Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH REGULASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan Masyarakt

Dosen Pengampu : Dr. Dwi Noerjoedianto, SKM., M.Kes. CIQaR (KOORD/DN)

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 5

Andewi Amy Ranti (G1D121042)

Elsa Dwi Saputri (G1D121206)

Meidy Jamaica Putri (G1D121056)

Nahda Agustina (G1D121209)

Najmi Hasanah Marius (G1D121105}

Syalaisha Anargya Hadi (G1D121090)

Widya Dina Fitri (G1D121114)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Yang senantiasa
melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika dan
Hukum Kesehatan Masyarakat.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dwi Noerjoedianto,
SKM., M.Kes. CIQaR (KOORD/DN) selaku dosen pengampu mata kuliah Etika dan
Hukum Kesehatan Masyarakat yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini.
Kami menyadari akan kekukarangan dalam pembuatan makalah ini yang harus
dibenahi, oleh karena itu kami mengharapkan masukan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini di masa mendatang. Akhir kata kami
mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jambi, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
D. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan perbedaan kebijakan publik dan regulasi .............. ..3
B. Pemberdayaan SDM ........................................................................ ..5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi regulasi menurut Stewart and Walshe (1992) adalah : " the process of
ensuring that standars and legal requirements are met for spesific service or public
activies, in order to ensure that policies are fulfilled." Berdasarkan definisi tersebut,
pengertian regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan dilaksanakan oleh
masyarakat harus memenuhi standar dan aturan sesual kebijakan yang telah
ditetapkan untuk suatu aktivitas pelayanan.

Secara umum aktifitas regulasi bertujuan untuk mencapai perbaikan mutu yang
berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang aman kepada masyarakat
(patient/community safety). Aktifitas regulasi mutu secara umum terdiri dari lisensi,
sertifikasi dan akreditasi.

Regulasi di bidang kesehatan meliputi Undang-undang tentang Praktik


Kedokteran, Undang-undang Kesehatan, Undang-undang Rumah Sakit dan Undang-
undang Tenaga Kesehatan dalam pelaksanaannya terdapat potensi inkonsistensi
karena adanya disharmoni dalam beberapa norma pengaturannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan perbedaan kebijakan publik dan regulasi?

2. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan SDM kesehatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan kebijakan publik dan regulasi.

2. Untuk mengetahui pemberdayaan SDM kesehatan.

1
D. Manfaat

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantara-


Nya yaitu

1. Secara Teoritis Dapat memberikan wawasan baru yang berkaitan dengan teori dan
konsep hukum kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Secara Praktis Dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi
mahasiswai, dosen, tenaga pengajar, pengelola lembaga pendidikan selanjutnya
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran teori etika dan moral.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN DAN PERBEDAAN KEBIJAKAN PUBLIK DAN REGULASI

1. PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan publik


dapat diartikan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan memiliki kewenangan
serta legitimasi, di mana mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan
administrasi dan teknik yang berkompeten terhadap keuangan dan implementasi
dalam mengatur kebijakan. Kebijakan adalah suatu konsensus atau kesepakatan
terhadap suatu persoalan, di mana sasaran dan tujuannya diarahkan pada suatu
prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk mencapainya (Evans &
Manning, 2003). Tanpa ada kesepakatan dan tidak ada koordinasi akan
mengakibatkan hasil yang diharapkan sia-sia belaka.

Kebijakan-kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah dan swasta. Kebijakan


merupakan produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan
secara swasta, dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan
oleh pemerintah di mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse,
May & Walt, 2005). Jelasnya kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang
merupakan tanggung jawab pemerintah dan swasta. Sedangkan tugas untuk
menformulasi dan implementasi kebijakan kesehatan dalam satu negara merupakan
tanggung jawab Departemen Kesehatan (WHO, 2000).

Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan,


pelayanan yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan
perlindungan terhadap kaum rentan (Gormley, 1999). Kebijakan kesehatan juga
peduli terhadap dampak dari lingkungan dan sosial ekonomi terhadap kesehatan
(Poter, Ogden and Pronyk, 1999). Kebijakan kesehatan dapat bertujuan banyak
terhadap masyarakat. Untuk kebanyakan orang kebijakan kesehatan itu hanya peduli
kepada konten saja. Contohnya, pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta

3
atau kebijakan dalam hal pemantapan pelayanan kesehatan ibu dan anak (Walt,
1994).

2. PENGERTIAN REGULASI

Regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain untuk
mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku.

Regulasi di bidang kesehatan meliputi Undang-undang tentang Praktik


Kedokteran, Undang-undang Kesehatan, Undang-undang Rumah Sakit dan Undang-
undang Tenaga Kesehatan dalam pelaksanaannya terdapat potensi inkonsistensi
karena adanya disharmoni dalam beberapa norma pengaturannya
Salah satu permasalahan yang cukup krusial menyangkut hak pasien dan kewajiban
pelayanan kesehatan dalam menyelesaikan tuntutan dari pasien. Sehingga
seringkalipasien merasa dirugikan.

Regulasi kesehatan adalah pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya


kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan,
pengelolaan data dan informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari
SKN guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

Tujuan regulasi kesehatan adalah terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai


dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya fungsi
administrasi kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna, dan akuntabel, serta
didukung oleh hukum kesehatan dan system informasi kesehatan untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.Unsur-unsur subsistem manajemen, informasi,
dan regulasi kesehatan terdiri dari: kebijakan kesehatan; administrasi kesehatan;
hukum kesehatan; informasi kesehatan; dan sumber daya manajemen kesehatan.
Prinsip-prinsip subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan terdiri dari:
inovasi atau kreativitas; kepemimpinan yang visioner bidang kesehatan; sinergisme
yang dinamis; dan kesesuaian dengan sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

4
3. PERBEDAAN KEBIJAKAN PUBLIK DAN REGULASI

Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau


negara. Dan kebijakan kesehatan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
faktor-faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan layanan kesehatan. Sedangkan regulasi kesehatan
adalah pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan
informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari SKN guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Jadi perbedaan keduanya terletak di cara kerja nya. Kebijakan kesehatan adalah
faktor penentu di sektor kesehatan dan regulasi kesehatan adalan bagian pengelolaan
nya, pengelolaan di berbagai upaya kesehatan.

B. PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

1. Pengertian sdm kesehatan dan tenaga kesehatan

Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem
dalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan
kesehatan. Upaya Dan pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertanggung Jawab, memiliki etik dan moral tinggi, keahlian dan berwenang
undang – undang nomor 36 tahun 2014 pasal 4 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pengaturan, pembinaan,
pengawasan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan memiliki
peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal
kepada masyarakat. Agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, Dan kemampuan hidup sehingga terwujudnya derajat kesehatan yang
setinggi tingginya Motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan mencapai hasil yang
optimal. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
5
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan Word Health Organization (WHO), SDM adalah semua orang yang
kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas
orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat,
apoteker, teknisi laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung seperti bagian
keuangan, sopir, dan lain sebagainya. Secara kasar, WHO memperkirakan terdapat
59,8 juta tenaga kesehatan di dunia dan dari jumlah tersebut di perkirakan dua pertiga
(39,5 juta) dari jumlah keseluruhan tenaga kesehatan memberikan tenaga kesehatan
dan sepertiganya (19,8 juta) merupakan tenaga pendukung dan manajemen (WHO,
2006). Menurut sistem kesehatan nasional (SKN) yang dikutip oleh adisasmito (2007),
SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan, dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. Sementara itu,
SDM kesehatan menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007),
adalah semua orang yang bekerja secara aktif dibidang kesehatan, baik yang memiliki
pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan.

SDM kesehatan menurut SKN 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk
tenaga kesehatan strategis, tenaga kesehatan non profesi, serta tenaga
pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja secara mengabdikan
dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Tenaga kesehatan strategis di sini
merupakan tenaga kesehatan yang tidak diproduksi secara merata di provinsi, tidak
dapat disubstitusi oleh tenaga kesehatan lain dan mempunyai daya ungkit yang besar
bagi pelayan kesehatan. Unsur-unsur dalam SDM kesehatan meliputi SDM kesehatan
itu sendiri, sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, serta
penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM (Kemkes, 2009).Tenaga
kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh adisasmito (2007), adalah semua orang
yang bekerja secara aktif dan profesional dibidang kesehatan, baik yang memiliki
pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan
upaya kesehatan. Sedangkan menurut PP No. 32/1999 yang juga dikutip oleh
adisasmito (2007), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

6
pendidikan formal dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam upaya kesehatan. Berdasarkan dari beberapa definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun nonformal yang mendedikasikan diri dalam berbagai
upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

2. Perencanaan SDM kesehatan

Berdasarkan penjelasan diatas tentang manajemen kesehatan, tahapan dalam


manajemen kesehatan dimulai dari perencanaan. Semua orang menyadari bahwa
perencanaan bagian terpenting dalam proses manajemen dan oleh karena itu menyita
banyak waktu dalam proses manajemen. Untuk manajer sumber daya manusia,
perencanaan berarti penentuan program kariyawan (sumber daya manusia) dalam
rangka membantu tercapainya sasaran atau tujuan organisasi itu. Dengan kata lain
mengatur orang – orang yang akan menangani tugas – tugas yang dibebankan
kepada masing – masing orang, dalam rangka mencapai tugas organisasi.
Perencanaan SDM kesehatan adalah sebuah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan siapa mengerjakan apa,
dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Melihat kepada
pengertian diatas perencanaan SDM puskesmas seharusnya berdasarkan fungsi dan
beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini
dimaksudkan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan baik, maka kompetensi
SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang dibutuhkan puskesmas.

Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM kesehatan


adalah :

a) Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun keadaan
sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
b) Pertumbuhan ekonomi
c) Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.

Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan :

a) Kebutuhan epidemiologi kesehatan

7
b) Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan a
c) Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan
d) Standar atau rasio terhadap nilai tertentu.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kebijakan adalah suatu konsensus atau kesepakatan terhadap suatu persoalan, di


mana sasaran dan tujuannya diarahkan pada suatu prioritas yang bertujuan, dan
memiliki petunjuk utama untuk mencapainya. Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah
untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan yang terfokus pada pemeliharaan
kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan terhadap kaum rentan.

Regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain untuk
mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku. Tujuan regulasi
kesehatan adalah terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan,
berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya fungsi administrasi kesehatan yang
berhasil guna, berdaya guna, dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan
dan system informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

kebijakan kesehatan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi faktor-faktor


penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan layanan kesehatan.

B. Saran
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan wawasan baru yang berkaitan dengan teori dan
konsep kebijakan publik dan regulasi.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi
mahasiswa/i, dosen, tenaga pengajar, pengelola lembaga pendidikan selanjutnya
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran teori dan konsep pemberdayaan
SDM kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/21293-ID-kebijakan-kesehatan-
prosesimplementasi-analisis-dan-penelitian.pdf

https://www.merdeka.com/sumut/regulasi-adalah-seperangkat-peraturan-untuk-
mengendalikan-berikut-selengkapnya-kln.html

http://manajemen-pelayanankesehatan.net/overview-skp-riau/manajemen-informasi-
dan-regulasi-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai