A. HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisme,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastilik).
Tekanan darah ditulis sebangai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80
mmHg. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, atau tekanan diastolikmencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan kekanan sistolik dan diastolik.
1. Hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi
ini sering ditemukan pada usia lanjut.
2. Hipertensi maligna, hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan
kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200
penderita hipertensi.
PENYEBAB
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal
sebagai hipertensi esensial atau hipertensi proimer.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10 %
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pik KB).
Jantung normalnya berdetak 60-100 kali per-menit (sekitar 100 hibu/hari). Jantung yang
berdetang tidak normal disebut aritmia atau dysrhythmia. Jantung yang berdetak lambat (di
bawah 60 kali/menit) disebut bradyarrhythmias, sedang yang cepat (berdetak di atas 100
kai/menit) disebut tachyarrhytmias.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal < 120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Hipertensi Sistol terisolasi ≥ 140 Dan < 90
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tungkat 1 (Hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup: perbatasan 140-159 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup: perbatasan 140-149 < 90
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal < 120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
B. CARDIACT ARREST
DEFINISI
Serangan jantung (CARDIAC Arrest), adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi
pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung
(miokardium) mati karena kekurangan oksigen.
PENYEBAB
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan
terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya
atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan
jantung akan mati.
Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung
berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh
jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan
kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak
mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung (decompensatio cordis).
Penyebab lain dari serangan jantung adalah :
1. Suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk
dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner.
2. Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa
disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya
tidak diketahui.
C. ANGINA PEKTORIS
DEFINISI
Angina pektoris merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi
jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen
ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung).
Aktifitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu
menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau
tersumbat sehingga aliran darah ke otot gidak dapat memenuhi kebutuhan jantung atak
oksigen, maka bisa terjadi iskemia otot jantung dan menyebabkan nyeri.
PENYEBAB
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner. Penyebab lainnya adalah
stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta), regurgitasi katup aorta (kebocoran katup
aorta), stenosis subaortik hipertrofik, spesme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang
terjadi secara tiba-tiba), anemia yang berat.
GEJALA
Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina
disebut silent ischemia.
Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina. Biasanya
penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit dibawah tulang dada
(sternum). Nyeri juga bisa dirasakan di bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam punggung,
tenggorokan, rahang atau gigi, dan juga lengan kanan (kadang-kadang).
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan
nyeri. Yang khas adalah bahwa angina:
1. Dipicu oleh aktivitas fisik
2. Berlangsung tidak lebih dari beberapa menit
3. Akan menghilang jika penderita beristirahat. Kadang penderita bisa meramalkan akan
terjadinya angina setelah melakukan kegiatan tertentu.
Angina seringkali memburuk apabila aktivitasnfisik dilakukan setelah makan, cuaca
dingin, dan stres emosional.
UNSTABLE ANGINA
Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan. Ciri angina pada seorang
penderita biasanya tetap, oleh sebab itu setiap perubahan merupakan masalah yang serius
(misalnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul
ketika sedang beristirahat).
E. JANTUNG KORONER
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan
faktor resiko yang sebagian besar merupakan perilaku gaya hidup.
PJK adalah disebabkan oleh aterosklerosis yang merupakan suatu kelainan degeneratif yang
dipengaruhi oleh adanya faktor resiko.
PJK adalah suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh
koroner, berupa penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari pengeraan dinding pembuluh
darah oleh adanya penimbunan lemak berlebih.
Etiologi
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah dan lain-
lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal
ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah
dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada)
sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat dikenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner:
1. Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi.
2. Kadar Kolesterol HDL rendah.
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
4. Merokok
5. Diabetes Mellitus
6. Kegemukan
7. Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
8. Kurang olah raga
9. Stress
Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan). Anda bisa terkena penyakit jantung korner
jika mempunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau seseorang dengan tekanan
darah tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga menjadi penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner bersumber dari aneka pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti
merokok, kebiasaan makan dengan tinggi lemak dan kurangnya olah raga.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung korner dapat digolongkan secara logis
sebagai berikut:
1. Sifat pribadi Aterogenik
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes mellitus. Faktor ini
bersama-sama berperan besar dalam menentukan kecepatan artero-genesis.
2. Kebiasaan hidup dan faktor lingkungan yang tidak ditentukan semaunya
Gaya hidup yang mempedisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang
terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisi,
penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalahgunaan
alkohol.
3. Faktor resiko kecil dan lainnya
Karena faktor resiko yang ditetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan
keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung korner, maka ada
kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan
jenis kelamin.
Manifestasi Klinis
1. Sesak nafas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas yang
cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin
bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
2. Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstermitas bawah, terjadi
selama atau setelah olah raga peka terhadap rasa dingin.
3. Perubahan warna kulit.
4. Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan kiri.
5. Keringat dingin dan berdebar-debar.
6. Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.
7. Denyut jantung lebih cepat.
8. Mual dan muntah.
9. Kelemahan yang luar biasa.
Komplikasi
1. Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark myocardium (kemtian otot
jantung) karena persediaan darah tidak cukup.
2. Angina pectoris yang tidak stabil, syok dan aritmia.
3. Gagal jantung kongestif
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
5. Diabetes.
Epidemiologi
Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab utama kematian dewasa ini. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh
dunia pada tahun 2002. Angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020.
Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pusatnya perubahan gaya hidup.
Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka kematiannya terlihat cenderung
meningkat. Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000
penduduk Indonesia menderita PJK.
Perbaikan nkesehatan secara umum dan kemajuan teknologi kedokteran menyebabkan
umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia bertambah. Survey tiga
kecamatan di daerah Jakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi lansia
melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi negara berkembang.
Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai
meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK
(Penyakit Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapailebih
dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia mengidap PJK dan jika terserang PJK maka
kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.
Pathway Jantung Koroner
Arteriosklerosis
Penurunan suplai O2
Iskemia miokard
Ph sel menurun
Penurunan kontraktilitas
Intoleransi aktivitas
Pernapasan
Kekurangan O2