Dosen Pembimbing :
Khomsatun, S.Pd., M.Kes
NIP. 19620804 198802 1001
Disusun oleh :
Gita Laras
NIM. P1337433119093
i
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hubungan Manusia
Dengan Moral ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hubungan Manusia Dengan Moral bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khomsatun S.Pd., M.Kes selaku dosen mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
1
PEMBAHASAN
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrem
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang
bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana
timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain.Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat
sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa
ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan
melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya sistem perlindungan dalam rumah,
pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok
lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan
keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-
kontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota
kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk
tercapainya tujuan bersama.
Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos
yang menjadi etika. Secara etimologis,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima
masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
3
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu
dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Istilah moral dapat disamakan dengan istilah etika, etik, akhlak , kesusilaan, dan budi
pekerti. Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral.
Tidak semua nilai adalah nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang
baik-buruk.
Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakaan menjadi 3 jenis:
Nilai logika, nilai tentang benar dan salah.
Nilai etika, nilai tentang baik-buruk.
Nilai estetika, nilai tentang indah-jelek.
BAB III
PENUTUP
4
1.1 Kesimpulan
1. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
2. Nilai (value) adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia.
3. Moral adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
1.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://khasanatullidayati.blogspot.com/2014/08/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar.html