Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PENGADAAN TENAGA AHLI SENIOR BIDANG


HUKUM
KOMITE PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGADAAN TENAGA AHLI SENIOR BIDANG HUKUM
KOMITE PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL

I. PENDAHULUAN
Komite Peningkatan Daya Saing Nasional Kemenko Perekonomian bermaksud
untuk mempekerjakan tenaga-tenaga ahli untuk mendukung kegiatan-kegiatan
komite. Kegiatan pokok komite ini adalah melaksanakan fungsi-fungsi
koordinasi, analisis, dan memberikan rekomendasi kebijakan yang diperlukan
guna memperbaiki iklim usaha dalam rangka meningkatkan daya saing
Indonesia.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini menguraikan latar belakang, tujuan dan
sasaran, lingkup pekerjaan, jangka waktu, output dan dokumen yang dihasilkan,
kualifikasi penyedia jasa, jangka waktu sewa, organisasi pelaksanaan kegiatan
dan pembiayaan dari kegiatan tersebut diatas.

II. LATAR BELAKANG


Kondisi ekonomi makro, tata kelola pemerintahan dan infrastruktur, menjadi
faktor utama yang menentukan pembentukan kualitas iklim investasi di suatu
negara baik di tingkat nasional maupun daerah (sub nasional).

Nawa Cita mengamanatkan agar Indonesia mampu menjadi bangsa yang mandiri
secara ekonomi dan berdaya saing. Untuk mencapai amanat Nawa Cita tersebut,
Pemerintah melakukan upaya untuk mempermudah memulai usaha bagi usaha
kecil dan menengah (UKM). Daya saing kota-kota di Indonesia bersandar pada
sejauh mana kebijakan yang mengatur kegiatan usaha memfasilitasi peranan
sektor swasta dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Hal ini menjadi
perhatian utama Pemerintah.

Dalam sejumlah kajian dan pemeringkatan dunia yang membandingkan iklim


kebijakan usaha dan daya saing Indonesia dengan negara-negara lain di dunia,
posisi Indonesia masih berada di bawah negara-negara serumpun seperti
Singapura, Malaysia dan Thailand. Presiden RI Joko Widodo dalam Rapat
Terbatas Kabinet tanggal 9 Mei 2016 Pukul 15.19 di Kantor Presiden Jakarta
menugaskan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk
mengkoordinir upaya perbaikan iklim usaha di Indonesia agar sekurang-
kurangnya setara dengan praktik terpuji negara-negara yang berada pada jajaran
terdepan dalam sejumlah pemeringkatan dunia dalam dua tahun ke depan.
Sasaran-sasaran capaian perbaikan sebagaimana diinstruksikan oleh Presiden
juga telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Untuk mencapai target ambisius ini, Pemerintah telah dan akan terus
menyelenggarakan langkah-langkah perbaikan di berbagai sektor guna
mendukung upaya perbaikan iklim usaha di Indonesia. Upaya yang telah dan
akan dilakukan Pemerintah ini mencakup perbaikan kebijakan dan layanan
publik – termasuk namun tidak terbatas pada penyederhanaan prosedur dan
persyaratan, percepatan waktu dan penurunan biaya - baik di tingkat nasional dan
daerah yang terkait dengan proses-proses yang umumnya harus dilalui oleh
pelaku usaha dalam rangka mendirikan, mengoperasikan dan mengembangkan
usahanya.

Dalam rangka memastikan bahwa langkah-langkah perbaikan tersebut memiliki


landasan yang kuat agar dapat berlangsung secara berkelanjutan, Pemerintah juga
akan terus melakukan perbaikan regulasi secara berkelanjutan serta memantau
implementasi dari kebijakan di lapangan untuk memastikan efektivitas dari
penyelenggaraan regulasi dan kebijakan yang berlaku dalam memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan usaha yang bergerak di sektor formal di
Indonesia.

Dengan mempertimbangkan tantangan dan hambatan peningkatan daya saing


nasional tersebut diatas, maka dibentuk suatu Project Management Office (PMO)
Nasional yaitu sebuah lembaga yang bertugas mengelola atau perbaikan
kebijakan iklim usaha dan implementasinya melalui peningkatan layanan publik
baik di tingkat nasional maupun daerah secara terintegrasi, terukur, dan
terkendali, dengan peran strategis dalam hal troubleshooting, pemantauan dan
pembinaan.

PMO Nasional akan mengkoordinasikan reformasi perbaikan peningkatan daya


saing nasional secara komprehensif yaitu melalui penyusunan kebijakan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan iklim usaha dan memfasilitasi perkembangan
usaha, penyusunan rencana aksi perbaikan baik perbaikan regulasi/kebijakan
maupun peningkatan efektivitas serta efisiensi implementasinya di lapangan yang
juga akan dipantau secara reguler. Selain itu, PMO Nasional juga akan
menstimulasi adopsi praktik terpuji (best practice) dalam rangka percepatan
proses perbaikan iklim usaha dan peningkatan daya saing nasional.

III. KOMITE PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL

A. Maksud dan Tujuan Komite Peningkatan Daya Saing Nasional


Tujuan dari pembentukan PMO Komite Peningkatan Daya Saing Nasional
ini adalah untuk:
 Percepatan perbaikan regulasi dan layanan publik yang mendorong kinerja
Indonesia di sejumlah pemeringkatan internasional secara efektif, efisien,
tepat sasaran dan tepat waktu
 Memfasilitasi penyelesaian hambatan-hambatan yang timbul dalam
percepatan perbaikan peringkat daya saing nasional
 Memonitor pencapaian target reformasi peningkatan daya saing nasional
melalui persiapan yang cermat dan koordinasi yang efektif antar para
pemangku kepentingan.
B. Susunan dan struktur Organisasi Komite Peningkatan Daya Saing
Nasional
Secara umum, PMO Peningkatan Daya Saing Nasional merupakan PMO yang
memiliki steering commitee yang terdiri atas beberapa menteri dan tim
pelaksanaan harian yang terdiri atas eselon 1 kementerian/lembaga sebagai
berikut:

Struktur Pelaksana Harian


C. Tugas dan Tanggung jawab Organisasi Komite Peningkatan Daya Saing
Nasional

PMO ini akan dilaksanakan oleh eselon 1 Kementerian terkait yang dibantu
oleh beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung teknis.

Tugas dan tanggungjawab PMO Nasional Peningkatan Daya Saing Nasional


diantaranya adalah :

1) Menyusun strategi dan kebijakan dalam rangka percepatan


peningkatan daya saing nasional dari perspektif iklim usaha secara
umum termasuk di bidang logistik
2) Memantau dan mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan
dalam rangka percepatan peningkatan daya saing nasional
3) Memfasilitasi program peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM
untuk percepatan peningkatan daya saing nasional
4) Menstimulasi adopsi praktik terpuji (best practice) untuk percepatan
peningkatan daya saing nasional
5) Melakukan dan/atau memfasilitasi konsultasi lintas stakeholders untuk
menyelesaikan masalah strategis dan koordinasi lintas organisasi
dalam percepatan peningkatan daya saing nasional
6) Mengadakan rapat regular dan terfokus untuk mendorong
pemutakhiran rencana aksi K/L dan penyelengaraannya, serta untuk
memantau kemajuan hasil capaian pelaksanaan di lapangan
7) Memastikan ruang lingkup dari setiap reformasi dan memberi jaminan
efektifitas atas reformasi kebijakan yang disusun
8) Menyediakan layanan administrasi pendukung kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam pengerjaan proyek
9) Menyelenggarakan benchmarking ke negara lainnya yang memiliki
peringkat terbaik di dunia. Dalam hal ini benchmarking akan
dilaksanakan di Selandia Baru dan Singapura sebagai negara di
kawasan Asia Tenggara yang berada di jajaran terdepan dalam hal
iklim usaha dan daya saing di tingkat dunia
10) Menyusun buku informasi dan himpunan langkah reformasi yang telah
terselenggara untuk mendukung penyelenggaraan langkah perbaikan
terkait di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia
11) Melaksanakan Focus Group Discussion dengan para pemangku
kepentingan kunci di DKI Jakarta dan Surabaya sebagai daerah
percontohan
12) Menyusun strategi dan mendorong terselenggaranya replikasi
reformasi yang telah berhasil terselenggara di DKI Jakarta dan
Surabaya ke kota besar lainnya yang mewakili wilayah barat, wilayah
tengah, dan wilayah timur Indonesia
13) Menyampaikan laporan bulanan kepada Menko Perekonomian dan
Presiden terkait kemajuan capaian kegiatan perbaikan kebijakan serta
implementasi di lapangan
IV. PENGADAAN TENAGA AHLI SENIOR BIDANG HUKUM
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Pengadaan Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum Komite Peningkatan Daya
Saing Nasional adalah untuk membantu komite dalam melakukan kajian yang
dibutuhkan dalam rangka penyusunan strategi kebutuhan perbaikan kebijakan
dan pelaksanaanya dalam rangka peningkatan daya saing nasional
sebagaimana tercermin dalam perbaikan kinerja Indonesia dalam sejumlah
pemeringkatan dunia.
Pengadaan diharapkan dapat dilaksanakan secara kompetitif, transparan dan
ekonomis sesuai dengan syarat-syarat dan kebutuhan Komite Peningkatan
Daya Saing Nasional, sehingga diperoleh hasil yang memuaskan dan optimal
(value for money).

B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum, antara lain termasuk
namun tidak terbatas pada:
1) Bertanggung jawab khusus dan mendetail terhadap perbaikan struktural
melalui reformasi regulasi yang berkontribusi pada: (a) penyederhanaan
proses pendirian dan perizinan usaha, (b) memperkuat infrastruktur
pendukung yang memfasilitasi akses pendanaan dalam rangka
pengembangan usaha, (c) meningkatkan kemudahan, kepastian hukum dan
kepastian biaya terkait penyelesaian sengketa yang timbul selama
penyelenggaraan kegiatan usaha melalui jalur pengadilan, (d)
meningkatkan kemudahan, kepastian hukum, transparansi proses dan
kepastian biaya terkait restrukturisasi hutang dan penyelesaian proses
kepailitan, (e) penyelarasan kebijakan dengan prinsip-prinsip terpuji
internasional terkait tata kelola perusahaan (good corporate governance),
dan (f) meningkatkan kemudahan, kepastian hukum dan transparansi
proses aspek-aspek penyelenggaraan usaha lain dalam rangka upaya
peningkatkan daya saing nasional, sebagaimana diukur oleh sejumlah
pemeringkatan dunia termasuk laporan Doing Business dan Global
Competitiveness Index;
2) Bertanggung jawab khusus dan mendetail terhadap identifikasi peluang
perbaikan dan rekomendasi rencana aksi perbaikan yang perlu dilakukan
guna mewujudkan reformasi regulasi yang berkontribusi pada: (a)
penyederhanaan proses pendirian dan perizinan usaha, (b) memperkuat
infrastruktur pendukung yang memfasilitasi akses pendanaan dalam
rangka pengembangan usaha, (c) meningkatkan kemudahan, kepastian
hukum dan kepastian biaya terkait penyelesaian sengketa yang timbul
selama penyelenggaraan kegiatan usaha melalui jalur pengadilan, (d)
meningkatkan kemudahan, kepastian hukum, transparansi proses dan
kepastian biaya terkait restrukturisasi hutang dan penyelesaian proses
kepailitan, (e) penyelarasan kebijakan dengan prinsip-prinsip terpuji
internasional terkait tata kelola perusahaan (good corporate governance),
dan (f) meningkatkan kemudahan, kepastian hukum dan transparansi
proses aspek-aspek penyelenggaraan usaha lain dalam rangka upaya
peningkatkan daya saing nasional, sebagaimana diukur oleh sejumlah
pemeringkatan dunia termasuk laporan Doing Business dan Global
Competitiveness Index;
3) Melakukan koordinasi rutin dan berkala dengan seluruh pemangku
kebijakan dan pemangku kepentingan, termasuk K/L teknis dan pemangku
kebijakan (stakeholders) terkait di tingkat nasional dan daerah dalam
rangka memperoleh masukan untuk penyempurnaan identifikasi peluang
perbaikan, strategi reformasi, penyusunan rencana aksi dan pemantauan
implementasi rencana aksi reformasi peningkatan daya saing usaha
nasional Indonesia;
4) Bertanggungjawab bersama dengan Tenaga Ahli Senior Kebijakan Publik
dan Tenaga Ahli Hukum dan Manajemen Pemangku Kepentingan di
KPDSN untuk melakukan identifikasi permasalahan sejak dini dan
memberikan rekomendasi solusi untuk mengatasi hambatan tersebut guna
memastikan kelancaran implementasi rencana aksi reformasi dalam
mewujudkan sasaran capaian peningkatan daya saing usaha nasional
Indonesia;
5) Bertanggung jawab bersama dengan Tenaga Ahli Senior Kebijakan Publik
dan Tenaga Ahli Hukum dan Manajemen Pemangku Kepentingan di
KPDSN terhadap tersedianya pedoman teknis bagi Pemerintah Daerah,
Kementerian/Lembaga, BUMN, dan Pemangku Kepentingan lainnya
untuk optimalisasi dampak reformasi peningkatan daya saing nasional;
6) Bertanggung jawab bersama dengan Tenaga Ahli Senior Kebijakan Publik
dan Tenaga Ahli Hukum dan Manajemen Pemangku Kepentingan di
KPDSN terhadap koordinasi kegiatan sosialisasi reformasi peningkatan
daya saing nasional yang efektif bekerjasama dengan
Kementerian/Lembaga, BUMN, dan Pemangku Kepentingan lainnya;
7) Bertanggung jawab atas pengembangan sistem database komite dan data
kemajuan capaian reformasi untuk dilaporkan kepada Menteri dan
Presiden;
8) Bertanggung jawab bersama dengan Tenaga Ahli Senior Kebijakan Publik
dan Tenaga Ahli Hukum dan Manajemen Pemangku Kepentingan di
KPDSN atas penyusunan modul pengembangan kapasitas dan kesadaran
(awareness) para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rangka
mendukung upaya peningkatan daya saing nasional.

C. OUTPUT DAN DOKUMEN YANG DIHASILKAN

Output dan dokumen yang dihasilkan oleh Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum
yaitu,
1) Policy Brief berupa kajian kesenjangan dan peluang perbaikan struktural
peningkatan daya saing nasional melalui reformasi regulasi dan
infrastruktur pendukungnya;
2) Usulan rencana aksi perbaikan struktural peningkatan daya saing nasional
melalui reformasi regulasi dan infrastruktur pendukungnya;
3) Laporan pemantauan kemajuan capaian implementasi rencana aksi
perbaikan struktural peningkatan daya saing nasional melalui reformasi
regulasi dan infrastruktur pendukungnya;
4) Modul pengembangan kapasitas para pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam rangka mendukung upaya perbaikan struktural
peningkatan daya saing nasional melalui reformasi regulasi dan
infrastruktur pendukungnya;
5) Laporan pelaksanaan pengembangan kapasitas pegawai dari berbagai
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan
lainnya terkait perbaikan struktural peningkatan daya saing nasional
melalui reformasi regulasi dan infrastruktur pendukungnya;
6) Buku laporan tahunan Komite Peningkatan Daya Saing Nasional;
7) Laporan administrasi bulanan terkait kegiatan setiap bulan;
8) Laporan/makalah/analisis lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
kinerja Komite Peningkatan Daya Saing Nasional sebagai pengguna jasa.

D. KUALIFIKASI YANG DIBUTUHKAN


Kualifikasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut,
1) Pendidikan minimal S1 (S2 lebih diutamakan) dari institusi terakreditasi
baik dalam maupun luar negeri pada bidang Hukum dengan IPK ≥ 3.00
pada skala 4.00 ;
2) Pengalaman kerja di bidang refopengembangan ekonomi, infrastruktur,
kemudahan berusaha, dan indeks daya saing nasional minimum 7 tahun ;
3) Diutamakan memiliki pengalaman kerja pada Perusahaan dan atau
Institusi Internasional selama minimal 4 (empat) tahun ;
4) Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan Komite Peningkatan Daya Saing Nasional ;
5) Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang fasih dibuktikan dengan
kemampuan menulis dan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Inggris ;
6) Memiliki kemampuan menyajikan presentasi yang baik ;
7) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena
melakukan suatu tindak pidana kejahatan (melampirkan surat pernyataan
bermaterai) ;
8) Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS atau sebagai
pegawai swasta (melampirkan surat pernyataan bermaterai);
9) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;
10) Memiliki bukti potong pajak atas penghasilan tertinggi pada institusi
sebelumnya dan bukti lapor SPT Tahunan ;
11) Bersedia bekerja secara paruh waktu dengan hadir di kantor KPDSN 2
(dua) hari dalam satu minggu kerja dan tidak ada benturan waktu atau
kepentingan terkait ikatan kontrak pekerjaan dengan pemberi
kerja/institusi lainnya (melampirkan surat pernyataan bermaterai).

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut diatas adalah
6,5 (enam setengah) bulan calendar dengan nilai 187.200.000 (seratus delapan
puluh tujuh juta dua ratus ribu). Diharapkan pekerjaan dapat dimulai pada
tanggal 17 Juni 2019 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. Tenaga
Ahli Senior perlu bekerja secara paruh waktu dengan hadir di kantor KPDSN
2 (dua) hari dalam satu minggu kerja, mengikuti aturan yang berlaku di kantor
Kemenko Perekonomian.

Tahun 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
F. MANAJEMEN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) akan bertindak
sebagai Pemberi Tugas dan mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
yang akan menandatangani kontrak dengan Tenaga Ahli Senior dan mengelola
hal-hal yang berhubungan dengan kontrak dan pembiayaan, termasuk
memproses tagihan dari Tenaga Ahli Senior. PPK akan dibantu oleh tenaga
ahli administrasi yang akan direkrut secara terpisah dalam semua hal yang
berhubungan dengan manajemen dan keuangan penugasan ini.

Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum akan melapor kepada Ketua Tim
Teknis/Sekretaris Komite Peningkatan Daya Saing Nasional untuk hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan teknis pekerjaan dan kepada PPK
dalam hal yang berhubungan dengan administrasi dan pembayaran sesuai
dengan kontrak yang berlaku.

G. FASILITAS DARI PEMBERI TUGAS


Kemenko melalui Tim Teknis/Sekretariat Komite Peningkatan Daya Saing
Nasional dan PPK akan menyediakan secara bertahap beberapa fasiltas
penunjang dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
1) Menyiapkan dan mengadakan rapat sesuai kebutuhan dengan K/L
pemerintah dan institusi terkait lainnya sesuai kebutuhan;
2) Menyediakan ruang kantor dan AC yang memadai, termasuk perabot
kantor, sambungan/pesawat telpon dan internet;
3) Menyediakan notebook/desktop serta software pendukung dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan ini;
4) Menyediakan kendaraan untuk kegiatan dan perjalanan dalam rangka
pelaksanaan penugasan ini sesuai kebutuhan yang ada (kendaraan tidak
diperuntukan secara eksklusif untuk Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum)

H. PEMBIAYAAN
Pembiayaan pengadaan dan penugasan tenaga ahli perorangan sebagai Tenaga
Ahli Senior Bidang Hukum ini akan dibebankan pada APBN Komite
Peningkatan Daya Saing Nasional Tahun Anggaran 2019. Proses pengadaan
menggunakan APBN Komite Peningkatan Daya Saing Nasional Kegiatan-
2494 Tahun Anggaran 2019.

Anda mungkin juga menyukai