Anda di halaman 1dari 9

Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DI SD DAN SOLUSINYA

HENDRIZAL, S.IP., M.Pd.


Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
FKIP Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat
E-mail: hendrizalsipmpd@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas dan menjelaskan permasalahan pembelajaran Pen-
didikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar dan solusinya. Tujuan dari pembuatan
tulisan ini adalah: Pertama, untuk mengidentifikasi kendala atau permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran PKn SD. Kedua, untuk mencari solusi dalam rangka
mengatasi kendala atau permasalahan dalam pembelajaran PKn SD. Dengan demikian
tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penyelenggaraan pembelajaran PKn SD
yang efektif dan efisien sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Kata kunci: pembelajaran, PKn, SD, permasalahan, solusi.

A. PENDAHULUAN anggap remeh pelajaran ini. Sesuatu


Mencermati hakikat Pendidikan yang dianggap remeh akan berdampak
Kewarganegaraan (PKn), seharusnya ia remeh pula pada hasilnya. Alhasil,
menjadi pelajaran penting. Bukannya pencapaian tujuan PKn pun kurang
dipandang mata pelajaran sampingan. maksimal.
PKn tidak kalah penting dibanding mata Apakah kita lalu menyalahkan
pelajaran lainnya. siswa? Tentu tidak. Sudah saatnya kita
Tetapi mengapa selama ini PKn sebagai pendidik melakukan introspek-
cenderung kurang diminati siswa? Me- si. Apakah selama ini kita sudah me-
ngapa PKn kurang mendapat perhatian ngajar secara baik? Mengapa siswa ku-
seperti pelajaran matematika, IPA dan rang tertarik belajar PKn? Mengapa be-
bahasa Indonesia? Apakah karena PKn lajar PKn katanya membosankan? Dan
tidak di-UN-kan di tingkat sekolah masih banyak pertanyaan yang dapat
dasar (SD)? memicu kita me-review cara mengajar.
Pertanyaan itu muncul bila meli- B. PERUMUSAN MASALAH
hat kenyataan bahwa sebagian besar sis- Menyimak uraian di atas, muncul
wa bahkan orangtua sepertinya meng- dua pertanyaan: Pertama, apa saja ken-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 54


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

dala atau permasalahan yang muncul penelitian ini mendeskripsikan, men-


dalam pembelajaran PKn SD? Kedua, catat, menganalisis dan menginterpre-
solusi apa yang dapat digunakan untuk tasikan kondisi yang sekarang ini ter-
mengatasi kendala atau permasalahan jadi. Dengan kata lain, penelitian des-
dalam pembelajaran PKn SD? kriptif kualitatif bertujuan untuk mem-
Senada dengan permasalahan di peroleh informasi keadaan yang ada.
atas, maka tujuan dari pembuatan tuli- Sementara metode literatur adalah me-
san ini adalah: (1) Untuk mengiden- tode pengumpulan data yang dilakukan
tifikasi kendala atau permasalahan yang dengan cara mengambil data-data yang
muncul dalam pembelajaran PKn SD. diperlukan dari literatur-literatur yang
(2) Untuk mencari solusi dalam rangka berkaitan.
mengatasi kendala atau permasalahan D. PERMASALAHAN PEMBELA-
dalam pembelajaran PKn SD. Dengan JARAN PKn SD
begitu, tulisan ini diharapkan bisa ber- Masalah yang dialami setiap
manfaat dalam penyelenggaraan pembe- pembelajaran memang amat kompleks.
lajaran PKn SD yang efektif dan efisien Masalah itu datangnya bisa dari kuri-
sehingga dapat meningkatkan mutu kulum, guru, siswa, sarana prasarana,
pendidikan. sumber belajar, dan lainnya. Tetapi
C. METODE sayangnya banyak pendidik kurang
Metode yang digunakan untuk peka terhadap permasalahan yang di-
tulisan ini bersifat deskriptif kualitatif hadapi. Berdasarkan pengamatan dan
dan studi literatur. Pada hakikatnya, pengalaman di lapangan, di sini coba
penelitian deskriptif kualitatif adalah diidentifikasi permasalahan yang pernah
suatu metode dalam meneliti status se- dihadapi, yang menyebabkan pembela-
kelompok manusia, suatu objek dengan jaran PKn cenderung kurang menarik,
tujuan membuat deskripsi, gambaran dianggap sepele, membosankan, dan ke-
atau lukisan secara sistematis, faktual san negatif lainnya. Masalah itu antara
dan akurat mengenai fakta-fakta yang lain:
diselidiki. Penelitian deskriptif kualitatif Pertama, kurikulum yang terlalu
ini bertujuan untuk mendeskripsikan berat. Menurut penulis, konten kuriku-
apa saja yang terjadi saat ini. Artinya, lum PKn untuk tingkat SD terlalu tinggi

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 55


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

dibandingkan kemampuan anak usia musan Pancasila sebagai dasar negara,


SD. Misalnya, untuk materi kelas VI 1.2 Menceritakan secara singkat nilai
SD semester II. Ambil contoh Standar kebersamaan dalam proses perumusan
Kompetensi (SK) 2 Memahami sistem Pancasila sebagai dasar negara, 1.3
pemerintahan Republik Indonesia, Meneladani nilai-nilai juang para tokoh
Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelas- yang berperan dalam proses perumusan
kan proses Pemilu dan Pilkada, 2.2 Pancasila sebagai dasar negara dalam
Mendeskripsikan lembaga-lembaga ne- kehidupan sehari-hari.
gara sesuai UUD 1945 hasil aman- Karena kesalahan menangkap
demen, 2.3 Mendeskripsikan tugas dan esensi SK dan KD, pembelajaran cen-
fungsi pemerintahan pusat dan daerah. derung cuma mengarah pada pen-
Materi-materi itu selain terlalu tinggi capaian aspek kognitif. Seperti contoh
bagi siswa, juga belum mempunyai SK dan KD di atas, selama ini guru
urgensi dan kegunaan bagi kehidupan cenderung hanya menekankan pada
siswa. Jika pun materi itu dipelajari bagaimana proses perumusan Pancasila-
siswa, akhirnya sasarannya cuma pada nya (kognitif), sehingga saat evaluasi,
aspek kognitif, tidak menyentuh ke- pertanyaan yang muncul ya sekitar
hidupan riil siswa. proses perumusan Pancasilanya. Misal-
Kedua, kurangnya kemampuan nya, “siapa tokoh yang merumuskan,
guru dalam menangkap kata kunci tanggal berapa, bagaimana bunyi ru-
dalam SK dan KD. Dalam melakukan musannya”.
penelaahan terhadap SK dan KD selama Kondisi itu menyebabkan kompe-
ini, guru masih banyak kekeliruan. Al- tensi yang diharapkan dicapai siswa
hasil, apa yang disampaikan menjadi malah terabaikan. Misalnya bagaimana
salah sasaran. siswa mampu menghargai semangat
Kesalahan itu misalnya terjadi para pejuang dalam merumuskan Panca-
pada SK kelas VI semester I. SK 1 sila, bagaimana menghargai perbedaan
Menghargai nilai-nilai juang dalam pendapat dalam suatu musyawarah, dan
proses perumusan Pancasila sebagai bagaimana meneladani nilai juang para
dasar negara, KD 1.1 Mendeskripsikan tokoh yang oleh siswa dapat diaplikasi-
nilai-nilai juang dalam proses peru- kan dalam belajar. Dan ternyata ini juga

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 56


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

terjadi pada tim penyusun soal ujian nya, karena telah terbiasa mengajar
tingkat kabupaten. Padahal kata kunci dengan ceramah, akhirnya semua materi
dari SK dan KD itu “menghargai dan disajikan dalam bentuk ceramah dan ta-
nilai-nilai juang”, sehingga semestinya nya jawab. Alhasil, apa yang diperoleh
pembelajaran menekankan pada aspek siswa sekadar apa yang disampaikan
afektif dan perilaku siswa. gurunya. Itupun jika bisa terserap se-
Ketiga, mengajar berdasarkan bu- mua.
ku teks (textbook centre). Buku teks Ambil contoh materi kelas I se-
selama ini menjadi pegangan wajib. mester II. SK 4 Menerapkan kewajiban
Jika kita mengajar cuma mengandalkan anak di rumah dan di sekolah, KD 4.1
buku teks (tanpa menggunakan Rencana Mengikuti tata tertib di rumah dan di
Pelaksanaan Pembelajaran/RPP), arah sekolah, 4.2 Melaksanakan aturan yang
dan sasaran pembelajaran menjadi tidak berlaku di masyarakat. Materi ini se-
fokus. betulnya amat dekat dengan kehidupan
Keempat, praktek mengajar PKn siswa. Jika materi ini disajikan dengan
selama ini lebih banyak berlangsung ceramah saja, yang terjadi kemudian
dengan pendekatan konvensional. Se- kompetensi yang terdapat dalam SK itu
lama mengajar, guru lebih banyak tidak akan tercapai. Tujuan pembe-
menggunakan metode ceramah dan ta- lajaran lagi-lagi cuma mengarah pada
nya jawab. Siswa cuma menjadi pen- pencapaian kemampuan kognitif. Pada-
dengar di dalam kelas, kemudian men- hal, materi ini menuntut adanya apli-
jawab soal. Pembelajaran berlangsung kasi, bukan sekadar teori atau hapalan.
monoton, dan guru menjadi satu- Keenam, evaluasi cenderung me-
satunya sumber informasi. Selain itu, ngarah pada aspek kognitif. Sebagai
mengajar PKn jarang menggunakan dampak dari kesalahan menangkap
media yang menunjang. Pembelajaran esensi SK dan KD serta penggunaan
seperti ini jelas amat membosankan. metode ceramah yang menjadi andalan,
Kelima, pembelajaran tidak kon- hasil belajar akhirnya cuma bermuara
tekstual. Materi PKn sebetulnya banyak pada pengetahuan. Padahal, hasil belajar
yang bisa diajarkan sesuai realita ke- semestinya meliputi semua domain:
hidupan siswa. Tetapi, dalam praktek- kognitif, afektif dan psikomotor.

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 57


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

E. TAWARAN SOLUSI mampu menangkap kata kuncinya,


Menghadapi masalah itu, ada be- maka akan kita rumuskan indikator apa
berapa solusi berikut ini. Pertama, yang menunjukkan pencapaian kompe-
kurikulum disesuaikan dengan tingkat tensi itu. Seperti contoh di depan, untuk
kemampuan siswa SD. Jika berbicara SK kelas VI semester I yaitu meng-
masalah kurikulum, karena ini me- hargai nilai-nilai juang dalam proses
nyangkut kebijakan pusat, di sini perumusan Pancasila sebagai dasar
penulis cuma dapat menghimbau agar negara. Kalau kita bisa menangkap kata
kurikulum PKn untuk tingkat SD kunci dalam SK ini, penekanannya
disesuaikan dengan kemampuan anak bukan pada sejarah proses perumusan
usia SD. Materi yang disajikan setidak- Pancasilanya, tetapi lebih menekankan
nya memiliki kesesuaian dengan tingkat bagaimana siswa mampu menghargai
usianya, punya urgensi dan manfaat nilai-nilai juang para tokoh tersebut dan
bagi kehidupan siswa. Misalnya, materi meneladaninya. Apa indikator dari
tentang Pemilu dan Pilkada, materi itu “menghargai” dan “apa saja nilai-nilai
belum waktunya diberikan di tingkat juang” yang dapat dicontoh siswa,
SD, apalagi anak usia SD belum terlibat misalnya tentang nilai kebersamaannya,
langsung dalam kegiatan Pemilu dan semangatnya, menghargai perbedaan
Pilkada. pendapat.
Kedua, menangkap esensi atau Terkait dengan itu, bentuk peni-
kata kunci dalam SK dan KD secara be- laiannya tidak harus tes tertulis. Se-
nar. Kesalahan dalam menangkap esensi hingga tidak akan terjadi lagi saat eva-
dari SK dan KD akan amat mempe- luasi, pertanyaan yang muncul sekitar
ngaruhi penyusunan tujuan dan eva- proses perumusan Pancasila, misalnya
luasi. Kesalahan ini juga akan ber- “siapa tokoh yang merumuskan, tanggal
dampak pada pencapaian kompetensi itu berapa, bagaimana bunyi rumusannya”,
sendiri. yang cuma bersifat kognitif. Nilai-nilai
Dalam menelaah SK dan KD, kita afeksilah yang sebetulnya menjadi arah
harus mampu melihat dan membaca se- dalam SK ini.
cara cermat apa yang diinginkan dalam Ketiga, mengajar harus punya
SK dan KD tersebut. Jika kita sudah persiapan Rencana Pelaksanaan Pembe-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 58


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

lajaran (RPP). RPP memegang peranan pembelajaran. Misalnya untuk meng-


penting bagi guru dalam mengajar. RPP ajarkan materi tentang menghargai
bisa diibaratkan kompas bagi guru un- nilai-nilai juang dalam proses peru-
tuk menentukan ke mana pembelajaran musan Pancasila sebagai dasar negara.
akan dibawa. Kalau seorang guru Materi ini akan lebih tepat diajarkan
mengajar tanpa menggunakan RPP dan dengan Metode Bermain Peran atau
cuma mengandalkan buku teks, yang menggunakan media film ketimbang
akan terjadi adalah proses belajar yang ceramah. Atau untuk melatih kemam-
tidak terarah, fokusnya tidak jelas. Se- puan berpikir kritis, kita bisa meng-
bab, apa yang disampaikan guru sekadar gunakan peta konsep, belajar berdasar-
apa yang ada dalam buku teks tersebut. kan masalah, atau problem solving.
Segalanya perlu dipersiapkan. Kelima, belajar berdasarkan rea-
Keempat, mengajar dengan pen- lita. Belajar akan bermakna bagi siswa
dekatan konstruktivisme. Melaksanakan kalau apa yang dipelajari itu bermanfaat
pendekatan konstruktivisme akan ba- bagi kehidupannya. Peristiwa atau feno-
nyak memberikan kesempatan kepada mena yang terjadi di lingkungan sekitar
siswa untuk mengeksplor potensi diri- siswa dapat menjadi topik menarik
nya. Pendekatan ini juga akan mem- untuk dipelajari. Dan ini akan bisa
berikan ruang bagi siswa untuk meng- menumbuhkan kepedulian sosial siswa.
konstruk sendiri pengetahuannya, bukan Misalnya kasus “kenakalan remaja”
diberi, sehingga belajar akan lebih ber- yang sering terjadi, dapat diangkat men-
makna bagi dirinya. Siswa akan ber- jadi topik diskusi yang tepat untuk
partisipasi aktif dalam pembelajaran. mengajarkan KD 4.3.
Bukan cuma menjadi pendengar. Begitu juga KD menentukan si-
Dengan menggunakan multi- kap terhadap pengaruh globalisasi yang
metode, multimedia dan multisumber, terjadi di lingkungannya. Dengan men-
pembelajaran akan lebih menarik, me- diskusikan masalah ini siswa akan ter-
nantang dan bermakna bagi siswa. Pe- latih berpikir kritis terhadap fenomena
milihan metode, media dan sumber di lingkungannya. Dengan kemampuan
yang tepat juga akan amat mempe- berpikirnya itulah diharapkan siswa
ngaruhi kebermaknaan dan keberhasilan akan mampu menghadapi semua per-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 59


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

soalan, baik kini maupun bagi kehi- mata pelajaran yang penting di SD.
dupannya di masa mendatang. Semua Kedua, permasalahan dalam pembe-
bermula dari realita. lajaran PKn di SD, di antaranya selama
Keenam, evaluasi bersifat total ini PKn dianggap suatu pembelajaran
(kognitif, afektif dan psikomotor). Hasil yang sangat membosankan dan sangat
belajar tidak cuma diukur dari kemam- sulit, karena pada umumnya tingkat mi-
puan kognitif. Seperti dicontohkan di nat para peserta didik untuk membaca
depan, bahwa untuk mengevalusi materi sangat rendah; selain itu juga karena
pada SK 4 Menerapkan kewajiban anak pendidik dalam penyajian materi PKn,
di rumah dan di sekolah, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah.
dievaluasi dengan membuat pertanyaan Ketiga, solusinya, pendidik harus meng-
“apa yang dimaksud kewajiban?” Lebih gunakan metode dan model pembelaja-
dari itu, siswa diharapkan punya sikap ran yang bervariatif, sehingga peserta
dan perilaku “bertanggung jawab” ter- didik merasa nyaman dan menganggap
hadap kewajibannya. PKn adalah pelajaran yang sangat me-
Dalam mata pelajaran PKn, pe- nyenangkan.
ngembangan nilai-nilai afeksi dan ka- Jadi, penulis mau menegaskan,
rakter harus menjadi prioritas. Apalah pendidik perlu menerapkan metode dan
artinya pandai secara akademik tanpa model pembelajaran yang bervariasi
diimbangi karakter dan akhlak mulia. serta media pembelajaran yang inovatif.
Dalam rangka pengembangan nilai-nilai Dengan demikian, peserta didik tidak
afeksi dan karakter ini, peran guru amat akan merasa bosan dalam mengikuti
penting. Sebab, guru adalah figur yang proses pembelajaran PKn.
banyak dicontoh muridnya, terutama
untuk tingkat SD. Guru tidak cukup DAFTAR PUSTAKA
memberi contoh, namun harus dapat Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
menjadi contoh.
Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta:
F. PENUTUP Rineka Cipta.
Badudu, J.S. 2002. Kamus Besar Ba-
Berdasarkan ulasan pada bagian
hasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan Sinar Harapan.
Beane, James A., et. al. 1986. Curri-
bahwa: Pertama, PKn adalah salah satu
culum Planning and Develop-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 60


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

ment. Boston London Sydney terbitan Program Studi Pendidi-


Toronto: Allyn and Bacon. kan Pancasila dan Kewarganega-
Blase, Jo & Joseph J. Blase. 2006. raan (PPKn) FKIP Universitas
Teachers Bringing Out the Best in Riau (Unri), Pekanbaru; URL:
Teachers. California: Corwin https://ejournal.unri.ac.id/index.p
Press. hp/JPB/article/view/4680/4442.
Chotib, Munif. 2009. Sekolahnya Ma- Hendrizal. 2018. Mengulas Masalah
nusia. Bandung: Mizan Media Pendidikan. Padang: LPPM Uni-
Utama. versitas Bung Hatta.
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Hendrizal. 2019. Mengupas Problema
Pembelajaran IPS. Edisi Revisi. Kependidikan. Padang: LPPM
Cetakan ke-4. Bandung: Remaja Universitas Bung Hatta.
Rosdakarya. Muhidin, Sambas Ali. 2009. “Konsep
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Efektivitas Pembelajaran”. Up-
Mengajar. Cetakan ke-6. Jakarta: load 20 Oktober 2009. Tersedia
Bumi Aksara. di http://sambasalim.com/pendi-
Hasbullah. 2010. Otonomi Pendidikan: dikan/konsep-efektivitas-
Kebijakan Otonomi Daerah dan pembelajaran.html.
Implikasinya terhadap Penye- Muslich, Masnur. 2008. KTSP: Pembe-
lenggaraan Pendidikan. Jakarta: lajaran Berbasis Kompetensi dan
Rajawali Pers. Kontekstual. Cetakan ke-4. Jakar-
Hendrizal & Aisyah Anggraeni. 2019. ta: Bumi Aksara.
“Strategi Peta Konsep untuk Oxford University. 2001. Concise Ox-
Meningkatkan Minat Belajar ford Dictionary. Tenth Edition.
Siswa SD pada Pembelajaran (CD-ROM). Oxford: Oxford Uni-
PKn”. Jurnal PPKn & Hukum, versity Press.
Volume 14, Nomor 1, April 2019, Oxford University. 2003. Oxford Le-
halaman 13-33, ISSN: 1907- arner’s Pocket Dictionary. Third
5901, terbitan Program Studi Edition. Oxford: Oxford Univer-
Pendidikan Pancasila dan sity Press.
Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Universitas Riau (Unri), 2006. Peraturan Menteri Pen-
Pekanbaru; URL: https://ejournal. didikan Nasional Nomor 24
unri.ac.id/index.php/JPB/article/v Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
iew/7780/6741. Peraturan Menteri Pendidikan
Hendrizal. 2011. Pembelajaran PKn Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Berbasis Otonomi Daerah: Se- tentang Standar Isi untuk Satuan
buah Studi Kasus. Padang: Bung Pendidikan Dasar dan Mene-
Hatta University Press. ngah.
Hendrizal. 2017. “Peluang Meningkat- Peraturan Pemerintah Republik Indo-
kan Aktivitas Belajar Siswa dari nesia. 2005. Peraturan Peme-
Praksis Strategi Active Debate rintah Republik Indonesia Nomor
pada Pembelajaran PKn SD”. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Jurnal PPKn & Hukum, Volume Nasional Pendidikan.
12, Nomor 1, April 2017, hala-
man 31-51, ISSN: 1907-5901,

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 61


Hendrizal, Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan Solusinya

Saidihardjo. 2004. Pengembangan Ku- Penyelenggaraan Pendidikan. Ja-


rikulum Ilmu Pengetahuan Sosial karta: RajaGrafindo Persada.
(IPS). Yogyakarta: PPs UNY. Steers, Richard M., et al. 1985. Efek-
Saxe, David Warren. 1994. Social Stu- tivitas Organisasi. Jakarta: Er-
dies for Elementary Teachers. langga.
The Pennsylvania State Univer- Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Bela-
sity: Allyn and Bacon. jar. Cetakan ke-3. Jakarta: Raja-
Sirozi, M. 2007. Politik Pendidikan: Di- wali Pers.
namika Hubungan antara Ke- hz
pentingan Kekuasaan dan Praktik

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 14 No. 2 Oktober 2019 62

Anda mungkin juga menyukai