Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN KEGIATAN PEMELIHARAAN KOMPONEN ARSITEKTUR DAN

UTILITAS PADA GEDUNG OLAHRAGA TIGA SAUDARA KOTA CIMAHI


Tiana Puspa Dewi
Manajemen Aset, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung.
Email: tiana.puspa.mas18@polban.ac.id

ABSTRACT
Sports hall is a facility and infrastructure that has an important role to support the activities of
athletes or people who have a hobby of sports. As in Tiga Saudara Sport Hall which is located
in Cimahi City which is owned by individuals and has been around for 10 years. Behind the
building that is still standing firmly, the facilities and infrastructure of this sport hall were
damaged due to several factors that could disturb the comfort of the gor users. Therefore, it is
necessary to plan the maintenance activities of the Tiga Saudara Sport Hall building. The
author conducted research to plan maintenance activities as well as technical maintenance
activities in the Tiga Saudara Sport Hall. This research was conducted using observation
techniques and interviews with related parties. The results of the maintenance plan were found,
namely the architectural component maintenance plan and the utility component maintenance
plan.
Key word : Building components, Maintenance, Sport hall.
ABSTRAK
Gedung olahraga merupakan sarana dan prasarana yang memiliki peran penting untuk
menunjang kegiatan para atlet atau masyarakat yang memiliki hobi berolahraga. Seperti pada
Gor Tiga Saudara yang berada di Kota Cimahi milik perseorangan telah berdiri selama 10
tahun. Dibalik bangunan yang masih berdiri kokoh, sarana dan prasarana gor mengalami
kerusakan yang diakibatkan oleh beberapa faktor sehingga dapat menganggu kenyamanan
pengguna gor tersebut. Oleh karena itu, diperlukan rencana kegiatan pemeliharaan bangunan
gor tiga saudara. Penulis melakukan penelitian pada Gor Tiga Saudara untuk merencanakan
kegiatan pemeliharaan serta teknis kegiatan pemeliharaan pada bangunan Gor Tiga Saudara.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara kepada pihak
terkait. Ditemukan hasil rencana pemeliharaan yaitu rencana pemeliharaan komponen
arsitektur dan rencana pemeliharaan komponen utilitas.
Kata kunci : GOR, Komponen Bangunan, Pemeliharaan.
PENDAHULUAN
Gedung Olahraga umumnya disebut dengan “Gelanggang”, merupakan sebuah wadah atau
tempat yang dikhususkan untuk mewadahi sebuah kegiatan olahraga. Salah satu sarana dan
prasarana yang digunakan untuk menunjang kebutuhan olahraga para atlet dapat disediakan
oleh pemerintah maupun perseorangan sebagai peruntukan bisnis. Begitupula GOR Tiga
Saudara yang berada di daerah Ciawitali Kota Cimahi, dengan luas lahan 610 m2, dan luas
bangunan 515 m2. Fungsi utama dari gedung olahraga ini digunakan sebagai tempat berolahraga
bulu tangkis. Keberadaanya dapat memberikan manfaat besar kepada masyarakat yang
memiliki hobi olahraga serta menambah nilai ekonomi orang-orang yang berada di sekitar GOR
tersebut.
Seiring dengan bertambahnya umur kontruksi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap
harinya, kerusakan pada suatu bangunan tidak dapat dihindari. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka diperlukan perencanaan kegiatan pemeliharaan aset banguanan GOR Tiga
Saudara. Penulis melakukan penelitian ini dengan mengangkat rumusan masalah yaitu,
bagaimana rencana kegiatan pemeliharaan komponen arsitektur dan bagaimana rencana
kegiatan pemeliharaan komponen utilitas pada gedung olahraga Tiga Saudara. Tujuan dari
penelitian ini adalah merencanakan kegiatan pemeliharaan serta teknis kegiatan pemeliharaan
pada bangunan Gor Tiga Saudara. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
memberikan rekomendasi untuk kegiatan pemeliharaan yang diperlukan dan teknis
pemeliharaan Gor Tiga Saudara, agar aset bangunan dapat beroperasi sesuai dengan tupoksi
yang telah ditetapkan.
KAJIAN PUSTAKA
Bangunan Gedung Olahraga
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, Bangunan gedung ialah wujud fisik hasil
pekerjaan kontruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial budaya, maupun kegiatan khusus. Menurut Peraturan Menteri Pemuda
dan Olahraga Republik Indonesia No 0445 Tahun 2014 tentang Standar Prasarana Olahraga,
Gedung olahraga adalah suatu bangunan gedung yang digunakan untuk kegiatan olahraga yang
dilakukan di dalam ruangan.
Gedung olahraga diperuntukan sebagai tempat melakukan kegiatan olahraga dalam ruang
tertutup seperti bola basket, bola voli, bulu tangkis, futsal, tenis lapangan, senam, sepak takraw
dan olahraga lainnya sesuai dengan standar ketentuan teknis cabang olahraga bersangkutan.
Selain diperuntukan sebagai kegiatan selain olahraga, gedung olahraga dapat digunakan untuk
kegiatan lainnya seperti konser musik, kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan kegiatan lain
yang melibatkan pengunjung dengan jumlah cukup besar.
Pemeliharaan Gedung Olahraga
Menurut Sugiama (2014), Pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga,
memperbaiki dan mengembalikan kondisi peralatan atau sistem, agar kinerjanya sesuai dengan
fungsi atau rancangannya. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332
Tahun 2002: Pemeliharaan bangunan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi bagunan
agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan,
serta menjaga terhadap pengaruh yang dapat merusak. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Gedung, Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung
beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan gedung olahraga
merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi bangunan gedung
beserta sarana dan prasarananya agar dapat berfungsi dan bermanfaat sebagaimana yang telah
direncanakan. Bangunan GOR perlu dirawat dengan baik, dimaksudkan untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi bangunan dan peralatan yang digunakan di gedung olahraga tersebut
agar dapat berfungsi sesuai rencana serta menjaga terhadap pengaruh yang merusak sehingga
mencapai ataupun melebihi umur rencana yang telah ditentukan dan akan memberikan nilai
lebih berkaitan dengan kualitas gedung dan juga keamanan bagi pengguna.
Perencanaan Kegiatan Pemeliharaan
Perencanaa didefinisikan sebagai penyeleksian pada rangkaian tindakan dimasa yang akan
datang menuju penganalisaan dan pengevaluasian alternative-alternatif yang mungkin terjadi
(Roger W. Liska, 1994). Perencanaan pada kegiatan pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari
setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga system/equipment dalam proses perawatannya
sampai kondisi dapat diterima. Perencanaan pemeliharaan mencakup semua kegiatan
perawatan, reparasi, dan pekerjaan overhaul.
Jenis Pemeliharaan Bangunan GOR
Menurut British Standar (3811:1976), menjelaskan bahwa kegiatan pemeliharaan terbagi
menjadi 2 yaitu : 1) Pemeliharaan terencana (planned maintenance), adalah kegiatan
pemeliharaan yang diorganisasikan untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di masa yang
akan datang serta pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Menurut Corder, Antony, K.Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas
utama yaitu : a) Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance). Menurut Lubis, dkk
(2017), “Pemeliharaan preventif adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
secara terencana dan periodik dalam bentuk penjadwalan (time schedule), tujuannya untuk
mengurangi kemungkinan kerusakan, gangguan dan menjaga fasilitas”. b) Pemeliharaan
korektif (Corrective Maintenance). Merupakan “Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah
mesin atau fasilitas produksi mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik” (Assauri, 2008: p136).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan preventif adalah
perawatan yang dilakukan apabila terdeteksi adanya kerusakan yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan atas aset yang dipelihara guna memberikan aspek kenyamanan dan
keamanan bagi penggunanya. Pemeliharaan preventif bertujuan untuk membangun suatu sistem
yang akan menemukan kegagalan potensial dan melakukan perubahan atau perbaikan yang
dapat mencegah terjadinya kegagalan. 2) Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance),
adalah pemeliharaan darurat, yang didefinisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera
dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi,
kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder, Antony, K.Hadi, 1992).
Komponen Pemeliharaan Bangunan Gedung
Pemeliharaan bangunan dikelompokan kedalam beberapa komponen agar pemeliharaan
yang dilakukan terorganisisr sehingga dapat menghasilkan manfaat yang optimal. Berikut
adalah klasifikasi pemeliharaan komponen bangunan berdasarkan bidangnya.
Gambar 1. Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan
Sumber : Peraturan Menteri PU No.24 Tahun 2008

Lingkup komponen pemeliharaan terdiri dari komponen struktur, arsitektur dan utilitas.
Komponen pemeliharaan bangunan yang diamati pada penelitian ini yaitu komponen arsitektur
yang terdiri dari atap, plafon, dinding, lantai, kusen jendela. Kemudian komponen utilitas yaitu
alat-alat sanitasi. Penulis tidak mengamati komponen stuktur pada bangunan gor dikarenakan
penulis memiliki keterbatasan komponen tersebut tidak termasuk kedalam kompetensi program
studi manajemen aset.
Standar Pemeliharaan Bangunan Gedung
Standar pelaksanaan pemeliharaan komponen-komponen gedung mengacu pada pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan
Dan Perawatan Bangunan Gedung disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Standar Pemeliharaan Bangunan Gedung

No Kegiatan Pemeliharaan Standar


1 Pembersihan dinding keramik kamar mandi/WC 2 kali sehari
2 Pembersihan plafond triplek 3 bulan
3 Pelumasan kunci, engsel, grendel 2 bulan
4 Pelumasan pintu lipat 2 bulan
5 Pembersihan kusen Setiap hari
6 Pengecatan kembali kusen besi 1 tahun
7 Pembersihan dinding lapis kayu 1 bulan
8 Perawatan dinding kaca 1 tahun
9 Pembersihan kaca jendela serta pembatas
1 minggu
ruangan
10 Pembersihan saluran terbuka air kotor 1 bulan
11 Pembersihan sanitary fixtures (wastafel, toilet Setiap hari
No Kegiatan Pemeliharaan Standar
duduk, toilet jongkok, urinoir)
12 Talang air datar pada atap bangunan 1 tahun
13 Pengecatan kembali talang tegak dari pipa besi
4 tahun
atau PVC
14 Pengecatan luar bangunan 3 tahun
15 Pemeliharaan atap beton 1 bulan
16 Pemeliharaan listplank kayu 6 bulan
17 Pemeriksaan dan pembersihan floor drain Setiap hari
18 Penggunaan disinfektan untuk pembersihan
2 bulan
lantai dan dinding kamar mandi
19 Pembersihan lantai keramik Setiap hari
20 Pembersihan lantai keramik dengan penghisap
Setiap hari
debu
21 Pembersihan tirai/gordyn 2 bulan
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

METODOLOGI PENELITIAN
Penulis dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data
bersifat induktif (Sugiyono. 2010 : 9). Sedangkan yang dimaksud dengan deskriptif, Mohamad
Ali (1982:120) menjelaskan bahwa : “metode deskriptif digunakan untuk memecahkan
sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa sekarang”. Sesuai dengan
permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini yaitu menentukan rencana kegiatan
pemeliharaan pada komponen arsitektur dan utilitas pada Gor Tiga Saudara sebagai upaya
untuk mengatasi kerusakan yang terjadi pada bangunan serta merawat komponen tersebut,
maka peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui gambaran serta kondisi sebenarnya
dengan mendeskripsikan data yang diperoleh sebagai hasil suatu penelitian. Berdasarkan
sumbernya, data penelitian ini bersumber dari data primer dengan melakukan pengumpulan
data secara observasi dan wawancara kepada pihak pengelola Gor Tiga Saudara. Kemudian
penulis juga menggunakan data sekunder untuk mendukung informasi primer yang diperoleh
dari jurnal, buku dan dokumen peraturan pemerintah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil dan pembahasan mengenai perencanaan kegiatan pemeliharaan
berdasarkan kerusakan yang terjadi pada komponen bangunan Gor Tiga Saudara.
Kondisi Saat Ini
Dalam merencakan kegiatan pemeliharaan, perlu diketahui terlebih dahulu kerusakan yang
terjadi pada bangunan Gor Tiga Saudara. Berdasarkan hasil observasi lapangan, kerusakan yang
terjadi terlihat pada penutup jendela yang sudah terkelupas sehingga menjadikan cahaya yang
masuk kedalam gor terlalu terang serta kerusakan tersebut juga dapat mengurangi estetika
bangunan gor. Kerusakan lainnya terlihat pada fasilitas kamar mandi yang merupakan salah
satu fasilitas pendukung paling penting. Kamar mandi GOR Tiga Saudara masih dapat
digunakan namun kondisi lantai kamar mandi yang sudah berkerak serta urinoir pada kamar
mandi pria sudah tidak berfungsi membuat para pengunjung gor tidak nyaman menggunakan
kamar mandi tersebut. Kemudian penulis menemukan cat dinding bangunan gor sudah banyak
yang terkelupas dan terdapat plafon yang tidak terpasang sebagian.

Gambar 2. Kerusakan Komponen Gedung Gor Tiga Saudara


Sumber: Puspa, 2020

Berdasarkan gambar kerusakan diatas, agar aset bangunan gor dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terutama
bangunan gor yang mengalami kerusakan merupakan aset yang memiliki peran vital untuk
keberlangsungan kegiatan operasional Gor Tiga Saudara. Berikut ini adalah uraian perencanaan
pemeliharaan pada komponen bngunan Gor Tiga Saudara.
A. Rencana Pemeliharaan Komponen Arsitektur
Kerusakan yang terjadi pada komponen arsitektur bangunan terdiri dari atap, lantai,
dinding, kusen jendela dan plafon triplek. Berikut tabel rencana pemeliharaan pada komponen
arsitektur.
Tabel 2. Rencana Kegiatan Pemeliharaan Komponen Arsitektur
Komponen Jenis kegiatan pemeliharaan
Kondisi Eksisting Kondisi Ideal
Gedung Olahraga Preventif Korektif
Komponen Arsitektur
1. Atap Atap berdebu Pembersihan Pembersihan Tidak ada
permukaan atap permukaan atap tindakan korektif
dengan periodik satu bulan sekali.
bulanan
2. Lantai Lantai keramik - Pembersihan - Pembersihan - Penggantian
retak, kusam lantai keramik lantai minimal lantai keramik.
serta menguning dengan 2 hari sekali.
periodik harian.
- Penggunaan
- disinfektan
3. Dinding Cat dinding - Pembersihan - Pembersihan - Pengecatan
berdebu dan dinding dinding kamar ulang
mengelupas. keramik kamar mandi setiap
mandi/WC hari sebanyak
dengan minimal 2 (dua)
periodik harian. kali.
- Pengecatan - Pembersihan
ulang dinding
bangunan gor
minimal 2 (dua)
bulan sekali
- Pembersihan
dinding koridor
setiap hari.
Dinding kaca - Pembersihan - Pembersihan Penggantian
berkerak. kaca kaca setiap dinding kaca.
- Pemeriksaan hari.
perekat kaca.
4. Kusen Jendela Penutup kaca - Pembersihan - Pembersihan - Penggantian
jendela kusen kusen setiap penutup kaca
mengelupas, - Pembersihan hari. jendela
kusen jendela kaca jendela - Pembersihan - Penggantian
keropos kaca jendela. kusen jendela
5. Plafon Triplek Kebocoran plafon - Pembersihan - Pembersihan - Penggantian
jendela serta plafon dengan plafon 3 bulan plafon yang
terdapat noda periodik sekali. bocor.
bercak kebocoran bulanan. - Pengecatan
noda akibat
kebocoran.
Sumber : Puspa,2020
Berdasarkan tabel diatas, pemeliharaan komponen arsitektur bangunan Gor Tiga Saudara
mencakup pemeliharaan preventif dan korektif. Berikut uraian penjelasan mengenai rencana
kegiatan pemeliharaan komponen arsitektur.
1. Atap
Kondisi atap Gor Tiga Saudara yang menggunakan atap metal jenis bondex sangat berdebu
perlu dilakukannya kegiatan pemeliharaan preventif, berupa pembersihan dengan
menggunakan air dan sikat pada permukaan atap agar tampilannya selalu bersih. Kegiatan
pembersihan atap perlu dilakukan secara periodik minimal setiap bulan. Kegiatan pemeliharaan
pada atap dilakukan untuk melindungi atap dari sampah serta organisme botani seperti rumput
yang terdapat di permukaan atap. Pembersihan dilakukan seminggu sekali untuk sampah dan
setiap tiga bulan sekali untuk rumput.
2. Lantai
Lantai bangunan Gor Tiga Saudara beberapa telah mengalami kerusakan, yaitu banyak
lantai keramik yang telah retak sehingga perlu dilakukan penggantian dengan lantai yang
memiliki pernukaan yang kasar agar tidak licin dan dapat menyerap air.
Untuk menghindari lantai kamar mandi yang berkerak, dapat dilakukan pembersihan lantai
setiap hari minimal 2 (dua) kali menggunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen
pengikat keramik dengan cara menyikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan
bilas dengan air bersih, menggunakan disinfektan untuk membunuh bakteri yang ada dilantai,
kemudian dikeringkan. Selain kegiatan pemeliharaan tersebut, para pengunjung juga perlu
menjaga kebersihan toilet agar dapat membantu pengelola untuk memelihara kebersihan
fasilitas toilet tersebut.
3. Dinding
Kondisi dinding bangunan Gor Tiga Saudara utamanya yaitu cat yang telah kusam serta
mengelupas sehingga tindakan yang dilakukan yaitu perlu dilakukan pengecatan ulang secara
berkala. Menurut peraturan Menteri PUPR pengelola juga perlu merawat dinding tersebut
minimal 2 (dua) bulan sekali dengan cara membersihkan dinding menggunakan kemoceng atau
membasuh dinding dengan lap basah serta air bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran
yang menempel pada dinding. Kegiatan peawatan tersebut dilakukan agar cat yang melekat
pada dinding dapat bertahan lama, dan dinding terbebas dari debu serta mempertahankan nilai
estetika bangunan.
Selain itu perlu dilakukan pembersihan noda-noda pada dinding keramik toilet dengan
menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas kemudian dikeringkan.
Pembersihan ember atau gayung toilet dilakukan setiap satu minggu sekali menggunakan floor
cleaner serta cairan disinfektan.
Kegiatan pemeliharaan preventif pada dinding bangunan dapat dilakukan dengan
membersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak (water seal) dengan
menggunakan kain majun, untuk bagian atas bisa menggunakan tangga atau rakbol. Kegiatan
pembersihan ini dilakukan sebagai kegiatan pemeliharaan harian. Kondisi dinding kaca pada
gor sudah berkerak perlu dilakukan tindakan pemeliharaan berupa pembersihan kaca dengan
bahan deterjen menggunakan sikat karet. Selain itu langkah lain dapat mencelupkan aplikator
pembersih dalam larutan glass cleaner dengan campuran 1:20, basahkan/semprotkan tipis,
gunakan semprotan botol, gosok dinding kaca yang akan dibersihkan, setelah itu tarik dengan
wiper kaca secara vertikal, hingga cermin benar-benar bersih. Apabila terdapat noda yang
melekat pada kaca berupa cat, lem, plitur, dempul, dapat menggunakan trim scrapper & blade
(silet kaca). Kegiatan pembersihan dinding kaca juga, perlu dilakukan kegiatan pemeriksaan
karet atau sealent kaca yang melekat pada kaca, apabila terdapat kerusakan karet perekat perlu
diperbaiki dengan karet perekat baru dengan tipe yang sesuai. Pengelola perlu menghindari
bahan pembersih yang mengandung tinner atau benzene karena akan merusak elastisitas karet
atau sealent
4. Kusen Jendela
Kondisi kusen jendela bangunan terlihat kurang terawat dengan penutup kaca jendela yang
sudah terkelupas serta terdapat rumput yang tumbuh dari sela-sela kusen jendela dan pada
beberapa kusen telah terjadi pelapukan. Kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan pada
kusen jendela tersebut yaitu membersihkan kusen jendela dari kotoran maupun rumput dengan
periodik harian. Setelah bebas dari kotoran, kusen kayu diberi cairan kimia pembersih khusus
kusen kayu menggunakan spon kemudian dikeringkan menggunakan lap kering. Agar kusen
kayu awet, pengelola dapat memberikan cairan anti serangga pada kusen sehingga kusen dapat
terhindar dari rayap.
Selain itu, kegiatan pengecatan ulang perlu dilakukan agar menjaga warna dari kusen
tersebut tetap mengkilap. Kegiatan pemeliharaan preventif pada kaca kusen jendela dapat
dilakukan pembersihan menggunakan spons/lap/wiper glass yang dicampur busa cairan
shampo yang diencerkan kemudian dioleskan tepat pada kaca jendela, hal tersebut dilakukan
dengan hati-hati dan tidak perlu menggunakan banyak air. Pada kondisi kaca jendela Gor Tiga
Saudara dipasang kertas untuk meredam cahaya yang masuk kedalam gor, penulis
menyarankan agar penutup kaca lebih awet, pemilik dapat mengganti penutup kaca
menggunakan sand glass. Selain dapat bertahan lama, penutup kaca sand glass juga dapat
menambah nilai estetika bangunan daripada menggunakan kertas.
5. Plafon
Kondisi plafon pada Gor Tiga Saudara sangat tidak terawat. Terdapat kerusakan pada
plafon berupa kebocoran, warna plafon yang sudah memudar, banyaknya debu dan kotoran
serta terdapat plafon yang rusak kemudian dilepas sehingga plafon ada yang tidak terpasang
sebagian. Kerusakan tersebut dikarenakan pengelola tidak memberikan tindakan secara
langsung ketika terjadi kebocoran. Kegiatan pemeliharaan preventif yang dapat dilakukan yaitu
melakukan pembersihan kotoran yang melekat sekurang-kurangnya 3 tiga bulan sekali dari
kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat atau kuas. Apabila permukaan plafon rusak
permukaanya dikarenakan kebocoran, pengelola perlu segera melakukan tindakan korektif
yaitu mengganti plafon dengan yang baru. Noda akibat kebocoran ditutup dengan cat kayu baru
kemudian di cat dengan emulsi yang serupa. Kegiatan pembersihan harian pada plafon dapat
dilakukan menggunakan rakbol untuk menghilangkan debu dan kotoran.
B. Rencana Pemeliharaan Komponen Utilitas
Kondisi komponen utilitas bangunan Gor Tiga Saudara yang mengalami kerusakan
meliputi instalasi listrik, instalasi air serta peralatan sanitair. Berikut tabel rencana pemeliharaan
komponen utilitas.
Tabel 3. Rencana Kegiatan Pemeliharaan Komponen Utilitas
Komponen Jenis kegiatan pemeliharaan
Kondisi Eksisting Kondisi Ideal
Gedung Olahraga Preventif Korektif
Komponen Utilitas
1. Instalasi Lampu gor yang Inspeksi Pemeriksaan Penggantian
Listrik tidak berfungsi pemeriksaan performance lampu.
setiap lampu lampu.
Saklar serta stop - Inspeksi - Pemeriksaan Penggantian
kontak tidak pemeriksaan kondisi saklar kerusakan saklar
berfungsi seluruh saklar - Pengecekan dan stop kontak.
- Pengecekan instalasi listrik
instalasi listrik dengan Megger
dengan megger 500 V
500 V. - Menutup saklar
atau stop
kontak yang
tidak
digunakan.
2. Instalasi Air Kebocoran pipa - Pembersihan - Pembersihan - Mengganti
saluran air kotor saluran air kotor saluran air kotor pipa air kotor
1 bulan sekali 1 bulan sekali - Memberi lem
- Pemeriksaan - Pemeriksaan pada pipa PVC
berkala system berkala yang bocor
instalasi air sambungan pipa
PVC
3. Peralatan Kerusakan pada Pembersihan - Pembersihan Penggantian
Sanitair urinoir, wastafel sanitary fixtures peralatan urinoir.
serta toilet (wastafel, toilet sanitair setiap
jongkok. duduk, toilet hari.
jongkok, urinoir
setiap hari.
Sumber : Puspa,2020
Berdasarkan tabel 3, pemeliharaan komponen utilitas bangunan mencakup pemeliharaan
preventif dan korektif. Berikut uraian penjelasan rencana kegiatan pemeliharaan komponen
utilitas.
1. Instalasi Listrik
Bagian dari instalasi listrik yaitu sistem elektrikal dan penerangan. Kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan terhadap lampu-lampu penerangan pada GOR,
dapat dilakukan penggantian lampu dengan periodik tahunan sesuai dengan kualitas lampu
yang digunakan. Kemudian melakukan pemeriksaan terhadap stop kontak dan saklar yang
terdapat pada bangunan gor dengan meggunakan Megger 500 V. Apabila terdapat kerusakan
maka pelu dilakukan pemeliharaan korektif terhadap saklar dan stop kontak. Kegiatan preventif
pada sistem penerangan dapat dilakukan dengan melakukan pembersihan menggunakan
kemoceng agar sesuai dengan standar kebersihan milik peraturan Menteri PU yaitu bebas dari
noda dan debu, serta menutup saklar atau stop kontak yang tidak digunakan.
2. Instalasi Air
Instalasi air pada bangunan gor diantara terdapat instalasi air kotor dan air bersih. Kegiatan
pemeliharaan instalasi air kotor dapat dilakukan dengan melakukan pembersihan saluran
terbuka air kotor pada sekitar bangunan agar terhindar dari barang-barang yang dapat
menganggu aliran air dalam saluran, minimal 1 (satu) bulan sekali. Apabila terdapat kebocoran
pada sambungan pipa PVC, pemeliharaan korektif dapat dilakukan dengan pemberian lem PVC
pada pipa kemudan balut dengan karet bekas ban sehingga kebocoran dapat dihentikan.
3. Peralatan Sanitair
Komponen lain yang bermasalah pada gor yaitu insfrastruktur toilet. Kerusakan sangat
parah pada urinoir perlu diganti karena membuat kondisi toilet menjadi kurang nyaman. Selain
itu kondisi lantai toilet serta kloset yang sudah berkerak sangat memprihatinkan. Dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.24 Tahun 2008 hal yang dapat
dilakukan pengelola dalam mengatasi permasalahan tersebut dimulai dari kegiatan perawatan
harian dengan cara membersihkan urinoir,wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian dalam
setiap hari, untuk posisi sulit dapat dilihat menggunakan pantulan cermin, lalu kemudian dibilas
dan dikeringkan kembali agar bercak air tidak membekas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka didapat kesimpulan dan saran dari penelitian ini yaitu:
KESIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Gor Tiga Saudara memperoleh
kesimpulan yaitu :
1. Rencana pemeliharaan pada komponen arsitektur dilakukan dengan merencanakan
kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif pada atap, lantai, dinding, kusen jendela
dan plafon.
2. Rencana pemeliharaan pada komponen utilitas dilakukan dengan merencanakan
kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif pada instalasi penerangan, instalasi air
kotor dan peralatan sanitair.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari penulis kepada pihak pengelola agar
bangunan Gor Tiga Saudara dapat memberikan fasilitas dan layanan yang maksimal sebaiknya
pengelola menyempurnakan kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai standar Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum. Selain itu, perlu dibuat jadwal pemeliharaan yang terstruktur serta
pengawasan kegiatan pemeliharaan yang terorganisir guna mempermudah kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan, serta menghasilkan output pemeliharaan yang dapat
meminimalisasi kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. (1982). Penelitian Kependidikan. Bandung : Angkasa.
Assauri, Sofian. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Corder, Antony, K. Hadi, 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga.
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum :
No.24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
Jakarta : Direktorat Jendral Cipta Karya
Gawei, A. B. (2018). STUDI PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA (STUDI
KASUS: UNIVERSITAS PALANGKA RAYA). Jurnal Teknika Vol. 1 No.2, 146-153.
Heintzelman, E. John. 1976. The Complete Handbooks of Maintenance Manage-ment, New
York: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs.
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah R.I. Nomor. 332/KPTS/M/2002.
(2002). Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Lubis, M. A., I., & Arfansyah, M. H. (2017). Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Pemeliharaan Peralatan Sistem Informasi Pemeliharaan Peralatan Dan Mesin Kantor Pada
Efisiensi Jurnal Edik Informasi. Jurnal Edik Informatika,3,8-17.
Menteri Pemuda dan Olahraga. 2014. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga : No.0445
Tahun 2014 Tentang Standar Prasarana Olahraga Berupa Bangunan Gedung Olahraga.
Jakarta : Sekretariat Negara.
Schuette, Stephen D. and Liska, Roger W., (1994). Building Construction Estimating, Mc
Graw- Hill, Inc., hal. 28.
Sugiama, A. Gima. (2014). Diktat Sistem Operasi dan Pemeliharaan. Bandung: Guardaya
Intimarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai