Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PARIWISATA BAHARI 

TANJUNG LESUNG

Kelompok 1 :

1. Bramadika Ariawangsa (230204200026)


2. Muhammad Wildan Lesmana (230204200021)
3. Sri Funky Ledy Purba (230204200019)
4. Yufytha Zahra Talenta (230204200010)

PROGRAM STUDI PARIWISATA BAHARI


FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Tiada ungkapan yang patut diucapkan oleh manusia kecuali bersyukur atas kehadirat
Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan kesehatan dan atas izinnya, laporan ini
dapat diselesaikan. Pariwisata Indonesia, tidak hanya dibangun oleh satu jenis pariwisata,
tetapi merupakan kombinasi atau gabungan dari berbagai jenis pariwisata termasuk
pariwisata yang ada di Tanjung Lesung. Jika dilihat dari peta dunia, wilayah Indonesia terdiri
dari daratan dan lautan yang membentuk Negara Indonesia dengan gugusan pulau-pulau.
Dengan kondisi geografis tersebut, Indonesia menjadi destinasi wisata dunia dengan
menawarkan potensi alam melalui pariwisata bahari.
Seiring dengan upaya upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong dan
mengembangkan pariwisata Indonesia, terdapat harapan bahwa alam yang dimanfaatkan
sebagai aset wisata perlu dikelola dengan baik khususnya pariwisata yang berada di Tanjung
Lesung dengan  meningkatkan keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestariannya.
Laporan ini dirancang dengan model deskriptif eksploratif yang dilaksanakan pada  kawasan
yang dipilih secara sengaja (purposive) yaitu wisata Pantai Tanjung Lesung. 
         

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................................... 3


B. Indentifikasi Masalah ................................................................................................................ 3
C. Maksud dan Tujuan masalah ..................................................................................................... 4
D. Metodelogi Penelitian ................................................................................................................ 4
E. Lokasi Penelitian ....................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 8
A. Pengembangan ........................................................................................................................... 8
B. Pengelolaan ................................................................................................................................ 8
C. Pariwisata .................................................................................................................................. 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................11
A. Presepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pengelolaan Wisata Bahari Tanjung Lesung ..............11
B. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Wisata Bahari .................................................14
BAB IV PENUTUPAN ........................................................................................................................17
A. Kesimpulan ................................................................................................................................17
B. Saran ..........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanjung Lesung memiliki luas area 1.500 Ha dengan potensi pariwisata yang
beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna serta kekayaan
budaya yang eksotis. Tanjung Lesung juga dekat dengan atraksi wisata Banten lainnya seperti
Kawasan Tua Banten, Budaya Badui dan Debus, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung
Krakatau serta wisata kepulauan. Berasal dari kata “lesung” yaitu alat penumbuk padi
tradisional, Tanjung Lesung memiliki bentuk dataran pantai wilayah yang menjorok ke laut
dan mirip lesung. Dengan pantai dengan pasir putih serta laut yang jernih, Tanjung Lesung
telah menarik baik wisatawan nasional maupun internasional. 

Tanjung Lesung terletak sekitar 170 km barat daya Jakarta, di Provinsi Banten dan
meliputi 1.500 hektar semenanjung yang belum tersentuh yang menghadap ke Samudra
Hindia. Obyek ini dapat diakses dengan jalan tol dari Jakarta dalam sekitar 3,5 jam.
Peningkatan yang berpengaruh dalam aksesibilitas diharapkan dari Bandara baru yang
terletak 20 km dari Tanjung Lesung dan jalan tol baru yang akan meningkatkan hubungan
dengan Jakarta. Lapangan terbang sedang dalam pengembangan yang akan menampung
penerbangan dari Bandara Halim Perdana Kusuma yang merupakan penerbangan singkat
dalam 40 menit.

Pembuatan laporan ini bertujuan  untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pariwisata Bahari. Laporan dirancang dengan model deskriptif eksploratif yang dilaksanakan
pada  kawasan yang dipilih secara sengaja (purposive) yaitu wisata Tanjung Lesung. 

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah lebih dahulu dipaparkan, maka
sebagai upaya memfokuskan dan mengefektifkan proses penelitian , maka penulis mencoba
mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti dan ke sebagai berikut:
1. Bagaimana presepsi masyarakat setempat terhadap pengelolaan wisata bahari di
Tanjung Lesung?

3
2. Bagaimana presepsi masyarakat setempat terhadap pengembangan wisata bahari di
Tanjung Lesung? 

C. Maksud dan Tujuan Penelitian


Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana tanggapan
masyarakat terhadap pengelolaan dan pengembangan wisata bahari di Tajung Lesung. Data
dan informasi tersebut kemudian diteliti dan dihubungkan dengan observasi di lapangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti , yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan atau menganalaisis presepsi masyarakat setempat terhadap
pengelolaan wisata bahari di Tanjung Lesung
2. Untuk mendeskripsikan atau menganalaisis presepsi masyarakat setempat terhadap
pengembangan wisata bahari di Tanjung Lesung.

D. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang


digunakan oleh pelaku yang berbentuk suatu kedisiplinan. Metodologi juga merupakan
analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode untuk memecahkan masalah. Sekumpulan
peraturan tersebut antara lain: 
a) Percepatan penyelesaian jalan tol Serang-Panimbang, melalui koordinasi dengan BPN
untuk pembebasan lahannya.
b) Percepatan peningkatan jalan nasional Citeureup-Tanjung Lesung
c) Percepatan penyediaan infrastruktur terkait ameniti
d)  Pembangunan bangunan evakuasi dan penyiapan jalur evakuasi
e) Penetapan garis red zone (daerah potensi terdampak gelombang laut tinggi, tsunami)
dan memasang papan informasi yang memuat informasi tentang daerah rawan
terdampak bencana, prosedur evakuasi, titik evakuasi, jalur evakuasi, dll.
f)  Percepatan pembangunan tanggul penanganan abrasi pantai dan teknologi pemecah
gelombang ambang rendah (PEGAR) 
g) Penyesuaian struktur bangunan menjadi tahan gempa.
h)  Penyediaan sumber air baku permukaan
i)  Pengolahan sampah berbasis waste to energy
j)  Untuk itu dalam rangka mendukung KSPN Tanjung Lesung perlu didorong adanya
rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan DAS yang holistik dan

4
k) tersosialisasikan dengan baik, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam menyusun program dan rencana kegiatan. Dalam konsep
pengelolaan sumber daya air, konservasi, pengendalian daya rusak air dan
pendayagunaan Sumber daya J harus dilakukan.
Laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya
(Moleong, 2008:11).
1. Teknik Pengumpulan Data
Istilah teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian penelitian merupakan
salah satu unsur yang sangat penting. Dalam teknik pengumpulan data terdapat
sumber dan jenis data, manusia sebagai instrumen, dan pengamatan berperanserta,
pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan cara lainnya.
Dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan
statistik. Dalam penelitian kualitatif, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
menurut Moleong (2007, 155-217) adalah sebagai berikut :
1) Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari beberapa literatur (buku, hasil
penelitian, peraturan perundang-undangan, artikel, dll) untuk memperoleh
pemahaman tentang konsep, teori, informasi, fakta dan data yang
berhubungan dengan tema penelitian.
2) Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang langsung dilakukan di lokasi
penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi dilakukan pada instansi di Tanjung Lesung yang terkait
dengan pengembangan pariwisata.
b. Wawancara.
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Adapun kegiatan tanya jawab secara langsung dengan
berbagai pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c. Dokumentasi

5
Dokumentasi adalah ”data stabil yang mungkin akurat dalam
memberikan informasi, dokumen ini berupa buku catatan-catatan serta
memo-memo yang dapat dikemukakan oleh peneliti yang sudah
menjadi data dan peneliti tinggal memanfaatkan sesuai dengan
keperluan” (Faizal, 1998:128).
2. Penentuan Informan
Informan adalah orang-orang pada lokasi penelitian yang dimanfaatkan untuk
memberi informasi tentang situasi dan kondisi pada lokasi penelitian. Jadi ia harus
mengetahui banyak tentang latar belakang penelitian (Moleong,1994:90). Informan
merupakan orang yang diamati dan memberikan data berupa kata-kata atau tindakan,
serta mengetahui dan mengerti masalah yang sedang diteliti. Penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang
ada pada situasi sosial tertentu.
Narasumber atau informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu,
“menentukan informan dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat
memberikan data secara maksimal” (Arikunto, 2006:16). Diantaranya yang memenuhi
kriteria sebagai berikut : 1. Informan tersebut harus memiliki pengetahuan tentang
gambaran terhadap objek penelitian. 2. Informan tersebut harus memiliki pengetahuan
dan perhatian terhadap permasalahan di lapangan. Adanya kesanggupan informan
untuk menerima peneliti dan memberikan keterangan secara terbuka dan apa adanya.

E. Lokasi Penelitian
Lokasi    Tanjung Lesung terletak sekitar 170 km barat daya Jakarta, di Provinsi
Banten dan meliputi 1.500 hektar semenanjung yang belum tersentuh yang
menghadap ke Samudra Hindia. Obyek ini dapat diakses dengan jalan tol dari Jakarta
dalam sekitar 3,5 jam. 
Tanjung Lesung memiliki luas area 1.500 Ha dengan potensi pariwisata yang
beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna serta
kekayaan budaya yang eksotis. Tanjung Lesung juga dekat dengan atraksi wisata
Banten lainnya seperti Kawasan Tua Banten, Budaya Badui dan Debus, Taman
Nasional Ujung Kulon, Gunung Krakatau serta wisata kepulauan.
Berasal dari kata “lesung” yaitu alat penumbuk padi tradisional, Tanjung
Lesung memiliki bentuk dataran pantai wilayah yang menjorok ke laut dan mirip

6
lesung. Dengan pantai dengan pasir putih serta laut yang jernih, Tanjung Lesung telah
menarik baik wisatawan nasional maupun internasional. 

4
Tanjung Lesung direncanakan menjadi resort internasional kelas satu yang
menggabungkan nuansa Bali dengan Venesia. Perairan dan kanal yang
menghubungkan hotel, kondominium dan apartemen, dengan pantai berpasir putih,
berlayar, menyelam & pantai klub, serta pusat kota bergaya Venesia. Perkembangan
lebih lanjut akan mencakup 1000 + perumahan di tepi laut dan lapangan golf
kejuaraan yang dikelilingi oleh tempat tinggal dengan pemandangan golf.
  Peningkatan yang berpengaruh dalam aksesibilitas diharapkan dari Bandara baru yang
terletak 20km dari Tanjung Lesung dan jalan tol baru yang akan meningkatkan hubungan
dengan Jakarta. Lapangan terbang sedang dalam pengembangan yang akan menampung
penerbangan dari Bandara Halim Perdana Kusuma yang merupakan penerbangan singkat
dalam 40 menit.
Pengembangan Tanjung Lesung sudah dimulai dan saat ini 2 tempat peristirahatan
dan Hotel menawarkan gabungan 150 bungalow-bungalow dengan 300 kamar dan ruang
pertemuan. Sailing and Beach Club telah beroperasi dan menawarkan berbagai olahraga air
(Snorkelling, menyelam, jet ski, dan lainnya). Pegolf dapat menggunakan driving range
dengan pemandangan laut.
 Atraksi turis terdekat termasuk Anak Krakatau (anak gunung berapi Krakatoa, yang
tercatat paling keras suaranya yang pernah terdengar dalam sejarah sejak letusannya di tahun
1883), Taman Nasional Ujung Kulon (perlindungan terakhir badak Jawa bertanduk satu yang
terancam punah), dan objek wisata adat budaya Badui.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengembangan
Pengembangan dapat diartikan sebagai kegiatan dan usaha yang Terkoordinasi untuk
menarik wisatawan menyediakan sarana dan prasarana, Barang dan jasa, fasilitas yang
dipergunakan guna melayani wisatawan.Upaya pengembangan kepariwisataan sebenarnya
sudah dilakukan banyak pihak, termasuk para pemangku kepentingan terutama di
pemerintahan baik pusat maupun daerah. Namun belum tertuang konsep baku dalam
pengembangan kepariwisataan di Tanjung Lesung.Di pihak lain investor yang masuk dan
menanamkan investasinya masih terfokus di kawasan pantai yang memang memiliki potensi
ekonomi yang luar biasa. Sementara kawasan lain juga tidak kalah potensinya jika digarap
secara serius. Tidak ada keraguan beberapa investor yang saat ini akan menanamkan
investasinya di Tanjung Lesung. Hal tersebut dilakukan sebagai berikut: 

a. Pengembangan KSPN Tanjung Lesung dapat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi


Wilayah melalui antara lain: tumbuhnya aktivitas-aktivitas pariwisata dan
pendukungnya, meningkatnya kesempatan kerja, peningkatan distribusi orang, barang
dan jasa akibat peningkatan aksesibilitas
b. Pengembangan KSPN Tanjung Lesung membutuhkan dukungan infrastruktur untuk
meningkatkan daya saing (dukungan aksesibilitas, SDM dan keamanan),
meningkatkan ketahanan (pembangunan pengaman pantai, bangunan evakuasi,
rehabilitasi dan rekonstruksi), dan berkelanjutan (pengembangan kampung wisata dan
ecotourism)   

B. Pengelolaan
Pengelolaan objek wisata adalah mengembangkan potensi alam yang dimiliki oleh suatu
daerah melalui pariwisata yang memiliki nilai jual yang tinggi sehingga mampu bersaing
dengan daerah lain. Pengelolaan merupakan suatu proses untuk merumuskan kebijakan-
kebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan wisata, seperti
melakukan pembinaan terhadap penyelenggara. Pengelolaan objek wisata adalah
mengembangkan potensi alam yang di miliki suatu daerah melalui pariwisata yang
mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan daerah lain. Melalui
pengelolaan objek wisata yang baik dengan fasilitas sarana dan prasarana mampu

8
meningkatkan kualitas objek wisata sehingga mampu menarik minat wisatawan yang
berkunjung.

C. Pariwisata
Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara, untuk berbagai tujuan selain
untuk mencari nafkah. Menurut Oka. A. Yoeti menyebutkan sebagai berikut: “Pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan guna
bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.”
(Yoeti, 1997:118) menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar dalam Prayogo
menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan
untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam.”
(Prayogo, 1991:5) Sedangkan menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan
oleh H.Kodhyat dalam Pendit adalah sebagai berikut: “Pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.” (Pendit, 2006:33). Wisatawan
melakukan kegiatan wisata dengan berbagai motif. Pada umumnya mereka mencoba mencari
kesenangan dari kegiatan wisata yang dilakukan. Senada dengan pendapat Khodyat, menurut
pendapat dari James J.Spillane yang dikutip Pendit, mengemukakan bahwa: “Pariwisata
adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari
kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.”
(Pendit, 2006:35). Dunia pariwisata menginginkan adanya hubungan timbal balik
antara wisatawan dan masyarakat pribumi. Hal ini senada dengan pendapat Jafari menurut
Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti mendefiniskan pariwisata:
“Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,

9
bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan
melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.”
(Yoeti, 1997:8). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa batasan-batasan pariwisata
adalah sejumlah hubungan dan gejala yang diakibatkan oleh tinggalnya orang asing yang sifat
kunjungannya itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal baru dan usaha mencari kerja
penuh.
Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber
daya alam, sumber daya budaya, sumber daya manusia dan sumber daya minat khusus. Orang
ataupun organisasi menggunakan seumber daya untuk beragam kegiatan pariwisata.
Tujuannya yaitu bagaimana menggunakan sumber daya, baik secara individual maupun
kombinasinya, untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan wisatawan yang beragam sesuai
harapannya.

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Presepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pengelolaan Wisata Bahari Tanjung


Lesung
1. Kawasan Wisata
Kawasan yang berlokasi di pantai barat Pulau Jawa memang disiapkan menjadi
destinasi wisata andalan di Provinsi Banten. Kawasan ini disebut sebagai salah satu area
dengan pantai terbaik di Banten karena memiliki hamparan pasir putih dan pemandangan
cantik ke arah Gunung Anak Krakatau.Sejak April 2017, Mongolian Culture Center atau
Pusat Kebudayaan Mongolia resmi dibuka di Tanjung Lesung. Dibangun di atas lahan seluas
1 hektare, Mongolian Culture Center didesain langsung oleh arsitek asal Mongol.
Ombak di Pantai Tanjung Lesung cukup tenang, sehingga sangat cocok bagi Anda
yang ingin bersantai bersama keluarga. Anda dapat menikmati pemandangan laut yang indah
bersama dengan dilengkapi pasir putih yang halus. Bagi Anda yang suka menyaksikan
keindahan bawah laut, Anda dapat menyelam atau snorkeling Karena perairan di sekitar
Pantai Tanjung Lesung menyimpan keanekaragaman biota laut. Beragam ikan yang
berwarna-warni akan menghampiri, terumbu karang yang masih terjaga, dan juga siput laut
yang hilir mudik melewati Anda.
Selain keindahan bawah laut yang ditawarkan, Anda dapat melakukan aktifitas lain
seperti bermain bana boat atau jet ski. Apabila Anda orang yang cukup sabar, maka
memancing adalah yang patut anda lakukan di Pantai Tanjung Lesung. Di sekitar pantai ini,
terdapat beragam ikan besar yang dapat Anda pancing.

2. Kunjungan Wisatawan
Kunjungan wisatwan lokal maupun internasional ke Tanjung Lesung mulai
mengalami peningkatan. Wisatwan berkunjung ke Tanjung Lesung sekarang dengan sudah
lengkapnya fasilitas dan banyak destinasi wisata di dlaam satu kawasan, seperti sport toursm
dan ecotourism yang menjadi minat wisatawan, sehingga para wisatawan tak perlu lagi takut
bosan atau kehabisan aktivitas selama berwisata.
Kami menganalisis masyarakat setempat yang berkunjung ke Tanjung Lesung kebanyakan
mereka berkunjung pada hari libur atau pada akhir pekan. Dalam data yang kita ambil
menunjukkan menurut masyarakat sekitar banyaknya pengunjung ke tanjung lesung paling
banyak yaitu, sebanyak 60,3 % menjawab pada hari libur dan 39,7% menjawab pada akhir

11
pekan. Masyarakat sekitar mungkin mempunyai daya tarik tersendiri sehingga berkunjung di
waktu yang pas dan tepat tak hanya itu jika kunjungan wisatawan yang semakin banyak akan
membantu mensejahterakan masyarakat yang ada di kawsan wisata, sehingga pariwisata
menjadi solusi bagi kebangkita ekonomi.

Alasan lain masyarakat setempat yang berkujung ke wisata di Tanjung Lesung terlihat
di data masyarakat datang untuk mengunjungi Tanjung Lesung karena dari objek rekreasi
wisatanya yang menarik mungkin. Ada beberpa obej wisata, masyarakat setempat yang
memilih karena Penginapannya sebanyak 49,2%, Kulinernya sebanyak 27,1%, Perahu
sebanyak 15,3% dan lain-lainnya ada 8.5% hal ini menunjukkan destinasi atau obejek
rekreasi wisata di Tanjung Lesung menarik masyarakat setempat untuk berkunjung karena
keragaman dari obek rekreasi wisatanya.
Selain itu ada juga ada obejek rekreasi wisata pantainya, sebanyak 72,9% masyarakat
setempat memilih wisata pantainya jika berkunjung Ketanjung Lesung ini, terus ada sebanyak
13,6% berkunjung karena wisata kuliner, 10,2% wisata snorkeling, dan banyak lagi atraksi
wisata yang di suguhkan untuk menarik para wisatawan yang berkunjung ke Tanjung Lesung
ini.

3. Dampak Positif Kunjungan Wisatawan

12
Menurut masyarakat setempat sendiri, dampak positif dari pengungjung yaitu; 48,3 %
ikut kontribusi ekonomi; 27,6 % menjawab pengembangan wisata berkelanjutan; 13,8 %
menjawab meingkatkan lapangan kerja; 8,6 % menjawab peningkatan edukasi dan 1,7%
menjawab adanya pembaharuan daerah.
Kontribusi ekonomi menjadi yang paling besar, hal ini menimbulkan harapan yang
bagus agar bisa terciptanya masyarakat yang ada dikawasan wisata tersebut bisa sejahtera
selain itu juga ada pengembangan wisata yang berkelanjutan sangat harus dilakukan untuk
terus tetap terjaga, terbukanya lapangan pekerjaan, edukasi, dan pembaruan budaya. Dengan
hal ini, semoga pengunjung bisa terus membawa dampak postif demi keberlanjuta pariwisata
bahari yang ada di Tanjung Lesung ini.

4. Dampak Negatif Kunjungan Wisatawan

Menurut masyarakat sekitar, dampak negatif dari datangnya pengunjung, yaitu; 65,5
% warga menjawab da;at mengotori pantai; 13,8 %warga menjawab menjawab kemacetan;
12,1 % menjawab dapat merusak fasilitas, dan 8,6 % menjawab dapat pembaruan budaya
lokal.
Dampak negative yang hasilkan oleh para pengunjung wisatwan ini, yang terbesar adalah
mereka tidak bisa menjaga kebersihan. Ini adalah hal yang harus kita tanamkan di dalam diri
kita aka pentingnya kebersihan lingkungan khususnya di wilayah destinasi wisata yang
menyuguhkan kenyaman dan keindahan alam itu sendiri. Jika wilayah wisatanya kotor sudah
jelas wisatwan yang berkunjung tidak ingin pergi kesana. Selain para pengunjung, peran
masyarakat yang berada di kawasan pariwisata juga sangat diperlukan dalam menjaga
kebersihan tempat wisata, misalnya seperti membuat tong sampah atau membuat tim
kebersihan untuk menjaga kelestarian atau keindahan temapat destinasi wisata itu sendiri.
13
B. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Wisata Bahari
1. Kondisi Fisik Pantai

Menurut masyarakat sekitar bahwa kondisi fisik pantai tanjung lesung, sebesar
45,6 % warga menjawab sangat baik, 28,1 % menjawab baik, dan sebesar 26,5 warga
menjawab cukup. anjung Lesung menawarkan tempat yang sempurna untuk berbaring
dan membenamkan diri dalam keindahan alam yang ditemukan di sepanjang
bentangan luas pantai yang lembut berpasir putih, air biru jernih dan tenang, dan
angin tropis yang segar. 15 km garis pantai adalah tempat yang sempurna untuk
berbagai kegiatan pantai seperti voli pantai, sepak bola pantai, atau hanya berbaring di
bawah sinar matahari untuk memanjakan diri. Pemandangan megah Tanjung Lesung
juga terletak di bawah permukaan. Terumbu karang yang indah, dihiasi dengan
warna-warni ikan dan penghuni dasar laut membuat ini tempat yang sempurna untuk
snorkeling dan diving. Bagi mereka yang menikmati sensasi tarikan ikan besar, ada
banyak tempat memancing yang menanti di lepas pantai Tanjung Lesung.

2. Aksesbilitas Jalan

14
Menurut masyarat sekitar aksesbilitas jalan meneju tanjung lesung sebanyak
13,6% menjawab sangat baik, sebanyak 42,4% menjawab baik, sebanyak 40,7 %
menjawab cukup, dan sebanyak 3,4 % warga menjawab kurang. Untuk dapat tiba di
kawasan wisata yang ada di Provinsi Banten ini, Anda dapat menempuh perjalanan
melalui jalur darat menggunakan bis, mobil pribadi, atau kendaraan roda dua dengan
durasi perjalanan sekitar 4 jam dengan tujuan kota Pandeglang. Ada dua rute
perjalanan yang dapat Anda pilih untuk menuju kawasan wisata Tanjung Lesung.
Rute Pertama, Anda dapat menggunakan tol dengan tujuan Jakarta – Merak, lalu
keluar di pintu Gerbang Tol Serang Timur. Setelah melewati Kota Serang, Anda dapat
melanjutkan perjalanan menuju ke arah Kota Pandeglang dan Labuan hingga akhirnya
tiba di Tanjung Lesung. Rute Kedua, Anda dapat menggunakan tol dengan tujuan
Jakarta – Merak, tetapi pintu keluar yang Anda pilih berbeda dengan rute pertama,
yaitu Gerbang Tol Cilegon. Setelah itu Anda dapat melanjutkan perjalanan menyusuri
pesisir Anyer – Carita hingga ke arah Labuan hingga akhirnya tiba di Tanjung
Lesung. Jika Anda menggunakan kendaraan roda dua menuju Kawasan Wisata
Tanjung Lesung, Anda dapat menggunakan dua rute perjalanan, yaitu rute pertama
Anda dapat memulainya dari Kampus IPB Bogor menuju Jasinga, lalu mengambil
arah menuju Rangkas Bitung. Sesampainya di Rangkas Bitung, Anda dapat
mengambil arah menuju Kota Pandeglang hingga akhirnya sampai di Tanjung
Lesung. Rute kedua, jika Anda memulai perjalanan dari arah Serpong, Anda dapat
menuju ke Cimone lalu mengambil arah Serang. Sesampainya di Seran, Anda dapat
mengambil arah menuju Kota Pandeglang hingga akhirnya sampai di Tanjung
Lesung.

3. Sarana dan Prasarana

15
4
Menurut masyarat sekitar aksesbilitas jalan meneju tanjung lesung sebanyak 13,6%
menjawab sangat baik, sebanyak 42,4% menjawab baik, sebanyak 40,7 % menjawab cukup,
dan sebanyak 3,4 % warga menjawab kurang. Ada berbagai sarana dan prasarana pendukung
kepariwisataan termasuk hotel dengan berbagai kelas, sekolah menengah kejuruan pariwisata,
dan sarana pendukung lainnya. Contohnya seperti Resort Tanjung Lesung, dengan fasilitas
yang disuguhkan resort ini terbilang lengkap, memiliki luas 1.500 H. Mulai dari kolam
renang dengan view pantai yang sangat mempesona, restoran dengan berbagai macam
hidangan lezat, bermain sepeda atau jogging di sekitar resort, atau sekadar menikmati
pemandangan magis saat matahari terbit dari ufuk timur.

16
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan faktor berpengaruh dalam Pengembangan Pariwisata Pantai Tanjung
Lesung berbasis partisipasi masyarakat adalah Keberadaan Daya Tarik Wisata, Aksesibilitas,
Prasarana, sarana, Sumber daya manusia, Promosi dan Pemasaran, Serta Pengelolaan
Lingkungan. Bila sektor pariwisata berkembang dengan pesat, maka sektor-sektor lain akan
terkena dampaknya. Dampak-dampak itu terutama dalam sektor ekonomi, sosial, dan budaya.
Dampak yang diharapakan tentu saja merupakan dampak positif yang akan mendukung
pembangunan secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil penelitian, prinsip masyarakat sekitar terhadap pengelolaan dan
pengembangan wisata di Tanjung Lesung dengan menetapakan Tanjung Lesung sebagai
daerah kawasan ekonomi khusus, membentuk tim atau kelembagaan untuk menunjang
kawasan ekonomi khusus tersebut dan pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang
kawasan tersebut. Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata yang perlu diperhatikan
adalah pendataan terhadap kawasan pariwisata yang membutuhkan perbaikan atau
peningkatan. Setelah pendataan harus ada tindakan nyata dari pelaku pariwisata untuk
memperbaiki sarana dan prasarana yang dianggap tidak memadai.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pandeglang. Kemudian dalam
pengembangan pariwisata juga dibutuhkan penggalian potensi wisata, peningkatan sarana dan
prasarana, penanangan sistem pengelolaan potensi wisata dan penanganan industri pariwisata.
Dengan dilaksanakannya pengembangan dan pengelolaan pariwisata diharapkan akan
dapat meningkatkan taraf hidup, membuka wawasan pemikiran, dan memperkenalkan budaya
masyarakat setempat ke dunia luar.
B. Saran
saran dari kelompok kami yaitu mengembangkan atau meningkatkan dari sektor
sarana dan prasarana, agar sarana dan prasarana tersebut bisa memadai. dan perlu juga
penanangan dari sistem pengelolaan potensi wisata dan penanganan industri pariwisata.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://simantu.pu.go.id/content/?id=1119

https://katalogwisata.com/mengenal-lebih-dekat-wisata-tanjung-lesung

https://www.pedomanwisata.com/wisata-bahari-pantai/pantai-pasir-
putih/pantai-tanjung-lesung-tempat-yang-sempurna-untuk-berbaring-dalam-
keindahan-alam

https://www.dpmptsp.bantenprov.go.id/Berita/topic/443

https://kek.go.id/kawasan/KEK-Tanjung-Lesung

http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/Sawala/article/download/512/573

https://m.rri.co.id/ekonomi/1069635/tanjung-lesung-didorong-kembali-masuk-
prioritas-nasional

Jurnal pengembangan pariwisata di kabupaten pandeglang (studi tentang upaya


pemerintah dalam mengembangkan pariwisata bahari tahun 2012 di Kabupaten
Pandeglang)

Taufiq Rizky Nugroho

18

Anda mungkin juga menyukai