ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas dan menjelaskan permasalahan pembelajaran Pen-
didikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar dan solusinya. Tujuan dari pembuatan
tulisan ini adalah: Pertama, untuk mengidentifikasi kendala atau permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran PKn SD. Kedua, untuk mencari solusi dalam rangka
mengatasi kendala atau permasalahan dalam pembelajaran PKn SD. Dengan demikian
tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penyelenggaraan pembelajaran PKn SD
yang efektif dan efisien sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Kata kunci: pembelajaran, PKn, SD, permasalahan, solusi.
terjadi pada tim penyusun soal ujian nya, karena telah terbiasa mengajar
tingkat kabupaten. Padahal kata kunci dengan ceramah, akhirnya semua materi
dari SK dan KD itu “menghargai dan disajikan dalam bentuk ceramah dan ta-
nilai-nilai juang”, sehingga semestinya nya jawab. Alhasil, apa yang diperoleh
pembelajaran menekankan pada aspek siswa sekadar apa yang disampaikan
afektif dan perilaku siswa. gurunya. Itupun jika bisa terserap se-
Ketiga, mengajar berdasarkan bu- mua.
ku teks (textbook centre). Buku teks Ambil contoh materi kelas I se-
selama ini menjadi pegangan wajib. mester II. SK 4 Menerapkan kewajiban
Jika kita mengajar cuma mengandalkan anak di rumah dan di sekolah, KD 4.1
buku teks (tanpa menggunakan Rencana Mengikuti tata tertib di rumah dan di
Pelaksanaan Pembelajaran/RPP), arah sekolah, 4.2 Melaksanakan aturan yang
dan sasaran pembelajaran menjadi tidak berlaku di masyarakat. Materi ini se-
fokus. betulnya amat dekat dengan kehidupan
Keempat, praktek mengajar PKn siswa. Jika materi ini disajikan dengan
selama ini lebih banyak berlangsung ceramah saja, yang terjadi kemudian
dengan pendekatan konvensional. Se- kompetensi yang terdapat dalam SK itu
lama mengajar, guru lebih banyak tidak akan tercapai. Tujuan pembe-
menggunakan metode ceramah dan ta- lajaran lagi-lagi cuma mengarah pada
nya jawab. Siswa cuma menjadi pen- pencapaian kemampuan kognitif. Pada-
dengar di dalam kelas, kemudian men- hal, materi ini menuntut adanya apli-
jawab soal. Pembelajaran berlangsung kasi, bukan sekadar teori atau hapalan.
monoton, dan guru menjadi satu- Keenam, evaluasi cenderung me-
satunya sumber informasi. Selain itu, ngarah pada aspek kognitif. Sebagai
mengajar PKn jarang menggunakan dampak dari kesalahan menangkap
media yang menunjang. Pembelajaran esensi SK dan KD serta penggunaan
seperti ini jelas amat membosankan. metode ceramah yang menjadi andalan,
Kelima, pembelajaran tidak kon- hasil belajar akhirnya cuma bermuara
tekstual. Materi PKn sebetulnya banyak pada pengetahuan. Padahal, hasil belajar
yang bisa diajarkan sesuai realita ke- semestinya meliputi semua domain:
hidupan siswa. Tetapi, dalam praktek- kognitif, afektif dan psikomotor.
soalan, baik kini maupun bagi kehi- mata pelajaran yang penting di SD.
dupannya di masa mendatang. Semua Kedua, permasalahan dalam pembe-
bermula dari realita. lajaran PKn di SD, di antaranya selama
Keenam, evaluasi bersifat total ini PKn dianggap suatu pembelajaran
(kognitif, afektif dan psikomotor). Hasil yang sangat membosankan dan sangat
belajar tidak cuma diukur dari kemam- sulit, karena pada umumnya tingkat mi-
puan kognitif. Seperti dicontohkan di nat para peserta didik untuk membaca
depan, bahwa untuk mengevalusi materi sangat rendah; selain itu juga karena
pada SK 4 Menerapkan kewajiban anak pendidik dalam penyajian materi PKn,
di rumah dan di sekolah, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah.
dievaluasi dengan membuat pertanyaan Ketiga, solusinya, pendidik harus meng-
“apa yang dimaksud kewajiban?” Lebih gunakan metode dan model pembelaja-
dari itu, siswa diharapkan punya sikap ran yang bervariatif, sehingga peserta
dan perilaku “bertanggung jawab” ter- didik merasa nyaman dan menganggap
hadap kewajibannya. PKn adalah pelajaran yang sangat me-
Dalam mata pelajaran PKn, pe- nyenangkan.
ngembangan nilai-nilai afeksi dan ka- Jadi, penulis mau menegaskan,
rakter harus menjadi prioritas. Apalah pendidik perlu menerapkan metode dan
artinya pandai secara akademik tanpa model pembelajaran yang bervariasi
diimbangi karakter dan akhlak mulia. serta media pembelajaran yang inovatif.
Dalam rangka pengembangan nilai-nilai Dengan demikian, peserta didik tidak
afeksi dan karakter ini, peran guru amat akan merasa bosan dalam mengikuti
penting. Sebab, guru adalah figur yang proses pembelajaran PKn.
banyak dicontoh muridnya, terutama
untuk tingkat SD. Guru tidak cukup DAFTAR PUSTAKA
memberi contoh, namun harus dapat Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
menjadi contoh.
Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta:
F. PENUTUP Rineka Cipta.
Badudu, J.S. 2002. Kamus Besar Ba-
Berdasarkan ulasan pada bagian
hasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan Sinar Harapan.
Beane, James A., et. al. 1986. Curri-
bahwa: Pertama, PKn adalah salah satu
culum Planning and Develop-