Anda di halaman 1dari 37

RAGAM BAHASA ILMU

Istilah, Definisi, Kalimat Efektif dan Paragraf


Daerah ---- Indonesia ---- Internasional

Ragam
Bahasa Bahasa
Ilmiah

Sarana komunikasi Ragam bahasa Indonesia


yang digunakan yang digunakan dalam
manusia untuk komunikasi dan kegiatan
saling memahami ilmiah
Karya Ilmiah ===== Sifat Bahasa Karya Ilmiah

• Objektif
• Logis
• Sitematik
• Lugas bahasa yang tepat Harus dipersiapkan
• Jelas
• Impersona
1) pilihan kata dan peristilahannya tepat
2) kalimatnya efektif dan penataannya dalam paragraf baik
(kelogisan paragraf)
3) penalaran dan sistematikanya bagus
4) pemaparan dan gaya bahasanya menarik
Pemilihan kata dan istilah yang tepat

• Menggunakan Kata-kata dan istilah yang baku


sistim – sistem
hipotesa – hipotesis
analisa – analisis
metoda - metode
• Penggunaan kata dan istilah yang tepat, cermat dan hemat
mengadakan penelitian – meneliti
dalam rangka untuk mencapai tujuan ini – untuk mencapai tujuan ini
mempunyai pendirian – berpendirian
tujuan dari penelitian ini adalah – tujuan penelitian ini adalah
Penggunaan istilah

Sumber yang dipakai sebagai pembentuk istilah:


• kosakata bahasa Indonesia
• kosakata bahasa serumpun
• kosakata bahasa asing

Pembentukan kosakata dari ketiga sumber tersebut harus memenuhi persyaratan


yang sudah ditetapkan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa Depdiknas,
2004) agar standardisasi dalam hal istilah tetap terjaga serta perkembangan
bahasa dapat terkendali secara sehat.
Penggunaan istilah

Syarat kosakata bahasa Indonesia dapat dijadikan istilah:


1. Kata yang tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat
yang dimaksudkan
2. Kata yang lebih singkat daripada yang lain, berujukan sama, seperti ”gulma”
dibandingkan dengan “tanaman pengganggu” atau “suaka politik” dibandingkan
dengan “perlindungan politik”
3. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar
(eufonik), seperti “tunakarya” dibandingkan dengan “penganggur”.

Ketiga syarat di atas juga berlaku untuk kosakata bahasa serumpun sebagai
sumber istilah.
contoh : gambut (Banjar), nyeri (Sunda).
Penggunaan istilah

Pembentukan istilah dari kosakata bahasa asing, dapat dilakukan


dengan cara:
1. Menerjemahkan, contoh: samenwerking yang berarti “kerjasama”
atau network yang artinya “jaringan”
2. Menyerap, yaitu jika memenuhi syarat-syarat berikut:
- istilah serapan lebih cocok karena konotasinya
- lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya Istilah asing yang dibentuk
- dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah dengan cara menyerap dan
Indonesia terlalu banyak sinonimnya menerjemahkan sekaligus
- menyerap sekaligus menerjemahkan kata asing contohnya:
• bound morpheme „morfem
urine – urine - kencing terikat‟,
amputation - amputasi – pemotongan anggota badan • subdivision „subbagian‟,
horizon – horizon - kakilangit; ufuk cakrawala • allegro moderato
energy – energi - daya; gaya; tenaga; kekuatan „kecepatan sedang‟
oxygen – oksigen - zat asam
DEFINISI

• Definisi secara sederhana dapat diartikan sebagai penetapan atau


pembatasan arti dari pemakaian kata, konsep, atau istilah (Suryaman,
2004).
• Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal,
dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna atau pengertian suatu hal.
• Melalui definisi, suatu kata atau konsep, atau istilah akan tergambarkan
rujukannya secara jelas.
• Suatu definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian yang didefinisikan
disebut dengan definiendum dan bagian yang mendefinisikan disebut
dengan definiens.
Jenis-jenis definisi

Berdasarkan sumber: Berdasarkan isinya:


1. Deinisi umum : nominal dan 1. sinonim (persamaan kata)
formal 2. antonim (lawan kata)
2. Definisi personal : operasional 3. negasi (pengingkaran)
dan luas
4. contoh
5. kontras (perbandingan)
Berdasarkan bentuknya: satu
kata, satu frasa, satu kalimat, 6. klasifikasi (deferensiasi)
satu paragraf
(1) Definisi Nominal

• Definisi nominal biasanya digunakan dalam kamus.


• Definiens-nya berupa sinonim, terjemahan dalam bahasa lain, dan etimologi.
• Contoh:
Yang dimaksud dengan tenaga ialah kekuatan. (sinonim).
Kepemimpinan ialah yang di dalam bahasa Inggris disebut leadership.
(terjemahan dalam bahasa lain).
Canggih merupakan kata yang dalam bahasa Inggris adalah sophisticated.
Kata biologi diturunkan dari kata bio (hidup) dan logos (ilmu) (etimologi).
(2) Definisi Formal

Definisi Formal biasa pula disebut dengan definisi logis


Contoh
• “Administrasi pendidikan adalah suatu proses yang berurusan
dengan penciptaan, pemeliharaan, stimulasi dan penyatuan
tenaga-tenaga dalam suatu lembaga pendidikan dalam usaha
merealisasikan tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
• ” Ikan ialah sejenis vertebrata yang hidup di air, bersisik, berdarah
dingin, bernafas dengan insang, badannya seperti torpedo, dan
berkembang biak dengan bertelur.
(3) Definisi Operasional

• Definisi operasional digolongkan ke dalam definisi


personal karena didasarkan atas kebutuhan
seseorang (definisi oleh si A akan berbeda dengan
definisi oleh si B, padahal mereka meneliti yang
sama).
• Definsi operasional diperlukan terutama dalam
dunia penelitian.
• Hal yang didefinisikan adalah variabel-variabel yang
akan diukur atau diteliti.
• Selain itu, penyusunan definisi operasional harus
didasarkan atas kerangka teori yang disusunnya.
• Contoh: definisi “tinggi tanaman”
(4) Definisi Luas

• Definsi luas merupakan uraian panjang lebar tentang suatu konsep


yang disusun dalam satu paragraf atau lebih (Suryaman, 2004).
• Contoh: Manajeman diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai
suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran
melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas.
Dikatakan ilmu karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus
untuk mencapai suatu prestasi manajer.
(5) Definisi Negasi

• Definisi ini merupakan pengingkaran terhadap konsep yang dimaksud.


• Cara penyajiannya dapat dilakukan melalui paragraf atau kalimat.
• Perlu ada penjelasan lebih rinci tentang hal yang dimaksud.
• Contoh:
Yang dimaksud dengan pemimpin di sini bukanlah pemimpin yang hanya
pandai memberi instruksi sambil duduk di belakang meja, melainkan
pemimpin sebagai administrator, organisator, moderator, manager, agen
pembaharu, dan selalu memperhatikan bawahannya.
Bandingkan dengan contoh berikut: yang dimaksud dengan pemimpin di
sini bukan pemimpin yang hanya pandai memberikan instruksi.
Pengingkaran saja yang ditonjolkan tidak akan memberikan gambaran yang
jelas tentang suatu konsep.
(6) Definisi dengan Pertentangan

• Definisi melalui pertentangan dimaksudkan untuk mempermudah


pemahaman suatu konsep yang sulit untuk dijelaskan.
• Untuk itu, definisi melalui pertentangan merupakan suatu jalan
untuk memecahkan persoalan tersebut.
• Contoh: untuk memahami desain ex-post facto sebaiknya anda
mengetahui dulu bedanya dengan desain eksperimental. Di dalam
desain eksperimental hubungan kausal antara variabel yang
diteliti, dipelajari melalui suatu perlakuan; ada variabel yang
dimanipulasi. Di dalam desain ex-post facto hubungan kausal
dipelajari --- dilacak kembali --- tanpa melakukan manipulasi
variabel.
(7) Definisi dengan Contoh

• Untuk lebih memperjelas suatu konsep, definisi yang dapat


dilakukan adalah melalui contoh.
• Contoh: Yang dimaksud dengan variabel assigned ialah variabel
yang serupa dengan ras, golongan darah, jenis kelamin, warna
kulit, umur, dan sebagainya. Varibel semacam ini tidak dapat
dimanipulasi.
KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai


dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin, 1998).

Beberapa ciri kalimat efektif sebagai berikut: (Widjono, 2005)


a. keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur
b. kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal
c. kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami
d. kehematan pengunaan unsur kalimat
e. kecermatan dan kesantunan
f. kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran Bahasa
g. Ketepatan diksi dan dan ejaan
a. Keutuhan

• Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur


dan makna kalimat.
• Kesepadanan yang dimaksud adalah adanya keseimbangan pikiran atau
gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Ciri kesepadanan ini di antaranya sebuah kalimat harus mengandung
gagasan pokok, terdiri S (subjek) dan P (predikat), penggunaan konjungsi
intrakalimat dan antarkalimat secara tepat.
• Contoh :
Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda. (Kalimat
tersebut tidak sepadan karena subjeknya tidak ada).
Jika tidak membayar pajak, Anda akan didenda. (Kalimat yang baku).
b. Kesejajaran

• Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara


konsisten atau penggunaan bentuk-bentuk yang sama untuk
menyatakan gagasan yang sederajat.
• Contoh:
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak serta cukup waktu (tidak sejajar).
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak, serta waktu yang cukup (sejajar).
c. Kefokusan

• Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah


dipahami maksudnya.
• Contoh:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini
(tidak efektif).
Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya (efektif).
d. Kehematan

• Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di atas tentang


kehematan menggunakan kata dalam mengungkapkan gagasan.
• Contoh:
Kita harus saling hormat-menghormati. (seharusnya tidak
menggunakan „saling‟ karena sudah berarti „saling menghormati)
Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi siswa
dalam belajar. (seharusnya tidak menggunakan „tentang‟ karena
„membicarakan‟ sudah berarti “berbicara tentang‟).
e. Kecermatan dan Kesantunan

• Kecermatan dan kesantunan meliputi ketepatan memilih kata sehingga


menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau
pendengar.
• Kecermatan dalam hal ini sama dengan kecermatan memilih kata. Kalimat yang
baik adalah kalimat yang singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit.
• Dalam kaitannya dengan kesantunan ini, sebuah karya tulis ilmiah di Indonesia
pada umumnya mengikuti kaidah bahwa penulis harus menghindari subjektivitas,
• Contoh:
“ menurut pendapat saya....” (ungkapan yang kurang tepat)
“data menunjukkan bahwa” atau “penelitian membuktikan bahwa...”
(seharusnya)
f. Kevariasian

• Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh dengan


cara membuat variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan jenis
kalimat asalkan jangan sampai mengubah isinya atau gagasan asli
yang akan disampaikan kepada pembaca.
g. Ketepatan Diksi dan Ejaan

• Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat, seperti


yang sudah dibahas sebelumnya.
• Penggunaan ejaan yang tepat adalah penggunaan ejaan yang
sesuai dengan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang
meliputi kaidah penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan
penulisan tanda baca dalam kalimat.
Contoh penulisan dengan prinsip EYD

1. Untuk menjadi atlet profesional, ia harus memiliki konduite baik


dan track record yang luar biasa.
2. Meskipun usahanya belum berhasil, ia tidak pernah mengeluh.
3. Buku itu mahal tetapi dibelinya juga.
4. Buku ini berharga Rp50.000,00.
5. Ujian akan dilaksanakan dari tanggal 5 s.d. 10 Agustus 2006.
6. Tuhan memang Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Pengasih. Oleh
karena itu, kita harus selalu berdoa kepada-Nya.
PARAGRAF

• Paragraf adalah sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi


tentang satu ide pokok atau gagasan utama.
• Setiap paragraf memiliki pikiran utama atau ide pokok yang
merupakan pengendali suatu paragraf.
• Setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
• Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut
sudah baik, hal berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah
paragraf yang disajikan sudah merupakan paragraf yang baik atau
belum.
Paragraf yang Baik
meliputi: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan (Wibowo,2005)

• Prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok.
Semua kalimat yang membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk
pada satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua kalimat
yang masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu dengan yang
lain dalam mengantarkan gagasan tersebut.
• Prinsip kepaduan yaitu kekompakan hubungan atau kohesi dan koherensi antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam sebuah paragraf. Untuk
menciptakan hubungan yang serasi dan selaras ini tentunya diperlukan alat bantu yaitu
dengan konjungsi (kata penghubung), paralelisme, kata ganti, atau repetisi pada kata
kunci atau menggunakan rincian peristiwa.
• Prinsip kelengkapan dalam paragraf adalah terpenuhinya kebutuhan akan kalimat
penjelas yang mengantar kalimat utama. Jika kalimat-kalimat yang menopang kalimat
utama dikembangkan secara jelas dan lengkap sehingga tidak menyisakan pertanyaan
yang terkait dengan kalimat utama maka dapat dikatakan bahwa paragraf tersebut
merupakan paragraf yang lengkap.
(1) Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat
parah. (2) Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan
air. (3) Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang
berupa rerumputan hijau. (4) Pepohonan pun di mana-mana
tampak melayu. (5) Banyak sawah yang tidak tergarap lagi;
tanahnya mengeras dan pecah-pecah.

• Gagasan pokok pada paragraf di atas akibat kekeringan yang


parah terutama dalam kalimat (1).
• Kalimat (2) dan (3) merupakan pengembangan kalimat (1)
sehingga pembaca memperoleh gambaran yang lebih lengkap
perihal kekeringan itu.
• Sebagai kalimat pengembang, masing-masing memberikan
keadaan yang disebut dalam kalimat (1).
Jenis Paragraf

• Paragraf deduktif memiliki ide utama yang berada di


kalimat pertama. Lalu kalimat pendukung ide utama berada
Berdasarkan Letak Kalimat setelahnya. Kalimat pendukung biasanya berisi informasi
Utama: dari ide utama yang berada di kalimat pertama.
1. Paragraf deduktif (umum- • Paragraf induktif merupakan lawan dari paragraf deduktif,
khusus-khusus-khusus) yakni ide utama berada di kalimat paling akhir dari sebuah
rangkaian kalimat. Kalimat dari ide utama yang berada di
2. Paragraf induktif (khusus- akhir paragraf merupakan penyimpulan dari setiap kalimat
umum-umum-umum) penjelas yang terdapat di kalimat sebelumnya.
3. Paragraf campuran • Paragraf campuran merupakan gabungan dari paragraf
deduksi dan induksi karena pada paragraf campuran ide
utama berada di awal dan akhir dari sebuah susunan kalimat
(paragraf). Ini menjadikan kalimat pendukung yang bersifat
penjelas berada di tengah antara ide utama yang berada di
awal dan akhir paragraf.
Contoh Paragraf

1. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari 2. Bagi warga Jakarta, membuang sampah seenaknya
penyalahgunaan narkoba adalah adanya ke dalam sungai sudah jadi kebiasaan bahkan tradisi
gangguan mental. Pengguna bisa sejak dulu. Padahal, kebiasaan buruk ini sudah
mengalami kondisi mental yang dirasakan akibatnya hampir setiap tahun. Sampah-
membuatnya terlihat seperti orang gila. sampah ini bisa menyebabkan aliran sungai terhambat
Narkoba pun jadi pemicu perilaku aneh dan akhirnya menimbulkan banjir. Tidak heran apabila
para pengguna yang bisa merugikan orang banjir yang terjadi di Jakarta seringkali disebabkan
lain bahkan diri sendiri. oleh tumpukan sampah yang menghambat aliran
sungai.

3. Apabila kita jarang mengonsumsi sayuran hijau bisa berakibat tidak baik bagi kesehatan. Pertama,
kita rentan terkena penyakit. Kita bisa menderita anemia atau kekurangan darah. Karena kurangnya
serat, kita juga mudah mengalami sembelit. Ternyata, jarang mengonsumsi sayuran hijau bisa
berbahaya bagi tubuh kita.
Jenis Paragraf

Berdasarkan Tujuannya

1. Paragraf Narasi • Paragraf narasi berisi sebuah rangkaian cerita yang tersusun secara runtut dengan
tujuan agar setiap kalimat yang disampaikan bisa dibaca dengan imajinatif oleh
(Menceritakan) pembaca. ada tokoh, latar, dan suasana.
2. Paragraf Deskripsi • Paragraf deskripsi memiliki misi agar setiap pembaca bisa mengimajinasikan
(Menggambarkan) setiap gambaran dari suatu paragraf dengan nyata. Jadi pembaca akan dibawa ke
3. Paragraf Persuasi dunia imajinasi agar mereka bisa merasakan apa yang digambarkan dalam
paragraf dengan jelas dan nyata. Sehingga bisa merasakan pengalaman yang
(Mengajak) nyata dari kelima indra yang mereka punya. Terdapat entitas yang dideskripsikan
4. Paragraf Argumentasi agar indera bisa terangsang.
(Pendapat) • Paragraf Persuasi ( Mengajak ) bertujuan untuk imbauan, membujuk, mengajak
dan mempengaruhi agar pembaca mau melaksanakan apa yang ada di dalam
5. Paragraf Eksposisi
paragraf.
(Menjelaskan)
Jenis Paragraf

Berdasarkan Tujuannya

1. Paragraf Narasi
• Paragraf Argumentasi ( Pendapat ) bertujuan untuk menjabarkan fakta berupa
(Menceritakan) data/informasi dan opini yang agar pembaca bisa percaya dan yakin. Pada
2. Paragraf Deskripsi paragraf ini akan ditampilkan berupa susunan berbagai pendapat dari penulis
(Menggambarkan) beserta kesimpulannya. Dan biasanya kesimpulan akan berada di penutup
paragraf.
3. Paragraf Persuasi
• Paragraf Eksposisi ( Menjelaskan ) bertujuan untuk menambah cakrawala
(Mengajak) wawasan dari pembaca, karena terdiri dari data, gagasan, pengetahuan dan opini
4. Paragraf Argumentasi dari penulis. Penulisan teks eksposisi memiliki sifat yang ilmiah karena pada
paragraf eksposisi terkandung data yang spesifik. Model paragraf ini sering
(Pendapat) ditemukan pada artikel berita, dan seringkali ada kata “adalah” dan itu
5. Paragraf Eksposisi merupakan keterangan berupa data atau informasi.
(Menjelaskan)
Jenis Paragraf

Berdasarkan Pola Pengembangannya 1. Pola umum-khusus 11. Pola titik pandang


2. Pola khusus-umum 12. Pola dramatis
3. Pola definisi luas 13. Analogi
4. Pola proses 14. Generalisasi
5. Pola sebab-akibat
6. Pola ilustrasi
7. Pola pertentangan
dan perbandingan
8. Pola analisis
9. Pola klasifikasi
10. Pola seleksi
• Pola umum-khusus. Pada kasus pola ini pada kalimat permulaan cenderung memiliki
karakter yang menjelaskan sifat umum dan selanjutnya dijabarkan pada sebuah detail,
Umum: Unggas- Khusus: Ayam
• Pola khusus-umum. Pada pola ini adalah lawan dari umum-khusus karena pada
permulaan kalimat berupa detail dan ditutup dengan kalimat yang berkarakter umum.
• Pola definisi luas. Alur ini dimanfaatkan oleh penulis untuk mengutarakan informasi atau
memaknai arti dari suatu hal.
• Pola proses. Alur proses adalah susunan dari sebuah aktivitas untuk membuat dan
menghasilkan urutan/rangkaian dari sebuah fenomena (kejadian)
• Pola sebab-akibat. Pada pola ini paragraf akan menampilkan kronologi dari sebab dari
suatu fenomena yang dirangkai dengan akibat yang akan ada oleh sebab.
• Pola ilustrasi. Ilustrasi ini digunakan saat sebuah ide dianggap tabu atau sesuatu yang
sulit dijelaskan dengan kata-kata maka diperlukan pola ilustrasi yang memperjelas.
• Pola pertentangan dan perbandingan. Alur ini dipakai saat membicarakan suatu
masalah dengan cara menajamkan dengan yang lain. Sementara pada alur perbandingan
dipakai saat membicarakan dua objek yang memiliki perbedaan dan identikal.
• Pola analisis. Alur ini dipakai saat akan membahas ide yang memiliki karakter yang
umum ke dalam skema logis analitis dan detail.
• Pola klasifikasi. Klasifikasi ini digunakan untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau
benda yang dianggap memiliki kesamaan-kesamaan tertentu.
• Pola seleksi. Alur ini dipakai dengan memutuskan suatu bagian dengan cara
mempertimbangkan kegunaan, kondisi dan manfaatnya.
• Pola titik pandang. Alur ini dilaksanakan saat penulis memiliki pandangan untuk
menceritakan ke dalam cerita atau ketika penulis melihat sesuatu dan diceritakan ke
dalam tulisan.
• Pola dramatis. Alur ini dilaksanakan dengan menggunakan metode cerita tidak langsung
dengan cara menulisnya pada dialog tokoh.
• Analogi. Alur ini dilaksanakan dengan cara memperbandingkan dua entitas yang memiliki
berbagai macam persamaan dari segi apapun.
• Generalisasi. Alur ini dilaksanakan dengan metode membuat kesimpulan yang bersifat
general yang bersumber dari informasi-informasi yang dipunyai tokoh dalam cerita.

Anda mungkin juga menyukai