Laporan Prak. ELKA II Percobaan 1 - 13219067 - Muhammad Wildan Asyrof
Laporan Prak. ELKA II Percobaan 1 - 13219067 - Muhammad Wildan Asyrof
13219067
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mervin Tangguar Hutabarat, M.Sc.
Tanggal Percobaan : 14 September 2021
PERCOBAAN 1 : PENGUAT DIFERENSIAL
Gambar 1.A.a. Arus Bias pada Rc1, Rc2, dan Rbias untuk Rangkaian Tipe 1
Gambar 1.A.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 5k ohm Input Mode Diferensial
Gambar 1.A.b.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Diferensial
Mode xy
Gambar 1.A.b.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Diferensial
Gambar 1.A.c. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 5k ohm Input Mode Bersama
Gambar 1.A.c.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 1.A.c.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Bersama
Gambar 2.B. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 8.6k ohm
Gambar 1.B.a. Arus Bias pada Rc1, Rc2, dan Rbias untuk Rangkaian Tipe 2
b.) Mode diferensial
Gambar 1.B.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 8.6k ohm Input Mode Diferensial
Gambar 1.B.b.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Diferensial
Mode xy
Gambar 1.B.a.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Diferensial
c.) Mode bersama
Gambar 1.B.c. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 8.6k ohm Input Mode Bersama
Mode yt
Gambar 1.B.c.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 1.B.c.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Bersama
C. Rangkaian Tipe ke-3
Gambar 3.C. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 5k ohm dan Resistansi Degenerasi Emitor 39 ohm
Gambar 1.C.a. Arus Bias pada Rc1, Rc2, dan Rbias untuk Rangkaian Tipe 3
Gambar 1.C.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 5k ohm dan Resistansi Degenerasi Emitor 39
ohm Input Mode Diferensial
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 1.C.b.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 3 Input Mode Diferensial
Mode xy
Gambar 1.C.b.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Tipe 3 Input Mode Diferensial
Gambar 1.C.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Resistor 5k ohm dan Resistansi Degenerasi Emitor 39
ohm Input Mode Bersama
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 1.C.c.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 3 Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 1.C.c.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Tipe 3 Input Mode Bersama
Analisis:
A: Pada analisis DC, diproleh arus IRC1 = IRC2 ≈ 0.8322 mA sehingga Ibias
= IRC1 + IRC2 ≈ 1.669 mA. Kemudian, pada mode diferensial, diperoleh
sinyal sinus vo+, vo-, dan (vo+ - vo-). Didapati bahwa sinyal sinus vo+
dan vo- merupakan sinyal yang sama namun berlawanan tanda
amplitudo saja. Adapun amplitudonya adalah ±1.4 V. Sehingga, sinyal
(vo+ - vo-) merupakan penjumlahan sinyal vo+ dan vo-, yaitu 2 kali
sinyal vo+. Kemudian, pada mode xy kita peroleh kurva tegangan vo+
terhadap (vin+ - vin-) dan vo- terhadap (vin+ - vin-) sama besar
dengan arah yang berlawanan. Terakhir, untuk penguatam mode
bersama, sinyal vo+ dan vo- merupakan sinyal yang sama dengan
tegangan input, yaitu memiliki amplitudo sebesar 700mV. Sedangkan,
nilai sinyal (vo+ - vo-) menjadi nol.
B: Pada analisis DC diperoleh IRC1 = IRC2 ≈ 0.484758 mA dan Ibias = IRC1 +
IRC2 ≈ 0.972622 mA. Kemudian, pada mode diferensial, diperoleh
sinyal sinus vo+, vo-, dan (vo+ - vo-). Didapati bahwa sinyal sinus vo+
dan vo- merupakan sinyal yang sama namun berlawanan tanda saja.
Adapun amplitudonya adalah ±1.2 V. Sehingga, sinyal (vo+ - vo-)
merupakan penjumlahan sinyal vo+ dan vo-, yaitu 2 kali sinyal vo+.
Kemudian, pada mode xy kita peroleh kurva tegangan vo+ terhadap
(vin+ - vin-) dan vo- terhadap (vin+ - vin-) sama besar dengan arah
yang berlawanan. Terakhir, untuk penguatan mode bersama, sinyal
vo+ dan vo- merupakan sinyal yang sama, dengan amplitudo sekitar 4
V. Sedangkan, nilai sinyal (vo+ - vo-) menjadi nol.
C: Pada analisis DC diperoleh IRC1 = IRC2 ≈ 0.831729 mA dan Ibias = IRC1 +
IRC2 ≈ 1.66346 mA. Kemudian, pada mode diferensial, diperoleh sinyal
sinus vo+, vo-, dan (vo+ - vo-). Didapati bahwa sinyal sinus vo+ dan vo-
merupakan sinyal yang sama namun berlawanan tanda saja. Adapun
amplitudonya adalah ±0.85 V. Sehingga, sinyal (vo+ - vo-) merupakan
penjumlahan sinyal vo+ dan vo-, yaitu 2 kali sinyal vo+. Kemudian,
pada mode xy kita peroleh kurva tegangan vo+ terhadap (vin+ - vin-)
dan vo- terhadap (vin+ - vin-) sama besar dengan arah yang
berlawanan. Terakhir, untuk mode bersama, sinyal vo+ dan vo-
merupakan sinyal yang sama, dengan amplitudo sekitar 700mV.
Sedangkan, nilai sinyal (vo+ - vo-) menjadi nol.
Kesimpulan:
Pengaruh bias resistor terhadap penguatan diferensial adalah berbanding
lurus, dengan syarat diikuti dengan dinaikkannya tegangan bias yang
membuat nilai Ibias tetap. Adapun pada simulasi yang saya lakukan, saya salah
mengeset tegangan bias resistor menjadi lebih negatif (tetap saya set -9V,
seharusnya -15 V), namun tetap menaikkan bias resistor sehingga penguatan
diferensial-nya yang seharusnya lebih baik dari rangkaian tipe ke-1 malah
menjadi lebih buruk. Sedangkan, pengaruh bias resistor terhadap penguatan
mode bersama adalah berbanding terbalik. Kemudian, penambahan resistor
degenerasi emitor diharapkan menambah penguatan mode diferensial dan
mengurangi penguatan mode bersama. Sayangnya, untuk simulasi yang saya
lakukan belum memberikan tanda-tanda demikian karena tegangan input
yang dipilih terlalu kecil sehingga penambahan resistor degenerasi emitor-
pun kurang efektif.
Gambar 2.A. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus
B. Arus Bias
Gambar 2.B. Arus Bias pada Rc1, Rc2, Rbias, dan Ic4 untuk Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus
Gambar 2.C. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus Input Mode Diferensial
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 2.C.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus Input Mode
Diferensial
Mode xy
Gambar 2.C.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin
Arus Input Mode Diferensial
Gambar 2.D. LTSpice Rangkaian Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus Input Mode Bersama
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 2.D.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 2.C.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus Input
Mode Bersama
Gambar 2.E.1. LTSpice Rangkaian Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dengan Injeksi Tegangan di
Transistor Q4
Gambar 2.E.2. Hasil Bode Plot setting Linear Vo/Io (Ro) di Transistor Q4
Analisis:
Pada analisis DC didapat data arus IRC1 = IRC2 ≈ 0.887768 mA, IC4 = IRC1 +
IRC2 ≈ 1.78146 mA dan IREF ≈ 1.66629 mA. Kemudian, pada mode
diferensial, diperoleh sinyal sinus vo+, vo-, dan (vo+ - vo-). Didapati
bahwa sinyal sinus vo+ dan vo- merupakan sinyal yang sama namun
berlawanan tanda saja. Adapun amplitudonya adalah ±1 V. Sehingga,
sinyal (vo+ - vo-) merupakan penjumlahan sinyal vo+ dan vo-, yaitu 2
kali sinyal vo+. Selanjutnya, untuk mode bersama, sinyal vo+ dan vo-
merupakan sinyal yang sama, dengan amplitudo sekitar 120mV.
Sedangkan, nilai sinyal (vo+ - vo-) menjadi nol. Terakhir, berdasarkan
hasil bode plot setting linear Vo dibagi Io di transistor Q4, dimana Vo
adalah tegangan injeksi, diperoleh Ro sebesar ±60k ohm.
Kesimpulan:
Secara terori, pengaruh bias cermin arus adalah berbanding lurus terhadap
penguatan mode diferensial, sedangkan pengaruh bias cermin arus
berbanding terbalik dengan penguatan mode bersama. Perlu diperhatikan,
untuk penguatan mode diferensial, dapat dilihat bahwa nilainya tidak
berkembang dibandingkan percobaan 1. Namun, untuk penguatan mode
bersama, dapat dilihat bahwa nilainya turun dibandingkan percobaan 1.
Sehingga, kita dapat lihat bahwa simulasi ini tidak sepenuhnya dapat
membuktikan teori tersebut karena tegangan input yang dipilih terlalu kecil
sehingga penambahan resistor degenerasi emitor-pun kurang efektif.
Gambar 3.A. Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif
a.) Arus bias
Gambar 3.A.a. Arus Bias pada mengalir antara kolektor Q1 dan Q5, antara kolektor Q2 dan Q6, dan arus kolektor Q4 pada
Rangkaian Tipe 1
b.) Mode diferensial
Gambar 3.A.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif Input Mode Diferensial
Gambar 3.A.b.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Diferensial
Mode xy
Gambar 3.A.b.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Diferensial
c.) Mode bersama
Gambar 3.A.c. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif Input Mode Bersama
Gambar 3.A.c.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 3.A.c.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Tipe 1 Input Mode Bersama
B. Rangkaian Tipe ke-2
Gambar 3.B. Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif dengan Kapasitor dan Resistor
Beban
Gambar3.B.a. Arus Bias pada mengalir antara kolektor Q1 dan Q5, antara kolektor Q2 dan Q6, dan arus kolektor Q4 pada
Rangkaian Tipe 2
Gambar 3.B.b. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif dengan Kapasitor dan
Resistor Beban Input Mode Diferensial
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 3.B.b.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Diferensial
Mode xy
Gambar 3.B.a.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin+ - Vin- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Diferensial
Gambar 3.B.c. LTSpice Rangkaian Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban Aktif dengan Kapasitor dan
Resistor Beban Input Mode Bersama
Berikut informasi yang diperoleh dari rangkaian di atas:
Mode yt
Gambar 3.B.c.1. Vo+, Vo-, dan Vo+ - Vo- untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Bersama
Mode xy
Gambar 3.B.c.2. Mode xy bagi Vo+ dan Vo- terhadap Vin untuk Rangkaian Tipe 2 Input Mode Bersama
Analisis:
A: Pada analisis DC didapat data arus IC15(Q1 dan Q5) ≈ 0.885 mA,
IC26(Q2 dan Q6) ≈ 0.885872 mA, dan IC4(Q4) ≈ 1.78149 mA. Kemudian,
pada mode diferensial, diperoleh sebuah sinyal periodik vo+ dan
sinyal DC vo-, sehingga (vo+ - vo-) juga berbentuk perodik di mana
pola periodiknya persis seperti vo+, kecuali nilai-nilainya di setiap titik.
Adapun, sinyal konstan vo- memiliki nilai 8 V. Kemudian, pada mode
xy kita peroleh kurva tegangan vo+ terhadap (vin+ - vin-) dan vo-
terhadap (vin+ - vin-). Sinyal vo+ berbanding lurus dengan selisihnya
dengan vo-.
B: Pada analisis DC didapat data arus IC15(Q1 dan Q5) ≈ 0.885 mA,
IC26(Q2 dan Q6) ≈ 0.885872 mA, dan IC4(Q4) ≈ 1.78149 mA. Kemudian,
pada mode diferensial, diperoleh sebuah sinyal periodik vo+ dan
sinyal DC vo-, sehingga (vo+ - vo-) juga berbentuk perodik di mana
pola periodiknya persis seperti vo+, kecuali nilai-nilainya di setiap titik.
Untuk mode xy muncul gambar seperti lingkaran. Dan untuk
penguatan model bersama-nya mirip sepertinya yang sebelum-
sebelumnya.
Kesimpulan:
Pengaruh cermin arus sebagai beban aktif berbanding lurus terhadap
penguatan diferensial, sedangkan cermin arus sebagai beban aktif
berbanding terbalik terhadap penguatan bersama. Tak lupa, penambahan
beban pada output juga berbanding lurus terhadap penguatan diferensial,
sedangkan penambahan beban pada output berbanding terbalik dengan
penguatan bersama.
Daftar Pustaka
Tangguar, Mervin Hutabarat, Petunjuk Praktikum EL3109 Elektronika II edisi 2019-2020, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2019.