Anda di halaman 1dari 9

Wasiat-Wasiat Berharga dari Merenungi Nikmat Allah

(Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1433 H)

‫ َو َمنْ يُضْ لِ ْل‬،ُ‫ َمنْ َي ْه ِد هللاُ َفاَل مُضِ َّل َله‬،‫ت أَعْ َمالِ َنا‬ِ ‫شر ُْو ِر أَ ْنفُسِ َنا َو َس ِّي َئا‬ ِ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬،ُ‫ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬،‫هلل‬
ُ ْ‫هلل مِن‬ ِ َ‫إِنَّ ْال َحمْ د‬
ُ َ ْ َ ‫اَّل‬ َ ‫اَل‬ َ ْ َ
. ‫ َوأش َه ُد أنْ إِل َه إِ هللاُ َوأش َه ُد أنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْول ُه‬،ُ‫ِي له‬ َ َ ‫ف َهاد‬ ‫اَل‬ َ

َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
.‫ُون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬

َ ُ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َكثِيرً ا َون َِسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َت َسا َءل‬
‫ون‬ ٍ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَ َق ُك ْم مِنْ َن ْف‬
َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخلَقَ ِم ْن َها\ َز ْو َج َها َو َب‬
َ
َ ‫ِب ِه َواأْل رْ َحا َم إِنَّ هَّللا َ َك‬
.‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬

َ ‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَعْ َمالَ ُك ْم َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َف َق ْد َف‬.‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‬
.‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬

.. ‫أَمَّا َبعْ ـ ُد‬

‫ َو ُك َّل‬، ‫ َو ُك َّل مُحْ دَ َث ٍة ِب ْد َع ٌة‬،‫ َو َشرَّ اأْل ُم ُْو ِر مُحْ دَ َثا ُت َها‬،‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ُ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْديِ َه ْد‬، ‫هللا‬
َ ‫ي م َُح َّم ٍد‬ ِ ‫َفإِنَّ أَصْ دَ قَ ْال َح ِد ْي‬
ِ ‫ث َكاَل ُم‬
.‫ار‬ َّ
ِ ‫ض ل ٍة فِي الن‬َ ‫اَل‬ ُ
َ ‫ َوك َّل‬،‫ض لة‬ ٌ َ ‫اَل‬ َ ‫ِبد َع ٍة‬ ْ

Amma Ba’du,

Kaum Muslimin dan Muslimat, Jamaah shalat Id yang berbahagia!

Pada pagi hari yang berbahagia ini, kita semua berkumpul dengan suatu kegembiraan
akan karunia dan rahmat Allah, menyaksikan suatu hari yang sangat agung, salah satu
simbol Islam yang besar: Hari Idul Fitri.

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
ُ‫لِ ُك ِّل أ ُ َّم ٍة َج َع ْل َنا َم ْن َس ًكا\ ُه ْم َناسِ ُكوه‬

“Bagi tiap-tiap umat, Kami telah menetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan.” [Al-
Hajj: 67]
Ibnu ‘Abbâs menafsirkan bahwa setiap umat dijadikan suatu Id untuknya. Demikianlah
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarîr Ath-Thabary.

Ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, penduduk


Madinah memiliki dua hari yang mereka bergembira pada dua hari tersebut pada masa
Jahiliyah. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
‫ َو َي ْو َم ال َّنحْ ِر‬،‫ َي ْو َم ْالف ِْط ِر‬:‫إِنَّ هللاَ َق ْد أَبْدَ لَ ُك ْم ِب ِه َما َخيْرً ا ِم ْن ُه َما‬

“Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari itu untuk kalian dengan dua hari yang
lebih baik daripada keduanya: hari Idul Fitri dan hari An-Nahr (Idul Adha).” [Diriwayatkan
oleh Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasâ`iy]
Oleh karena itu, berbahagialah dengan nikmat hari Idul Fitri ini. Bersyukurlah kepada
Allah atas segala karunia yang tidak mungkin kita jumlah dan atas berbagai nikmat yang
tiada terhingga dan terbilang.

‫َوإِنْ َت ُعدُّوا نِعْ َمتَ هَّللا ِ اَل ُتحْ صُو َها‬


“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu
membilangnya.” [Ibrâhîm: 34]
 

Wahai Umat Islam,

Bersyukur akan nikmat Allah adalah suatu kewajiban yang merupakan lambang
penghambaan dan mahligai ‘ubûdiyyah kepada Allah. Allah Ta’âlâ memerintah,
َ ‫َوا ْش ُكرُوا نِعْ َمتَ هَّللا ِ إِنْ ُك ْن ُت ْم إِيَّاهُ َتعْ ُب ُد‬
‫ون‬

“Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian menyembah hanya kepada-Nya semata.” [An-
Nahl: 114]
Kesyukuran akan nikmat adalah hal yang menambah nikmat dan karunia Allah
sebagaimana yang Allah ingatkan dalam firman-Nya,

‫َوإِ ْذ َتأ َ َّذ َن َر ُّب ُك ْم لَئِنْ َش َكرْ ُت ْم أَل َ ِزيدَ َّن ُك ْم َولَئِنْ َك َفرْ ُت ْم إِنَّ َع َذ ِابي َل َشدِي ٌد‬

“Dan (ingatlah juga) tatkala Rabb kalian memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kalian


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian. Namun, jika kalian
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.’.” [Ibrâhîm: 7]
Siapa saja yang bersyukur akan nikmat Allah tidak perlu khawatir terhadap musibah dan
siksaan karena Allah telah menjamin sebagaimana dalam firman-Nya,

َ ‫َما َي ْف َع ُل هللاُ ِب َع َذ ِاب ُك ْم إِنْ َش َكرْ ُت ْم َوآ َم ْن ُت ْم َو َك‬


‫ان هللاُ َشاكِرً ا َعلِيمًا‬

“Mengapa Allah akan menyiksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman? Dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” [An-Nisâ`: 147]
 

Kaum muslimin dan muslimat,

Pada hari Idul Fitri yang bergelimang nikmat ini, marilah kita merenungi dan mengingat-
ingat berbagai nikmat agung, yang dengannya Allah memuliakan kita, sebelum datang
suatu hari saat segala nikmat Allah akan dipertanyakan. Allah Ta’âlâ mengingatkan,
َُ ُ
ِ ‫ث َّم َل ُتسْ ألنَّ َي ْو َم ِئ ٍذ َع ِن ال َّنع‬
‫ِيم‬

“Kemudian, kalian pasti akan ditanyai pada hari (kiamat) tentang segala kenikmatan (di
dunia).” [At-Takâtsur: 8]
 

Salah satu nikmat-nikmat itu adalah nikmat keislaman dan keimanan. Janganlah sekali-
kali mencari pedoman dan tuntunan hidup dari selain Islam karena Allah telah
menyempurnakan segala nikmat dalam syariat Islam ini,

‫يت َل ُك ُم اإْل ِسْ اَل َم دِي ًنا‬ ُ ْ‫ت لَ ُك ْم دِي َن ُك ْم َوأَ ْت َمم‬
ُ ِ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِعْ َمتِي َو َرض‬ ُ ‫ْال َي ْو َم أَ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini, telah Kusempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Ku-cukupkan
nikmat-Ku kepada kalian, serta telah Ku-ridhai Islam sebagai agama kalian.” [Al-
Mâ`idah: 3]
Pelajari dan renungilah keindahan Islam yang merupakan satu-satunya agama
penyelamat di dunia dan di akhirat, serta janganlah sekali-kali mengharap pedoman dan
solusi, kecuali dari syariat Islam,

َ ‫َو َمنْ َي ْب َت ِغ غَ ي َْر اإْل ِسْ اَل ِم دِي ًنا َفلَنْ ُي ْق َب َل ِم ْن ُه َوه َُو فِي اآْل خ َِر ِة م َِن ْال َخاسِ ِر‬
‫ين‬

“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, sekali-kali tidaklah (agama itu)
akan diterima darinya, dan di akhirat dia tergolong sebagai orang-orang yang rugi.” [Âli
‘Imrân: 85]
 

Di antara nikmat Allah yang banyak dilalaikan oleh manusia adalah memurnikan ibadah
hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Nabi Yusuf ‘alaihis salâm mengingatkan,
‫اس َولَكِنَّ أَ ْك َث َر‬ ِ ‫ان لَ َنا أَنْ ُن ْش ِر َك ِباهَّلل ِ مِنْ َشيْ ٍء َذل َِك مِنْ َفضْ ِل هَّللا ِ َعلَ ْي َنا َو َعلَى ال َّن‬ َ ُ‫ت ِملَّ َة آ َبائِي إِب َْراهِي َم َوإِسْ َحاقَ َو َيعْ ق‬
َ ‫وب َما َك‬ ُ ْ‫َوا َّت َبع‬
‫ُون‬
َ ‫اس َيشكر‬ ُ ْ ‫اَل‬ ِ ‫ال َّن‬

“Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. Tiadalah
kami (para Nabi) patut mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian
itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur (kepada-Nya).” [Yûsuf: 38]
Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah dengan memurnikan segala ibadah hanya
untuk-Nya,

َ ‫َب ِل هَّللا َ َفاعْ ب ُْد َو ُكنْ م َِن ال َّشاك ِِر‬


‫ين‬

“Oleh karena itu, hendaklah hanya kepada Allah semata engkau menyembah, dan
hendaklah engkau tergolong sebagai orang-orang yang bersyukur.”“ [Az-Zumar: 66]
Ketahuilah, bahwa dalam memurnikan ibadah kepada Allah, terdapat cahaya dalam
kehidupan dan jaminan kebahagian di dunia dan akhirat sebagaimana yang Allah
jelaskan dalam firman-Nya,

َ ُ‫صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر أَ ْو أ ُ ْن َثى َوه َُو م ُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم أَجْ َر ُه ْم ِبأَحْ َس ِن َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, sesungguhnya Kami akan memberi kehidupan yang baik kepadanya
dan sesungguhnya Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik
daripada apa-apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
Ingatlah, hanya dalam pemurnian ibadah kepada Allah-lah, tercipta keamanan dan
ketenangan hidup bagi orang-orang yang ingin terlepas dari belenggu makhluk dan
syaithan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
‫ون‬ َ ‫ظ ْل ٍم أُولَئ‬
َ ‫ِك لَ ُه ُم اأْل َمْ نُ َو ُه ْم ُم ْه َت ُد‬ ُ ‫ِين آ َم ُنوا َولَ ْم َي ْل ِبسُوا إِي َما َن ُه ْ\م ِب‬
َ ‫الَّذ‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan


kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-
orang yang mendapat petunjuk.” [Al-An’âm: 82]
Berdoalah hanya kepada Allah!

Mohonlah perlindungan kepada Allah saja!

Tuluskan nadzar dan penyembelihan hanya untuk Allah!


Berharaplah hanya kepada-Nya semata!

Gantungkanlah segala masalah dan gundah gulana kehidupan hanya kepada Allah
Yang Mencukupi hamba-Nya,

‫ِين‬ ُ ْ‫يك لَ ُه َو ِب َذل َِك أُمِر‬


َ ‫ت َوأَ َنا أَوَّ ُل ْالمُسْ لِم‬ َ ‫اي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَم‬
َ ‫ اَل َش ِر‬.‫ِين‬ َ ‫صاَل تِي َو ُن ُسكِي َو َمحْ َي‬
َ َّ‫قُ ْل إِن‬

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, serta hidup dan matiku hanyalah untuk
Allah, Rabb alam semesta, tiada sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah).”“ [Al-An’âm: 162-163]
Berhati-hatilah terhadap perbuatan kesyirikan. Kesyirikan adalah penghancur
kenikmatan dan dosa terbesar yang akan mengakibatkan pelakunya kekal di dalam
neraka. Allah Subhânahu mengingatkan,
‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫ِين مِنْ أَ ْن‬ َّ ‫إِ َّن ُه َمنْ ُي ْش ِركْ ِباهَّلل ِ َف َق ْد َحرَّ َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْال َج َّن َة َو َمأْ َواهُ ال َّنا ُر َو َما ل‬
َ ‫ِلظالِم‬

“Sesungguhnya, barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, pasti


Allah mengharamkan surga kepadanya, sedang tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada
seorang penolong pun bagi orang-orang zhalim itu.” [Al-Mâ`idah: 72]
Memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah kehancuran terhadap seorang hamba.
Allah menegaskan,

‫ِيق‬ ٍ ‫الط ْي ُر أَ ْو َته ِْوي ِب ِه الرِّ ي ُح فِي َم َك‬


ٍ ‫ان َسح‬ َّ ‫َو َمنْ ُي ْش ِركْ ِباهَّلل ِ َف َكأ َ َّن َما\ َخرَّ م َِن ال َّس َما ِء َف َت ْخ َطفُ ُه‬

“Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, ia seolah-olah jatuh dari


langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang
jauh.” [Al-Hajj: 31]
Bahkan, keberadaan kesyirikan di tengah manusia adalah ancaman terhadap sebuah
negeri dan penduduknya menuju malapetaka dan kebinasaan. Allah mengingatkan,

‫ أَنْ دَ َع ْوا لِلرَّ حْ َم ِن‬.‫\ًدا‬Žًّ ‫ات َي َت َف َّطرْ َ\ن ِم ْن ُه َو َت ْن َش ُّق اأْل َرْ ضُ َو َتخِرُّ ْال ِج َبا ُل َه‬
ُ ‫ َت َكا ُد ال َّس َم َاو‬.‫\ًدا‬Žًّ ِ‫ َل َق ْد ِج ْئ ُت ْم َش ْي ًئا إ‬.‫َو َقالُوا ا َّت َخ َذ الرَّ حْ َمنُ َولَ ًدا‬
َ َ
.‫ َو َما َي ْن َبغِي لِلرَّ حْ َم ِن أنْ َي َّتخِذ َولَ ًدا‬.‫َولَ ًدا‬

“Dan mereka berkata, ‘Ar-Rahmân (Allah Yang Maha Pemurah) mengambil


(mempunyai) anak.’ Sesungguhnya kalian telah mendatangkan suatu perkara yang
sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah, karena ucapan itu, serta bumi terbelah
dan gunung-gunung runtuh, sebab mereka menyerukan bahwa Ar-Rahmân mempunyai
anak. Padahal, Ar-Rahmân tidaklah layak mengambil (mempunyai) anak.” [Maryam:
88-92]
 

Kaum Muslimin dan Muslimat, rahimani wa rahimakumullah!


Di antara nikmat Allah yang patut kita syukuri adalah sesuatu yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya,

‫ت لَ َعلَّ ُك ْم‬ َّ ‫ون أَنْ َي َت َخ َّط َف ُك ُم ال َّناسُ َف َآوا ُك ْم َوأَيَّدَ ُك ْم ِب َنصْ ِر ِ\ه َو َر َز َق ُك ْم م َِن‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬ ِ ْ‫ون فِي اأْل َر‬
َ ُ‫ض َت َخاف‬ \َ ُ‫َو ْاذ ُكرُوا إِ ْذ أَ ْن ُت ْم َقلِي ٌل مُسْ َتضْ َعف‬
َ ‫َت ْش ُكر‬
‫ُون‬

“Dan ingatlah (wahai para Muhajirin) ketika kalian masih berjumlah sedikit lagi tertindas
di muka bumi (Makkah). Kalian takut bila orang-orang (Makkah) akan menculik kalian
maka Allah memberi kalian tempat menetap (Madinah), dan Dia menjadikan kalian kuat
dengan pertolongan-Nya, serta Dia melimpahkan rezeki kepada kalian berupa yang
baik-baik agar kalian bersyukur.” [Al-Anfâl: 26]
Oleh karena itu, Allah memerintah dengan mengingatkan nikmat-Nya itu dalam firman-
Nya,

‫وب ُك ْم َفأَصْ َبحْ ُت ْم ِبنِعْ َم ِت ِه إِ ْخ َوا ًنا َو ُك ْن ُت ْم‬ ِ ُ‫ف َبي َْن قُل‬ َ َّ‫َواعْ َتصِ مُوا ِب َحب ِْل هَّللا ِ َجمِيعًا َواَل َت َفرَّ قُوا َو ْاذ ُكرُوا نِعْ َمتَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُك ْن ُت ْم أَعْ دَ ا ًء َفأَل‬
.‫ون‬َ ‫ار َفأ َ ْن َق َذ ُك ْم ِم ْن َها َك َذل َِك ُي َبيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ْم آ َيا ِت ِه لَ َعلَّ ُك ْم َت ْه َت ُد‬
ِ ‫َعلَى َش َفا ُح ْف َر ٍة م َِن ال َّن‬

“Dan berpeganglah kalian semua kepada tali (agama) Allah, janganlah kalian bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika dahulu (pada masa Jahiliyah)
kalian bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah
kalian orang-orang yang bersaudara karena nikmat Allah; juga kalian telah berada di
tepi jurang neraka, tetapi Allah menyelamatkan kalian dari (neraka) itu. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk.” [Âli
‘Imrân: 103]
Agama kita satu, Rabb yang kita sembah hanyalah satu , dan kiblat kita juga satu.
Hindarilah segala bentuk perpecahan dan perselisihan, baik berupa kesukuan,
kelompok, maupun persekutuan.
ٍ ‫ِين َفرَّ قُوا دِي َن ُه ْم َو َكا ُنوا شِ َيعًا ُك ُّل ح ِْز‬
َ ‫ب ِب َما لَدَ ي ِْه ْم َف ِرح‬
.‫ُون‬ َ ‫َواَل َت ُكو ُنوا م َِن ْال ُم ْش ِرك‬
َ ‫ م َِن الَّذ‬.‫ِين‬

“Dan janganlah kalian tergolong sebagai orang-orang yang mempersekutukan Allah,


yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa-apa yang ada pada golongan
mereka.” [Ar-Rûm: 31-32]
 

Di antara nikmat Allah kepada manusia adalah adanya sebagian dari mereka yang
menjaga sebagian yang lain. Allah Subhanahu mengingatkan,
َ ‫ت اأْل َرْ ضُ َولَكِنَّ هَّللا َ ُذو َفضْ ٍل َعلَى ْال َعالَم‬
.‫ِين‬ ِ َ‫ض لَ َف َسد‬
ٍ ْ‫ض ُه ْم ِب َبع‬ َ ‫َولَ ْواَل دَ ْف ُع هَّللا ِ ال َّن‬
َ ْ‫اس َبع‬

“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia terhadap


sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini, tetapi Allah mempunyai karunia (yang
dicurahkan) atas alam semesta.” [Al-Baqarah: 251]
Ada dua tonggak pengaman di tengah manusia: pemerintah dan ulama.

Imam Sahl bin Abdillah At-Tastury berkata, “Manusia akan terus menerus berada di atas
kebaikan selama mereka masih mengagungkan Sulthan dan Ulama. Tatkala mereka
mengagungkan keduanya, Allah akan memperbaiki dunia dan akhirat mereka. Apabila
mereka menghinakan keduanya, mereka telah merusak dunia dan akhirat mereka
sendiri.” [Tafsîr Al-Qurthuby 5/260-261]
Oleh karena itu, hargailah pemimpin dan pemerintah kalian sebagaimana wejangan
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
‫ أَ َها َن ُه هللاُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة‬، ‫هللا فِي ال ُّد ْن َيا‬
ِ ‫ان‬ َ ‫ َو َمنْ أَ َه‬،ِ‫ أَ ْك َر َم ُه هللاُ َي ْو َم ْالقِ َيا َمة‬،‫هللا فِي ال ُّد ْن َيا‬
َ ‫ان س ُْل َط‬ ِ ‫ان‬ َ ‫َمنْ أَ ْك َر َم س ُْل َط‬

“Barangsiapa yang memuliakan sulthan Allah di dunia, Allah akan memuliakannya pada
hari kiamat. (Namun) barangsiapa yang menghinakan sulthan Allah di dunia, Allah akan
menghinakannya pada hari kiamat.” [Diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya.
Dihasankan oleh Syaikh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhah]
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫ان شِ بْرً ا َماتَ مِي َت ًة َجا ِهلِي ًَّة‬
ِ ‫ َفإِ َّن ُه َمنْ َخ َر َج م َِن الس ُّْل َط‬، ْ‫ِير ِه َش ْي ًئا َف ْل َيصْ ِبر‬ َ
ِ ‫َمنْ َك ِر َه مِنْ أم‬
“Barangsiapa yang membenci sesuatu (yang ada) pada pemimpinnya, hendaknya dia
bersabar, karena siapa yang keluar terhadap sulthan sejengkal kemudian dia mati,
matinya adalah mati jahiliyah.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Abdullah
bin ‘Abbâs]
Bukanlah hal terlarang bila memberi nasihat kepada penguasa, tetapi bukan dengan
cara ribut-ribut dan keonaran, bukan pula dengan cara berteriak-teriak di jalan dan
menzhalimi manusia.

Kewajiban untuk memberi nasihat adalah terhadap orang yang berakal sesuai dengan
etika dan ketentuannya. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ان َق ْد أَدَّى الَّذِي َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ َفإِنْ َق ِب َل ِم ْن ُه َف َذ‬،ِ‫ َولَكِنْ َيأْ ُخ ُذ ِب َي ِد ِه َف َي ْخلُو ِبه‬،‫ان َفاَل ُي ْب ِد ِه َعاَل ِن َي ًة‬
َ ‫ َوإِاَّل َك‬،‫اك‬ َ ‫َمنْ أَ َرادَ أَنْ َي ْن‬
ٍ ‫ص َح لِذِي س ُْل َط‬

“Barangsiapa yang menasihati penguasa, janganlah dia menampakkan (nasihat itu)


secara terang-terangan, tetapi hendaknya dia mengambil tangan (penguasa tersebut)
dan berduaan dengannya. Kalau (sang penguasa) menerima, itulah (yang diinginkan).
Akan tetapi, jika (sang penguasa) menolak, dia telah menunaikan
kewajibannya.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Âshim, Al-Hâkim, dan Al-Baihaqy]
Terhadap pemimpin untuk berlaku lembut terhadap rakyatnya dan menjaga segala
kebaikan dan kemashlahatan mereka. Rasulullah mengingatkan,

َ ‫ إِاَّل لَ ْم َي ِج ْد َرائ َِح َة‬،ٍ‫يحة‬


‫الج َّن ِة‬ ْ ‫ َفلَ ْم َيح‬،‫َما مِنْ َع ْب ٍد اسْ َترْ َعاهُ هَّللا ُ َرعِ ي ًَّة‬
َ ِ‫ُط َها ِب َنص‬

“Tidaklah seorang hamba diberi tanggung jawab oleh Allah dengan suatu tanggung
jawab, kemudian dia tidak menjaganya secara tulus dan maksimal kecuali dia tidak
akan mencium baunya sorga.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Ma’qil bin
Yasar. Lafazh hadits adalah milik Al-Bukhâry]
 

Kaum muslimin dan muslimat,

Juga ketahuilah kedudukan para ulama sebagai lentera umat dan pembimbing mereka
menuju kepada jalan yang lurus. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
ِّ ‫َفاسْ أَلُوا أَهْ َل‬
َ ‫الذ ْك ِر إِنْ ُك ْن ُت ْم اَل َتعْ لَم‬
‫ُون‬

“Bertanyakanlah kalian kepada orang-orang yang berilmu, jika kalian tiada


mengetahui.” [Al-Anbiyâ`: 7]
Rasulullah bersabda,

‫آن َو َعلَّ َم ُه‬


َ ْ‫َخ ْي ُر ُك ْم َمنْ َت َعلَّ َم القُر‬

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkan (Al-
Qur`an).” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dari Utsman bin Affan]
Keberadaan rumah tangga yang memberikan kesejukan antara satu dengan lainnya
adalah suatu nikmat yang hendaknya dijaga. Hendaknya kepala rumah tangga tidak
menelantarkan nikmat Allah dengan membiarkan ada kemungkaran di tengah rumah
tangganya. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
َ ُ‫ُون هَّللا َ َما أَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل‬
‫ون‬ ٌ ‫ارةُ َعلَ ْي َها َماَل ِئ َك ٌة غِ اَل‬
َ ‫ظ شِ دَا ٌد اَل َيعْ ص‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَهْ لِي ُك ْم َنارً ا َوقُو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫َما ي ُْؤ َمر‬
‫ُون‬

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrîm: 6]
 

Kaum Muslimin dan Muslimat,

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita akan lima nikmat


yang banyak dilalaikan. Beliau berpesan dalam sabdanya yang mulia,
‫ِك‬ ُ ‫ َو َف َراغَ َك َق ْب َل‬، ‫اك َق ْب َل َف ْق ِر َك‬
َ ‫ َو َح َيا َت َك َق ْب َل َم ْوت‬، ‫ش ْغل َِك‬ َ ‫ َوغِ َن‬، ‫ِك‬
َ ‫ َوصِ َح َت َك َق ْب َل َس َقم‬، ‫ِك‬
َ ‫ َش َبا َب َك َق ْب َل َه َرم‬: ‫س‬ ْ
ٍ ْ‫اغ َت ِن ْم َخمْ سًا َق ْب َل َخم‬

“Manfaatkanlah segera lima perkara sebelum (datang) lima perkara: waktu mudamu
sebelum (datang) waktu tuamu, kesehatanmu sebelum (datang) sakitmu, kekayaanmu
sebelum (datang) kefakiranmu, waktu luangmu sebelum (datang) waktu sibukmu, dan
kehidupanmu sebelum (datang) kematianmu.” [Diriwayatkan oleh Al-Hâkim dan
selainnya dari Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu ‘anhumâ. Dishahihkan oleh Al-
Albany rahimahullâh]
 

Wahai Para Pemuda dan Pemudi harapan umat,

Tataplah kehidupan untuk masa depan, jadilah orang yang paling bermanfaat bagi
manusia, dan jadilah orang-orang yang berbekah di manapun kalian berada
sebagaimana keberadaan yang Nabi Isa ‘alaihis salâm yang berkata,
ُ ‫ار ًكا أَي َْن َما ُك ْن‬
.‫ت‬ َ ‫َو َج َعلَنِي ُم َب‬

 “Dan Dia menjadikanku sebagai orang yang diberkahi di mana saja aku
berada.” [Maryam: 31]
 

Wahai Kaum Muslimat!

Penghormatan dan penjagaan Islam kepada kaum perempuan adalah suatu nikmat
yang sangat agung. Tidak pernah tercatat, dalam sejarah umat manapun, bahwa ada
yang melebihi syariat Islam dalam hal pengagungan kepada kaum perempuan. Oleh
karena itu, suatu hal yang sangat mengherankan bahwa banyak kaum muslimat yang
berkiblat  kepada perempuan-perempuan kafir yang tidak pernah mengenal makna
kehormatan. Allah telah memerintah,

َ ‫ِين َعلَي ِْهنَّ مِنْ َجاَل ِب ِيب ِهنَّ َذل َِك أَ ْد َنى أَنْ يُعْ َر ْف َن َفاَل ي ُْؤ َذي َْن َو َك‬
‫ان هَّللا ُ غَ فُورً ا‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّن ِبيُّ قُ ْل أِل َ ْز َوا ِج َك َو َب َنات‬
َ ‫ِك َون َِسا ِء ْالم ُْؤ ِمن‬
َ ‫ِين ي ُْدن‬
‫َرحِيمًا‬

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri


orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal maka mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Ahzâb: 59]
 

Kaum Muslimin dan Muslimat,

Pada hari kemarin kita dimuliakan dengan bulan Ramadhan. Tiada terasa waktu terus
bergulir, dan hari ini kita telah meninggalkan Ramadhan. Itulah hari-hari kehidupan yang
terus berjalan tanpa henti menuju suatu yang pasti: kehidupan akhirat, yang di hadapan
Allah kita akan berdiri,

َ ‫ت َو ُه ْم اَل ي ُْظلَم‬
.‫ُون‬ ٍ ‫ُون فِي ِه إِلَى هَّللا ِ ُث َّم ُت َو َّفى ُك ُّل َن ْف‬
ْ ‫س َما َك َس َب‬ َ ‫َوا َّتقُوا َي ْومًا ُترْ َجع‬

“Dan peliharalah diri kalian dari (adzab yang terjadi pada) hari yang, pada waktu itu,
kalian semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan
sempurna terhadap segala sesuatu yang telah mereka kerjakan, sedang sedikitpun
mereka tidak dianiaya (dirugikan).” [Al-Baqarah: 281]
Perbaharuilah lembaran-lembaran kehidupan yang segala hasilnya akan kembali
kepada kita juga,

َ ‫صالِحً ا َفلِ َن ْفسِ ِه َو َمنْ أَ َسا َء َف َعلَ ْي َها َو َما َرب‬


.ِ‫ُّك ِب َظاَّل ٍم ل ِْل َع ِبيد‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, (pahalanya) untuk dirinya sendiri,


sedangkan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” [Fushshilat: 46]
 

Wahai Umat Islam,

Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Siapa saja yang beribadah kepada Allah,
menegakkan shalat, puasa, dan zakat, membaca Al-Qur’an, serta amalan kebaikan
hanya di bulan Ramadhan, sesungguhnya Ramadhan telah berlalu. Namun, siapa saja
yang menegakkan ibadah-ibadah tersebut karena Allah, sesungguhnya Allah Maha
Hidup dan Maha Kekal, serta Allah mencintai hamba yang telah menyelesaikan suatu
ibadah kemudian menyambung ibadah tersebut dengan ibadah yang lain. Allah
memerintah kepada Nabi-Nya,

َ ‫َفإِ َذا َف َر ْغتَ َفا ْن‬


َ ‫ َوإِلَى َرب‬. ْ‫صب‬
. ْ‫ِّك َفارْ غَ ب‬

“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya engkau
berharap.” [Asy-Syarh: 7-8]
Hiasilah kehidupan dengan ibadah kepada Allah pada segala keadaan dan pada setiap
waktu sebagaimana sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
‫اس ِب ُخلُ ٍق َح َس ٍن‬ َ ‫ َوأَ ْت ِب ِع ال َّس ِّي َئ َة‬، َ‫ا َّت ِق هَّللا ِ َحي ُْث َما ُك ْنت‬
َ ‫ َو َخال ِِق ال َّن‬،‫الح َس َن َة َتمْ ُح َها‬

“Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah kejelekan dengan
kebaikan niscaya (kebaikan itu) menghapus (kejelekan), serta berinteraksilah dengan
manusia dengan akhlak yang baik.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dari Abu Dzarr]
 

Kaum muslimin dan muslimat!

Bersyukurlah kepada Allah akan nikmat ketenangan, keamanan, dan kecukupan.

Pada hari yang berbahagia ini, sejumlah kaum muslimin menghadiri hari Id ini dengan
linangan air mata serta berbagai duka dan nestapa. Oleh karena itu, ulurkanlah tangan
kebaikan dan tuangkanlah dari ketulusan hati kepada saudara-saudara seagama.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ُون َو ُترْ َزقُون إِاّل ِبض َُع َفا ِئ ُك ْم‬
َ ‫صر‬َ ‫َه ْل ُت ْن‬

“Tidaklah kalian mendapat pertolongan dan kelapangan rezeki, kecuali


dengan sebab (memperhatikan) orang-orang lemah di antara kalian.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhary dari Sa’d bin Abi Waqqâsh radhiyallahu ‘anhu]
Juga janganlah lupa kepada kaum muslimin di berbagai belahan dunia: di Suriah,
Myanmar, dan selainnya yang diliputi oleh berbagai kesedihan. Curahkanlah doa dan
bantuan untuk mereka. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
ِ ‫ِن َك ْال ُب ْن َي‬
ُ ‫ان َي‬
ُ ْ‫ش ُّد َبع‬
‫ض ُه َبعْ ضًا‬ ِ ‫الم ُْؤمِنُ ل ِْلم ُْؤم‬

“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti bangunan, yang sebagiannya
menguatkan sebagian yang lain.” (Dikeluarkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu
Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu)
Pada hari ini, marilah kita senantiasa menghargai nikmat Allah dengan menggunakan
nikmat tersebut dalam hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Janganlah menggunakan
nikmat Allah dalam dosa, maksiat, permusuhan, dan memutus silaturahim.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita semua di atas segala nikmat dan
melindungi kita dari segala musibah dan malapetaka.
Sebagaimana, kita bermohon kepada-Nya agar Dia menerima amalan puasa, shalat,
zakat, sedekah, bacaan Al-Qur`an, dan segala amalan shalih, serta menjadikan amalan
tersebut sebagai pembebas leher-leher kita dari api neraka.

Semoga, pada setiap tahunnya, kaum muslimin dan muslimat selalu berada di atas
kebaikan dan ketakwaan, tergolong ke dalam Al-Fâ`izin ‘orang-orang yang beruntung’
dan Al-Â’idin ‘orang-orang yang terlahir kembali, bersih dari dosa’.
.‫صحْ ِب ِه َو َسلَّ َم َتسْ لِيمًا َم ِزي ًدا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َو َب‬
َ ‫ار َك َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َوآلِ ِه َو‬ ِ ‫صال َِح اأْل َعْ َم‬
َ ‫ َو‬،‫ال‬ َ ‫َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai