Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MK ISBD

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Dosen Pembimbing :
Khomsatun, S.Pd., M.Kes
NIP. 19620804 198802 1001

Disusun oleh :

Gita Laras
NIM. P1337433119093

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019/2020

i
2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hubungan Manusia
Dengan Moral ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hubungan Manusia Dengan Moral bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khomsatun S.Pd., M.Kes selaku dosen mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 26 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1

1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia ....................................................................................................... 2

2.2 Pengertian Nilai ............................................................................................................ 2

2.3 Pengertian Moral ........................................................................................................... 3

2.4 Problematika Nilai dan Moral di Masyarakat dan Negara ........................................... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 5

3.2 Saran .............................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa kuno yang
berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat tinggal biasa,
padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ethos
(ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos (jamaknya
mores) yang berarti adat, cara, dan tempat tinggal. Dengan demikian secara etimologi kedua
kata tersebut bermakna sama hanya asal asul bahasanya yang berbeda dimana etika dari
bahasa Yunani sementara moral dari bahasa Latin.
Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikaji secara kritis, dilandasi rasionalitas
manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsip kebaikan, pertimbangan etis dalam pengambilan
keputusan terhadap sesuatu dan sebagainya. Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa
nasehat tentang hal-hal yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian manusia, nilai, dan moral?
2. Apakah problematika moral dalam masyarakat dan negara?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui hubungan manusia dengan moral.
2. Mengetahui problematika moral dalam masyarakat dan negara.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Bagi penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai hubungan manusia
dengan moral.
2. Bagi pembaca, sebagai sumber pengetahuan mengenai hubungan manusia dengan moral.

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrem
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang
bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana
timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain.Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat
sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa
ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan
melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya sistem perlindungan dalam rumah,
pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok
lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan
keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-
kontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota
kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk
tercapainya tujuan bersama.

2.2 Pengertian Nilai


Nilai (value) adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.
Menurut Bambang Daroeso, nilai memiliki ciri sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam bentuk
norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang
berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
2
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai ketakwaan.
Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat
ketakwaan.
Menurut Bambang Deroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap
sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
Menurut Darji Darmodiharjo, Nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi
manusia baik lahir ataupun batin. Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat
sebagai berikut:
a. Menyenangkan (peasent)
b. Berguna (useful)
c. Memuaskan (satisfying)
d. Menguntungkan (profitable)
e. Menarik (interesting)
f. Keyakinan (belief)

Ada 2 pendapat mengenai nilai yaitu:


 Pertama, nilai itu objektif: ada pada setiap sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di dunia ini
tanpa adanya suatu nilai yang melekat di dalamnya. Dengan demikian, segala sesuatu ada
nilainya dan bernilai bagi manusia, hanya saja manusia tidak tahu dan belum tahu nilai
apa dari objek tersebut.
 Kedua, nilai itu subjektif: nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya.
Misalnya : air menjadi sangat bernilai daripada emas bagi orang yang kehausan di tengah
padang pasir, tanah memiliki nilai bagi petani, gunung bernilai bagi seorang pelukis, dan
sebagainya.

3 macam nilai menurut Prof. Drs. Notonegoro adalah sebagai berikut:


a. Nilai meteriil, yakni sesuatu yang berguna bagi jasmani dan rohani manusia.
b. Nilai vital, sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian, dibedakan menjadi :
 Nilai kebenaran, bersumber pada akal pikiran manusia (rasio, budi, dan cipta)
 Nilai estetika/ keindahan, bersumber pada rasa manusia.
 Nilai kebaikan/moral, bersumber pada kehendak keras, karsa hati, dan nurani manusia.

2.3 Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos
yang menjadi etika. Secara etimologis,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima
masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di

3
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu
dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Istilah moral dapat disamakan dengan istilah etika, etik, akhlak , kesusilaan, dan budi
pekerti. Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral.
Tidak semua nilai adalah nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang
baik-buruk.
Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakaan menjadi 3 jenis:
 Nilai logika, nilai tentang benar dan salah.
 Nilai etika, nilai tentang baik-buruk.
 Nilai estetika, nilai tentang indah-jelek.

2.4 Problematika Nilai dan Moral di Masyarakat dan Negara


1. Pelanggaran Etik
Kebutuhan akan norma etik oleh manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian
norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Kode etik merupakan bentuk aturan tertulis
secara sistematik sengaja dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang ada.
Contohnya: kode etik guru, kode etik wartawan, kode etik insinyur dan sebagainya.
Kode etik profesi berisi ketentuan-ketentuan normatif etik yang seharusnya dilakukan oleh
anggota profesi. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalahgunaan keahlian. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah
profesi yang terhormat akan segera jatuh dan ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya
respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional tersebut.
Meskipun telah memiliki kode etik, masih ada seseorang yang melanggar kode etiknya
sendiri. Misal seorang dokter melanggar kode etik dokter, pelanggaran etik tidak akan
mendapat sanksi lahiriah akan tetapi biasanya mendapat sanksi etik seperti menyesal, rasa
bersalah, dan malu. Dan akan mendapat sanksi etik dari lembaga profesi seperti teguran,
dicabut keanggotaannya, atau tidak diperbolehkan lagi menjalani profesi tersebut.

BAB III
PENUTUP

4
1.1 Kesimpulan
1. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
2. Nilai (value) adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia.
3. Moral adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.

1.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://khasanatullidayati.blogspot.com/2014/08/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai