Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di susun Oleh :
Sufyan Abdul Latif ( 1901095030 )
Kelas : 5 B
Pendahuluan
terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan
dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah
sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran
tujuan pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu
Isi
1. Kontinuitas
Evaluasi dalam pembelajaran bukan hanya dilakukan saat ujian tengah semester
atau akhir semester saja. Lebih dari itu, jika Bapak/Ibu Guru ingin melihat
sejak dari tahap penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaporannya tetap harus
2. Komprehensif
Tidak jarang beberapa guru hanya fokus pada aspek kognitif dari siswanya.
Padahal, dua aspek lainnya yakni kognitif dan afektif turut berperan besar dalam
bagaimana siswa bisa paham sebuah materi. Guru juga dituntut bagaimana bisa
membentuk karakter siswa yang baik hingga bisa memiliki dampak positif di
kehidupannya. Oleh karena itu evaluasi pembelajaran yang baik dilakukan dari
3. Kooperatif
dengan berbagai elemen yang turut andil dalam perkembangan siswa. Mulai dari
kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, hingga petugas
administrasi. Bahkan, sangat dianjurkan juga bekerjasama dengan siswa itu sendiri.
Mengapa? Karena ini bertujuan supaya seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi
4. Objektif
Penilaian hasil dalam evaluasi belajar haruslah bersifat objektif. Artinya, faktor-
faktor subyektif seperti hubungan guru dengan siswa dan faktor perasaan karena
merasa tidak tega atau yang lainnya tidak boleh dimasukkan ke dalam evaluasi. Jika
siswa tersebut mendapat nilai yang kurang baik, berarti harus dimasukkan nilai
5. Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran harus bersifat praktis. Artinya, kegiatan tersebut
harus menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pada prinsip ini sangat menekankan
kemudahan guru untuk menyusun instrumen penilaian yang mudah digunakan tidak
hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga memungkinkan digunakan oleh guru lain.
pembelajaran itu sendiri yakni mencapai keoptimalan dari tujuan belajar. Telah
secara inovatif pula. Penilaian tersebut biasa dikenal dengan asesmen. Alasan
5.Mengevaluasi guru
Adapun ciri-ciri dari evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain:
a. Penilaian dilakukan secara tidak langsung
Maksudnya, jika seorang guru ingin mengetahui mana dari siswanya yang cerdas
atau kurang cerdas maka dalam evaluasi yang diukur bukanlah kecerdasan atau
kekurangan peserta didik, tetapi indikator atau hal-hal yang menandai bahwa
b. Bersifat relative
Salah satu cirri evaluasi adalah bersifat relative karena nilai seorang siswa tidak
c. Bersifat kuantitatif
Adapun sumber-sumber kesalahan biasanya terletak pada: Alat ukur (soal tes),
berlangsung.
Mengenai satuan unit ini yang tepat, seperti sangat memuaskan, memuaskan, cukup
1. Ranah Kognitif
menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan
dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala
aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang
1. C1 (Pengetahuan/Knowledge)
2. C2 (Pemahaman/Comprehension)
3. C3 (Penerapan/Application)
4. C4 (Analisis/Analysis)
5. C5 (Sintesis/Synthesis)
6. C6 (Evaluasi/Evaluation)
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi
serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam hal ini ranah afektif digolongkan menjadi lima kategori yaitu :
1. Receiving/Attending/Penerimaan
2. Responding/Menanggapi
3. Valuing/Penilaian
4. Organization/Organisasi/Mengelola
5. Characterization/Karakteristik
3. Ranah Psikomotor
badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri
1. Kognitif
analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat
kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan
lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan
ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban
atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
2. Afektif
menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah
afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam
falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku
siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung. Skala yang sering
digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala Thurstone, Skala
3. Psikomotor
Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor.
Ryan dalam (Widodo, 2005) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat
diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik
pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk
dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-
gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau
pembelajaran yang baru ini juga sangat membantu guru dalam menyusun soal untuk
dan jenis proses kognitif guru akan lebih mudah dalam mengembangkan soal sebab
jenis pengetahuan dan proses kognitif yang dituntut sudah lebih jelas.
Paling tidak ada dua kelebihan taksonomi yang baru ini dalam kaitannya
dengan asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru
dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur. Pengetahuan
bervariasi untuk setiap jenis proses kognitif. Apabila dalam taksonomi yang lama,
hanya dikenal jenjang C1, C2, C3, dst., dalam taksonomi yang baru tiap jenjang
menjadi 4 kali lipat sebab ada 4 macam pengetahuan. Seorang guru yang membuat
soal jenjang C1, kini bisa memvariasikan soalnya, menjadi C1-faktual, C1-
bentuk dan contoh soal untuk tiap jenjang akan disajikan dalam tulisan yang lain.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif Adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Secara hirarkhis tingkat hasil belajar
kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang tinggi dan rumit.
internalisasi sikap yang menunjukan kearah pertumbuhan batiniyah dan terjadi bila
peserta didik sadar tentang nilai yang diterima kemudian mengambil sikap sehingga
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menetukan tingkah laku.
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
di Indonesia. 1–10.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656343/penelitian/EVALUASI
PEMBELAJARAN.pdf
Magdalena, I., Fauzi, H. N., Putri, R., & Tangerang, U. M. (2020). Dan Akibat
Memanipulasinya. 2, 244–257.
penulis Furst , Hill dan Krathwohl ( 1956 ), sudah sejak lama digunak. 4,
61–69.