Anda di halaman 1dari 28

PENATALAKSANAAN LINEN

No.Dokumen

No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002

PENGERTIAN Penanganan linen kotor yang telah dipakai pasien dan petugas. Mulai dari unit
perawatan sampai pengiriman ke laundry / unit pencucian

1. Menciptakan lingkungan bebas infeksi


TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi silang

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

2. Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021


tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di
Puskesmas Seruway

1. Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan dibilas
PROSEDUR dengan
air.Linen kotor tersebut kemudian langsung di masukkan ke dalam kantong
linen
2. Hilangkan bahan padat (missal, feses) dari linen yang sangat
kotor
(menggunakan APD yang sesuai)dan buang limbah padat tersebut ke
dalam toilet sebelum linen di masukkan kekantong cucian.
3. Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati - hati untuk
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang - orang di
sekitarnya.
4. Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien. Masukan linen
yang terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi dengan
memanipulasi minimal.
5. Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur
pencucian biasa.
6. Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standard dan prosedur tetap
fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian air panas,cuci linen
menggunakan detergen / desinfektan dengan air 70°C selama minimal 25
menit
.

UNIT TERKAIT Rawat inap, Rawat Jalan, PONED


PENCUCIAN LINEN INFEKSIUS
No.Dokumen
SP
No.Revisi
O
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
proses menghilangkan noda dengan menggunakan detergent pada semua jenis
linen yang terkena cairan tubuh (seperti darah, kencing, muntahan dan feses) dan
PENGERTIAN
linen yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella, HBV dan
HIV dan infeksi lainnya yang spesifik atau linen yang berasal dari ruang isolasi.
Sebagai acuan petugas dalam melakukan pengelolaan linen infeksius
TUJUAN
1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
KEBIJAKAN
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,
tentang Puskesmas;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015,
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4.Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6.Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang
Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
7.Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
8.Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021 tentang
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di Puskesmas Seruway

1. Gunakan APD (masker, handscoon, celemek dan sepatu boot)


PROSEDUR sebelum melakukan kegiatan pencucian linen infeksius
2. Siapkan air panas dan clorin di wadah mesin cuci
3. Rendam linen infeksius ke dalam air panas tersebut yang sudah
dicampuri clorin selama ± 10 menit
4. Masukkan deterjen ke dalam rendaman linen tersebut sesuai dengan
takaran
5. Nyalakan mesin cuci dengan lama proses pencucian selama ± 15 menit
6. Buang air rendaman tersebut kemudian beri air bersih kembali untuk
membilas, pembilasan dilakukan sebanyak dua kali
7. Buang air bilasan tersebut kemudian beri air bersih dan pewangi,
rendam ± 10 menit
8. Buang air pewangi tersebut dan pindahkan linen ke wadah mesin cuci
pengering
9. Keringkan di mesin cuci selama ± 15 menit
10. Jemur linen

1. UGD
UNIT TERKAIT 2. Rawat Inap
3. Ruang bersalin
4. Poli KIA/KB/Imunisasi
5. Poli Gigi
6. Poli Lansia
PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS

No.Dokumen
SPO
No.Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

ASRUL,S.Kep
UPTD PUSKESMAS NIP.19711007 199603 1 002
SERUWAY
Proses pencuciansemuajenis linen yang telah dipakai atau digunakan oleh pasien
yang tidak terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, dan feses
PENGERTIAN
1. Memastikan proses pencucian linen kotor dapat dijalankan dengan standart yang
ditetapkan.
TUJUAN
2. Linen bersih, rapi dan siap digunakankembali
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomia
Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang Pedoman
KEBIJAKAN Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021 tentang
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
( PPI) di Puskesmas Seruway
1.Cuci tangan
PROSEDUR 2.Gunakan APD ( seragam khusus laundy, topi, masker dan sarung tangan)
3.Timbang linen non infeksius sesuai dengan berat mesin cuci
4.Masukkan linen yang sudahditimbangkedalammesincuci
5.Lakukan proses pencucian sesuai dengan SPO penggunaan mesin cuci sesuai
jenisnya
6.Setelah prosedur pencucian selesai, keluarkan linen dari mesin cuci
7.Inspeksi ulang linen dari kemungkinan masih adanya noda
8.Ulangi pencucian dengan proses yang sama pada linen yang masih terdapat noda
atau kotor
9.Bagi cucian bersih menjadi 2 bagian sebelum dimasukkan kedalam mesin
pengering
10.Masukkan linen kedalam mesin pengering bergantianselama 30 menit
11.Setelah kering, keluarkan linen dari mesin pengering dan lakukan proses
pelipatan linen
Unit laundry

UNIT TERKAIT
KEBERSIHAN TANGAN

No.Dokumen
SPO
No.Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
Menghilangkan debu dan kotoran secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikro organisme
PENGERTIAN

1.Menjaga kebersihan perorangan


TUJUAN 2.Mencegah terjadinya infeksi silang
Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang Pedoman
KEBIJAKAN Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman PPI
di RS dan Fasyankes Lainnya;
Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021 tentang
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di Puskesmas Seruway
1.Peralatan
PROSEDUR Kran Air mengalirHanduk / kertas tissueSabun CairLarutan antiseptik
2.Intruksi kerja
Persiapan
1)Sarana cuci tangan disiapkan disetiap ruang pelayanan dan ruang jaga rawat inap
.2)Air bersih yang mengalir
3)Sabun sebaiknya dalam bentuk sabun cair
4)Tissue atau kain yang kering
5)Kuku selalu dijaga agar tetap pendek
6)Melepas perhiasan dan aksesoris yang ada di tangan

b.Pelaksanaan
1)Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
2)Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
3)Ratakan dengan kedua telapak tangan
4)Gosok punggung dan sela-sela jari dengan tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
5)Gosok kedua telapak dan sela-sela jari hingga bersih
6)Membersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkannya
7)Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman telapak tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
8)Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri
dan sebaliknya
9)Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan
air bersih yang mengalir
10)Keringkan dengan handuk / tissue kering
1. UGD
2. Rawat Inap
3. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT 4. Poli KIA/KB/Imunisasi
5. Poli Gigi
6. Poli Lansia
7.Rawat jalan
8.Ruang administrasi
9.Ruang Program
ALAT PELINDUNG DIRI ( APD)
No.Dokumen
SPO
No.Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
Alat pelindung diri ( APD ) adalah alat yang digunakan sebagai teknik pencegahan
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang disebut “carrier “.Barrier
PENGERTIAN
yang umum digunakan masker, kacamata pelindung , gaun , apron, sarung tangan,
penutup kepala, pelindung kaki
Melindungi tenaga kesehatan , pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan transmisi material infeksius
TUJUAN
Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang Pedoman
KEBIJAKAN Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021 tentang
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di Puskesmas Seruway
A.Masker N 95
PROSEDUR Langkah – langkah :
1. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian
hidung pada ujung jari- jari, biarkan tal pengikat menjuntai bebas di bawah
tangan anda,
2. Posisikan respirator dibawah dagu dan sisi untuk hidung berada diatas
3. Tariklah tali pengikat respirator yanag atas dan posisikan tali agak tinggi
dibelakang kepala diatas telinga, tarik tali pengikat respirator yang bawah
dan posisikan tali dibawah telinga
4. Letakkan jari – jari kedua tangan anda di atas bagian hidung yang terbuat
dari logam. Tekan sisi logam tersebut ( gunakan dua jari dari masing –
masing tangan )mengikuti bentuk hidung. Jangan menekan respirator
dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja
kurang efektif
5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati – hati agar
posisi respirator tidak berubah
B. Masker Biasa
Langkah – langkah pemasangan :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
2. Pastikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga
melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker
Langkah – langkah melepaskan
1. Jangan di sentuh bagian depan masker karena telah terkontaminasi
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius
c. pemakaian kaca mata pelindung
pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.
Langkah – langkah pemasangan :
1. Bagian luar kaca mata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat imbah infeksius
D. pemakaian gaun / apron
Langkah – langkah pemasangan
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung
2. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
Langkah – langkah melepaskan
1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi
2. Lepas tali
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk di proses ulang atau buang di tempat limbah infeksius
E.pemasangan sarung tangan
Langkah – langkah pemasangan :
1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati – hati, pilih yang sesuai
ukuran
2. Jika harus mempertahankan prinsip – prinsip steril hindarkan sarung tangan
terkontaminasi obyek tidak steril
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan sarung tangan
bagian atas dan memasukkan tangan non dominan dengan posisi
telentang, masukkan jari secara pelan – pelan
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan empat jari tangan
dominan, masukkan dalam lipatan sarung tangan ( bagian luar ). Segera
masukkan tangan non dominan secara perlahan – perlahan
Langkah – langkah melepaskan :
1. Ingat lah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
2. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
3. Pegang sarung tangan yang telah di lepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan
4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah
sarung tangan yang belum di lepas di pergelangan tangan
5. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
6. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
7. Cuci tangan sesuai prosedur
F. pemakaian penutup kepala
Langkah – langkah
1. Pakaian pelindung kepala sesuai ukuran sehingga menutup semua
rambut
2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung di buang ke tempat sampah
G. Pemakaian penutup kepala
Langkah – langkah
1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak
kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan kulit
2. Sepatu harus selalu bersih
3. Harus selalu di gunakan di dalam kamar tindakan dan tidak boleh dipakai
keluar.Tidak di anjur kan memakai sandal, sepatu terbuka dan telanjang
kaki.
1. UGD
2. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Ruang bersalin
PENANGANAN LIMBAH / SAMPH MEDIS DAN NON
MEDIS

No.Dokumen

No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
Secara umum term “waste “ ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak
PENGERTIAN berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang - barang yang dibuang dapat
berbentuk padat, cair, atau gas
Kualifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : Tempat infus, kasa kering, kapas, verband, pembalut dan lain – lain
bahan yang berhubungan dengan penderita, jarum suntik dan infuse, lancet,
dak glas, objek glas, spuit.
Basah : sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah), h
Hanscoen
B. Sampah non medis :
Sisa – sisa makanan nasi, sayur,buah, kertas bekas, puntung rokok, sampah
kantor dll.

1. Mencegah penyebaran infeksi ke petugas puskesmas yang menanganinya


TUJUAN dan masyarakat.
2. Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang tidak di
sengaja
3. Memberikan lingkungan yang estetik
1. Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KEBIJAKAN
2. Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021
tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di
Puskesmas Seruway

Sampah medis :
PROSEDUR 1. Petugas ruangan memasukkan sampah medis dari ruangan ke dalam
kantong plastik berwarna kuning ( sampah medis kecuali botol bekas obat )
2. Sesudah kantong plastik terisi sampah medis maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan memilah
sampah tersebut dalam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan memisahkan infused
tersendiri terpisah dari sampah kering yang lainnya
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut
dengan troly khusus ke gudang penyimpanan sampah infeksius
Limbah tajam
1. Setelah petugas ruangan menggunakan spuit, jarum bekas infused ke pasien,
petugas langsung membuang jarum ter sebut ke safety box berwarna kuning
2. Setelah safety box terisi 2/3 bagian, safety box di ganti dengan safety box
yang baru
3. Safety box yang sudah penuh diambil petugas kebershan untuk di simpan di
gudang sampah infeksius
Sampah non medis.
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medis ke dalam kantong plastik
berwarna hitam
2. Petugas ruangan menggantikan kantung sampah baru apabila kantung palstik
terisi sampah sudah terisi maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan membuang sampah
tersebut ke tempat pembuangan akhir ( TPA )

1. UGD
2. Rawat inap
UNIT TERKAIT 3. Laboratorium
4. PONED
5. Ruang imunisasi
ETIKA BATUK
No.Dokumen

No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
a. Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafassan dan
PENGERTIAN merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan debu, asap dan sebagainya
b. Etika adalah suatu norma atau aturan yang berlaku pada masyarakat
c. Etika batuk adalah cara penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi di
sumbernya
Agar tidak menularkan kepada orang sekitar dan menengah terjadinya
TUJUAN penyebaran virus di udara dan lingkungan sekitarnya.

1. Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


KEBIJAKAN
2. Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021
tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di
Puskesmas Seruway

Langkah – langkah :
PROSEDUR Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus di anjurkan
untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasan untuk
mencegah sekresi pernapasan, yaitu dengan cara :
1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue, sapu
tangan atau lengan dalam baju dan masker.
2. Segera buang tissue yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol sesuai prosedur.
4. Gunakan selalu masker bila anda sedang batuk
5. Tindakan penting ini harus selalu di lakukan untuk mengendalikan
sumber infeksi potensial
BAGAN ALIR
Tutup hidung dan mulut anda dengan
menggunakan tissue, sapu tangan atau
lengan dalam baju dan masker

Segera buang tissue Yang sudah di pakai ke dalam


tempat sampah
1. Rawat inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat jalan
3. UGD
4. Administrasi
PRAKTEK MENYUNTIK AMAN

No.Dokumen

No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
Praktek Menyuntik Aman adalah suatu tindakan insersi yang dilakukan oleh
PENGERTIAN dokter atau perawat kepada pasien dengan menjaga keamanan pasien dan
dokter atau perawat yang melakukan insersi

1. Untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi


TUJUAN 2. Untuk melindungi dokter atau perawat dalam melakukan insersi agar tidak
terjadi kecelakaan kerja
3. Untuk mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit dengan
meningkatkan kewaspadaan standar.

1. Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


KEBIJAKAN
2. Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021
tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di
Puskesmas Seruway

1. Lakukan kebersihan tangan


PROSEDUR 2. Gunakan APD sesuai indikasi (sarung tangan sekali pakai yang
tidaksteril)
3. Lakukan desinfeksi pada area insersi.
4. Pakai jarum yang steril, sekali pakai pada tiap suntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan dan terapi
5. Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan jarum atau spuit yang dipakai ulang
untuk mengambil obat dalam vial multidose karena dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai
untuk pasien lain.
7. Lakukan prinsip pemberian obat dengan 7 benar.
8. Lakukan insersi sesuai petunjuk pemberian (IM, IV, SC, IC)

Lakukan desinfeksi pada area


setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area
setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping
dengan kedua tangan.
11. Lakukan recaping dengan
tehnik one hand (satu tangan).
12. Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
13. Lepas APD
14. Lakukan Kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan
dokumentasi pada lembar daftar
pemberian terapi
U
9. Lakukan desinfeksi pada area setelah insersi
10. Tidak melakukan recaping dengan kedua tangan
11. Lakukan recaping dengan tehnik one hand (satu tangan).

Buang spuit injeksi kedalam


safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi.
12. Buang spuit injeksi ke dalam safety box oleh dokter atau perawat yang
melakukan insersi
13. Lepas APD
14. Lakukan kebersihan tangan
15. Lakukan pencatatan dokumentasi pada lembar daftar pemberian terapi

Buang spuit injeksi kedalam


safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi
Buang spuit injeksi kedalam
safety box oleh dokter atau
perawat yang
melakukan insersi

BAGAN ALIR
1. UGD
2. Rawat inap
UNIT TERKAIT 3. Rawat jalan
4. Ruang imunisasi
PENEMPATAN PASIEN

No.Dokumen

No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPTD PUSKESMAS ASRUL,S.Kep


SERUWAY NIP.19711007 199603 1 002
Penempatan pasien adalah menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri ( jika
PENGERTIAN tidak tersedia ) kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah di dalam
ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum
dikonfirmasi atau sedang di diagnosis ( cohorting )
Sebagai acuan dalam menempatkan pasien dengan penyakit menular ( suspek )
TUJUAN untuk menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung, droflet,airbone,dan
vehicle.
1. Permenkes No.27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KEBIJAKAN
2. Keputusan Kepala Puskesmas Seruway Nomor: 102/SK-ADMEN-I-I/2021
tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI) di
Puskesmas Seruway

1. Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius


PROSEDUR 2. Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi ( kontak, droflet,
airbone ) sebaiknya ruangan tersendiri.
3. Bila tidak tersedia ruangan tersendiri dilakukan cohorting dengan jarak antar
tempat tidur minimal 1 meter.
4. Semua ruangan cohorting diberi tanda kewaspadaannya ( kontak, droplet, air
bone ).
5. Pasien yang tidak bisa menjaga kesehatannya sebaiknya dipisahkan
6. Mobilisasssi pasien airbone agar dipisahkan.
7. Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat bersama dengan pasien TB tetapi TB –
HIV dapat di rawat dengan sesama TB
BAGAN ALIR
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Rawat jalan
3. UGD

Anda mungkin juga menyukai