti Penting Pembangunan Nasional


1. Pengertian Pembangunan Nasional

Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas


manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global (Tap. MPR No.
IV/MPR/1999). Dalam mengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa
mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,
maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun etika bangsa Indonesia.
 Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup
tanggung jawab bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara bersama-sama meletakkan
landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh bagi pembangunan
nasional.

13
 Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain
mencakup poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga
Negara serta penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari
muka bumi.

 Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan


pembinaan bangsa di semua bidang kehidupan manusia, masyarakat,
bangsa dan Negara sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam
ragnka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

 Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan/Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin
menumbuhkan dan mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila
yang makin mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis.

 Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara


lain mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan.
Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan
dan pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan
merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk satu golongan atau
sebagian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat.

Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai


pengalaman semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh,
yang meliputi: Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana,
menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu peningkatan
kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain yang telah maju. Pembangunan nasional adalah
pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan semua aspek kehidupan
bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, social-budaya dan aspek pertahanan

14
keamanan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan Wawasan Nusantara
serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang diselenggarakan dengan sasaran
jangka panjang yang ingin diwujudkan.

2. Hakikat Pembangunan Nasional

Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia


seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam
pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan
bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan
dewasa ini, unsur manusia, unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus
mendapatkan perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh
wilayah tanah air.

3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat


Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.

4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.


Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan
suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah
mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam
satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

3. Visi dan Misi Pembanguanan Nasional

Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh


delapan misi Pembangunan Nasional sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasrkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan
karakter bengsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,

15
memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan
interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-
nilai luhur budaya bangsa, dan meiliki kebanggab sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika
pembangunan bangsa
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan IPTEK melalui penelitian,
pengembangan , dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi dibidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan
termasuk pelayanan jasa dalam negeri

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah


memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat
peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi
daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan
struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun


kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta
disegani dikawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan
dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan
mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelejen dan kontra
intelejen negara dalam penciptaan kemanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan
kotribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanann semesta

16
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial
secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi
masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan


pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara
pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan
kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui
pemanfaatab ruang yang serasu antara penggunaan untuk permukiman,
kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan
keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan
dan pemanfaatan keanekargaman hayati sebagai modal dasar
pembangunan

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepualauan yang mandiri, maju,


kuat, dan berbasiskan  kepentingan nasional adalah menumbuhkan
wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunana
Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia yang berwawasan kelauatan melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional
untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun
ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatab
sumber kekayaan laut secara berkelanjutan

17
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentinagn nasional; melanjutkan komitmen Indonesia
terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional
dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan
bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai
bidang

4. Tujuan Pembangunan Nasional

Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-


Undang Dasar 1945, yaitu:

“Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,


memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial".

Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan


Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun batiniah. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil


dan daya guna yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka
pembangunan yang dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang terprogram
secara bertahap dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah merancang suatu
perencanaan pembangunan yang tersusun dalam suatu Repelita (Rencana
Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam suatu Repeta
(Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian kebijakan secara rinci
dan terukur tentang beberapa Propenas (Program Pembangunan Nasional).

18
Rancangan APBN tahun 2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas
yang merupakan penjabaran  GBHN 1999-2004,  di samping merupakan tahun
pertama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. 

Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga  repelita sekarang (tahun1999)


telah terealisasi beberapa program pembangunan yang hasilnya telah menyentuh
seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik  aspek politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Meskipun realisasi pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh
hampir seluruh masyarakat, namun tidak berarti terjadi secara demokratis. Dengan
kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut belum mampu menjangkau
pemerataan kehidupan seluruh masyarakat. Masih banyak terjadi ketimpangan
atau kesenjangan pembangunan maupun hasil-hasilnya, baik antara pusat dan
daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan antara Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada sektor
ekonomi. Salah satu kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah
tidak meratanya kekuatan ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya
tingkat pendapatan (per kapita) penduduk, tingkat kemiskinan dan kemakmuran,
mekanisme pasar dan lain-lain.

Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak


dalam bentuk tuntutan adanya pemerataan pembangunan maupun hasil-hasilnya, 
dari dan untuk setiap wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan
menghilangkan kesenjangan tersebut pemerintah telah menempuh beberapa
kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan memberlakukan Undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada prinsipnya merupakan
pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri
sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

5. Asas-Asas Pembangunan Nasional 

Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan


dan dipegang teguh dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional : 
 Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 

19
 Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi
peningkatan kesejahteraan

 Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional dilakukan


berdasarkan kekeluargaan 

 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam


Perikehidupan 
Dalam Pembangunan Nasional adanya keseimbangan, keserasian dan
keselarasan antara dunia dan akhirat, materil dan spiritual dan lain-lain 
 Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional,
masyarakat harus taat dan patuh kepada hukum 
 Asas Kemandirian Pembangunan Nasional berlandaskan kepercayaan
akan kemampuan diri sendiri

 Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional


masyarakata harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat

 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat


memberikan kesejahteraan rakyat lahir dan batin yang setinggi-tingginya

Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan


nasional baik yang efektif maupun potensial yang dimiliki dan didayagunakan
bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional, yaitu: 
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
3. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis khatulistiwa
4. Kekayaan alam yang beraneka ragam
5. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensuial
6. Rohaniah dan mental 
7. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais 
8. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
9. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kapital atau modal sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi


meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan,
kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka
pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun
sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat disimpulkan bahwa akumulasi
modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal, disamping juga oleh
penawaran modal. Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan untuk
investasi. Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para
usahawan yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan
penawaran modal yang berasal dari pemilik uang yang pasif. Disinilah terlihat
pentingnya peranan usahawan dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara,
dan terlihat perlunya mendorong timbulnya golongan ini.

Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia


dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan
IPTEK serta perhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya
mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,
maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan Pembangunan Nasional
itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab seluruh
rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut
serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan
kemampuan masing-masing.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan Nasional dapat


dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar,

21
melestarikan lingkungan hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.

Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun


batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya Pembangunan
Nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang
seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin. 

Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi


kebutuhan hajat hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan,
pabrik, gedung perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan
olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh pembangunan yang bersifat batiniah
adalah pembanguanan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan,
kesehatan, dan sebagainya.

B. Saran

Permintaan akan modal investasi rendah disebabkan oleh daya beli yang
rendah karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan
cerminan dari produktivitas yang rendah, dan produktivitas yang rendah
disebabkan oleh modal yang dipergunakan dalam produksi rendah. Rendahnya
modal yang dipakai disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah, demikian
seterusnya. Oleh sebab itu untuk meningkatkan pembangunan nasional diperlukan
modal pembentukan modal untuk peningkatan pembangunan nasional dan
kejsejahteraan masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of


Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood
Press.

Coleman, J. 1990. Foundations of Social Theory. Cambridge Mass: Harvard


University Press.

Kamaluddin, Rustian. 1987. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan


Pembangunan Daerah. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Siagian, H. 1989. Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Bandung:


PT. Citra Aditya Bakti.

Pancasila, Pendidikan. 2010. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

http://www.damandiri.or.id/file/frnsiskakorompisbab1.pdf 
http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-nasional
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/makna-hakikat-dan-tujuan-
pembangunan.html
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasional-
definisi.html

23

Anda mungkin juga menyukai