PERTANIAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Energi Dan Elektrifikasi Pertanian
Oleh:
2.1 Tegangan
Tegangan merupakan hasil perkalian antara arus dengan hambatan listrik,
tegangan listrik terbentuk karena adanya aliras arus listrik dengan hambatan listrik.
Tegangan listrik terbagi jadi dua yaitu tegangan listrik searah (Direct VoltageI) dan
tegangan listrik bolak-balik (Alternathing Voltage). Satuan dari tegangan sendiri
adalah Voltage. Tegangan yang merupakan hasil dari perkalian antara arus listrik
dengan hambatan listrik dapat dirumuskan dengan V= I x R dimana V adalah
tegangan, I adalah arus listrik dan R adalah hambatan (Hutagalung dan Panjaitan,
2018).
2.2 Kuat Arus
Arus listrik adalah elektron yang mengalir secara berkelanjutan akibat
perbedaan jumlah elektron dibeberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama
pada konduktor. Arus listrik memiliki satuan ampere. Arus listrik dapat dihitung
apabila diketahui muatan listrik dalam satuan coulomb dan waktu dengan rumus
arus (I = Q/t). arus listrik juga dapat diukur menggunakan alat bernama
amperemeter (Dinata dan Sunanda, 2015).
2.3 Daya
Menurut Noor dkk, (2017) daya listrik dibagi menjadi beberapa jenis, antara
lain daya aktif, daya semu, dan daya reaktif. Daya aktif merupakan daya
sesungguhnya yang digunakan dan terukur pada beban. Secara matematis rumus
daya aktif adalah P = V x I x Faktor daya. Daya semu dapt dihitung berdasarkan
perkalian tegangan dan arus yang dinyatakan denga rumus S = V x I. daya reaktif
merupakan daya yang dihasilkan dari peralatan-peralatan listrik, misal motor listrik.
Daya reaktif dapat dihitung bersarkan perkalian tegangan, arus, dan vektor daya.
Rumusan secara sistematis yaitu Q = V x I x besaran vektor daya.
2.4 Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang sering digunakan dalam
kegiatan sehari-hari pada sektor rumah tangga, industri, perkantoran dan banyak
lainnnya. Enrgi listrik dihasilkan dari berbagai sumber, salah satunya minyak dan
batu-bara. Energi listrik terus menerus mengalami peningkatan seiring
berkembangnya zaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penghematan energi listrik
mulai dari sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lain-lain agar sumber
energi listrik tidak cepat habis (Wiryawan dkk., 2016). Energi listrik yang
digunakan untuk alat listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan
dengan waktu selama alat tersebut digunakan (Wahid dkk, 2015).
2.5 Kwh Meter dan Analog
Menurut Gunawan dkk (2018) kWh meter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur atau menghitung besarnya energi listrik yang digunakan pada
perumahan, perkantoran, industtri, dan lain-lain. Ada dua jenis kWh meter yaitu
digital dan analog. Prinsip kerja kWh meter digital yaitu dengan mengkonversi
sinyal analog tegangan dan arus menjadi sinyal digital dengan mengambil nilai
sampel dari sinyal analog tegangan dan arus pada setiap periode sehingga konsumsi
energi listrik dapat diketahui dari perhitungan proses perkalian arus dan tegangan
setiap periode.
Sedangkan prinsip kerja KWh meter analog yaitu dengan menggunakan metode
induksi. KWh meter analog memiliki bagian seperti piringan, kumparan tegangan
dan arus, magnet yang berfungsi dalam pengereman (Sebayang dan Masykur,
2014). Magnet disini bekerja sebagai penggerak piringan dan jalur putaran
pengiriman tersebut akan menggerakkan counter digit sehingga menampilkan
jumlah KWhnya.
BAB 3. METODELOGI
Pengolahan Data
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan beban pemanas
3.3.2 Diagram Alir Gerinda Tanpa Beban
Prosedur kerja praktikum energi listrik menggunakan gerinda tanpa beban
disajikan dalam diagram alir sebagai berikut.
Mulai
Selesai
Gambar 3.2 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan gerinda tanpa
beban
3.3.3 Diagram Alir Gerinda dengan Beban
Prosedur kerja praktikum energi listrik menggunakan gerinda dengan beban
disajikan dalam diagram alir sebagai berikut.
Mulai
Selesai
Gambar 3.3 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan gerinda dengan
beban
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Analisis Data Pengamatan Energi Listrik yang Dibutuhkan
dengan Beban Menggunakan Pemanas
Berikut merupakan data hasil pengamatan praktikum energi listrik yang
dibutuhkan dengan beban menggunakan pemanasan disajikan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan energi listrik menggunakan beban pemanas
Perubahan
Arus Energi
Waktu Tegangan KwH Energi Daya
Listrik (Joule/
(detik ke-) (volt) meter (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 219 1,58 0 - 0 346,02
30 220 1,61 2,75 3864 10626,00 354,20
60 219 1,59 5,25 3979,54 20892,60 348,21
90 220 1,61 7,25 4396,97 31878,00 354,20
5000
4396.97
4500 3979.54
3864.00
4000
Energi (Joule/putaran)
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500 0
0
0 30 60 90
Waktu (detik ke -)
Arus Energi
Banyaknya Tegangan Waktu Energi Daya
Listrik (Joule/
putaran (volt) (detik) (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 220 1,56 0 - 0 343,20
2 221 1,40 22 3403,40 6806,80 309,40
4 220 1,39 45 3440,25 13761,00 305,80
5 222 1,41 58 3631,03 18155,20 313,02
7 222 1,40 81 3596,40 25174,80 310,80
Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai data hasil pengamatan energi listrik yang
dihasilkan pada gerinda tanpa beban. Dapat kita lihat bahwa banyaknya putaran
berbanding lurus dengan energi listrik. Semakin banyak putaran yang dihasilkan
maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Energi listrik yang
dihasilkan dari data pengamatan gerinda tanpa beban juga semakin besar seiring
bertambahnya putaran. Pertambahan energi listrik yang stabil disebabkan karena
tidak adanya beban yang digunakan pada gerinda sebagai mesin uji praktikum.
4.3 Hasil dan Analisis Energi Listrik yang Dibutuhkan dengan Gerinda yang
Ditambahkan Beban
Berikut merupakan data hasil pengamatan praktikum energi listrik yang
dibutuhkan dengan menggunakan gerinda dengan beban disajikan tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Data hasil pengamatan energi listrik menggunakan gerinda dengan
beban
Arus Energi
Banyaknya Tegangan Waktu Energi Daya
Listrik (Joule/
putaran (volt) (detik) (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 208 1,79 0 - 0 372,32
2 221 1,53 21 3550,37 7100,73 338,13
4 222 1,51 42 3519,81 14079,20 335,22
5 222 1,53 53 3600,40 18002,00 339,66
7 220 1,57 76 3750,06 26250,40 345,40
Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai data hasil pengamatan energi listrik yang
dihasilkan pada gerinda dengan beban. Dapat kita lihat bahwa banyaknya putaran
berbanding lurus dengan energi listrik. Semakin banyak putaran yang dihasilkan
maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Tetapi berbeda dengan
gerinda tanpa beban, energi listrik yang dihasilkan dari data pengamatan gerinda
dengan beban juga semakin besar seiring bertambahnya putaran, tetapi ada salah
satu percobaan yang mengalami penurunan energi listrik padahal putarannya
semakin bertambah. Pertambahan energi listrik yang kurang stabil disebabkan
karena adanya beban yang digunakan pada gerinda sebagai mesin uji praktikum.
4.4 Analisis Perbandingan Energi Listrik pada Gerinda Tanpa Beban dan
Ditambah Beban
Berikut merupakan analisa data dari perbandingan energi listrik menggunakan
alat gerinda tanpa beban dan gerinda dengan beban disajikan grafik sebagai berikut.
4000 3631.03 3750.06
3550.37 3519.81 3600.40 3596.40
3403.40 3440.25
Energi (Joule/putaran) 3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0 2 4 5 7
Jumlah Putaran
GERINDA TANPA BEBAN GERINDA DENGAN BEBAN
400.00 372.32
343.20 338.13 335.22 339.66 345.40
350.00 309.40 305.80 313.02 310.80
300.00
Daya (watt)
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0 2 4 5 7
Jumlah Putaran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan praktikum yang telah dijabarkan di atas, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Hubungan antara waktu dengan energi yang digunakan adalah berbanding
lurus. Semakin lama waktu yang digunakan maka semakin besar energi yang
dihasilkan.
2. Pada pengukuran energi listrik pada gerinda tanpa beban, jumlah energi
tertinggi yang dihasilkan terdapat pada putaran ke 7 KWh meter menunjukkan
nilai energi sebesar 25174,80 joule dengan waktu 81 detik.
3. Pada pengukuran energi listrik pada gerinda dengan beban, jumlah energi tertinggi
yang dihasilkan terdapat pata putaran ke 7 KWh meter menunjukkan nilai sebesar
4. Penggunaan gerinda tanpa beban memiliki kebutuhan energi kecil dibandingkan
dengan penggunaan gerindadengan beban.
5. Penggunaan gerinda dengan beban membutuhkan daya yang lebih besar dibandingkan
penggunaan gerinda tanpa beban.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk para praktikan yang online dibuatkan video praktikum agar
mereka bisa memahami materi lebih baik dan tidak merasa bingung tentang apa
yang sedang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA