Mikrobiologi Lingkungan
Pengenalan Alat dan Bahan
Dosen Pembimbing:
Mela Firdaust, S.ST, M.KL
Disusun oleh:
Gita Laras (P1337433119093)
Pertemuan ke- 1
Materi Pengenalan Alat dan Bahan untuk Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
Tujuan I . Mahasiswa mampu menyebutkan alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi lingkungan
2. Mahasiswa mampu menyebutkan bahan yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
A. PERALATAN
Nama alat/Gambar Deskripsi
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah
sebuah mikroskop yang menggunakan
cahaya lampu sebagai pengganti cahaya
matahari sebagaimana yang digunakan
pada mikroskop konvensional untuk
mengamati sel - sel atau makhluk hidup
yang tidak dapat dilihat hanya dengan
menggunakan mata.
3. Colony Counter
Colony Counter merupakan alat yang
berfungsi untuk menghitung jumlah
microba pada cawan petri atau media
lainnya dengan menggunakan sinar dan
luv. Aplikasi colony counter yang umum
biasanya digunakan untuk pengujian
Ames, uji mutasi bakteri, dan koloni
bakteri E. coli. dll
4. Hot Plate
Hotplate adalah alat di laboratorium
kimia yang digunakan untuk memanaskan
campuran/sampel. Sampel yang akan
dipanaskan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer atau gelas kimia. Kemudian
pada hotplate terdapat tombol yang diputar
untuk menghidupkan dan mematikannya.
9. Bunsen Burner
Bunsen burner merupakan alat pembakar (
burner ) pertama yang dapat menghasilkan nyala
api premix ( premix flame ).
Alat ini berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena
oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Bagian api yang paling cocok
untuk memijarkannya dalam sterilisasi jarum
ose atau yang lain adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen
dapat menggunakan bahan bakar gas atau
metanol.
10. Beaker Glass Beaker glass/ gelas beker atau biasa disebut
dengan gelas piala adalah alat gelas kimia
berbentuk silinder dengan dasar yang rata.
Beaker glass ini umumnya terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas hingga 200 C.
Beaker glass ini memiliki takaran tapi tidak
digunakan untuk mengukur volume suatu zat
cair, karena alat ini hanya memiliki tingkat
ketelitian dengan akurasi 10 %.
12. Gelas ukur Gelas ukur adalah alat ukur volume cairan
yang tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis
kimia kualitatif atau untuk pembuatan larutan
standar sekunder pada
analisis titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai
ukuran gelas ukur ini, mulai dari 5 mL sampai 2
Liter. Gelas ukur merupakan suatu alat yang di
gunakan untuk mengukur volume larutan yang
bentuknya seperti corong ataupun gelas yang
mempunyai ukuran volume mililiter yang
berfariasi.
19. Pipet tetes Pipet tetes merupakan alat yang terbuat dari
pipa kaca dan bagian ujungnya meruncing, dan
dibagian atas terdapat karet yang fungsinya
untuk menghisap larutan yang akan diambil.
20. Mortar & Pestle Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan
untuk menghancurkan suatu bahan atau sample
seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain,
untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein.
Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan
pestle adalah bagian batang yang dipegang.
Lama penggerusan sangat tergantung jenis
bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian
menggunakan alat tersebut.
B. BAHAN
No. Nama Bahan Deskri
1. PCA (Plate Count Agar) Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering
disebut dengan Standard Methods Agar (SMA)
merupakan sebuah media pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis
bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan
sampelsampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode Total Plate Count (TPC).
Plate Count Agar (PCA) merupakan media
padat, yaitu media yang mengandung agar
sehingga setelah dingin media tersebut akan
menjadi padat.
2. Lactose Broth (LB) Lactose broth digunakan sebagai media untuk
mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan
sumber karbohidrat yang dapat difermentasi
untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk
koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi
0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.
3. Brilian Green Lactose Broth (BGLB) Brillian Green Lactose Broth (BGLB)
digunakan untuk pemeriksaan MPN coliform,
yaitu pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui perkiraan jumlah terdekat bakteri
coli dan coliform dalam 100ml sampel.
Penggunaan media BGLB ini digunakan pada
tahap uji penguat. Media ini digunakan dengan
maksud untuk media penyubur bagi bakteri
coliform sekaligus sebagai media selektif bagi
bakteri selain bakteri coliform. Dengan
komposisi media yang mengandung laktossa dan
garam empedu inilah yang dapat mengizinkan
dan mendorong bakteri-bakteri coliform untuk
tumbuh secara optimal.
4. Salmonella Shigela Agar (SSA) SSA digunakan untuk menyeleksi salmonella
dan beberapa strains shigella dari specimen tinja
(stool). SSA juga membedakan bakteri yang
menghasilkan koloni yang karakteristik pada
medium. SSA mengandung garam empedu, Na-
sitrat, dan brilliant green yang menghambat
pertumbuhan gram (+) dan beberapa gram (-) LF
normal yang ada di tinja. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat , sedangkan indicator yang
dipakai adalah neutral red. Jika bakteri tumbuh
dan memefermentasi laktosa maka akan
menghasilkan asam dan mengubah indikator
menjadi pink-merah. Na-tiosulfit sebagai sumber
sulfur untuk produk H2S. jika H2S diproduksi
maka akan bereaksi dengan FeCl3 yang terdapat
dalam medium.
5. Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan
metode yang digunakan untuk melihat
kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula. Medium TSIA
mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa,
laktosa, dan sukrosa.
6. Mannitol Salt Agar (MSA) Mannitol salt agar merupakan media
pertumbuhan bakteri selektif yang mengandung
7,5% NaCl, yang dapat menghambat
pertumbuhan kebanyakan bakteria
selain Streptococcus. Kebanyakan bakteri tidak
dapat bertahan hidup dalam lingkungan, sangat
saline hipertonik. Namun Staphylococcus genus
ini juga disesuaikan dengan lingkungan garam
dan tumbuh dengan baik di media ini. Medium
ini juga mengandung mannitol, fenol red sebagai
indikator pH yang berguna untuk mendeteksi
adanya asam yang dihasilkan
oleh Staphylococcus yang memfermentasi
mannitol dapat menghasilkan zona berwarna
kuning di sekitar pertumbuhannya, sedangkan
yang tidak dapat memfermentasikan manitol
tidak akan menimbulkan perubahan warna. Hal
ini digunakan untuk isolasi selektif patogen
dugaan staphlococcus.
7. Sulful Indol Motility (SIM) Sulfida indole motility (SIM) adalah media agar
semisolid digunakan untuk menentukan hidrogen
sulfida (H 2 S) produksi, pembentukan indol, dan
motilitas. SIM media digunakan untuk
membedakan anggota
keluarga Enterobacteriaceae.
8. Urea Agar (UA) Urea Agar mengandung urea dan fenol merah
sebagai indikator pH. Organisme yang mampu
menghidrolisa urea membentuk amonia sebagai
produk sampingan, sehingga mengubah basa
medium. Indikator pH berubah dari kuning pucat
ke merah muda-merah dalam kondisi
ini. Berkurangnya kandungan buffer dan pepton
dalam media ini mendorong pertumbuhan dan
waktu reaksi yang lebih cepat bagi banyak
anggota Enterobacteriaceae.
9. Selenit Broth (SB) Selenite broth digunakan sebagai media selektif
untuk isolasi spesies Salmonella .