BUDIDAYA TANAMAN TAUGE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KRISIS

PANGAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh
ZulfaMawadah , Mu’arif , Shella Nirmala 𝟑 , Dwi Sri Pangestu 𝟒 , Risyad Ibrahim 𝟓
𝟏 𝟐

Universitas Negeri Semarang/Fakultas Ilmu Pendidikan (1), Universitas Negeri

Semarang/Fakultas Teknik (2),
Universitas Negeri Semarang/Fakultas Ilmu Sosial (3),
Universitas Negeri Semarang/Fakultas Bahasa dan Seni (4), Universitas Negeri
Semarang/Fakultas Hukum (5)
dst.

Email
Zulfa.bk2017@students.unnes.ac.id
Muarif1308@students.unnes.ac.id
Shellanirmala@students.unnes.ac.id
Dwisri.pangestu@students.unnes.ac.id
Risyadibrahim4@gmail.com

Abstrak
Dunia sedang dikejutkan dengan mewabahnya suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus yang dinyatakan oleh WHO dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). Virus
yang disinyalir mulai mewabah 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok,
saat ini menyebar hampir keseluruh penjuru dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO
tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Kasus kematian yang
disebabkan oleh virus Covid-19 ini semakin bertambah disetiap epideminya dan Indonesia
merupakan salah satu negara yang terkena wabah pandemi Covid-19. Cepat dan banyaknya
kasus yang setiap hari mengalami kenaikan, maka di beberapa wilayah termasuk Indonesia
telah diberlakukan karantina wilayah. Efek dari karantina wilayah lebih lanjut dapat
menyebabkan terjadinya krisis pangan. Oleh karena itu penulis membuat gagasan serta
pelatihan budidaya tanaman tauge yang mudah dan sederhana dilakukan oleh masyarakat guna
mencegah krisis pangan di masa pandemi Covid-19.

Kata kunci : tanamantauge, krisispangan, Covid-19

1
PENDAHULUAN
Di tengah era revolusi industri 4.0
saat ini, tidak ada yang bisa ditebak.
Perubahan semakin tidak bisa di elakkan,
bahkan apa yang akan terjadi, menjadi
kejutan bersama. Bukan lagi berbincang
tentang persaingan kekuasaan antarnegara,
namun saat ini, saat detik ini dunia
dikejutkan dengan mewabahnya suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang
dinyatakan oleh WHO dengan sebutan
Coronavirus Disease (COVID-19) (Safrizal,
2020).
Menurut Nuryana (2020) virus yang
disinyalir mulai mewabah 31 Desember
2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei
Tiongkok, saat ini menyebar hampir
keseluruh penjuru dunia dengan sangat
cepat, sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020
menetapkan wabah ini sebagai pandemi
global. Sampai saat ini, wabah ini terus
meningkat angka epideminya. Pada 16
Februari 2020, dilaporkan telah terjadi
51.857 kasus konfirmasi di 25 negara dengan
1.669 kematian (WHO, 2020). Berdasarkan
data per 18 Mei dari Dashboard Darurat
Kesehatan WHO, telah dilaporkan total
4.628.903 kasu yang dikonfirmasi, 312.009
kasus kematian yang tersebar di 216 negara
di seluruh dunia sejak awal epidemi.
Salah satu negara yang terkena
wabah pandemi COVID-19 adalah
Indonesia. Presiden Joko Widodo
mengumumkan kasus COVID -19 pertama
2
di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020,
yaitu dua warga negara Indonesia dinyatakan
positif COVID-19 setelah melakukan kontak
dengan warga negara Jepang yang datang ke
Indonesia (Baskara, 2020). Hingga 19 Mei
2020, jumlah angka terkonfirmasi di
Indonesia adalah 18.010 orang, meninggal
dunia 1.191 orang dan sembuh 4.324 orang
(Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19, 2020).
Melihat cepatnya dan banyaknya
kasus yang setiap hari mengalami kenaikan,
maka di beberapa wilayah termasuk
Indonesia telah diberlakukan karantina
wilayah. Efek dari karantina wilayah lebih
lanjut dapat menyebabkan terjadinya krisis
pangan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
adanya pembatasan jalur perdagangan oleh
negara produsen (eksportir) kepada negara
konsumen (importir) (Swardana, 2020).
Ditengah pandemi Covid-19 yang
ditengarai menimbulkan ancaman
krisispangan, Kementerian Pertanian
(Kementan) mendorong upaya pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga
melalui optimalisasi pemanfaatan lahan
pekarangan. Hal tersebut didukung oleh
Agung (2020), bahwa pemanfaatan lahan
pekarangan dengan ditanami sayuran atau
buah-buahan merupakan cara yang strategis
karena tidak hanya bermanfaat untuk
mencukupi kebutuhan pangan dan gizi
keluarga juga bisa meningkatkan pendapatan
rumah tangga terlebih pada masa kondisi
pandemi saat ini.
Tauge merupakan kecambah yang
berasal dari biji-bijian baik biji kacang
kedelai maupun biji kacang hijau.Tauge
merupakan bahan pangan yang tergolong
dalam sayur-sayuran, di Indonesia sendiri
tauge menjadi salah satu makanan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia baik dari kalangan menengah
keatas maupun menengah kebawah. Dengan
banyak gizi yang terkandung dalam tauge
menyebabkan banyak diminati masyarakat
untuk dikonsumsi, harganya yang sangat
murah dan sangat mudah untuk mencarinya.
Tauge banyak mengandung senyawa
fitokimiawi yang berkhasiat. Protein tauge
lebih tinggi 10 persen dibandingkan dengan
kandungan protein dalam biji aslinya, hal ini
disebabkan selama proses menajdi
kecambah terjadi pembentukan asam-asam
amino esensial yang merupakan penyusun
protein. Tauge baik dari kacang kedelai,
kacang hijau mapun kacang tunggak
mengandung vitamin c sebanyak 15 mg
setiap 100 gram. Taugejuga merupakan
sumber vitamin e yang sangat potensial
dengan kandungan 662 mg setiap 100 gram.
Manfaat tauge antara lain adalah dapat
mencegah kanker,mencegah serangan
jantung dan stroke, mencegah osteoporosis,
membangkitkan sisitem kekebalan tubuh
(Mahandika, 2019).
Oleh karena itu penulis membuat
gagasan “Budidaya tanaman touge sebagai
3
upaya pencegahan krisis pangan di masa
pandemi Covid-19”, yang tentunya tanaman
tauge dapat dibudidayakan secara sederhana,
hemat biaya dan tempat. Sehingga
masyarakat yang tidak memiliki pekarangan
rumah yang cukup luas, tetap dapat
membudidayakan tanaman tauge serta dapat
mencukupi kebutuhan pangan di masa
pandemi Covid-19.
METODE
Toge (tauge) atau kecambah
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang
juga digolongkan sebagai jenis sayuran.
Toge dapat dengan mudahnya ditemui di
pasar tradisional hingga pasar modern
mengingat peminatnya yang cukup banyak
karena harga yang murah serta dapat
diaplikasikan di berbagai jenis masakan.
Toge sebagai bahan pangan (sayuran) dapat
dimasak dengan cara digoreng, direbus,
maupun hanya sebagai menu pelengkap
makanan yang lain.
Tauge ini mudah menanamnya, dan
rata - rata orang suka dengan sayuran tauge.
Tapi untuk menanamnya ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, dan yang akan kita
bahas disini penanaman dengan cara
hidroponik.
Prapelaksanaan
1. Menyiapkan media tanam budidaya
Dalam melakuakan budidaya tanaman
tauge hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan proses budidaya pertama
 kali adalah mempersiapkan media
tanam. Budidaya pada tanaman tauge
tidaklah terlalu sulit untuk dilakukan
terutama untuk menetukan pada media
tanam apa yang akan digunakan, hal
tersebut dikarenakan pada tanaman
tauge memiliki kemampuan yang dapat
menyesuaikan ertumbuhannya dengan
kondisi media tanam seperti apapun,
baik itu dalam kondisi dingin ataupun
baik itu dalam kondisi yang panas.
Media tanam yang dapat digunakan
untuk budidaya pada tanaman tauge
antara lain KcangHijau ,Kain flannel
,Kainstrimin lapis, Bakpenampung air,
Bakberjaring/berlubang-lubang
2. Menyiapkan bahan tanam budidaya.
Proses pemilihan bibit yang baik dalam
melakukan budidaya tanaman tauge
akan berpengaruh juga pada tanaman
tauge yang akan dihasilkan tersebut.
Jika pembudidaya memilih kacang hijau
yang akan digunakan sebagi bibit
tanaman tauge maka pembudidaya
harus memilih bibit dari kacang hijau
yang memiliki warna hijau yanng
mengkilat dan kacang hijau tersebut
tidak cacat, jangan melakukan
pemilihan bibit kacang hijau yang
memiliki warna yang kecokelatan atau
yang busuk.
Pelaksanaan
Tahapan dalam menanam tauge hidroponik
adalah sebagai berikut :
4
a. Penanaman
1. isikan air ke wadah tanpa lubang
2. tumpukan wadah berlubang diatas
wadah tanpa lubang
3. masukan kain strimin
4. masukan kain kain flannel
5. masukan benih dengan merata
6. tutup dengan kain flannel basah
7. simpan ditempat tertutup dan gelap,
misal dimasukan ke kantong plastik
lalu disimpan dibawah tempat tidur
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga
pertumbuhan benih agar dapat tetap
tumbuh dengan baik, yaitu dengan
memastikan tempat penyimpanan
kering serta gelap dan melakukan
penyiraman rutin sehari 2 kali.
c. Pemanenan
Setelah 3- 4 hari tauge pun sudah siap
dipanen, untuk kg kacang hijau atau
kedelai dapat menghasilkan hingga 1
kg, jika pada tauge terdapat warna
merah mud a itu menandakan tauge
terpapar sinar matahari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Awal tahun 2020 menjadi kejutan
besar bagi masyarakat dunia dimana
masyarakat digemparkan dengan penemuan
virus baru yang dikenal dengan sebutan
Coronavirus Disease (COVID-19).
Dibeberapa kasus Covid-19 menyebabkan
kematian dan tingkat penyebarannya yang
begitu cepat. Indonesia menjadi salah satu
negara yang terdampak wabah Covid-19
dimana pada bulan Mei 2020 dilaporkan
jumlah angka terkonfirmasi sebanyak
18.010 orang dengan rincian meninggal
dunia 1.191 orang dan sembuh 4.324 orang
(Gugus Tugas Penanganan Covid-19, 2020).
Pemerintah kemudian mengelurkan
kebijakan-kebijakan yang dirasa mampu
untuk mencegah penyebaran Covid-19 yakni
dengan melakukan pembatasan kegiatan
diluar rumah, dimana masyarakat dianjurkan
untuk tidak melakukan kegiatan diluar
rumah jika dirasa tidak terlalu penting.
Disosial media kemudian muncul gerakan
untuk dirumah saja sebagai upaya yang
dapat dilakukan masyarakat untuk memutus
rantai penyebaran Covid-19 dan wujud salah
satu karakter masyarakat Indonesia yakni
gotong royong.
Hingga Agustus 2020, Covid-19
masih menjadi hal yang hangat untuk
diperbincangkan, dan salah satu dampak
yang sangat dirasakan masyarakat adalah
melemahnya sektor ekonomi. Tidak hanya
terjadi di Indonesia Amerika dan Tiongkok
yang merupakan dua Negara raksasa
ekonomi dunia diproyeksi kuat mengalami
kemrosotan ekonomi yang cukup dalam
akibat pandemi ini (Maryanti, 2020).
Salah satu alternatif yang dapat
ditempuh masyarakat guna mengatasi
masalah ekonomi di tengah pandemi adalah
menguatkan ketahanan pangan, salah
satunya yakni dengan melakukan budidaya
5
tanaman pangan yang mudah guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
meningkatkan perekonomian yang semakin
merosot ini.
Budidaya tanaman secara hidroponik
menjadi salah satu hobi baru masyarakat
yang terdampak pandemi guna mengisi
waktu luang, selain menjadi hobi budidaya
tanaman ini juga dapat meningkatkan
ketahanan pangan masyarakat dan menjadi
salah satu solusi dari masalah ekonomi di
tengah pandemi ini. Budidaya hidroponik
juga dapat menggunakan bahan-bahan bekas
disekitar lingkungan sekitar.
Gambar 1.
Hidroponik dengan styrofoam makanan
Memilih jenis tanaman pangan untuk
dilakukan budidaya menjadi tahapan awal
dari proses budidaya hidroponik, Tauge
(Toge) atau kecambah salah satu
tumbuhanyang dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang juga digolongkan sebagai jenis
sayuran. Toge menjadi salah satu pilihan
tanaman budidaya karena tanaman ini
merupakan tanaman pangan yang mudah
untuk dibudidayakan dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Masa panen toge yang
relatif cepat juga membuat salah satu alasan
mengapa toge menjadi alternatif pilihan
tanaman budidaya.
Untuk pemilihan bibit, toge ini bisa
berasal dari kacang hijau dengan memilih
warna hijau mengkilat dan tidak terdapat
cacat di kacang hijau tersebut dan
menghindari pemilihan bibit kacang hijau
yang memiliki warna kecoklatan atau yang
busuk. Untuk pemeliharaan toge sendiri
relatif mudah, dimana tanaman ini hanya
perlu disiram sehari dua kali dan
menghindarkan tanaman toge terpapar sinar
matahari secara langsung. Tanaman toge
yang terkena paparan sinar matahari secara
langsung akan memunculkan warna merah
atau mud pada tanaman toge.
Dalam pelaksanaan budidaya
tanaman toge terhitung sangat mudah. Hal
yang perlu diperhatikan adalah tempat
penyimpanan bibit tauge ketika mulai
tumbuh, yaitu tempatkan ditempat yang
lembab dan tidak terkena sinar matahari.
Sebagai jenis sayuran, tauge merupakan
sayuran yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia dalam membuat
masakan. Selain mudah ditemukan, harga
toge juga relatif murah. Setiap kantong
dengan berat seperempat kilogram, dijual
dengan harga Rp5.000 oleh pengecer di
pasar. Jumlah yang cukup digunakan bagi
keluarga kecil untuk dua kali memasak. Hal
ini menjadikan berbudidaya sayuran tauge
sangatlah bermanfaat guna mencegah krisis
6
pangan di masa pandemi covid-19 ini.
Dengan mulai merintis usaha
budidaya tauge, dapat membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat yang mata
pencahariannya terdampak oleh covid-19.
Memberikan pelatihan budidaya sayuran
tauge juga merupakan salah satu upaya yang
baik untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat Indonesia. Dengan memberikan
pelatihan dan pengalaman dalam
berbudidaya sayuran tauge menggunakan
media tanam hidroponik tentunya sangatlah
bermanfaat bagi masyarakat agar dapat
memulai bisnisnya dengan berbudidaya
sayuran tauge itu sendiri sehingga hal ini
dapat mengurangi angka pengangguran
masyarakat yang tidak bekerja karena di
PHK oleh perusahaan-perusahaan dan
industri-industri yang mulai bangkrut karena
terdampak covid-19 ataupun pekerjaan
lainnya yang terdampak covid-19. Selain itu,
hal ini dapat dijadikan sebagai upaya
pencegahan krisis pangan di masa pandemi
covid-19.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tauge merupakan kecambah yang
berasal dari biji-bijian, sepertikacang hijau,
yang memiliki bagian putih dengan panjang
hingga 3cm. Bentuk kecambah diperolah
setelah biji diproses selama beberapa hari.
Cara pembuatan kecambah atau tauge
adalah dengan merendam kacang-kacangan
dalam air selama satu malam. Kemudian
ditebarkan di tempatyang mempunyai melangsikan tubuh. Karena mengandung
lubang-lubang dan diberi daun, kain, atau Vitamin E, taoge juga dapat membantu
kertas merangsebagai substrat untuk meningkatkan kesuburan. Bagi wanita yang
menjaga kelembaban agar kacang-kacangan rajin makan taoge, akan membantu
tidak busuk.Budidaya tauge merupakan hal terhindar dari kanker payudara, gangguan
yang mudah. Tetapi berdasarkan penelitian menjelang menstruasi, pramenopause dan
kami, tauge hanya bisa tumbuh ideal gangguan akibat menopause. Jadi mulai
menggunakan air biasa.Bentuk tauge sekarang ditengah masa pandemi yang
memang tergolong kecil dibandingkan cukup lama , apa salahnya untuk mencoba
dengan jenissayuran lain, meskipun begitu, memusatkan perhatian kita terhadap tumbu
tumbuhan ini memiliki kandungan han di sekitar rumah, jangan tergantung
manfaatyang tidak kecil. Sayuran tauge kepada obat-obatan yang banyak
jenis apapun, baik tauge kacang hijau,tauge mengandung bahan kimia, penyakit
kedelai, maupun jenis tauge lainnya yangsatu sembuh tetapi penyakit yang lain
mengandung banyak sekalisenyawa datang. Jangan pernah meremehkan sesuatu
fitokimiawi yang sangat berkhasiat. Di yang kecil, karena siapa tahu di balik
dalam touge terkandungvitamin B, vitamin bentuknya yang kecil tersimpan manfaat
C, dan vitamin E.Banyak sekali manfaat yang sangat besar.Anda juga dapat
yang kita peroleh dari tumbuhan yang membuat hidangan yang lezat dan
sangatkecil ini, diantaranya adalah: menyehatkandari tauge. Silahkan
Mencegah Kanker Proses menjadi tauge mencampurkannya dengan bahan-bahan
telah menguraikan 90 persen rantai lainnya,sesuai selera Anda. Mari hidup
olisakarida menjadi karbohidrat sederhana, sehat dengan biaya murah bersama tauge.
sehingga senyawa tersebut mudah sekali B. Saran
diserap tubuh, tanpamenghasilkan gas. Berdasarkaan penelitian dan pengamatan
Selain itu manfaat touge adalah mencegah kami , kami menganjurkan para calon
Serangan Jantung dan Stroke, Mencegah penanam tauge untuk menggunakan air
Osteoporosis, membangkitkan Sistem biasa dalam menyiramtanaman tersebut. Hal
Kekebalan Tubuh. Taoge juga baik untuk ini di lakukan untuk mendapat hasil tanam
kecantikan, yaitu membant meremajakan yang berkualitas baik.
dan menghaluskan kulit, menghilangkan DAFTAR PUSTAKA
flek-flek Agung. 2020. Pemanfaatan Pekarangan
hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, Cegah Krisis Pangan Saat Pandemi
menyuburkan rambut dan juga Covid-19.

7
 https://mediaindonesia.com/read/d Diagnosis dan Management.
etail/310695-pemanfaatan- Disusun dan dikompilasi oleh Tim
pekarangan-cegah-krisis-pangan- Kerja Kementerian Dalam Negari
saat-pandemi-covid-19. Diakses Untuk Dukungan Gugus Tugas
pada 6 Mei 2020. Covid-19 : Jakarta.
Baskara, B. 2020. Rangkaian peristiwa World Health Organization (WHO). 2020.
pertama COVID-19. Global surveillance for
https://bebas.kompas.id/baca/riset/ humaninfection with novel
2020/04/18/rangkaianperistiwapert coronavirus (2019-ncov).
amacovid-19/. Diaksespada 19 Mei https://www.who.int/publications-
2020. detail/global-surveillance-for-
Gugus Tugas Percepatan Penanganan humaninfection-with-novel-
COVID-19. 2020. Data Sebaran. coronavirus-(2019-ncov).
https://covid19.go.id/. Diakses Diaksespada 19 Mei 2020
pada 19 Mei 2020.
Mahandika, Theresia, dkk. 2019. Brownies
Tauge Coklat. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol 3 (2)
Maryanti, Sri. DKK. 2020. Pandemi Covid-
19 dan Implikasinya Pada
Perekonomian NTB. Open Jurnal
System Vol. 14 No. 11
https://e.jurnal.binawakya.or.id./in
dex.php/MBI
Nuryana, Agus Nana. 2020. Dampak
Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia
Pendidikan. https://kabar-
priangan.com/dampak-pandemi-
covid-19-terhadap-dunia-
pendidikan/. Diakses 7 April 2020.
Safrizal, dkk. 2020. Pedoman Umum
Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah
Pencegahan, Pengendalian,

8
9