Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN ANAK 1

TERAPI BERMAIN ANAK TOODLER USIA 1-3 TAHUN

(PERMAINAN LEGO)

Disusun oleh: kelompok 3

1. Diah Fitriany (C1017059)


2. Dwi Widyaningrum S (C1017060)
3. Eka Ayu K (C1017062)
4. Entika Nurachmawati (C1017063)
5. Euis Mela Sari (C1017064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDA HUSADA
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16, Kalisapu, Slawi, Kab. Tegal
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena
itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral, dan bermain dengan terapi
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak (dalam membedakan
warna)
- Untuk mengembangkan kemampuan motoric halus anak (dalam menusun
sebuah benda)
- Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi anak (anak dapat
berkomunikasi dengan perawat)
- Untuk memenuhi rasa emosional anak
BAB II DESKRIPSI KASUS

A. Sasaran dan Karakteristiknya


1. Sasaran
Anak usia 3 tahun yang akan di ajarkan terapi bermain lego di Desa Keturen Rt
02/01 Kota Tegal yang berjumlah 5 anak
2. Karakteristik
Lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari plastik berbentuk
persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan dan dapat di susun menjadi
model apa saja misalnya mobil, kereta api, bangunan, pesawat dan robot.
B. Analisa kasus
C. Prinsip bermain menurut teori
D. Karakteristik permainan menurut teori
BAB III METODOLOGI BERMAIN

A. Judul permainan
Permainan Lego
B. Deskripsi permainan
Lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari plastik berbentuk
persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan dan dapat di susun menjadi
model apa saja misalnya mobil, kereta api, bangunan, pesawat dan robot.
C. Tujuan permainan
- Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak (dalam membedakan warna)
- Untuk mengembangkan kemampuan motoric halus anak (dalam menusun sebuah
benda)
- Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi anak (anak dapat berkomunikasi
dengan perawat)
- Untuk memenuhi rasa emosional anak
D. Ketrampilan yang diperlukan
1. Anak mampu mengenal berbagai macam warna
2. Anak mampu mengenal bentuk dari sebuah benda
E. Jenis permainan
1. Menyusun lego sesuai warna
2. Menyusun lego sesuai bentuk yang kita perintahkan
F. Alat yang diperlukan
1. Seperangkat lego
G. Waktu pelaksanaan
H. Proses bermain
1. Pembukaan (15 menit)
a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Menfasilitasi anak untuk bermain
3. Penutup (15menit
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan
I. Hal-hal yang perlu diwaspadai
Resiko tertelan lego
I. Antisipasi meminimalkan hambatan
Untuk anak umur 3 tahun sebaiknya menggunakan lego yang ukurannya lebih besar
untuk menghindari risiko tertelan.
J. Pengorganisasian
1. Leader : Diah Fitriany
2. Observer : Dwi Widyaningrum S
3. Fasilitator : a. Eka Ayu K
b. Entika Nurachmawati
c. Euis Mela Sari
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain lego sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 5 orang
2. Evaluasi Proses

a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Observator dapat mengamati jalannya proses bermain dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV PELAKSANAAN BERMAIN

A. Pengorganisasian
1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama - nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
d. Memperkenalkan nama - nama anak yang ikut terapi bermain
2. Observer
Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta
perilaku yang diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
3.Fasilitator
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
B. Permainan
1. Membedakan warna berdasarkan gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Letakkan potongan lego didepan anak secara acak
b. Ajaklah si anak untuk mengambil potongan lego lalu memerintahkan untuk menyusunnya
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya
d. Beri reinforcement positif
2. Menyusun sebuah bentuk
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Leader membagikan lego kepada masing-masing anak
b. Minta anak untuk menyusun bentuk sesuai kemampuannya
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan bentuk yang telah disusunnya
d. Beri reinforcement positi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesa
daran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan me
mbantu anak
untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah
Sakit

B. Saran
1.
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak
-
anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan mem
berikan efek terapi bagi
anak
-
anak yang di rawat di rumah sakit.
2.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai