Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI

PERTANIAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Energi Dan Elektrifikasi Pertanian

Oleh:

Nama : Zidan Ahmad Nabil


NIM : 191710201048
Kelas : TEP B
Acara : IV (Energi Listrik)
Asisten : Muh. Firman syahroni (181710201081)

LABORATORIUM ENERGI OTOMASI DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi sangat bermanfaat untuk kebutuhan hidup manusia. Ada banyak jenis
enegri yang dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu energi yang sangat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari manusia yaitu energi listrik. Energi listrik merupakan
energi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya
untuk mengoprasikan peralatan listrik atau energi yang tersimpan didalam arus
listrik dengan satuan amper (A) dan tegangan listrik dengan satuan volt (V). Satuan
dasar dari listrik yaitu Joule atau satuan lainnya yaitu kilowattjam (KWh). Listrik
biasanya berasal dari pembangkit listrik, misalnya: PLTA, PLTB, PLTD (diesel),
PLTM, PLTS (surya) dan PLTU. Energi listrik yang dihasilkan dari suatu generator
berkisar antara 6kv-24kv.
Energi listrik juga bisa disebut sebagai sumber kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi untuk menghidupkan peralatan, mesin-mesin, dan benda lain yang
menggunakan energi listrik untuk mengoprasikannya. Energi listrik berasal dari
muatan listrik yang menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam
konduktor atau ion postif dan negatif dalam zat cair atau gas. Energi listrik yang
digunakan dalam alat listrik merupakan laju penggunaan energi atau daya dikali
dengan waktu selama alat tersebut digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum energi listrik sebagai berikut.
1. Bagaimana hasil dan analisa pengamatan energi listrik yang dibutuhkan
dengan beban menggunakan pemanas?
2. Bagaimana hasil dan analisa energi listrik yang dibutuhkan dengan gerinda
tanpa beban?
3. Bagaimana hasil dan analisa energi listrik yang dibutuhkan dengan gerinda
yang ditambahkan beban?
4. Bagaimana analisa perbandingan energi listrik gerinda tanpa beban dan
gerinda yang ditambahkan beban?
5. Bagaimana analisa perbandingan daya listrik gerinda tanpa beban dan
gerinda yang ditambahkan beban?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum energi listrik sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hasil dan analisa pengamatan energi listrik yang
dibutuhkan dengan beban menggunakan pemanas.
2. Untuk mengetahui hasil dan analisa energi listrik yang dibutuhkan dengan
gerinda tanpa beban.
3. Untuk mengetahui hasil dan analisa energi listrik yang dibutuhkan dengan
gerinda yang ditambahkan beban.
4. Untuk mengetahui analisa perbandingan energi listrik gerinda tanpa beban
dan ditambahkan beban.
5. Untuk mengetahui perbandingan daya listrik pada gerinda tanpa beban dan
ditambahkan beban.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum energi listrik sebagai berikut.
1. Mengetahui dan memahami besar energi listrik yang dibutuhkan dengan
menggunakan pemanas.
2. Mengetahui dan memahami besar energi listrik yang dibutuhkan dengan
menggunakan mesin gerinda tanpa beban.
3. Mengetahui dan memahami besar energi listrik yang dibutuhkan dengan
menggunakan mesin gerinda dengan beban.
4. Mengetahui perbandingan energi listrik yang dibutuhkan mesin gerinda
dengan beban dan tanpa beban.
5. Mengetahui perbandingan daya listrik pada gerinda tanpa beban dan
ditambahkan beban.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tegangan
Tegangan merupakan hasil perkalian antara arus dengan hambatan listrik,
tegangan listrik terbentuk karena adanya aliras arus listrik dengan hambatan listrik.
Tegangan listrik terbagi jadi dua yaitu tegangan listrik searah (Direct VoltageI) dan
tegangan listrik bolak-balik (Alternathing Voltage). Satuan dari tegangan sendiri
adalah Voltage. Tegangan yang merupakan hasil dari perkalian antara arus listrik
dengan hambatan listrik dapat dirumuskan dengan V= I x R dimana V adalah
tegangan, I adalah arus listrik dan R adalah hambatan (Hutagalung dan Panjaitan,
2018).
2.2 Kuat Arus
Arus listrik adalah elektron yang mengalir secara berkelanjutan akibat
perbedaan jumlah elektron dibeberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama
pada konduktor. Arus listrik memiliki satuan ampere. Arus listrik dapat dihitung
apabila diketahui muatan listrik dalam satuan coulomb dan waktu dengan rumus
arus (I = Q/t). arus listrik juga dapat diukur menggunakan alat bernama
amperemeter (Dinata dan Sunanda, 2015).
2.3 Daya
Menurut Noor dkk, (2017) daya listrik dibagi menjadi beberapa jenis, antara
lain daya aktif, daya semu, dan daya reaktif. Daya aktif merupakan daya
sesungguhnya yang digunakan dan terukur pada beban. Secara matematis rumus
daya aktif adalah P = V x I x Faktor daya. Daya semu dapt dihitung berdasarkan
perkalian tegangan dan arus yang dinyatakan denga rumus S = V x I. daya reaktif
merupakan daya yang dihasilkan dari peralatan-peralatan listrik, misal motor listrik.
Daya reaktif dapat dihitung bersarkan perkalian tegangan, arus, dan vektor daya.
Rumusan secara sistematis yaitu Q = V x I x besaran vektor daya.
2.4 Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang sering digunakan dalam
kegiatan sehari-hari pada sektor rumah tangga, industri, perkantoran dan banyak
lainnnya. Enrgi listrik dihasilkan dari berbagai sumber, salah satunya minyak dan
batu-bara. Energi listrik terus menerus mengalami peningkatan seiring
berkembangnya zaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penghematan energi listrik
mulai dari sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lain-lain agar sumber
energi listrik tidak cepat habis (Wiryawan dkk., 2016). Energi listrik yang
digunakan untuk alat listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan
dengan waktu selama alat tersebut digunakan (Wahid dkk, 2015).
2.5 Kwh Meter dan Analog
Menurut Gunawan dkk (2018) kWh meter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur atau menghitung besarnya energi listrik yang digunakan pada
perumahan, perkantoran, industtri, dan lain-lain. Ada dua jenis kWh meter yaitu
digital dan analog. Prinsip kerja kWh meter digital yaitu dengan mengkonversi
sinyal analog tegangan dan arus menjadi sinyal digital dengan mengambil nilai
sampel dari sinyal analog tegangan dan arus pada setiap periode sehingga konsumsi
energi listrik dapat diketahui dari perhitungan proses perkalian arus dan tegangan
setiap periode.
Sedangkan prinsip kerja KWh meter analog yaitu dengan menggunakan metode
induksi. KWh meter analog memiliki bagian seperti piringan, kumparan tegangan
dan arus, magnet yang berfungsi dalam pengereman (Sebayang dan Masykur,
2014). Magnet disini bekerja sebagai penggerak piringan dan jalur putaran
pengiriman tersebut akan menggerakkan counter digit sehingga menampilkan
jumlah KWhnya.
BAB 3. METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum energi manusia dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 15.00 WIB, di Workshop Gedung G, Laboratorium Energi Otomasi
dan Instrumentasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum nergi listrik sebagai berikut.
1. Papan praktikum
2. KWh meter
3. Gerinda tangan
4. Digital volt meter 2 buah
5. Elemen pemanas 1 buah
6. Amperemeter 1 buah
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum energi listrik sebagai berikut.
1. Besi
3.3 Prosedur Kerja Praktikum
3.3.1 Diagram Alir Pemanas
Prosedur kerja praktikum energi listrik menggunakan pemanas disajikan dalam
diagram alir sebagai berikut.
Mulai

Memasangkan jaringan listrik pada


papan praktikum

Memasukkan jaringan listrik PLN

Menyalakan voltmeter, amperemeter, dan


KWH meter

Mengamati voltmeter dan KWH meter

Mencatat tegangan, arus, dan putaran

Mematikan sistem melalui saklar utama

Pengolahan Data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan beban pemanas
3.3.2 Diagram Alir Gerinda Tanpa Beban
Prosedur kerja praktikum energi listrik menggunakan gerinda tanpa beban
disajikan dalam diagram alir sebagai berikut.

Mulai

Memasangkan gerinda tanpa beban pada stop


kontak

Memasukkan jaringan listrik PLN

Menyalakan gerinda tanpa beban

Mengukur tegangan, arus, dan waktu

Mengamatai dan mencatat tegangan, arus,


dan waktu

Mematikan seluruh sistem

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan gerinda tanpa
beban
3.3.3 Diagram Alir Gerinda dengan Beban
Prosedur kerja praktikum energi listrik menggunakan gerinda dengan beban
disajikan dalam diagram alir sebagai berikut.

Mulai

Memasangkan gerinda dengan beban pada


stop kontak

Memasukkan jaringan listrik PLN

Menyalakan gerinda dengan beban

Mengukur tegangan, arus, dan waktu

Mengamatai dan mencatat tegangan, arus,


dan waktu

Mematikan seluruh sistem

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir praktikum energi listrik menggunakan gerinda dengan
beban
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Analisis Data Pengamatan Energi Listrik yang Dibutuhkan
dengan Beban Menggunakan Pemanas
Berikut merupakan data hasil pengamatan praktikum energi listrik yang
dibutuhkan dengan beban menggunakan pemanasan disajikan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan energi listrik menggunakan beban pemanas
Perubahan
Arus Energi
Waktu Tegangan KwH Energi Daya
Listrik (Joule/
(detik ke-) (volt) meter (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 219 1,58 0 - 0 346,02
30 220 1,61 2,75 3864 10626,00 354,20
60 219 1,59 5,25 3979,54 20892,60 348,21
90 220 1,61 7,25 4396,97 31878,00 354,20

5000
4396.97
4500 3979.54
3864.00
4000
Energi (Joule/putaran)

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500 0
0
0 30 60 90
Waktu (detik ke -)

Gambar 4.1 Grafik penggunaan energi listrik menggunakan pemanas


Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai hubungan antara energi listrik yang digunakan
dengan waktu adalah berbanding lurus. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
mesin pemanas maka akan semakin besar energi yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Putro (2016) yaitu energi listrik adalah energi yang sebanding
dengan besar tegangan listrik, kuat arus, dan waktu. Untuk menghitung besarnya
energi listrik dapat menggunakan rumus : W = V x I x t dengan satuan energi listrik
KWh.
4.2 Hasil dan Analisis Energi Listrik yang Dibutuhkan dengan Gerinda Tanpa
Beban
Berikut merupakan data hasil pengamatan praktikum energi listrik yang
dibutuhkan dengan menggunakan gerinda tanpa beban disajikan tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.2 Data hasil pengamatan energi listrik menggunakan gerinda tanpa beban

Arus Energi
Banyaknya Tegangan Waktu Energi Daya
Listrik (Joule/
putaran (volt) (detik) (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 220 1,56 0 - 0 343,20
2 221 1,40 22 3403,40 6806,80 309,40
4 220 1,39 45 3440,25 13761,00 305,80
5 222 1,41 58 3631,03 18155,20 313,02
7 222 1,40 81 3596,40 25174,80 310,80
Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai data hasil pengamatan energi listrik yang
dihasilkan pada gerinda tanpa beban. Dapat kita lihat bahwa banyaknya putaran
berbanding lurus dengan energi listrik. Semakin banyak putaran yang dihasilkan
maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Energi listrik yang
dihasilkan dari data pengamatan gerinda tanpa beban juga semakin besar seiring
bertambahnya putaran. Pertambahan energi listrik yang stabil disebabkan karena
tidak adanya beban yang digunakan pada gerinda sebagai mesin uji praktikum.
4.3 Hasil dan Analisis Energi Listrik yang Dibutuhkan dengan Gerinda yang
Ditambahkan Beban
Berikut merupakan data hasil pengamatan praktikum energi listrik yang
dibutuhkan dengan menggunakan gerinda dengan beban disajikan tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Data hasil pengamatan energi listrik menggunakan gerinda dengan
beban

Arus Energi
Banyaknya Tegangan Waktu Energi Daya
Listrik (Joule/
putaran (volt) (detik) (Joule) (watt)
(Ampre) putaran)
(V.I.t/
(a) (b) c (d) (V.I.t) (V.I)
putaran)
0 208 1,79 0 - 0 372,32
2 221 1,53 21 3550,37 7100,73 338,13
4 222 1,51 42 3519,81 14079,20 335,22
5 222 1,53 53 3600,40 18002,00 339,66
7 220 1,57 76 3750,06 26250,40 345,40
Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai data hasil pengamatan energi listrik yang
dihasilkan pada gerinda dengan beban. Dapat kita lihat bahwa banyaknya putaran
berbanding lurus dengan energi listrik. Semakin banyak putaran yang dihasilkan
maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Tetapi berbeda dengan
gerinda tanpa beban, energi listrik yang dihasilkan dari data pengamatan gerinda
dengan beban juga semakin besar seiring bertambahnya putaran, tetapi ada salah
satu percobaan yang mengalami penurunan energi listrik padahal putarannya
semakin bertambah. Pertambahan energi listrik yang kurang stabil disebabkan
karena adanya beban yang digunakan pada gerinda sebagai mesin uji praktikum.
4.4 Analisis Perbandingan Energi Listrik pada Gerinda Tanpa Beban dan
Ditambah Beban
Berikut merupakan analisa data dari perbandingan energi listrik menggunakan
alat gerinda tanpa beban dan gerinda dengan beban disajikan grafik sebagai berikut.
4000 3631.03 3750.06
3550.37 3519.81 3600.40 3596.40
3403.40 3440.25
Energi (Joule/putaran) 3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0 2 4 5 7
Jumlah Putaran
GERINDA TANPA BEBAN GERINDA DENGAN BEBAN

Gambar 4.2 Grafik perbandingan kebutuhan energi listrik pada gerinda


Berdasarkan Gambar 4.2 mengenai grafik perbandingan kebutuhan energi
listrik pada gerinda tanpa beban dan ditambah beban, terjadi perbedaan pemakaian
energi listrik. Dengan jumlah putaran yang sama pada KWh meter, nilai grafik
gerinda tanpa beban berada dibawah gerinda dengan beban. Maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan gerinda tanpa beban memiliki kebutuhan energi
yang lebih kecil dibanding penggunaan gerinda dengan beban. Hal ini terjadi karena
terdapat perbedaan tegangan arus dan waktu selama penggunaan alat gerinda.
Menurut Husnawati dkk (2013) untuk mencari nilai energi aktif yaitu:
Wa = V x I x Cos Ɵ x t
Dimana : V = tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Wa = energi aktif (Watt-Hour)
t = waktu
Berdasarkan rumus diatas hubungan energi aktif dengan tegangan dan arus
adalah berbanding lurus. Hal ini mempengaruhi nilai energi listrik yang diperoleh.
Sehingga semakin besar nilai tegangan dan arus listrik yang didapat dari kWh meter
maka semakin besar pula nilai energi listrik perputarannya.
4.5 Analisis perbandingan Daya Listrik pada Gerinda Tanpa Beban dan
Ditambah Beban
Berikut merupakan analisa data dari perbandingan energi listrik menggunakan
alat gerinda tanpa beban dan gerinda dengan beban disajikan grafik sebagai berikut.

400.00 372.32
343.20 338.13 335.22 339.66 345.40
350.00 309.40 305.80 313.02 310.80
300.00
Daya (watt)

250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0 2 4 5 7
Jumlah Putaran

GERINDA TANPA BEBAN GERINDA DENGAN BEBAN

Gambar 4.3 Grafik perbandingan kebutuhan daya listrik pada gerinda


Berdasarkan Gambar 4.3 mengenai grafik perbandingan kebutuhan daya listrik
pada gerinda tanpa beban dan dengan beban, menunjukkan bahwa daya listrik yang
dihasilkan gerinda tanpa beban dan gerinda dengan beban mengalami naik turun
yang tidak stabil. Daya listrik yang dihasilkan mesin gerinda dengan beban lebih
besar daripada gerinda tanpa beban, besarnya daya listrik tersebut dihasilkan oleh
perbedaan beban yang digunakan oleh gerinda. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Pongoh dkk (2013) aspek atau faktor yang mempengaruhi efisiensi daya
pembangkit listrik tergantung dari besarnya beban yang terdeteksi. Jadi, semakin
besar tegangan dan arus listrik pada kWH meter serta beban yang diterima oleh
mesin gerinda maka semakin besar daya listrik yang dihasilkan.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan praktikum yang telah dijabarkan di atas, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Hubungan antara waktu dengan energi yang digunakan adalah berbanding
lurus. Semakin lama waktu yang digunakan maka semakin besar energi yang
dihasilkan.
2. Pada pengukuran energi listrik pada gerinda tanpa beban, jumlah energi
tertinggi yang dihasilkan terdapat pada putaran ke 7 KWh meter menunjukkan
nilai energi sebesar 25174,80 joule dengan waktu 81 detik.
3. Pada pengukuran energi listrik pada gerinda dengan beban, jumlah energi tertinggi
yang dihasilkan terdapat pata putaran ke 7 KWh meter menunjukkan nilai sebesar
4. Penggunaan gerinda tanpa beban memiliki kebutuhan energi kecil dibandingkan
dengan penggunaan gerindadengan beban.
5. Penggunaan gerinda dengan beban membutuhkan daya yang lebih besar dibandingkan
penggunaan gerinda tanpa beban.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk para praktikan yang online dibuatkan video praktikum agar
mereka bisa memahami materi lebih baik dan tidak merasa bingung tentang apa
yang sedang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, D., Y. Shalahuddin, D. Erwanto. 2018. Studi komparasi kWh meter


pascabayar dengan kWh meter prabayar tentang akurasi pengukuran
terhadap tarif listrik yang bervariasi. Jurnal SETRUM. 7(1): 156-168.
Hutagalung, S. N. dan Panjaitan, M. 2018. Pembelajaran Fisika Dasar Dan
Eltronika Dasar (Arus,Hambatan Dan Tegangan Listrik) Menggunakan
Aplikasi Matlab Metode Simulink. Jurnal Ikatan Alumni Fisika
Universitas Negeri Medan. Vol 4(2).
Husnawati, R. Passarella, Sutarno, Rendyansyah. 2013. Perancangan dan simulasi
energi meter digital satu phasa menggunakan sensor arus AC712.
JNTETI. 2(4): 307-315.
Noor, F. A., H. Ananta, S. Sunardiyo. 2017. Pengaruh penambahan kapasitor
terhadap tegangan, arus, faktor daya, dan daya aktif pada beban listrik
di minimarket. Jurnal Teknik Elektro. 9(2): 66-73.
Putro, S. 2016. Analisis kebutuhan energi proses penggilingan kedelai dengan
penggerak mesin diesel dan motor listrik pada industri tahu. Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin. 17(1): 23-33.
Sebayang, J. S. dan Masyskur, 2014. Perbandingan kilowatthour meter analog
dengan kilowatthour meter digital (Aplikasi pada PT. PLN (Persero)
cabang Medan. Jurnal Singuda Ensikom. 6(1): 7-12.
Wahid, W. Junaidi. Arsyad, I. 2015. Analisis Kapasitas Dan Kebutuhan Daya
Listrik Untuk Menghemat Penggunaan Energi Listrik Di Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Wiryawan, I. M. A., I. K. Ta., dan K. M. Sambara. 2016. Analisis penggunaan
energi listrik pada proses produksi di PT Bali Mei Sho. Jurnal Logic.
16(3): 210-215.

Anda mungkin juga menyukai