Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN BARONANG (Siganus sp.

)
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP
JARING INSANG DASAR (Bottom gill net)
DI PERAIRAN KAMPUNG KUNEF DISTRIK SUPIORI SELATAN
KABUPATEN SUPIORI

PROPOSAL PREKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:

HENOK KURNI
NPM. 14455444618007

PROGRAM STUDI PEMANFATAN SUMBERDAYA PERAIRAN


AKADEMI PERIKANAN KAMASAN BIAK
2021
LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN BARONANG (Siganus sp.) DENGAN


MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP JARING INSANG DASAR (Bottom Gill Net)
DI PERAIRAN KAMPUNG KUNEF DISTRIK SUPIORI SELATAN
KABUPATEN SUPIORI

PROPOSAL PREKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:

HENOK KURNI
NPM. 14455444618007

Pembimbing I Pembimbing II

Bernhard Katiandagho, S.Pi.,M.Si Dusye Rutumalessy, S.Tr.Pi


NIDN : 00220519755002 NUPN : 9912030001996
Mengetahui

Ketua Program Studi


Pemanfaatan Sumberdaya Perairan

Fatmawati Marasabessy, S.Pi.,M,Si


NIDN : 1411028901
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan lindungan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Proposal Praktek Kerja Lapangan pada waktunya.
Proposal praktek kerja lapangan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi akhir pada Akademi Perikanan Kamasan Biak. Adapun judul
yang diajukan adalah “Teknik Penangkapan Ikan Baronang (Siganus sp.)
dengan Menggunakan Alat Tangkap Jaring Insang Dasar (Bottom gill net) di
Perairan Kampung Kunef Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori”.
Atas terselesaikannya penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Pdt J.M. Leunufna, S.Th.,M.M.Pd selaku Ketua Yayasan Kamasan Biak.
2. Selfinus Patiassina, S.Pi.,M.Si selaku Direktur Akademi Perikanan
Kamasan Biak.
3. Desener Ongge, SPi.,M.Si selaku Wakil Direktur I bidang Akademik.
4. Bernhard Katiandagho, S.Pi.,M.Si selaku Wakil Direktur II bidang
Administrasi dan Keuangan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.
5. Fatmawati Marasabessy, S.Pi.,M.Si Ketua Program Studi Pemanfatan
Sumberdaya Perairan.
6. Dusye Rutumalessy, S.Tr.Pi selaku Dosen Pembimbing II
7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Akademik Akademi Perikanan Kamasan Biak
8. Bapa dan mama terkasih, keluarga serta teman-teman se-angkatan yang
sangat membantu..
Kritik dan saran atas penulisan proposal ini sangat penulis harapkan dan
semoga proposal ini bermanfaat bagi para pembacanya.

B i a k, 12 April
2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5

DAFTAR TABEL....................................................................................................6

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7

1.1 Latar Belakang..........................................................................................7

1.2 Tujuan Praktek.........................................................................................8

1.3 Manfaat Praktek........................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9

2.1 Jaring Insang (Gill Net).............................................................................9

2.2 Kalsifikasi dan Morfologi.......................................................................10

BAB III METODE PRAKTEK.............................................................................13

3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................13

3.2 Alat dan Bahan........................................................................................13

3.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................13

3.4 Jadwal Praktek Kerja Lapangan..............................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sketsa Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net)......................................10


Gambar 2. Ikan baronang (Siganus canaliculatus)................................................11
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan...............................................14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting bagi


kehidupan masyarakat di Indonesia, karena 56 % asupan protein masyarakat
Indonesia berasal dari ikan atau produk perikanan. Hingga tahun 2000, perikanan
memberikan penghidupan kepada sekitar 5 (lima) juta nelayan dengan nilai total
hasil rata-rata sekitar 3,5 juta ton/tahun. Penangkapan ikan yang merusak banyak
dilakukan belakangan ini, dan hal tersebut menyebabkan berkurangnya
ketersediaan ikan. Ikan merupakan sumber pangan yang penting bagi kesejateraan
masayarakat di Indonesia, khusunya yang tinggal di wilayah pesisir dan laut
(Heryanti, 2006).
Ikan yang berada di perairan dapat diambil dengan melakukan suatu cara
yang disebut penangkapan. Penangkapan merupakan suatu usaha yang dilakukan
oleh manusia untuk bisa mendapatkan organisme-organisme yang ada di perairan.
Untuk bisa mendapatkan organisme tersebut dibutuhkan alat tangkap. Seperti
pendapat Gunarso (1974), bahwa untuk memperoleh hasil tangkapan yang baik
dipengaruhi oleh alat penangkapan yang digunakan seperti kontruksi, bahan,
teknik dan keadaan lingkungan (cahaya, arus, tingkah laku ikan) serta
keterampilan nelayan dalam mengoperasikan alat penangkapan tersebut.
Ikan baronang dari familI siganidae memiliki keanekaragam spesies yang
tersebar di berbagai wilayah perairan Indonesia, ikan baronang tersebar hampir di
seluru perairan dangkal atau karang (iwatsuki,et al., 2000; Burhanuddin et al.,
2006) ikan baronang adalah salah satu ikan karang yang bernilai ekonomis cukup
tinggi (Rp. 50.000/kg). selain untuk memenuhi konsumsi dan kebutuhan protein
masyarakat ikan baronang ini menjadi komonitas ekspor Indonesia (Kordi, 2005).
Potensi ikan baronang yang berada di kabupaten supiori khususnya di
kampung Kunef distrik supiori selatan sangat banyak dan masyarakat
menangkapnya dengan menggunakan jaring tetapi dengan adanya perkembangan
jaring bisa dibuat berbagai macam agar bisa menangkap ikan dengan mudah
karena ikan tersebut sangatlah banyak dijumpai di perairan dangkal atau rendah.
Jaring insang adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari jaring berbentuk empat
persegi panjang dan di lengkapi dengan pemberat pada tali ris bawah dan
pelampung pada tali ris atasnya
Menurut Martasuganda (2002), jaring insang (gill net) adalah satu jenis
alat penangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi panjang
dimana ukuran mata jaring (mesh size) sama, jumlah mata jaring ke arah
horizontal (mesh length/ML). jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring kea rah
vertical (mesh depth/MD.
Gill net sering digunakan untuk menangkap ikan, biasanya gill net
diperuntukkan untuk menangkap ikan permukaan, ikan pertengahan, dan ikan
dasar perairan. Maka dari itu penting kiranya bagi mahasiswa perikanan untuk
mempelajari dan mempraktekkan alat tangkap ini. Dengan mempelajari Gill net
harapannya mahasiswa dapat mengetahui cara kerja, komponen-komponen,
maupun jenis-jenis dari Gill net.
1.2 Tujuan Praktek

Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah :


1. mengetahui desain dan kontruksi jaring insang dasar (bottom gill net)
2. Mengetahui cara pengoperasian teknik penangkapan ikan samandar
dengan menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (Bottom gill net)
3. Mengetahui jumlah dan jenis hasil tangkapan dan cara penanganannya
4. Mengetahui Daerah penangkapan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penangkapan ikan dengan alat tangkap jarring insang dasar
(Bottom gill net).
1.3 Manfaat Praktek

Manfaat yang diharapkan oleh penulis setelah melaksanakan kegiatan


praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Meningkatkan keterampilan praktek serta pengetahuan tentang kontruksi,
cara pengoperasian dari jaring insang dasar (Bottom gill net) serta
penanganan hasil tangkapan.
2. Memberikan informasi tentang penangkapan dengan alat tangkap jaring
insang dasar (Bottom gill net).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaring Insang (Gill Net)

Jaring insang (Gill net) jaring yang berbentuk empat persegi panjang,
mempunyai mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih
pendek jika dibandingkan dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah
mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah
panjang jaring. Pada bagian atas lembaran jaring dilekatkan pelampung (float) dan
pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya
yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang bergerak keatas dan
pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Kelompok jenis alat penangkapan ikan jaring insang adalah kelompok jaring yang
berbentuk empat persegi panjang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris
atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga
ikan tertangkap dengan cara terjerat dan/atau terpuntal dioperasikan di
permukaan, pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar dengan
tujuan menangkap ikan pelagis dan demersal (Sudirman dan Mallawa, 2014).
Jaring insang ada beberapa jenis yaitu jaring insang tetap, jaring insang
dasar, jaring insang hanyut. sesuai namanya jaring insang permukaan dioperasikan
di bagian atas permukaan laut, sedangkan jaring insang dasar dioperasikan pada
bagian bawah permukaan laut (Sudirman dan Mallawa, 2014).
Cara pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah
renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap
sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,
pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan
pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang.Jaring insang
dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada
permukaan, pertengahan maupun dasar perairan.Jaring insang ada yang satu lkapis
maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar
perairan umumnya menangkap ikan demersal (Sudirman dan Mallawa, 2014).
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian
dilakukan pemasangan jaring. Jaring insang dipasang tegak lurus terhadap arus
sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan. Ikan tertangkap
karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara
terpuntal. Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah
cukup banyak, maka dilakukan haulling dengan menarik jaring bottom gill net
dari dasar perairan ke permukaan jaring ditarik ke atas kapal (Sudirman dan
Mallawa, 2014).

Gambar 1. Sketsa Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net)


2.2 Kalsifikasi dan Morfologi

Baronang (siganus sp.) adalah sekelompok ikan laut yang masuk dalam
keluarga siginidae. Ikan ini di kenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-
beda satu sama lain sesuai spesiesnya, seperti di Perairan Kunef dinamakan ikan
samandar atau insarek.
Klasifikasi ikan baronang menurut Kuiter (1992) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies: S. canaliculatus (Park, 1797)
Nama Lokal : Samadar, Muria
Ikan baronang termasuk herbivora, panjang tubuh ikan baronang dewasa
mencapai 20-45cm, tubuhnya membujur dan memipih lateral, dilindungi sisik-
sisik yang kecil, mulut kecil posisi terminal. Rahangnya di lengkapi dengan gigi-
gigi kecil. punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah
kedepan antara neural pertama dan biasa tertanam di bawah kulit. Duri duri ini di
lengkapi dengan kelenjar bisa pada umumnya. Racun bisa ini tidak mematikan
untuk manusia dewasa, tetapi dapat menyebabkan sakit parah. Meskipun duri ikan
baronang beracun namun daging hewan ini aman untuk di konsumsi. Ikan ini juga
memakan tinja/kotoran apabila hidup dekat pesisir/laut dangkal.
Di Indonesia secara umum dikenal Baronang susu (Siganus canaliculatus)
Baronang lada (Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus), dari ketiga
jenis itu yang paling banyak ditemui adalah baronang susu. Selain itu terdapat
baronang tompel (siganus stellatus).

Gambar 2. Ikan baronang (Siganus canaliculatus), Sumber:www.wikipedia.org

Ikan baronang dapat dikenal dengan mudah karena bentuknya yang


khas, yaitu kepalanya berbentuk seperti kelinci, sehingga ikan ini disebut juga
rabbitfish (Woodland, 1990). Ikan baronang berukuran kecil sampai sedang,
mendiami perairan panas Indo Pasifik (Munro, 1967 dalam Merta, 1980). Jari-
jari sirip pada sirip punggung, anal dan perut mempunyai kelenjar-kelenjar racun.
Ikan baronang termasuk famili Siganidae dengan tanda-tanda khusus
diantaranya, bentuk tubuh oval sampai lonjong, pipih, tinggi sampai ramping.
Dilindungi oleh sisik-sisik lingkaran yang berukuran kecil dan
memanjang, mulut kecil posisinya terminal. Rahang dilengkapi dengan deret
gigi-gigi yang ramping, gigi seperti mata gunting pemotong. Punggungnya
dilengkapi sebuah duri tajam mengarah kedepan antara neural pertama dan
biasanya tertanam dibawah kulit. Duri-duri dilengkapi kelenjar ataur acun pada
ujungnya. Sirip punggung dengan 13 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah. Sirip
dubur dengan 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah. Sirip dada dengan 1 jari-jari
keras di masing-masing sisiserta 3 jari lemah (Allen 1997). Jenis Siganus
guttatus mempunyai tubuh berwarna abu-abu kebiruan dengan bagian berwarna
keperakan dengan beberapa bitnik sebesar bola mata berwarna orange. Bercak
besar berwarna kuning terdapat di bawah sirip punggung, sirip ekor, bagian
punggung yang lunak dan sirip dubur memiliki deretan berwarna gelap. Lebar
badan baronang jenis S. guttatus sekitar 1,8 - 2,3 lebih pendek dari panjang
standar. Diantara jenis baronang, baronang Siganus guttatus tergolong yang
berukuran besar, yaitu lebih dari 1 kg, paling cepat pertumbuhannya disbanding
jenis lain (Woodland, 1990).
Menurut Woodland (1990), bentuk morfologi Siganus canaliculatus
adalah sebagai berikut:
1. Bentuk badan pipih, ramping, bentuk kepala sedikit cekung dibagian atas
mata. Lubang hidung depan dengan sebuah lipatan kecil berwarna gelap,
2. Sisiknya kecil-kecil dan tipis,
3. Punggung berwarna sedikit coklat atau kehijau-hijauan. Bagian perutnya
berwarna keperakan. Tanda-tanda gelap keabu-abuan (dapat berupa bitnik
atau garis terdapat pada sirip punggung, dubur dan ekor,
4. Dapat mencapai panjang maksimum kurang lebih 25 cm. Baronang juga
mampu berubah warna dengan cepat untuk menghindar dari bahaya.
Warna baronang juga dapat berubah karena pengaruh kondisi lingkungan.
Ikan baronang yang hidup di laut mempunyai warna tubuh yang lebih
cerah disbanding baronang yang hidup di tambak (Merta, 1980).
BAB III

METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada bulan April s/d
Mei tahun 2021 dan berlokasi di Wilayah Perairan Kampung Kunef Distrik
Supiori Selatan Kabupaten Supiori.
3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang akan digunakan selama kegiatan praktik kerja lapangan adalah
sebagai berikut :
1. 1 (satu) unit perahu
2. 1 (satu) unit jaring Insang dasar (bottom gill net)
3. Jam
4. Kamera
5. Coldbox
6. Timbangan
7. Ember
8. Mistar Pengukur panjang karapas
3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan,
maka terdapat beberapa metode pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara yaitu; Melakukan tanya jawab secara langsung dengan
nelayan
b. Observasiyaitu;Mengamati dan turut serta langsung dalam proses
pengoperasian alat tangkap
c. Studi literatur; Melakukan studi terhadap referensi yang berhubungan
dengan praktek.
Jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan praktek kerja lapangan ini
meliputi:
a. Data primer yaitu; data yang diperoleh secara langsung pada saat
melakukan kegiatan praktik.
b. Data sekunder yaitu; data penunjang yang diperoleh dari lembaga yang
berkaitan dengan praktek.
3.4 Jadwal Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan praktek kerja lapangan yang dimulai dari penulisan proposal


sampai dengan ujian karya ilmiah sesuai pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Waktu Pelaksanaan
No Uraian
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Penulisan
1.
Proposal PKL

Seminar
2.
Proposal

3. PKL

Penulisan
4.
Hasil PKL

Seminar Hasil
5.
PKL

Ujian Karya
6.
Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA

Allen, N. J. & J. P. Mayer. 1997. Commitment in The Workplace Theory


Research and Application. Sage Publications, California.
Burhanuddin LA., Iwatsuki Y. 2006. The Siganid-Fishes (Siganidae) of the
spermonde. Makassar, South Sulawesi, Indonesia.
Grandcourt E, Al Abdessalaam T, Francis F, Al Shamsi A. 2006.
Population biology and assessment of the white-spotted spinefoot,
Siganus canaliculatus (Park, 1797), in the southern Arabian Gulf. J.
Applied Ichtyol.
Gunarso, W., 1974. Suatu pengantar tentang fish behavior dalam hubungannya
dengan fishing techniquesand fishing tactics. Bagian fishing gear, boat,
methods. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
Haryati,T. (2006). Limbah Pertenakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif.
Jurnal WARTAZOA, 16(3), 160-169.
Iwatsuki.Y.,Burhanuddin I., Djawad I., Motomura H. & Hidaka K. 2000. A
Preliminary List of the Epypelagic and Inshore Fishes of Makassar, South
Sulawesi, Indonesia, Collected Mainly from Fish Markets between 23-27
Januari 2000, with Notes on Fishery Catch Characteristics. Buletin of the
Faculty of Agriculture. Japan.
Kordi, M. G. H. 2005. Budidaya Ikan Patin : Biologi, Pembenihan dan
Pembesaran. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Kuiter, R. H. 1992 . Tropical reef-fishes of the Western Pasicific-Indonesia and
adjacent Water. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Martasuganda. S. 2002. Jarring Insang (Gill net). Serial Teknologi Penangkapan
Ikan Berwawasan Lingkungan ISBN 979-96923-0-X. Terbitan oleh
Jurusan PSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB 65 hlm.
Merta, I.G.S. 1980. Studi Ekologi Ikan Baronang, Siganus canaliculatus di
Perairan Teluk Banten, Pantai Utara Jawa Barat. [Tesis] Bogor : Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 130 hlm.
MUNRO, I.S.R., 1967. The fishes of the New Guinea, Papua Nugini. Dept. Agric.
Stock and Fish. Port Moresby. 651 pp.
Sudirman, dan A. Mallawa. 2014. Teknik Penangkapan Ikan. Asdi Maha Satya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Woodland, D.J., 1990. Revision of the fish Siganidae with description og two new
species and comments on distribution and biology. Indo-Pac.
Fish, (19):136 p.
Koreksi Henok Kurni:
Margin tidak sesuai idealnya 4/3/3/3 dimulai dari kiri dalam centimeter
Tidak terdapat daftar tabel
Tidak terdapat daftar gambar
Cover/Lembar : 1. Pelajari judul proposal PKL maksimal berapa baris
Pengesahan 2. Singkatan spesies pada umumnya menggunakan huruf
tegak
3. Tidak hanya “Proposal” ditulis lengkap “Proposal
praktek kerja lapangan”
4. Kata “net” bukan singkatan, tidak perlu ditambahkan
tanda titik
5. Cek Kembali ukuran logo yang disarankan oleh
jurusan.
Kata Pengantar : 6. Gunakan Heading untuk memudah pembuatan daftar
isi
7. Kata “Penulis” dalam setiap paragraf tidak perlu
diawali dengan huruf kapital
8. Panjatkan ke/kepada
9. Idealnya Yang Maha Esa
10. Judul tidak sesuai dengan yang terdapat pada sampul
11. Akhiri paragraf dengan tanda titik
12. Nama jabatan harus konsisten diawali dengan huruf
kapital atau huruf kecil
BAB I : 13. Latar Belakang tidak dijadikan satu kata
14. Penomoran subbab seharusnya tidak ditutup dengan
tanda titik
15. Nama baronang diawali dengan huruf kapital apabila
berada pada awal kalimat
16. Ingat jarak setelah tanda baca
17. terdapat kata asing yang tidak dimiringkan
18. contoh draft proposal yang disampaikan oleh jurusan
subbab 1.3 Manfaat Praktek
BAB II : 19. Tulisan “BAB II” diturunkan ke halaman berikut
20. Terdapat beberapa kata yang digabung, dibaca
Kembali
21. Gambar sebaiknya diberi frame agar terlihat menarik
22. Judul gambar idealnya menggunakan “insert caption”
untuk mempermuda pembuatan daftar gambar
23. Penulisan spesies pada morfologi harus dicetak miring
BAB III : 24. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Tidak
Sesuai kenyataan
Daftar Pustaka : 25. Delapan referensi tidak terdapat dalam daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai