Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS HUBUNGAN PRODUKTIVITAS UNIT CONSUMER

MARKETING AND SALES DENGAN PEMASARAN PRODUK

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

WILAYAH BANDUNG

ABSTRAK

PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan pelayanan jasa


komunikasi terbesar di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari pangsa pasar
PT.Telkom, yakni 42,2%, sumber berasal dari website resmi PT.Telkom Apabila
melihat dari pengsa pasar yang besar, hal tersebut berarti bahwa PT.Telkom
berkinerja baik dan produk yang dipasarkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai hubungan produktivitas karyawan terhadap pemasaran produk
PT. Telekomunikasi Indonesia di Wilayah Bandung. Pada penelitian ini, objek
penelitiannya adalah mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Kuesioner yang telah
dibuat disebar kepada 50 responden secara acak kemudian hasilnya diolah
menggunakan microsoft excel dan SPSS. Pada penelitian ini, produktivitas
karyawan sebagai variabel X (dependen) dan pemasaran produk sebagai variabel
Y (independen). Setelah diuji validitas dan realibilitas, langkah selanjutnya adalah
merata-ratakan indikator per variabel. Pada variabel X (produktivitas karyawan)
nilai rata-rata terbesar adalah output perusahaan dengan nilai 3,49 sedangkan pada
variabel Y (pemasaran produk) nilai rata-rata terbesar adalah promosi dengan nilai
3,66. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan pada interval sedang
antara produktivitas karyawan terhadap pemasaran produk, yaitu sebesar 0,536
dan Ha diterima H0 ditolak. Studi literatur dan penelitian terdahulu akan
menguatkan penelitian dan juga relevan dengan penelitian ini. Penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa promosi PT.Telkom Witel Jabar Tengah memiliki
nilai rata-rata tertinggi sama halnya dengan penelitian ini bahwa promosi juga
memiliki nilai tertinggi.
 
Kata kunci : Pemasaran, produktivitas, promosi
 

I. PENDAHULUAN

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang akan mempengaruhi
suatu perusahaan berhasil atau tidak. Tenaga kerja dituntut untuk memiliki kinerja
optimal agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Pengelolaan sumber daya
manusia yang tepat mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003), sumber daya manusia memiliki


posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia memengang
peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan. Untuk itulah
eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat

Menurut Mathis dan Jackson (2002), kinerja karyawan adalah yang


memengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi
antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output,
kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif.

Setiap karyawan memiliki latar belakang yang berbeda satu dan yang
lainnya sehingga mereka pun memiliki harapan-harapan yang berbeda terhadap
pekerjaannya. Hal tersebut akan memengaruhi dinamika hubungan antar
karyawan dan karyawan dengan perusahaan. Ekspetasi setiap karyawan dapat jadi
sejalan atau tidak sejalan atau bertentangan dengan visi dan misi perusahan. Di
sisi lain, aspek struktur organisasi juga dapat mempengaruhi segi-segi tertentu
dari efektivitas organisasi dan produktivitas karyawan. Karyawan cenderung
menjadi lebih terikat pada organisasi dan merasa lebih puas jika mereka
mempunyai kesempatan mendapat tanggungjawab yang lebih besar, jika tugas
mereka memungkinkan keterlibatan diri yang lebih besar dan mengandung lebih
banyak variasi sehingga karyawan termotivasi untuk lebih giat bekerja.

Pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan. Unit


pemasaran memiliki tanggung jawab untuk memasarkan produk perusahaan dan
memastikan informasi mengenai produk sampai kepada konsumen. Produk yang
dipasarkan harusnya dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memudahkan
untuk memperoleh produk tersebut.

Dalam bidang jasa, kepuasan konsumen merupakan bagian terpenting. Menurut


Tjiptono (2005:350), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang telah dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya. Menurut Fagenbaum, dalam Nasution (2004:41), kualitas adalah
kepuasan pelanggan sepenuhnya. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila
dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan, yaitu sesuai dengan
harapan pelanggan atau konsumen atas suatu produk atau jasa sehingga produk
atau jasa yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan pelanggan
dan dinilai berkualitas, dengan kata lain kualitas harus selalu berfokus pada
kepentingan konsumen.

Berkenaan dengan produktivitas karyawan, peneliti telah observasi dan


dilakukan pada waktu penulis hendak mengajukan Kerja Praktik di PT
Telekomunikasi Indonesia Area Jabar Tengah sekitar awal bulan Oktober 2015.

II. TINJAUAN PUSTAKA


\
 A. Produktivitas Karyawan
Menurut Sinungan (2003:1-2) mengemukakan bahwa, “Pada dasarnya
produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan
secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini lebih
baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.”

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan rasio


antara output yang dihasilkan dengan input dari sumber-sumber yang digunakan
untuk mencapai hasil yang diharapkan, dengan kata lain input harus lebih besar
daripada ouput. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi efisiensi dan
efektivitas kerja seorang karyawan. Apabila dilihat dari sudut pandang yang
paling dasar, yakni perspektif individu, kemampuan (skill), dan pengetahuan.
Kemampuan (skill) dan pengetahuan seorang karyawan akan memengaruhi
pelaksanaan sehingga akan berpengaruh pula pada efektivitas kerja. Kemampuan
menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan.
Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki
orang untuk melaksanakan pekerjaan. Kemampuan (ability) (Gibson, 1984).
Kemampuan individu untuk menjadi lebih bernilai, terkendali, dan lebih efektif
harus dengan dukungan pelatihan, pengalaman (Bolman et al.  1999).

Menurut Timpe (2010:10) mengatakan bahwa salah satu ciri karyawan


yang produktif adalah yang memiliki motivasi tinggi karena karyawan yang
termotivasi akan memiliki kemauan keras untuk bekerja secara efektif dengan
atau tanpa pengawasan tekun, memiliki komitmen yang tinggi, memberikan
kontribusi besar bagi perusahaan.

B. Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2012:5) pokok dari pemasaran adalah tentang
mengidentifikasi kebutuhan manusia dan kebutuhan sosialnya. Atau dapat
dikatakan pemasaran adalah bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan dengan
cara yang menguntungkan.

Menurut Armstrong dan Kotler (2015:32-33) “Marketing is managing


profitable customer relationship and satisfying customer needs.”.
Menurut Peter Drucker (dalam Armstrong dan Kotler 2015:33) menyebutkan
bahwa “Marketing defined as the process by which company create the value for
customers and build strong customer relationships in order to capture value from
customer in return.”. Berdasarkan ketiga pendapat ahli yang telah dipaparkan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah cara menciptakan pemenuhan
kebutuhan dan hubungan dengan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan atas produk atau jasa yang ditawarkan kepada
konsumen. Menurut pendapat Kotler dan Keller (2012:18) pada dasarnya, dalam
kegiatan pemasaran mencakup lima konsep, diantaranya yaitu konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran
holistik.
 

 C. Konsep Pemasaran Holistik


Menurut Kotler dan Keller (2012:19) konsep holistic marketing  adalah
konsep pemasaran yang berdasarkan pada pengembangan, desain dan
implementasi dari program pemasaran, proses dan aktivitas dalam memahami
cakupan dan keterkaitan berbagai hal tersebut.

  Gambar 2.1 Holistic Marketing

 Sumber: Buku Marketing Management (14th Edition) By Philip Kotler


Dalam pemasaran holistik, ada empat elemen inti penyusun yang meluas, yaitu
Internal Marketing, Integrated Marketing, Performance Marketing dan
Relationship Marketing. Adapun penjelasan dari keempat unsur tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut:

a. Internal Marketing
Internal Marketing adalah komponen yang mengelola perekrutan,
pelatihan dan memotivasi karyawan yang mampu dan bersedia untuk melayani
konsumen dengan baik. Internal Marketing memastikan bahwa setiap orang dalam
organisasi menganut prinsip-prinsip pemasaran yang tepat dan sama. Internal
Marketing terdiri dari Marketing Department, Senior Department dan Department
yang lain.

b. Performance Marketing

Dalam pelaksanaan Performance Marketing, dibutuhkan pemahaman


mengenai aspek pengembalian finansial dan non-finansial kepada bisnis dan
masyarakat dari kegiatan dan program pemasaran. Top Marketer akan
menganalisis melalui angka penjualan yang dikaitkan dengan nilai-nilai
pemasaran untuk mengintepretasikan apa yang terjadi pada pangsa pasar, tingkat
kerugian pelanggan, kepuasan pelanggan, kualitas produk dan langkah-langkah
pemasaran lainnya. Selain itu, Performance Marketing juga mempertimbangkan
aspek hukum, etika, sosial komunitas, dan dampak lingkungan dari kegiatan-
kegiatan pemasaran yang dilakukan.

c. Relationship Marketing

Relationship Marketing bertujuan untuk bertujuan untuk membangun


hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan bisnis perusahaan. Salah satu caranya dengan mengembangkan
hubungan yang dalam dan berkelanjutan dengan konsumen dan organisasi lainnya
yang berpengaruh langsung maupun tak langsung dalam kesuksesan kegiatan
pemasaran perusahaan tersebut. Relationship Marketing berperan mengelola tiga
elemen kunci dalam bisnis perusahaan dengan baik. Ketiga elemen tersebut yaitu
customers (pelanggan), channel (distributor) dan partner (rekan bisnis).

d. Integrated Marketing
Integrated Marketing adalah unsur yang memadukan berbagai macam nilai
yang ada dalam perusahaan dan kegiatan pemasaran serta menyatukannya dalam
satu program pemasaran untuk membuat, mengkomunikasikan dan memberikan
pandangan bagi konsumen sehingga konsumen mendapatkan nilai yang lebih
besar daripada sekedar suatu produk atau jasa yang dapat dikonsumsi.

Ada tiga aspek integrasi dalam Integrated Marketing yang harus disatukan
oleh perusahaan. Yang pertama yaitu aspek produk. Dalam strategi integrasi
produk dan jasa ini, perusahaan harus mengetahui jenis produk atau jasa apa yang
sedang diminati oleh pasar, lalu mengembangkan produk dan memberikan
layanan sesuai dengan referensi dari pengamatan produk atau jasa apa yang
dibutuhkan oleh pasar, kemudian memberikan keunggulan atau menjelaskan
diferensiasi kepada produk atau jasa tersebut.

Aspek kedua yaitu aspek channels (distribusi). Aspek distribusi ini penting
untuk mempermudah konsumen dalam memperoleh produk atau jasa tersebut.
Konsumen tentu tidak akan mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau
jasa yang ketersediannya tidak ada di sekitar mereka. Oleh karena itu, setiap nilai
dalam aspek distribusi perlu dipertimbangkan dengan baik, bagaimana pola dan
target pendistribusiannya, serta biaya untuk pendistribusiannya.

Aspek ketiga yaitu aspek komunikasi. Seluruh aspek komunikasi dalam


perusahaan harus diintegrasikan untuk membentuk strategi integrasi komunikasi
pemasaran yang baik. Menggunakan strategi komunikasi yang terintegrasi berarti
memilih pilihan komunikasi yang saling memperkuat dan melengkapi. Salah
satunya dengan cara selektif memilih media komunikasi yang digunakan untuk
mengkomunikasikan produk kepada pelanggan, lalu mengelola tiap media
tersebut sesuai dengan pangsa pasar dan peruntukannya secara konsisten,
sehingga setiap media yang digunakan dapat memberikan kontribusi positif
masing-masing yang berbeda-beda dan menjangkau pasar yang luas dan
terspesifikasi. Aspek integrasi komunikasi ini sangat penting karena tanpa adanya
komunikasi, konsumen tidak akan tahu akan adanya suatu produk tersebut.

Dengan pengintegrasian ketiga aspek tersebut, diharapkan produk yang


dihasilkan lebih tepat guna kepada kebutuhan dan tepat sasaran kepada
permintaan pasar yang dituju. Dengan penyampaian menggunakan media yang
tepat dan menggunakan bahasa yang baik dan cocok, diharapkan konsumen dapat
lebih menangkap nilai-nilai lebih produk yang dikomunikasikan tersebut, dan
melakukan pembelian berkelanjutan.

D. Integrated Marketing Communication


 Pengertian Intergrated Marketing Communication
Menurut Fill (2009: 257) Integrated Marketing Communication  adalah
sekumpulan unsur-unsur komunikasi pemasaran yang tersusun secara strategis,
yang lebih personalised, berorientasi pada konsumen dengan berbagai minat yang
berbeda, serta didukung oleh perkembangan teknologi. Sedangkan menurut Belch,
dan Belch (2009: 12) “Integrated Marketing Communication (IMC) is a business
process used to plan, develop, execute and evaluate coordinated, measurable,
persuasive brand communication program over time with consumer, customers,
prospects, employees, associates and other targeted relevant external and
internal audiences.” Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa Integrated Marketing Communication adalah proses bisnis yang
melibatkan seperangkat unsur-unsur komunikasi dan pemasaran yang tersusun
secara strategis untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan dan
mengevaluasi program komunikasi merek dengan konsumen, pelanggan,
karyawan, mitra dan pihak internal serta eksternal yang relevan.
 Integrated Marketing Communication Mix
Menurut Fill (2009:20) Bauran Integrated Marketing Communication adalah
saluran-saluran yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi lebih fokus
kepada seseorang atau sekelompok konsumen yang telah memiliki ketertarikan
terhadap penawaran-penawaran tertentu. Menurut Belch dan Belch
(2009:18) Integrated Marketing Communication Mix adalah alat dasar yang
digunakan perusahaan untuk mencapai target objek komunikasi. Dari kedua
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Integrated Marketing
Communication Mix adalah saluran yang digunakan oleh perusahaan untuk
menyampaikan pesan yang konsisten dan jelas kepada konsumen.
Menurut Fill (2009:21) ada lima saluran komunikasi yang digunakan oleh
perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, yaitu

a. Advertising (Iklan)
Iklan adalah bentuk promosi suatu barang yang bersifat non-personal. Iklan ini
digunakan untuk mengirimkan pesan kepada banyak orang sekaligus dalam skala
nasional atau segmentasi yang terspesialisasi. Advertising ini merupakan cara
yang paling banyak digunakan oleh perusahaan di dunia untuk meningkatkan
penjualannya.

b. Sales Promotion (Promosi Penjualan)


Sales Promotion terdiri dari beberapa teknik pemasaran untuk meningkatkan nilai
tambah dalam suatu penawaran. Tujuannya adalah untuk mempercepat penjualan
dan mengumpulkan informasi pemasaran. Termasuk dalam kegiatan jangka
pendek untuk mendapatkan konsumen yang mau membeli produk atau jasa
perusahaan tersebut dalam kurun waktu terbatas tersebut

c. Personal Selling (Penjualan Perorangan)


Personal Selling adalah kegiatan yang dilakukan oleh tenaga penjualan yang
mendorong atau membujuk langsung konsumen untuk membeli produk
perusahaan tersebut. Personal Selling dilakukan secara tatap muka oleh tenaga
penjualan kepada konsumen agar dapat berinteraksi dan mempersuasi langsung
calon konsumen tersebut.

d. Public Relation (Hubungan Masyarakat)


Public Relation fokus kepada pengelolaan hubungan antara perusahaan dengan
berbagai stakeholders untuk meningkatkan citra baik perusahaan tersebut.
Termasuk dalam kegiatan pengiklanan secara tidak langsung melalui pihak ketiga,
dan menggunakan berbagai media. Dalam pengiklanannya tidak dikenakan biaya
langsung namun lebih kepada biaya menjalin hubungan
(melalui sponsorship, event management atau lobbying).

e. Direct Marketing (Penjualan Langsung)


Direct Marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran langsung yang tidak
hanya bertujuan untuk menambah jumlah penjualan, namun juga untuk
mengumpulkan informasi mengenai tanggapan berbentuk keluhan, saran atau
testimoni dari konsumen. Direct Marketing menjadi suatu standar bentuk
komunikasi pemasaran yang digunakan oleh berbagai perusahaan dan sifatnya
yang lebih personalised tanpa mengharuskan perusahaan menurunkan tenaga
penjualan untuk pertemuan tatap muka langsung dengan konsumen. Media yang
digunakan yaitu melalui telepon, surat, kolom pada surat kabar, dan lain
sebagainya.
Akan tetapi, menurut Belch dan Belch (2009:18) selain saluran yang telah
disebutkan sebelumnya. ada satu tambahan saluran yang saat ini digunakan oleh
perusahaan, yaitu:Interactive / Internet Marketing (Pemasaran interaktif
melalui internet)

f. Interactive Marketing
Merupakan bentuk pemasaran dan komunikasi dua arah antara perusahaan dan
konsumen, melalui perantara media interaktif. Media interaktif adalah media yang
memungkinkan informasi masuk dan keluar secara dua arah antara perusahaan
dan konsumen secara real-time. Contoh media interaktif yaitu internet.
Dengan internet marketing ini, pengguna tidak hanya dapat memperoleh
informasi mengenai produk yang diinginkan, namun juga memungkinkan untuk
memberikan tanggapan langsung berupa saran, keluhan dan pertanyaan yang
dapat langsung dijawab oleh perusahaan, bahkan juga dapat melakukan pembelian
langsung produk atau jasa dari perusahaan tersebut

 E. Hasil Penelitian Terdahulu  


III. METODE RISET

 A. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemasaran produk PT Telkom
kepada konsumen. Adapun yang diteliti adalah konsumen kalangan muda,
khususnya mahasiswa. Penelitian ini bersifat kualitatif, skala likert.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei eksplanatori, artinya
metode yang akan memberikan penjelasan. Metode penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan kenapa suatu peristiwa atau konsep terjadi dan apa yang menjadi
sebab dan atau penyebab. Metode ini dapat menjelaskan kenapa sesuatu terjadi
(kondisi saat ini) dan apa yang akan terjadi dimasa datang.
Penelitian explanatory juga sering disebut penelitan pengujian hipotesis, yaitu
penelitian yang menganalisis hubungan antara variabel-variabel yang dirumuskan.

 C. Populasi dan Metode Penarikan Sampel


Dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Politeknik Negeri Bandung. Dari
populasi yang ada diambil sampel sebanyak 50 responden, dengan metode
random sampling.

 D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian. Untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan tersebut
dilakukan teknik pengambilan data, pada penelitian ini teknik yang diambil adalah
menggunakan kuesioner, yaitu melakukan penyebaran daftar pertanyaan
(kuesioner) pada konsumen khususnya mahasiswa untuk mendapatkan data
primer. Sedangkan untuk menilai kesahihan (validitas) dan kehandalan
(reliabilitas) instrumen, dilakukan dengan bantuan computer program SPSS
( Statistical Package for Social Science).
 E.Pengujian Validitas dan Realibilitas
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian. Untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan tersebut
dilakukan teknik pengambilan data, pada penelitian ini teknik yang diambil adalah
menggunakan kuesioner, yaitu melakukan penyebaran daftar pertanyaan
(kuesioner) pada konsumen khususnya mahasiswa untuk mendapatkan data
primer. Sedangkan untuk menilai kesahihan (validitas) dan kehandalan
(reliabilitas) instrumen, dilakukan dengan bantuan computer program SPSS
( Statistical Package for Social Science).

 F. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Bandung pada tanggal 2
Desember 2015. Penelitian dilakukan dalam waktu satu hari dalam hal
menyebarkan kuesioner. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

 Tahap persiapan: perencanaan, pembuatan alat ukur, pra uji, penentuan


lokasi sampel, penggandaan alat ukur.
 Tahap pelaksanaan: proses pengumpulan data.
 Tahap pengolahan dan intrepretasi data: pengkodean data, klasifikasi data,
analisis data, intrepretasi data.
 Tahap pelaporan: penulisan naskah, penyuntingan naskah, penggandaan
naskah, dan distribusi, presentasi laporan.

 G. Metode Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif,uji validitas,uji reliabilitas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

 A. Identitas Responden
Karakteristik Responden

Dengan 50 responden yang digunakan memiliki karakteristik sebagai berikut ini:

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Tahun Angkatan

4.2 Karakteristik Responden Tahun


Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel Angkatan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

B. Deskriptif Variabel X

Tabel 4.5 Deskriptif Variabel X


 

Gambar 4.3 Descriptive Statistics Variabel X


C. Deskriptif Varibel Y

 Tabel 4.6 Deskriptif Varibel Y

 Gambar 4.4 Descriptive Statistics Variabel Y


 
D. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan:

H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara produktivitas kerja terhadap
pemasaran produk

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara produktivitas kerja terhadap


pemasaran produk

Produktivitas dan Pemasaran

Gambar 4.5 Descriptive Statistic Produktivitas dan Pemasaran

Pada gambar 4.3 rata-rata X adalah 17,14 sedangkan Y adalah 28,92. Simpangan
baku atau standar deviasi untuk X adalah 2,23 sedangkan Y adalah 3,75 N adalah
kasus yang berjalan.

Korelasi Produktivitas karyawan dan Pemasaran 

Gambar 4.6 Korelasi Produktivitas karyawan dan Pemasaran


Pada gambar 4.4 di atas besarnya korelasi antara X terhadap Y adalah 0,536
dengan signifikansi sebesar 0,000. Pengujian dilakukan pengujian dua ekor
dengan kasus yang jalan adalah 50. Adapun ketentuan apabilan signifikansi di
bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha. Maka kesimpulannya ada hubungan yang
nyata dan signifikan antara produktivitas karyawan dengan pemasaran.

Bila dibandingkan dengan tabel, besar r tabel dengan n 50 pada kesalahan 5%


adalah 0,279 dan pada kesalahan 1% adalah 0,361 berarti 0,536 > 0,361 > 0,279,
maka kesimpulannya ada hubungan yang nyata dan signifikan antara
produktivitas karyawan dengan pemasaran. Dengan demikian data yang diperoleh
dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil atau
data tersebut mencerminkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti Ha diterima
dan H0 ditolak.

 E. Pembahasan
1. Analisis Deskriptif Variable X
Berdasarkan penelitian terdahulu yang berjudul “Pengaruh Iklim
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran Pada PT Telkom Divisi
Telkom Flexi Medan” secara regresi linear sederhana memiliki koefisien regresi
untuk iklim organisasi sebesar 0,342 yang bertanda positif. Hal tersebut
menunjukan bahwa setiap kenaikan iklim organisasi satu satuan maka kinerja
karyawan akan naik sebesar 0,342 maka hal tersebut menunjukkaan bahwa
pengaruh iklim organisasi searah dengan kinerja karyawan.Pada penelitian saat ini
mengenai hubungan antara produktivitas karyawan terhadap pemasaran produk
memiliki koefisien 0,536 dan menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.
Variabel X atau produktivitas karyawan memiliki dua indikator
yaitu output perusahaan dan kinerja pegawai. Output perusahaan memiliki rata-
rata 3,49 sedangkan kinerja pegawai memiliki rata-rata 3,39

Penelitian terdahulu menunjukkan secara garis besar bahwa iklim


organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Tidak jauh berbeda
dengan penelitian yang saat ini sedang dilakukan bahwa produktivitas karyawan
PT Telkom khususnya untuk wilayah Bandung berhubungan dengan pemasaran
produk atau dengan kata lain produktivitas karyawan yang baik akan
menghasilkan pemasaran produk yang baik pula.

2. Analisis Deskriptif Variable Y


Berdasarkan penelitian terdahulu yang berjudul “Analisis Integrated
Marketing Communication Mix Wifi.id PT Telekomunikasi Indonesia Witel Jabar
Tengah” pemasaran yang dilakukan perusahaan telah baik, tetapi pemilihan
saluran pemasaran berupa iklam masih kurang tepat. Secara umum, program
pemasaran Wifi.id sudah cukup baik terutama di bagian personal service dan
direct marketing karena sangat aktif dalam terjun ke lapangan untuk berinteraksi
langsung dengan calon konsumen dan mendengarkan keluhan atau tanggapan
serta memberikan sosialisasi mengenai cara untuk mengakses layanan
internet wifi.id.
Penelitian saat ini khususnya pada variabel pemasarannya memiliki realibilitas
sebesar 0,786. Berdasarkan indikator-indikator, yaitu produk diminati konsumen
memiliki rata-rata 3,59, pelayanan purna jual memiliki rata-rata 3,54, promosi
memiliki rata-rata 3,66, dan hubungan terhadap konsumen memiliki rata-rata
3,65. Dari keempat indikator tersebut promosi yang memiliki nilai rata-rata
terbesar.

Penelitian terdahulu dan yang saat ini sedang berjalan memiliki keterikatan
terutama pada bagian promosi produk. Pada penelitian terdahulu personal service
dan direct marketing dilakukan sangat aktif hingga turun ke lapangan sehingga
langsung bertemu konsumen serta menangani keluhan yang dialami oleh
konsumen. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan saat ini juga pada bagian atau
indikator promosinya sudah baik bahkan memiliki nilai rata-rata tertinggi
dibandingkan indikator lainnya. Hal tersebut berarti PT Telkom Wilayah Bandung
telah melakukan promosi yang baik kepada konsumennya.

3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis berbunyi “Terdapat hubungan yang signifikan antara
produktivitas kerja terhadap pemasaran produk”. Data yang dikorelasikan adalah
data variabel produktivitas karyawan (X), dan data variabel pemasaran (Y). Hasil
perhitungan  diperoleh korelasi antara produktivitas karyawan dengan pemasaran
sebesar 0,536 dengan nilai signifikansi adalah sebesar 0,000. Bila dibandingkan
dengan tabel, bessar r tabel dengan n 50 pada kesalahan 5% adalah 0,279 dan
pada kesalahan 1% adalah 0,361 berarti 0,536 > 0,361 > 0,279, maka
kesimpulannya ada hubungan yang nyata dan signifikan antara produktivitas
karyawan dengan pemasaran. Dengan demikian data yang diperoleh dari sampel
dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil atau data tersebut
mencerminkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti Ha diterima dan H0 ditolak.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara produktivitas karyawan dengan pemasaran, hal tersebut berarti
bahwa bila produktivitas karyawan ditingkatkan, maka akan dapat meningkatkan
pemasaran.

Tabel 4.9 Correlations

 
Tabel 4.10  Descriptive statistics

Tabel 4.11 Model Summary

Pengaruh produktivitas karyawan terhadap pemasaran diketahui melalui koefisien


determinasi, yaitu r2 = 0,5362 = 0,287. Artinya varian yang terjadi pada variabel
pemasaran 28,7% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel produktivitas
karyawan. Atau dengan kata lain pengaruh produktivitas karyawan terhadap
pemasaran adalah 28,7% dan selebihnya 71,3% ditentukan oleh faktor lain.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. TELKOM merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. TELKOM menyediakan sarana
dan jasa layanan Telekomunikasi dan Informasi kepada masyarakat di seluruh
Indonesia, baik untuk personal user maupun untuk corporate user. PT.
Telekomunikasi Indonesia Witel Jabar Tengah dalam peta bisnis layanan jasanya
menguasai wilayah Bandung dan sekitarnya, Bandung Barat, Bandung Timur,
Sumedang, Subang, dan Lembang.

Penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 50


orang mahasiswa. Variabel X atau produktivitas karyawan dalam penelitian ini
memiliki dua indikator, yakni output perusahaan memiliki rata-rata 3,49 dan
kinerja pegawai memiliki rata-rata 3,39. Indikator output perusahaan memiliki
rata-rata yang paling besar dibandingkan kinerja pegawai. Di sisi lain, variabel Y
atau pemasaran dalam penelitian ini memiliki empat indikator, yakni produk
diminati konsumen memiliki rata-rata 3,59, pelayanan purna jual memiliki rata-
rata 3,54, promosi memiliki rata-rata 3,66, dan hubungan terhadap konsumen
memiliki rata-rata 3,65. Indikator promosi memiliki rata-rata paling besar
dibandingkan indikator lainnya. Hal tersebut berhubungan dengan penelitian
terdahulu bahwa PT. Telkom telah melakukan personal service atau dengan kata
lain mempromosikan langsung kepada konsumen dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dalam penelitian ini terbukti atau dapat diterima sehingga dapat diketahui
hubungan antara produktivitas karyawan terhadap pemasaran produk PT.
Telekomunikasi Indonesia Wilayah Bandung sebesar 0,536. Adapun tingkat
koefisiennya sedang, yaitu dalam range 0.40 – 0.599.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa dari
produktivitas karyawan,khususnya pada indikator output perusahaan sudah baik.
Di sisi lain, pada pemasaran produk, khususnya pada indikator promosi sudah
baik.
Adapun untuk produktivitas karyawan, khususnya pada indikator pelayanan purna
jual memiliki nilai rata-rata yang paling rendah. Sedangkan pada pemasaran
produk, kinerja pegawai memiliki nilai rata-rata yang paling rendah. Berdasarkan
kesimpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan saran antara lain sebagai
berikut:

1. Meningkatkan pelayanan purna jual kepada konsumen. Berikan pelayanan


yang optimal dan merespon secara cepat apabila ada keluhan dari
pelanggan mengenai produk yang digunakan.
2. Meningkatkan kinerja pegawai dengan cara memberikan pelatihan-
pelatihan baik yang bersifat memotivasi pegawai maupun yang bersifat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan. Di samping itu,
dapat pula memberikan insentif atau penghargaan yang lebih baik kepada
pegawai yang memiliki kinerja bagus agar karyawan lainnya terpacu untuk
bekerja lebih baik lagi.
 

VI. DAFTAR PUSTAKA


(t.thn.). Dipetik Desember 22, 2015, dari
Telkom. co.id: http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0312_produk.html
Budianto, A. A. (2015). Analisis Integrated Marketing Communication
Mix Wifi.id PT.Telekomunikasi Indonesia Witel Jabar Tengah. Bandung.
Darmawan, R. B. (t.thn.). Analisis Produk Speedy TELKOM Sustain terhadap
Kompetitor. 14.

Pratiwi, A. (2014). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja


Pegawai. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai