WHO terus mengkaji bukti respons antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2.Sebagian besar
penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang sudah sembuh dari infeksi memiliki antibodi
terhadap virus tersebut, tetapi beberapa di antaranya hanya memiliki neutralizing antibody dalam
jumlah yang sangat sedikit di dalam darah sehingga menunjukan pentingnya peran imunitas
seluler untuk kesembuhan. Hingga bulan April 2020, belum ada penelitian yang mengevaluasi
apakah keberadaan antibodi terhadap SARS-CoV-2 dapat memberikan imunitas setelah
terjadinya infeksi virus ini pada manusia. Hingga saat ini, WHO dan negara-negara didunia
masih berjuang dalam mengembangkan vaksin untuk kekebalan manusia terhadap SARS-CoV-2.
STEP 1
STEP 2
STEP 3
1. lmunitas protektif dihasilkan oleh kerja sama dua komponen sistem imun yang terpisah
tetapi saling bergantung :
A. sistem imun bawaan
Imunitas bawaan (nonspesifik) meliputi sawar fisik dan kimiawi eksternal yang
dibentuk oleh kulit dan membran mukosa. Itu juga mencakup berbagai pertahanan
internal, seperti zat antimikroba, sel natural killer, fagosit, peradangan, dan demam.
- Lini pertahanan pertama
- Lini pertahanan kedua
Ketika patogen menembus sawar fisik dan kimiawi kulit dan selaput lendir,
mereka bertemu dengan baris kedua pertahanan :
1. Zat antimikroba internal
Ada empat jenis utama zat antimikroba yang menghambat pertumbuhan
mikroba :
a. Interferon
Limfosit, makrofag dan fibroblast yang terinfeksi virus
menghasilkan segolongan protein yaitu interferon (IFN).
Interferon dapat menghentikan replikasi namun tidak mencegah
virus melekat dan menembus sel pejamu.
Tiga jenis interferon yaitu IFN alfa, beta dan gama
b. Komplemen
Merupakan sekelompok protein yang normalnya inaktif dalam
plasma darah dan membrane plasma membentuk sistem
komplemen.
Sistem komplemen menyebabkan sitolisis (pecah) mikroba,
mendorong fagositosis dan peradangan.
c. Protein pengikat besi
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengurangi jumlah
ketersediaan besi. Contohnya yaitu :
1. Transferrin
2. Laktoferin
3. Ferritin
4. Hemoglobin
d. Protein antimikroba (AMP)
Merupakan peptide peptide pendek yang memiliki aktivitas
antimikroba spectrum luas.
2. Fagosit
Menelan benda asing yang berbentuk partikel. Fagositosis berlangusng dalam
lima fase yaitu :
a. Kemotaksis
b. Perlekatan
c. Ingesti
d. Pencernaan
e. Pemusnahan
3. Sel natural killer
Mematikan sel sasaran yang terinfeksi dengan mengeluarkan granula yang
mengandung perforin dan granzim. Memfagosit dan mematikan mikroba.
4. Peradangan/inflamasi
Tiga stadium peradangan yaitu :
a. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
b. Emigrasi fagosit
c. Perbaikan jaringan
5. Demam.
Peningkatan abnormal pada suhu tubuh yang terjadi karena thermostat,
hipotalamus mengalami penyetelan ulang. Menguatkan efek interferon dan
mempercepat reaksi tubuh yang membantu perbaikan.