Anda di halaman 1dari 1

Review Jurnal

Iklan dan Budaya Popular: Pembentukan Identitas Ideologis Kecantikan Perempuan oleh Iklan
(Analisis Semiotika Iklan Cetak WRP Body Shape & Prolene)
Penulis : Dwi Ratna Aprilia
Moh. Fikri Haikal Al Hafidz (12305193174)
Komunikasi dan Penyiaran Islam 4D
Iklan yang secara umum merupakan pesan yang berbentuk promosi dan bersifat membujuk
ataupun merayu khalayak umum supaya mau membeli dan menggunakan produk tersebut, kini
paradigma akan iklan tersebut sudah berubah. Di abad modern ini iklan berhasil membentuk sebuah
ideologi baru tentang makna kecantikan. Dimana kebanyakan iklaan sekarang mengatakan bahwa,
wanita yang cantik adalah wanita yang muda, berkulit putih cerah, wajah glowing tanpa bintik-bintik
jerawat, memiliki tubuh langsing, dan sebagainya.
Ideologi dalam budaya popular kini telah berhasil menyembunyikan adanya penyimpangan
realitas tertentu, hingga menimbulkan distorsi yang tak disadari bagi sebagian besar masyarakat.
Adapun ideologi bagi media massa digunakan untuk membujuk dengan cara merepresentasikan citra
tertentu yang tidak nyata adanya, maksudnya kecantikan yang ditampilkan dalam iklan bukanlah hal
yang nyata, namun bisa saja direkayasa oleh teknologi yang semakin canggih. Hal tersebut sengaja
dilakukan demi terwujudnya kepentingan kelompok penguasa pasar skala besar atau biasa disebut
kapitalisme.
Budaya popular/budaya massa, Budaya popular/budaya massa dapat dikatakan sebagai
produk budaya yang telah diselaraskan untuk dikonsumsi oleh orang banyak. Budaya massa bukan
sesuatu yang ada secara tiba-tiba, namun merupakan sebuah realitas yang memiliki hubungan sosial
dengan realitas lainnya dalam pengembangan sosial kebudayaan modern. Kapitalisme telah mengatur
bagaimana proses yang terjadi agar makna kecantikan perempuan yang menjadi budaya massa dapat
diterima oleh orang banyak.
Pada saat ini, iklan tidak hanya menawarkan produknya, tetapi juga menawarkan sebuah
kebudayaan, seperti memperkuat produksi citra tentang kecantikan wanita sebagai realitas. Iklan
skincare, haircare telah menggiring sebuah budaya tentang citra kecantikan yaitu memiliki kulit yang
putih, mulus berseri dan memiliki rambut yang lurus, lebat dan berkilau.
Sebagian besar iklan menggunakan perempuan sebagai modelnya. Kira-kira 90% periklanan
menggunakan wanita sebagai modelnya (Ibrahim (ed), 1998:348). Hal ini dikarenakan sosok
perempuan dalam iklan mampu memperbesar skala jual dari produk tersebut. Perempuan memiliki
kekuatan untuk menarik perhatian dalam sebuah iklan yang ada di media massa, kekuatan tersebut
dapat berupa suara maupun model iklan.
Semiotika adalah cabang ilmu yang segala sesuatunya berhubungan dengan tanda, seperti
sistem dan proses yang berlaku bagu penggunaan tanda. Sistem semiotik memiliki tiga unsur, yaitu
signifier=bentuk, signified=konsep, sign=makna. Semiotika memiliki du a tahap, yaitu pertama
(denotasi) yang terdiri dari signifier dan signified, kedua (konotasi) yang terdiri dari connotative
signifier dan connotative signified.
Tentang ideologi dalam kecantikan perempuan dari sebuah iklan pada saat dapat dilihat
contoh analisis semiotika dari iklan WRP Body Shop dan Prolone. Iklan tersebut menunjukkan suatu
citra kecantikan dimana citra tersebut sudah terdistorsi bahwa perempuan yang cantik adalah
perempuan yang memiliki tubuh langsing, tidak memiliki lemak yang terlihat di bagian manapun,
dan sebaliknya, jika wanita tidak memiliki hal itu, maka tidak bisa disebut cantik.

Anda mungkin juga menyukai