Anda di halaman 1dari 25

SERI MATERI SKB

PENYAKIT NON INFEKSI


KANKER SERVIKS
SERI “PENYAKIT NON INFEKSI”
KANKER SERVIKS ,HIPERTENSI,
STROKE, INFARK

PENYAKIT DEGENERATIF
( HEMOFILIA, LEUKEMIA, THALASEMIA)

DM tipe 1 & 2
PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

TRANSPLANTASI ORGAN
( HATI, GINJAL, KORNEA MATA)
• Infographic Style

K A N K E R
S E R V I K S
FUNGSI SERVIKS
FUNGSI. Serviks mengeluarkan lendir rahim
yang berbeda kadarnya pada masa-masa
tertentu. Fungsi lendir rahim ini yakni sebagai
perlindungan alami tubuh dari bakteri dari luar
tubuh. Selain itu lendir rahim juga berperan
dalam membantu sperma berenang menuju
ovum.

Serviks adalah bagian khusus dari uterus yang


terletak di bawah isthmus. Pada sisi anterior,
batas atas serviks, ostium interna letaknya
kurang lebih setinggi lipatan refleksi peritoneum
antar uterus dan kandung kemih (Cunningham,
1989).
BAGIAN SERVIKS
1. Endoserviks : sering disebut juga sebagai
kanal endoserviks.
2. Ektoserviks (eksoserviks) : bagian vaginal
serviks
3. Os Eksternal : pembukaan kanal
endoserviks ke ektoserviks
4. Forniks : refleksi dinding vaginal yang
mengelilingi ektoserviks
5. Os Internal: bagian batas atas kanal
DEFENISI
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim atau biasa juga
disebut kanker leher rahim. Yaitu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim
(uterus) dengan liang senggama wanita
(vagina).

Kanker servik disebut juga "silent killer" karena


perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi.
Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker
membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20
tahun. Proses ini seringkali tidak disadari
hingga kemudian sampai pada tahap
pra-kanker tanpa gejala.
2 JENIS SEL PADA RAHIM
Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu
sel kolumnar dan sel skuamosa. Sel
skuamus ini sangat berperan dalam
perkembangan kanker serviks.
Jenis skuamosa merupakan jenis yang
paling sering ditemukan, yaitu ± 90%
merupakan karsinoma sel skuamosa
(KSS), adenokarsinoma 5% dan jenis lain
sebanyak 5%.

Sel ini berasal dari sel basal atau reserved


cell. Sedang adenokarsinoma terlihat
sebagai sel-sel yang berasal dari epitel
torak endoserviks, atau dari kelenjar
endoserviks yang mengeluarkan mukus
(Notodiharjo, 2002).
PATOFISIOLOGY
1. Karsinoma serviks adalah penyakit
yang progresif, mulai dengan
intraepitel, berubah menjadi neoplastik,
dan akhirnya menjadi kanker serviks
setelah 10 tahun atau lebih. Secara
histopatologi lesi pre invasif biasanya
berkembang melalui beberapa stadium
displasia (ringan, sedang dan berat)
menjadi karsinoma insitu dan akhirnya
invasif.
2. Berdasarkan karsinogenesis umum,
proses perubahan menjadi kanker
diakibatkan oleh adanya mutasi gen
pengendali siklus sel. Gen pengendali
tersebut adalah onkogen, tumor
supresor gene, dan repair genes.
PATOFISIOLOGY
3. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang
berlawanan dalam karsinogenesis, dimana onkogen
memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan
tumor supresor gen akan menghambat perkembangan
tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam
pertumbuhan sel.
4. Meskipun kanker invasive berkembang melalui
perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres
menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi
secara spontan sebanyak 3 -35%.
5. Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai
angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari
displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 –
7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma
insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992
PATOFISIOLOGY
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat,
diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan
menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada
aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan
gangguan keseimbangan hormon.

Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut


menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif
pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan.
Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka,
pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke
kanalis serviks.
PATOFISIOLOGY
Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks,
parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan
atau vesika urinaria

Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada


sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang
tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta
kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi
keganasan.
PATOFISIOLOGY
Berbagai jenis protein diekspresikan oleh HPV yang pada dasarnya
merupakan pendukung siklus hidup alami virus tersebut. Protein tersebut
adalah E1, E2, E4, E5, E6, dan E7 yang merupakan segmen open
reading frame (ORF). Di tingkat seluler, infeksi HPV pada fase laten
bersifat epigenetic.
PATOFISIOLOGY
Berbagai jenis protein diekspresikan oleh HPV yang pada dasarnya
merupakan pendukung siklus hidup alami virus tersebut. Protein tersebut
adalah E1, E2, E4, E5, E6, dan E7 yang merupakan segmen open
reading frame (ORF). Di tingkat seluler, infeksi HPV pada fase laten
bersifat epigenetic.

Pada infeksi fase laten, terjadi terjadi ekspresi E1 dan E2 yang


menstimulus ekspresi terutama terutama L1 selain L2 yang berfungsi
pada replikasi dan perakitan virus baru. Virus baru tersebut menginfeksi
kembali sel epitel serviks

Di samping itu, pada infeksi fase laten ini muncul reaksi imun tipe lambat
dengan terbentuknya antibodi E1 dan E2 yang mengakibatkan
penurunan ekspresi E1 dan E2. Penurunan ekspresi E1 dan E2 dan
jumlah HPV lebih dari ± 50.000 virion per sel dapat mendorong
terjadinya integrasi antara DNA virus dengan DNA sel penjamu untuk
kemudian infeksi HPV memasuki fase aktif (Djoerban, 2000)
PATOFISIOLOGY
Ekspresi E1 dan E2 rendah hilang pada pos integrasi ini menstimulus ekspresi
onkoprotein E6 dan E7. Selain itu, dalam karsinogenesis kanker serviks
terinfeksi HPV, protein 53 (p53) sebagai supresor tumor diduga paling banyak
berperan.

Fungsi p53 wild type sebagai negative control cell cycle dan guardian of genom
mengalami degradasi karena membentuk kompleks p53-E6 atau mutasi p53.
Kompleks p53-E6 dan p53 mutan adalah stabil, sedangkan p53 wild type adalah
labil dan hanya bertahan 20-30 menit.

Apabila terjadi degradasi fungsi p53 maka proses karsinogenesis berjalan tanpa
kontrol oleh p53. Oleh karena itu, p53 juga dapat dipakai sebagai indikator
prognosis molekuler untuk menilai baik perkembangan lesi pre-kanker maupun
keberhasilan terapi kanker serviks (Kaufman et al, 2000).

Dengan demikian dapatlah diasumsikan bahwa pada kanker serviks terinfeksi


HPV terjadi peningkatan kompleks p53-E6. Dengan pernyataan lain, terjadi
penurunan p53 pada kanker serviks terinfeksi HPV.
ETIOLOGY
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim.
Sekitar 70% kejadian kanker serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV
18.

Berdasarkan penelitian Sjamsuddin (2001), disimpulkan bahwa terdapat 3


golongan tipe HPV dalam hubungannya dengan kanker serviks,
1. HPV resiko rendah, yaitu HPV tipe 6 dan 11, 46 yang jarang ditemukan pada
karsinoma invasif ;
2. HPV resiko sedang, yaitu HPV 33, 35, 40, 43, 51, 56, dan 58 ; .
3. HPV resiko tinggi, yaitu HPV tipe 16, 18, 31.
Ketiga jenis HPV ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang abnormal,
namun hanya tipe 2 dan 3 yang menyebabkan kanker
VAKTOR RESIKO
-Tangan yang tidak bersih yang dimasukkan ke dalam vagina, contoh salah satunya adalah
masturbasi, ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu
-menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher
rahim Anda
-Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
HPV pada serviks.
-Kurang mengkonsumsi vitamin C, asam folat dan vitamin E serta diet ketat akan memperburuk daya
tahan tubuh karena dari beberapa pengamatan dengan daya tahan tubuh yang prima, maka mampu
mencegah virus HPV ini
-Suami/pasangan seksualnya pernah melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18
tahun dan berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks , dimana berdasarkan beberapa penelitian, hubungan seks bebas yang dilakukan dibawah
usia 18 tahun dapat meningkatkan resiko menjadi 2-3 kali lipat.
- Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan
pada tahun 1940-1970)
- Pemakaian pil KB
-Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
-- Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin) secara deteksi
dini dari stadium sebelum kanker ini terjadi tidak diketahui segera.
-Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal
dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
VAKTOR RESIKO
✓Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada
usia muda karena pada usia remaja (12-20 tahun) organ
reproduksi wanita sedang aktif berkembang.
✓Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV menyerang
wanita muda (usia 15-24 tahun).
✓Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan
sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat
berhubungan seksual dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel
abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan
kanker serviks.
GEJALA KANKER SERVIKS
1. Pada stadium dini, gejala kanker serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi
untuk menjadi kanker. Walau demikian, ciri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker serviks:
•Terasa sakit saat berhubungan seksual
•Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,
•Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi
•Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),
•Penurunan berat badan drastis.
2. Ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di
sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
•Perdarahan vagina yang abnormal, seperti perdarahan diantara 2 menstruasi atau perdarahan dari
vagina setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
•Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna kekuningan atau kemerahan bahkan
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk
•Menstruasi yang berlangsungh lebih lama dan lebih banyak jumlah darahnya dan kondisi ini dialami
setiap bulan dengan periode yang menetap atau terus menerus.
3. Pada stadium lanjut:
kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah
satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari
vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.

,
GEJALA KANKER SERVIKS
1. Pada stadium dini, gejala kanker serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi
untuk menjadi kanker. Walau demikian, ciri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker serviks:
•Terasa sakit saat berhubungan seksual
•Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,
•Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi
•Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),
•Penurunan berat badan drastis.
2. Ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di
sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
•Perdarahan vagina yang abnormal, seperti perdarahan diantara 2 menstruasi atau perdarahan dari
vagina setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
•Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna kekuningan atau kemerahan bahkan
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk
•Menstruasi yang berlangsungh lebih lama dan lebih banyak jumlah darahnya dan kondisi ini dialami
setiap bulan dengan periode yang menetap atau terus menerus.
3. Pada stadium lanjut:
kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah
satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari
vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.

,
Stadium kanker
• Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum
seberapa jauh kanker telah menyebar. Ada 2 sistem yang
digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker
serviks, yaitu sistem FIGO (Federasi Internasional Ginekologi
dan Obstetri) dan sistem T
• Kedua pemetaan ini mengelompokkan kanker serviks
berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor, apakah kanker telah
menyebar ke kelenjar getah bening dan apakah telah menyebar
ke tempat jauh.
• Dalam sistem AJCC, stadium menggunakan angka Romawi 0 s/d
IV (0-4). Secara umum, angka yang lebih rendah menunjukkan
semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang
lebih tinggi, seperti stadium IV (4) menunjukkan kanker yang
lebih serius.
Klasifikasi berdasarkan stadium
Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya
ditemukan di lapisan terdalam leher rahim
Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.
Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi
tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian bawah
vagina.
Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga
bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding
panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung
kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru,
tulang, liver, dll)
CARA DAN TES YANG DILAKUKAN UNTUK
MENEMUKAN KANKER SERVIKS

Lakukan tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul secara teratur.


Adapun tes – tes yang dilakukan pada kanker serviks adalah sebagai berikut:
1. Colposcopy, yaitu teropong leher rahim.
2. Cone Biopsi, merupakan pengambilan sedikit jaringan serviks untuk diteliti oleh
ahli patologi.
3. Tes penanda tumor SCC melalui pengambilan sample darah
4. Cystoscopy: tabung tipis berlensa cahaya dimasukkan ke dalam kandung kemih
melalui uretra untuk mengetahui apakah kanker telah berkembang ke daerah ini.
Sample biopsy juga bisa diambil sekaligus. Cystoscopy memerlukan anestesi bius
total.
5. Proktoskopi: tabung tipis terang digunakan untuk memeriksa penyebaran kanker
serviks ke area anus Anda.
6. Pemeriksaan panggul: Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan panggul (di
bawah anestesi) untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar melampaui
daerah leher rahim.
Nursing Diagnose

1. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi


tambahan lainnya.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status hipermetabolik berhubungan
dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi dan
pembedahan.
ALLPPT
Layout

THANK YOU
Insert the Sub Title of Your Presentation
Clean Text
Slide
for your
Presentation

Anda mungkin juga menyukai