Anda di halaman 1dari 16

Laporan Kerja Praktikum

Mikrobiologi Lingkungan
Pengenalan Alat dan Bahan

Dosen Pembimbing:
Mela Firdaust, S.ST, M.KL

Disusun oleh:
Gita Laras (P1337433119093)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2019/2020
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LINGKUNGAN

Pertemuan ke- 1
Materi Pengenalan Alat dan Bahan untuk Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
Tujuan I . Mahasiswa mampu menyebutkan alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi lingkungan
2. Mahasiswa mampu menyebutkan bahan yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
A. PERALATAN
Nama alat/Gambar Deskripsi
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah
sebuah mikroskop yang menggunakan
cahaya lampu sebagai pengganti cahaya
matahari sebagaimana yang digunakan
pada mikroskop konvensional untuk
mengamati sel - sel atau makhluk hidup
yang tidak dapat dilihat hanya dengan
menggunakan mata.

Mikroskop cahaya memerlukan 3 lensa


untuk mendukung dalam pengamatan
yaitu sebagai berikut :

 Lensa obyektif berfungsi dalam


pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik
yang akan terlihat pada bayangan akhir
serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek
sehingga dapat memiliki nilai
"apertura" .

 Lensa okuler, adalah lensa mikroskop


yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata
pengamat, dan berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar
antara 4 hingga 25 kali.

 Lensa kondensor, adalah lensa yang


berfungsi guna mendukung terciptanya
pencahayaan pada obyek yang akan
dilihat sehingga dengan pengaturan
yang tepat maka akan diperoleh daya
pisah maksimal. Jika daya pisah
kurang maksimal maka dua benda
akan terlihat menjadi satu dan
pembesarannyapun akan kurang
optimal.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo adalah alat pembesar
teropong, digunakan untuk melihat tiga-
dimensi (3D) gambar spesimen. Prinsip
kerja alat ini ilmiah hampir mirip dengan
stereo lainnya. Dalam mikroskop
majemuk, gambar diperbesar dari sampel
di bawah pengamatan dibentuk oleh
pencahayaan ditransmisikan. Dalam istilah
sederhana, cahaya melewati spesimen dan
kemudian mencapai mata. Di sisi lain,
sebuah mikroskop stereo bekerja dengan
cara iluminasi tercermin. Di sini, cahaya
tidak mengirimkan melalui objek, tapi
dipantulkan kembali untuk membentuk
gambar 3D dari sampel.Ukuran mikroskop
ini lebih besar dari mikroskop majemuk,
dengan pengukuran mantan ketinggian
sekitar 1-2 meter. Datang ke bagian-
bagiannya, ia memiliki dua lensa okuler
atau lensa lensa mata, dan satu lensa
objektif. Mereka dihubungkan dengan
tabung tubuh, yang dapat diturunkan atau
diangkat untuk memberikan gambar yang
jelas. Tujuan berputar terletak di bawah
lensa mata bergerak, dan di atas pelat
panggung. Berdasarkan pada model, lensa
terbuat dari plastik atau kaca. Sementara
beberapa model dikonfigurasi dengan
sumber pencahayaan, lainnya memerlukan
pasokan eksternal cahaya. Ada juga
tombol-tombol penyesuaian untuk
mengatur cahaya dan fokus.

3. Colony Counter
Colony Counter merupakan alat yang
berfungsi untuk menghitung jumlah
microba pada cawan petri atau media
lainnya dengan menggunakan sinar dan
luv. Aplikasi colony counter yang umum
biasanya digunakan untuk pengujian
Ames, uji mutasi bakteri, dan koloni
bakteri E. coli. dll
4. Hot Plate
Hotplate adalah alat di laboratorium
kimia yang digunakan untuk memanaskan
campuran/sampel. Sampel yang akan
dipanaskan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer atau gelas kimia. Kemudian
pada hotplate terdapat tombol yang diputar
untuk menghidupkan dan mematikannya.

Cara penggunaan alat ini cukup sederhana


kita tinggal menyalakan kemudian
menempatkan sampel diatas hotplate,
kemudian diatur suhunya sesuai yang
diinginkan.

No. Nama alatlGambar Deskri

5. Autoclave Autoclave adalah alat yang digunakan untuk


mensterilkan peralatan dan perlengkapan
dengan menundukkan material untuk uap
tekanan tinggi jenuh pada 121 ° C selama sekitar
15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan
isi.

Autoclave yang banyak digunakan dalam


mikrobiologi, kedokteran, tato, tindik, ilmu
kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi,
perawatan kaki dan fabrikasi prosthetics.
Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi
tergantung pada media yang akan disterilkan.
6. Inkubator Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan
aliran listrik pada suhu tertentu yang dipakai
untuk memerami telur, mikroba dan
menghangatkan bayi yang lahir prematur. Alat
ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu
waktu untuk memudahkan pengaturan suhu
yang dikehendaki.
Saat menggunakan inkubator untuk
pengeraman mikroba sebaiknya tidak terlalu
penuh atau overload karena hal itu dapat
memperbesar risiko kontaminan. Hal pertama
yang perlu dilakukan sebelum menggunakan
inkubator adalah mengatur alat dan bahan dan
memasukkannya ke dalam inkubator dengan
susunan tertentu supaya efektif dan tidak
terjadi kontaminasi.

7. Biological Safety Cabinet Biological Safety Cabinet merupakan suatu


area kerja laboratorium yang mempunyai
ventilasi yang sudah direkayasa sehingga
melindungi semua komponen di dalam area
tersebut, baik antara pekerja dengan sampel
material maupun antara lingkungan dengan
sampel material, agar tidak saling memberikan
kontaminasi yang dapat menyebabkan
tersebarnya bakteri/virus berbahaya. Secara
sekilas, biosafety ini mirip dengan lemari asam.
Hanya saja, pada lemari asam tidak disertai
proteksi penyaring seperti HEPA Filter.
8. Timbangan Analitik
Timbangan analitik adalah timbangan yang
digunakan untuk mengukur suatu zat yang
memiliki kapastas yang begitu
kecil. Timbangan analitik dapat membaca
satuan berat hingga sangat kecil karena
timbangan ini menggunakan sensor laser
sebagai sensor berat timbangan tersebut. Angka
yang dapat dibaca oleh timbangan ini bahkan
sampai empat angka dibelakang koma dalam
satuan (unit) gram yaitu 0,0001 g atau 0,1 mg.
Timbangan ini sangat sesuai dengan kebutuhan
para peneliti suatu zat karena dalam melakukan
analisa atau penelitian, zat tersebut memiliki
kapasitas yang sangat kecil. Dan dengan
dilengkapi sistem digital, maka tidak diragukan
dalam keakuratan dan kepresisiannya.

9. Bunsen Burner
Bunsen burner merupakan alat pembakar (
burner ) pertama yang dapat menghasilkan nyala
api premix ( premix flame ).
Alat ini berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena
oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Bagian api yang paling cocok
untuk memijarkannya dalam sterilisasi jarum
ose atau yang lain adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen
dapat menggunakan bahan bakar gas atau
metanol.

10. Beaker Glass Beaker glass/ gelas beker atau biasa disebut
dengan gelas piala adalah alat gelas kimia
berbentuk silinder dengan dasar yang rata.
Beaker glass ini umumnya terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas hingga 200 C.
Beaker glass ini memiliki takaran tapi tidak
digunakan untuk mengukur volume suatu zat
cair, karena alat ini hanya memiliki tingkat
ketelitian dengan akurasi 10 %.

Ukuran beaker glass ini bervariasi yaitu 25 ml,


50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml, 500 ml,
1000 ml, 2000 ml. Ada beberapa merk beaker
glass yaitu Pyrex, Iwaki Pyrex, Schott Duran.
Beaker glass dapat ditutup dengan kaca arloji
untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan
suatu zat.

11. Erlenmeyer Tabung Erlenmeyer adalah wadah untuk


bahan kimia yang berbentuk kerucut dengan
leher sebagai pegangan dan juga dapat
digunakan untuk mencantelkan sebuah penjepot
/ menggunakan stopper.

Labu Erlenmeyer digunakan untuk mengukur,


mencapur dan menyimpan cairan. Bentuknya
membuat botol ini sangat stabil. Alat
laboratorium ini adalah salah satu alat yang
paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia.

Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca


borossilikat sehingga Erlenmeyer dapat
dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran
yang paling umum dari Labu Erlenmeyer
adalah 250 ml dan 500 ml. Labu Erlenemeyer
juga terdapat dalam ukuran 50, 125, 250, 500,
1000 ml.

No. Nama alatIGambar Deskri si

12. Gelas ukur Gelas ukur adalah alat ukur volume cairan
yang tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis
kimia kualitatif atau untuk pembuatan larutan
standar sekunder pada
analisis titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai
ukuran gelas ukur ini, mulai dari 5 mL sampai 2
Liter. Gelas ukur merupakan suatu alat yang di
gunakan untuk mengukur volume larutan yang
bentuknya seperti corong ataupun gelas yang
mempunyai ukuran volume mililiter yang
berfariasi.

13. Petri Dish


Cawan petri (petridish) adalah wadah bulat
dangkal, terbuat dari kaca atau plastik yang
memiliki tutup, dan menjadi kelengkapan vital
di laboratorium.Cawan petri memiliki berbagai
fungsi, tetapi yang paling penting antara lain
digunakan sebagai wadah untuk perkembangan
kultur sel, bakteri, serta virus yang hendak
diteliti. Banyak terobosan ilmiah yang terbantu
oleh wadah sederhana ini terutama yang
melibatkan struktur - struktur renik.Penemu
cawan petri adalah Julius Richard Petri pada
tahun 1877, yang sebelumnya frustrasi saat
menggunakan berbagai alat untuk
perkembangbiakan kultur.

14. L Rod/ Spreader/ Drygalski Batang L Rod berfungsi untuk menyebarkan


cairan di permukaan mediaagar supaya bakteri
yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar
merata. Alat ini juga disebut spreader.

15. Tabung reaksi Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang


terbuat dari kaca atau plastik. bentuknya kira
kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi
tersedia dalam berbagai macam ukuran. Namun
pada umumnya memiliki ukuran berdiameter
10-20 dengan panjang 50-200 mm.

Fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur,


menampung dan memanaskan bahan-bahan
kimia cair atau padat, utamanya untuk uji
kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga
Tabung reaksi yang memiliki ukuran besar.
Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.

16. Tabung durham


Tabung durham berbentuk mirip dengan
tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil dan
berfungsi untuk menampung/menjebak gas
yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri
yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam
tabung reaksi dan harus terendam sempurna
dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

Cara penggunaan dengan menempatkan Tabung


durham pada tabung reaksi dengan posisi
terbailk. Tabung durham sebagai alat bantu
indikator adanya fermentasi. Jika tabung
durham terdapat gelembung menandakan
adanya fermentasi. Alat ini biasa dipakai pada
pengujian mikroba dengan metode MPN( Most
Probable Number).

17. Pipet ukur Alat yang digunakan untuk memindahkan


larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia ukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
Biasanya dilengkapi dengan filler.

18. Filler Rubber bulb adalah alat bantu yang berfungsi


untuk meneyedot larutan, yang diapasang pada
pangkal pipet ukur maupun pipet volume.
Bahan karet pembuat filler adalah dari bahan
yang tahan terhadap bahan kimia.

Bagian-bagian Rubber bulp:


1. Katup Aspirate ( A)
Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara
yang ada didalam filler.
2. Katup Suction (S)
Katup ini berfungsi untuk menyedot larutan .
3. Katup Exhaust (E)
Katup ini berfungsi mengeluarkan caairan yang
ada didalam pipet.

19. Pipet tetes Pipet tetes merupakan alat yang terbuat dari
pipa kaca dan bagian ujungnya meruncing, dan
dibagian atas terdapat karet yang fungsinya
untuk menghisap larutan yang akan diambil.

20. Mortar & Pestle Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan
untuk menghancurkan suatu bahan atau sample
seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain,
untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein.
Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan
pestle adalah bagian batang yang dipegang.
Lama penggerusan sangat tergantung jenis
bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian
menggunakan alat tersebut.

21. Jarum inokulum ose Jarum inokulum berfungsi untuk


memindahkan atau mengambil koloni suatu
mikrobia ke media yang akan digunakan
kembali. Jarum inokulum (Ose) terdiri dari ose
lurus untuk menanam dan ose bulat untuk
menggores yang biasanya berbentuk zig-zag.
22. Jarum inokulum tusuk Jarum inokulum tusuk berfungsi untuk
memindahkan biakan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru.
inoculating needle cocok digunakan untuk
inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab
inoculating).

23. Pinset Pinset berfungsi sebagai alat yang digunakan


untuk mengambil benda dengan menjepit
bahan-bahan yang akan digunakan dalam
praktikum.
No. Nama alat/Gambar Deskri
24. Object Glass & Cover Glass Cover glass adalah kaca persegi yang berfungsi
menutup objek preparat yang ada di kaca
preparat.

B. BAHAN
No. Nama Bahan Deskri
1. PCA (Plate Count Agar) Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering
disebut dengan Standard Methods Agar (SMA)
merupakan sebuah media pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis
bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan
sampelsampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode Total Plate Count (TPC).
Plate Count Agar (PCA) merupakan media
padat, yaitu media yang mengandung agar
sehingga setelah dingin media tersebut akan
menjadi padat.
2. Lactose Broth (LB) Lactose broth digunakan sebagai media untuk
mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan
sumber karbohidrat yang dapat difermentasi
untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk
koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi
0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.

3. Brilian Green Lactose Broth (BGLB) Brillian Green Lactose Broth (BGLB)
digunakan untuk pemeriksaan MPN coliform,
yaitu pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui perkiraan jumlah terdekat bakteri
coli dan coliform dalam 100ml sampel.
Penggunaan media BGLB ini digunakan pada
tahap uji penguat. Media ini digunakan dengan
maksud untuk media penyubur bagi bakteri
coliform sekaligus sebagai media selektif bagi
bakteri selain bakteri coliform. Dengan
komposisi media yang mengandung laktossa dan
garam empedu inilah yang dapat mengizinkan
dan mendorong bakteri-bakteri coliform untuk
tumbuh secara optimal.
4. Salmonella Shigela Agar (SSA) SSA digunakan untuk menyeleksi salmonella
dan beberapa strains shigella dari specimen tinja
(stool). SSA juga membedakan bakteri yang
menghasilkan koloni yang karakteristik pada
medium. SSA mengandung garam empedu, Na-
sitrat, dan brilliant green yang menghambat
pertumbuhan gram (+) dan beberapa gram (-) LF
normal yang ada di tinja. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat , sedangkan indicator yang
dipakai adalah neutral red. Jika bakteri tumbuh
dan memefermentasi laktosa maka akan
menghasilkan asam dan mengubah indikator
menjadi pink-merah. Na-tiosulfit sebagai sumber
sulfur untuk produk H2S. jika H2S diproduksi
maka akan bereaksi dengan FeCl3 yang terdapat
dalam medium.

5. Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan
metode yang digunakan untuk melihat
kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula. Medium TSIA
mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa,
laktosa, dan sukrosa.
6. Mannitol Salt Agar (MSA) Mannitol salt agar merupakan media
pertumbuhan bakteri selektif yang mengandung
7,5% NaCl, yang dapat menghambat
pertumbuhan kebanyakan bakteria
selain Streptococcus. Kebanyakan bakteri tidak
dapat bertahan hidup dalam lingkungan, sangat
saline hipertonik. Namun Staphylococcus genus
ini juga disesuaikan dengan lingkungan garam
dan tumbuh dengan baik di media ini. Medium
ini juga mengandung mannitol, fenol red sebagai
indikator pH yang berguna untuk mendeteksi
adanya asam yang dihasilkan
oleh Staphylococcus yang memfermentasi
mannitol dapat menghasilkan zona berwarna
kuning di sekitar pertumbuhannya, sedangkan
yang tidak dapat memfermentasikan manitol
tidak akan menimbulkan perubahan warna. Hal
ini digunakan untuk isolasi selektif patogen
dugaan staphlococcus.
7. Sulful Indol Motility (SIM) Sulfida indole motility (SIM) adalah media agar
semisolid digunakan untuk menentukan hidrogen
sulfida (H 2 S) produksi, pembentukan indol, dan
motilitas. SIM media digunakan untuk
membedakan anggota
keluarga Enterobacteriaceae.
8. Urea Agar (UA) Urea Agar mengandung urea dan fenol merah
sebagai indikator pH. Organisme yang mampu
menghidrolisa urea membentuk amonia sebagai
produk sampingan, sehingga mengubah basa
medium. Indikator pH berubah dari kuning pucat
ke merah muda-merah dalam kondisi
ini. Berkurangnya kandungan buffer dan pepton
dalam media ini mendorong pertumbuhan dan
waktu reaksi yang lebih cepat bagi banyak
anggota Enterobacteriaceae.
9. Selenit Broth (SB) Selenite broth digunakan sebagai media selektif
untuk isolasi spesies Salmonella .

Purwokerto, 27 September 2019

Pembimbing Praktikum Praktikan,

Mela Firdaust, S.ST, M.KL Gita Laras

NIP: NIM: P1337433119093

Anda mungkin juga menyukai