MANAJEMEN PERSEDIAN
OLEH :
KELAS : II-C
NPM : 02042011098
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk
dari persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang
harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan.
Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam seperti mencari perimbangan
antara jumlah stock yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan
tampa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan
kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan
dengan cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tampa item-item yang
usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang diinginkan tetapi tidak item yang
lambat, Ketika persediaan tidak dikelolah dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak
efisien dan mahal, tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada
dalam inventory.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini anatara lain :
Apa itu Manajemen Persedian ?
Apa saja Jenis – Jenis Persediaan ?
Apa Fungsi Dari Persediaan ?
Apa itu Biaya Persediaan ?
Bagaimana Model Manajemen Persediaan ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasional.Tujuan yang
diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana mengelola persediaan dengan
mengunakan metode – metode manajemen persediaan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Persediaan.
Istilah persediaan ( Inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun
eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk
akhir, bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen lain yang menjadi keluaran produk
perusahaan.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan spembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan internal dan
eksternal mempunyai “kebebasan” (independence). Persediaan “Decouples” ini
memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
suplier.
Fungsi “Economic Lot Sizing”
Persediaan “lot sizing” ini perlu mempertimbangkan “penghematan-penghematan” (potongan
pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya
yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan
sebagainya).
Fungsi antisipasi
Seiring perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan
berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
D. Biaya – Biaya Persediaan
1) Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya – biaya yang termasuk dalam sebagai baiaya penyimpanan adalah :
1. Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin).
2. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di
investasikan dalam persediaan).
3. Biaya keusangan
4. Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan; dan sebagainya
Biaya penyimpanan persediaan
Bersifat variabel terhadap jumlah inventori yang dibeli
Total biaya penyimpanan :
TCC = C. P. A
Persediaan rata-rata
A = Q / 2
= ( S / N ) / 2
KET :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekwensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit
KET :
Bagan berikut ini menggambarkan argumen pendekatan EOQ. Pada awal periode,
persediaan sebesar Q datang. Kemudian persediaan tsb terjual dengan tingkat penjualan yang
konstan untuk setiap periodenya (misal, setiap hari). Tingkat penjualan tsb merupakan slope
dari garis miring dalam bagan tsb. Pada saat ini persediaan baru sebesar Q datang kembali ke
perusahaan. Q/2 merupakan rata-rata
persediaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghitung EOQ:
RUMUS TOTAL BIAYA :
TC = (Q/2)C +(S/Q)O
KET :
D : Besar laju permintaan (demand rate) dalam unit per tahun.
S : Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan
C : Biaya per unit dalam rupiah per unit
I : Biaya pengelolaan (carrying cost) adalah persentase terhadap nilai persediaan per
tahun.
Q : Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit
TC : Biaya total persediaan dalam rupiah per tahun.
H : Biaya penyimpanan ( rupiah / unit / tahun
3. Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati dari pada meramalkan
butir (kelas) persediaan yang lain.
A. Kesimpulan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini saya susun, semogga makalah ini dapat bermanfaat bagi
parapembaca. Dari penulisan ini saya sadari masih banyak kekurangan, sehingga saran dan
kiritik yang membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
T. Hani Handoko, Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE –
yogyakarta, 1984
http://www.docstoc.com/docs/18199491/MANAJEMEN-PERSEDIAAN