Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kulit adalah organ kompleks yang melindungi manusia, sehingga


memungkinkan terjadi interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Organ kulit
bersifat dinamis, kompleks, pengatur sel dan jaringan terintegrasi, dibatasi
berbagai elemen-elemen matriks. Kulit mempunyai fungsi yang beragam yaitu
penghalang permeabilitas fisik, perlindungan dari agen penyakit, termoregulasi,
sensasi, perlindungan dari sinar ultraviolet (UV), perbaikan luka dan regenerasi,
dan penampilan fisik luar. (fitzpatrick p.58)

Penyakit parasit adalah penyakit menular yang disebabkan atau dibawa


oleh parasit. Banyak parasit tidak menyebabkan penyakit. Penyakit parasit dapat
mempengaruhi hampir semua makhluk hidup, termasuk tanaman dan mamalia.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Human_parasites)
Meskipun organisme seperti bakteri berfungsi sebagai parasit, penggunaan
dari istilah "penyakit parasit" biasanya lebih terbatas. Tiga jenis utama organisme
yang menyebabkan kondisi ini protozoa (menyebabkan infeksi protozoa), cacing
(kecacingan), dan ektoparasit. Ektoparasit biasanya hidup di permukaan tuan
rumah.(http://en.wikipedia.org/wiki/Parasitic_disease)
Mamalia bisa mendapatkan parasit dari kontak erat dengan hewan
peliharaan dapat mengakibatkan infestasi parasit sebagai anjing dan kucing adalah
inang dari banyak macam parasit. Sekitar 240 penyakit dapat menyebar dari
hewan ke manusia melalui parasit. Parasit biasanya memasuki tubuh melalui kulit
atau mulut.  Risiko lain yang dapat mendorong orang untuk mendapatkan parasit
kurangnya kebersihan, kontak dekat dengan seseorang yang membawa parasit
tertentu.(http://en.wikipedia.org/wiki/Parasitic_disease)

1
II. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk memahami dan mengerti penyakit parasit hewani yang menyerang


kulit manusia, di mana penyakit ini dapat menular dan menurunkan produtivitas
dari manusia.

Tujuan Khusus

- Mengetahui jenis-jenis penyakit parasit hewani pada kulit manusia.


- Mengetahui parasit penyebab penyakit parasit hewani pada kulit manusia.
- Mengetahui epidemiologi parasit penyebab penyakit parasit hewani pada
kulit manusia.
- Mengetahui patomekanisme penyakit parasit hewani pada kulit manusia.
- Mengetahui tatalaksana penyakit parasit hewani pada kulit manusia.
- Mengetahui pencegahan penyakit parasit hewani pada kulit manusia.

BAB II

2
PEMBAHASAN

I. PEDIKULOSIS

Pendahuluan

Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh


karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan Pediculus animalis. Pediculus
ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat
mempertahankan hidup.(buku merah hal.119)

Pedikulosis merupakan ektoparasitosis yang disebabkan serangga


penghisap darah tidak bersayap (lice) dari jenis Anoplura. Kutu pada
manusia disebabkan oleh Pediculus humanus capitis atau kutu kepala, Pediculus
humanus humanus atau kutu badan, dan Phtirus pubis atau kutu kemaluan.
(tropical dermatology p.200)

Klasifikasi

 Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis.


 Pediculus humanus var corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis.
 Phthirus pubis (nama dahulu : Pediculus pubis yang menyebabkan
pedikulosis pubis).(buku merah hal 119)

PEDIKULOSIS KAPITIS

3
Definisi

Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus
var. capitis.(buku merah p.119, penyakit kulit yang umum di Indonesia p.74)

Epidemiologi

Infestasi kutu kepala terjadi di seluruh dunia dan yang paling sering terjadi
pada anak usia sekolah. Laporan sebelumnya telah diperkirakan 6 sampai 9 juta
infestasi terjadi setiap tahun di Amerika Serikat antara anak-anak umur 3 sampai
12 tahun. Walaupun pasien banyak yang meremehkan tidak melaporkan kepada
petugas kesehatan. Kutu mempengaruhi semua lapisan masyarakat dan seluruh
kelompok etnis, meskipun di Amerika Serikat, insiden rendah antara Afrika
Amerika. (fitzpatrick p.2033)

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda dan cepat meluas
dalam lingkungan hidup yang padat, misalnya di asrama dan panti asuhan.(buku
merah p.119) Tambahan pula dalam kondisi kebersihan yang tidak baik, misalnya
jarang membersihkan rambut atau rambut yang relative susah dibersihkan (rambut
yang sangat panjang pada wanita). Cara penularannya biasanya melalui perantara
(benda), misalnya sisir, bantal, kasur dan topi.(buku merah p.119, fitzpatrick
p.2033)

Etiologi

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan
menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin ialah
jantan dan betina, yang betina dengan ukuran panjang 1.2-3.2 mm dan lebar
kurang ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya hanya sedikit.(buku
merah p.119, fitzpatrick p.2034)

4
Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur
(nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang
berarti makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang. (fitzpatrick p.2034)

Gambar 1. Pediculus
humanus var. capitis dewasa

Gambar 2. Tampak telur


Pediculus humanus

var. capitis yang melekat erat


pada rambut.

5
Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan


rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari kuku yang
dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Garukan yang dilakukan
untuk menghilangkan gatal akan menyebabkan terjadinya erosi dan ekskoriasi
sehingga memudahkan terjadinya infeksi sekunder.(Rook Textbook of
dermatology.p.1283-85.)

Gejala klinis

Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah oksiput
dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan,
terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder
berat, rabut akan bergumpal, disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta
(plikapelonika) dan disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional
(oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau
busuk.(fitzpatrick p.2034)

Gambar 2. Kulit kepala menjadi berdarah


dan terdapat krusta akibat garukan.

6
Gambar 3. Kutu kepala (Pediculosis kapitis)

Pembantu diagnosis

Cara yang paling diagnostik adalah menemukan kutu atau telur, terutama
dicari di daerah oksiput dan temporal. Telur berwarna abu-abu dan mengkilat.
(Clinical Dermatology 4th  p506-9)

Diagnosis banding

 Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala
dimana terdapat kelainan berupa lesi bersisik, kemerahan, kerion, dan
gatal. Pada pemeriksaan dengan KOH, akan didapatkan spora dan hifa
yang merupakan elemen jamur yang merupakan penyebab tinea
kapitis.( URL:http://www.uwhealth.org/)
 Pioderma (impetigo krustosa)
Impetigo krustosa disebabkan oleh Staphylococcus B hemolyticus
ditandai dengan eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika

7
penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna
kuning seperti madu.(tropical dermatology p.137)
 Dermatitis seboroika
Dermatitis seboroik memberikan gambaran klinis berupa daerah
eritema dan skuama pada daerah kepala dan terasa gatal oleh penderita.
Dapat dibedakan dengan pedikulosis kapitis dengan tidak
ditemukannya telur atau kutu pada daerah kepala yang gatal.(
http://www.emedicine.com/DERM/topic396.htm)

Pengobatan

a. Permethrin(1%) 
Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut. Awalnya
rambut dicuci dengan shampoo nonconditioner kemudian dikeringkan
dengan handuk. Lalu diberikan Permethrin 1% cream rinse selama 10
menit kemudian dibilas. Hal ini diperkirakan dapat membasmi sekitar
20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan agar pemakaiannya diulang
apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya. Permethrin
mempunyai keuntungan efek toksin yang rendah dan pengobatannya
cepat.(http://pediatrics.aappublications.org)
b. Pyrethrin 
Pyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum. Pyrethrin
yang dikombinasi dengan piperonyl butoxide adalah neurotoksik untuk
kutu tetapi kurang toksik terhadap manusia. Produk ini seperti shampoo
dimana diberikan pada rambut yang kering dan didiamkan selama 10
menit sebelum dibilas. Penggunaan dapat diulang 7-10 hari kemudian
untuk membasmi kutu kepala yang baru.
(http://pediatrics.aappublications.org)
c. Malathion 
Obat malathion organophosphate adalah suatu penghambat cholinesterase

8
dan telah digunakan selama 20 tahun untuk pengobatan kutu kepala9.
Malathion 0,5% atau 1% yang digunakan dalam bentuk losio atau spray.
Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian
dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan
harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang
halus dan rapat (serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu
kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.(buku merah p.120, Journal
of Pediatric Health Care)
d. Lindane(1%) 
Lindane adalah organochloride yang mempunyai efek toksik terhadap
CNS (Central Nervous System) apabila penggunaannya tidak benar.
Penggunaannya seperti shampoo dan dapat didiamkan kurang lebih selama
10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari. Dalam
beberapa tahun kasus resisten pernah dilaporkan diseluruh dunia. Oleh
karena adanya efek toksik terhadap CNS yang dapat menyebabkan
serangan dan kematian,sehingga penggunaan lindane terhadap pasien
harus dibatasi.(farmako UI, Journal of Pediatric Health Care)
e. Krotamiton(10%) 
Krotamiton 10% dalam bentuk losion digunakan untuk terapi skabies, dan
beberapa penelitian menunjukkan krotamiton 10% juga efektif untuk kutu
kepala dimana diberikan ke kulit kepala dan didiamkan selama 24 jam
sebelum dibilas. Aman untuk anak, dewasa, dan wanita hamil.
(http://pediatrics.aappublications.org)
f. Ivermectin oral 
Ivermectin adalah suatu agen antiparasitik yang efektif untuk kutu kepala.
Ivermectin diberikan dengan dosis tunggal secara oral 200 mikrogram/oral
dengan dosis pemberian 2 kali setelah 7-10 hari. Ivermectin tidak boleh
diberikan ke anak yang berat badannya kurang dari 15 kg. Penggunaaan
Ivermectine oral belum diakui oleh FDA ( Food and Drug
Administration ) sebagai pedikulosid.(farmako UI)
g. Trimethoprim-sulfamethoxazole oral 

9
Antibiotik ini biasa juga disebut cotrimoxazole digunakan dalam dosis
otitis media, sama efektif pemberiannya untuk kutu kepala. Antibiotik ini
dapat membasmi simbiosis bakteri dalam gerak kutu atau berhubungan
langsung dengan efek toksik dari kutu. Penggunaan Trimethoprim-
sulfamethoxazole belum diakui sebagai pedikulosid oleh FDA (Food and
Drug Administration). (http://pediatrics.aappublications.org)

Komplikasi

Beberapa orang akan berkembang menjadi suatu infeksi sekunder akibat


garukan. Adanya infeksi sekunder yang berat menyebabkan terbentuknya pustul
dan abses.(fitzpatrick p.2034, Clinical Dermatology 4th edition A Color Guide to
Diagnosis and Therapy. Edinburg : Mosby; 2004. p506-9)

Prognosis

Prognosis baik bila higine diperhatikan. Kegagalan terapi disebabkan oleh


penggunaan shampo yang tidak benar dan reinfestasi parasit. (fitzpatrick p.2034)

PEDIKULOSIS KORPORIS

Definisi

Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.(buku


merah p.120)

Epidemiologi

Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang


dengan hygiene yang buruk, misalnya penggembala, disebabkan merekan jarang

10
mandi atau jarang mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering
disebut penyakit vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit,
tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit
untuk menghisap darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering
pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju yang tebal serta jarang
dicuci.

Corporis Pediculosis adalah penyakit kemiskinan hampir secara eksklusif


antara tunawisma dan kelompok-kelompok yang hidup dalam kondisi sehat penuh
sesak, seperti pengungsi dan di masa perang, di Rumah Sakit.
Tidak ada kecenderungan kutu tubuh untukras, umur, atau jenis kelamin.
(fitzpatrick p.2036)

Cara penularan

 Melalui pakaian
 Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada
rambut tersebut dab dapat ditularkan melalui kontak langsung.(buku
merah p.121)

Etiologi

Pediculus humanus var. corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan
betina berukuran panjang 1.2-4.2 mm dan lebar kira-kira ½ panjangnya,
sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan
yang ditemukan pada kepala.(fitzpatrick p.2035)

Para kutu tubuh P. humanus var humanus lebih besar dari kutu kepala 30
persen, tapi pada dasarnya memiliki morfologi yang sama.rentang kehidupan rata-
rata 18 hari dan selama waktu ini kutu betina dapat menghasilkan 270-300 telur.
Kutu ini biasanya ditularkan melalui pakaian yang terkontaminasi atau tempat

11
tidur. Kutu ini bisa bertahan hidup di lapisan pakaian tanpa makan sampai 3 hari.
Setelah terkena, tidak mencuci pakaian dan mengganti baju memungkinkan untuk
kutu dapat bertahan. (fitzpatrick p.2035)

Gambar 1. Pediculus humanus var. corporis

Gambar 2. Daur hidup Pediculus


humanus var. corporis

Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan


rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu
pada waktu menghisap darah. (buku merah p.120)

12
Gejala klinik

Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada


badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif. Kadang-
kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening
regional.

Kadang suatu makula (harfiah, spotbiru langit), terutama di daerah di
mana pakaian terikat, seperti ikat pinggang, dan pada pantat dan paha. Ini
adalah asimtomatik sampai agak pruritus, lesi agak memar, sampai kira-
kira 1,5 cm. Pigmentasi pasca inflamasi terlihat pada kasus kronis lebih. Kutu dew
asa jarang terlihat kecuali di infestasi berat. (fitzpatrick p.2036)

Gambar 3. Pediculus corporis

Pembantu diagnosis

Menemukan kutu dan telur oada serat kapas pakaian.(fitzpatrick p.2036)

Diagnosis banding(fitzpatrick p.2036)

13
 Paling Mungkin :
o Kutu yang meluas
o Scabies
 Dipertimbangkan :
o Kutu stadium awal
o Dermatitis atopik
o Dermatitis kontak alergi
o Dermatitis kontak iritasi
o Reaksi obat
o Viral eksantema
o Sistemik penyebab pruritus
o Penurunan fungsi ginjal
o Penurunan fungsi hati
 Selalu disingkirkan :
o Scabies

Pengobatan

Karena kutu bereproduksi dalam pakaian dan tidak pada kulit, membuang
atau mencuci pakaian dan mengembalikan kebersihan yang layak dapat
menyembuhkan serangan kutu. Kasur juga harus dicuci dengan air panas atau
dibuang. Beberapa dokter percaya bahwa setelah disposisi pakaian yang tepat,
pasien harus ditangani dari kepala sampai kaki dengan aplikasi permetrin krim
5%, biarkan selama 8 sampai 10 jam kemudian dibersihkan secara menyeluruh.
(fitzpatrick p.2035)

Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di


seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika
masih belum sembuh diulangi 4 hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil
benzoate 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian agar direbus atau disetrika,

14
maksudnya untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi sekunder
diobati dengan antibiotic secara sistemik dan topical.(buku merah)

Prognosis

Baik dengan menjaga hygiene.(buku merah) Bila tidak diobati, 


dapat bertahan selama bertahun-tahun.(fitzpatrick)

PEDIKULOSIS PUBIS

Definisi

Merupakan infeksi Phthirus pubis pada rambut di daerah pubis dan


sekitarnya. Penyakit ini mengenai orang dewasa dan digolongkan dalam infeksi
menular seksual. Infeksi ini dapat mengenai anak-anak, biasanya di alis atau bulu
mata. Gejala terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Sering
ditemukan black dot yaitu bercak hitam pada celana dalam pasien waktu bangun
tidur.(atlas kulit)
Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya
oleh Phthirus pubis.(buku merah)

Sinonim

Pedikulosis pubis dulu dianggap Phthirus pubis secara morfologi sama


dengan Pediculus, maka itu dinamakan juga Pediculus pubis. Tetapi ternyata
morfologi keduanya berbeda, Phthirus pubis lebih kecil dan lebih pipih.(buku
merah)

15
Epidemiologi

Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam


Penyakit akibat Hubungan Seksual (P.H.S.) serta dapat pula menyerang jenggot
dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di alis atau bulu
mata (blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala.(fitzpatrick,buku merah)

Cara penularan

Umumnya dengan kontak langsung.(buku merah)

Gambar 1. Phthirus
pubis

Etiologi

Kutu ini juga mempunyai 2 jenis kelamin, yang betina lebih besar daripada
yang jantan, panjang sama dengan lebar ialah 1-2 mm.(buku merah)

Termasuk dalam genus terpisah dan spesies dalam family Pthiridae. Istilah
umum gambaran kutu kepiting ini memiliki tubuh yang agak bulat seperti
kepiting. Lebarnya sekitar 0,8-1,2 mm. Paling sering ditemukan di kemaluan.
Sesekali di jenggot, kumis, bahkan bulu mata dan pinggiran kulit kepala yang

16
terajadi terutama pada anak-anak,  mungkin akibat dari kontak dengan orangtua.
Kutu ini memiliki umur 2 minggu dan selama waktu ini kutu betina dapat
menghasilkan sekitar 25 telur. (fitzpatrick)

Pathogenesis

Gejala gatal yang ditimbulkan sama dengan proses pada pedikulosis.


(fitzpatrick)s

Gejala klinis

Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya. Gatal
ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, di situ dijumpai bercak-
bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut sebagai macula
serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan
karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.

Gejala patognomonik lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-


bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat
oleh penderita pada waktu bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta
berasal dari darah yang sering diinterpretasikan salah sebagai hematuria. Kadang-
kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening
regional.

Gambar 2. Pediculosis pubis

17
Gambar 3. Banyak kutu yang tersebar di sekitar rambut pubis.

Gambar 4. Tampak Phthirus


pubis dengan telur yang menempel
pada pangkal rambut.

Pembantu diagnosis

Bertujuan mencari telur atau bentuk dewasa.

Diagnosis banding

 Dermatitis seboroika
 Dermatomikosis

Pengobatan

Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yakni


dengan krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoate 25% yang dioleskan
dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum
sembuh.

Sebaiknya rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika.


Mitra seksual harus pula diperiksa jika perlu diobati.

18
SKABIES

Pendahuluan

Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA,


bapak dermatologi modern. Penyebarannya ditemukan pertama kali oleh
BENOMO pada tahun 1687, kemudian oleh MELLANBY dilakukan percobaan
induksi pada sukarelawan selama perang dunia II.

Sinonim

the itch, gudik, budukan, gatal agogo.

Definisi

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan


sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya (DERBER
1971).

Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi


terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Beberapa faktor dapat
menunjang perkembangan penyakit antara lain: sosial ekonomi yang rendah,
higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas. Ada 4 tanda
kardinal pada skabies yaitu: gatal pada malam hari (pruritus nokturna), menyerang
manusia secara berkelompok, ditemukan terowongan (kunikulus) pada tempat
predileksi dan ditemukan tungau. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2
dari 4 tanda kardinal tersebut. Tempat predileksi biasanya di tempat dengan

19
stratum korneum yang tipis yaitu: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku, lipat ketiak, areola mame, umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria)
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kaki. (atlas kulit)

Epidemiologi

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemic scabies. Banyak
factor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : social ekonomi
rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas,
kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermatografik serta ekologik. Penyakit
ini dapat dimasukkan ke dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual).
(fitzpatrick)

Cara penularan

 Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan,


tidur bersama dan hubungan seksual.
 Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan lain-lain.

Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi


atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var,
animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka
yang banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.(buku merah)

Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo


Ackarima, super family Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei

20
var.hominis. Selain itu terdapat S. scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan
babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya


cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata, ukurannya yang betina berkisar antara 330-430 mikron x 250-
350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan
sebagai alat melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.(fitzpatrick)

Gambar 1. Sarcoptes scabiei

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan)


yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau
betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan
kecepatan 2-3 mm sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan
menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa
yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh

21
siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara
8-12 hari.(emedicine)

Gambar 2.3. Daur hidup Sarcoptes scabiei

Patagenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira
sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis
dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat
timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.(buku merah)

Gejala klinis

Ada 4 tanda cardinal :

22
 Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.
 Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya
terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan
gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
 Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustule, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu : sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia
eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.
 Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.


(buku merah)

Gambar 4. Papul dan vesikel


Eritematosa serta krusta pada
tangan anak dan papul eritematosa,
ekskoriasi pada tangan ibu.

23
Gambar 5. Papul dan vesikel eritematosa serta krusta dilipat bokong.

Gambar 6. Papul,
vesikel eritomatosa pada daerah pergelangan
tangan.

Gambar 7. Sarcoptes scabiei


bersembunyi di dalam lapisan
kulit.

Skabies Norwegia (scabies berkrusta)

Bentuk scabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan
kaki, kuku yang distrofik, dan skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat
menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam
jumlah yang sangat besar. Penyakit terdapat pada penderita dengan retardasi
mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik, dan psikosis.(buku merah)

Pembantu diagonosis

24
Cara menemukan tungau :

 Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul


atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca
obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop
cahaya.
 Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas
putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
 Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop
cahaya.
 Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

Diagnosis banding

Ada pendapat yang mengatakan penyakit scabies ini merupakan the great
imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal.
Sebagai diagnosis banding ialah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan
lain-lain.

Pengobatan

Syarat obat yang ideal ialah :

 Harus efektif terhadap semua stadium tungau.


 Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
 Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
 Mudah diperoleh dan harganya murah.

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati


(termasuk penderita yang hiposensitisasi).(buku merah)

Jenis obat topical :

25
 Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk
salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur,
maka penggunaannyatidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang
lain ialah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan
iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.(buku merah,
atlas kulit)
 Emulsi benzyl-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
member iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.(buku
merah, atlas kulit)
 Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1%
dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan, dan jarang member iritasi. Obat ini
tidak dianjurkan kepada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil, karena
toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali
jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian.(buku merah)
 Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal, harus dijauhkan
dari mata, mulut dan uretra.
 Permetrin dengan kadar 5% dalam krim kurang toksik dibandingkan
gameksan efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan diapus setelah 8
jam. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan. (buku merah,
atlas kulit, archdermatol.com)
 Krim atau losio gameksan 1%, pemberian cukup sekali. (atlas kulit)
 Ivermectin, 150 sampai 200 mcg/kg dosis tunggal. Dapat diulang dalam
10-14 hari bila gejala belum menunjukkan perbaikan. (archdermatol.com,
fitzpatrick)

Prognosis

26
Bila tidak diobati, kondisi ini dapat bertahan selama bertahun-tahun. Pada
individu yang imunokompeten, jumlah tungau dapat menurun dari waktu ke
waktu.(fitzpatrick)

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat


pengobatan dan menghilangkan factor predisiposisi (antara lain hygiene), maka
penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.(buku merah)

CREEPING ERUPTION

Pendahuluan

Larva migran atau creeping eruption adalah infestasi kulit larva nematoda.
Cacing ini biasanya sebagai parasit di usus spesies hewan lainnya. Nematoda ini
tidak bisa menyelesaikan siklusnya pada manusia. (tropical dermatology)

Penyakit tropis seperti infeksi cacing yang memerlukan kelembaban dan


suhu tinggi untuk berkembang. Selain itu juga dipengaruhi jenis kelamin dan
dapat mengenai segala usia. (tropical dermatology)

Invasi ini ditemukan pada anak-anak terutama yang berjalan tanpa alas
kaki, atau yang sering bermain tanah dan pasir. Demikian pula para petani atau
tentara sering mengalami hal yang sama.(buku merah)

Penyakit ini banyak terdapat didaerah tropis atau subtropis yang hangat
dan lembab, misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, di Indonesia pun
banyak dijumpai. (buku merah)

Definisi

27
Istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang merupakan peradangan
berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh
invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.(buku merah,
atlas kulit)

Sinonim

Cutaneous larva migrans, dermatosis linearis migrans, sandworm


disease.(buku merah)

Etiopatogenesis

Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang
anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Di
Asia Timur umumnya disebabkan oleh gnatostoma babi dan kucing. Pada
beberapa kasus ditemukan Echinococcus, Strongyloides sterconalis, Dermatobia
maxiales, dan lucilia Caesar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh larva dari
beberapa jenis lalat, misalanya castrophilus (the horse bot fly) dan cattle fly.
Biasanya larva ini merupakan stadium ketiga siklus hidupnya. Nematoda hidup
pada hospes, ovum terdapat pada kotoran binatang dank arena kelembaban
berubah menjadi larva yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini
tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermatoepidermal, setelah
beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.(buku merah)

Gambar 1. Ancylostoma brasiliense.

28
Gambar 2. Ancylostoma caninum.

Gejala klinis

Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula
timbuk papul, kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk liner atau
berkelok-kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan
(burrow), mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada
malam hari.

Tempat predileksi adalah di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan


paha, juga di bagian tubuh dimana saja yang sering berkontak dengan tempat larva
berada.(buku merah, rooks dermatology, atlas kulit)

29
Gambar 3. Tampak kelainan eritematosa berkelok-kelok seperti benang dengan
papul dan vesikel di atasnya

Gambar 3. Creeping eruption pada kaki (2 minggu).

Diagnosis

Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelaianan seperti benang yang


lurus atau berkelok-kelok, menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya.

Diagnosis banding

Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies, pada


scabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada penyakit ini.
Bila melihat bentuk polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada
permulaan lesi berupa papul, karena itu sering diduga insect bite. Bila invasi larva

30
yang multiple timbul serentak, papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes
zoaster stadium permulaan.

Pengobatan

Sejak tahun 1963 telah diketahui bahwa antihelmintes berspektrum luas,


misalnya tiabendazol (mintezol), ternyata efektif. Dosisnya 50 mg/kg BB/hari,
sehari 2 kali, diberikan berturut-turut selama 2 hari. Dosis maksimum 3 gram
sehari, jika belum sembuh dapat diulangi setelah beberapa hari. Obat ini sukar
didapat. Efek sampingnya mual, pusing dan muntah. Eyster mencobakan
pengobatan topical solusio tiabendazol dalam DMSO dan ternyata efektif.
Demikian pula pengobatan dengan suspense obat tersebut secara oklusi selama
24-48 jam telah dicoba oleh Davis dan Israel.

Obat lain ialah albendazole, dosis sehari 400 mg sebagai dosis tunggal,
diberikan 3 hari berturut-turut.

Cara terapi ialah dengan crytherapy yakni menggunakan CO2 snow (dry
ice) dengan penekanan selama 45”-1’, dua hari berturut-turut. Penggunaan N2
liquid juga dicobakan. Cara beku menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara
tersebut di atas agak sulit karena kita tidak mengetahui secara pasti di mana larva
berada, dan bila terlalu lama dapat merusak jaringan di sekitarnya. Pengobatan
cara lama dan sudah ditinggalkan adalah dengan preparat antimon.(tropical
dermatology, buku merah, emedicine)

31
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kulit merupakan salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia, karena
mempunyai beberapa fungsi, salah satu adalah sebagai proteksi terhadap
gangguan fisis dan mekanis. Penyakit parasit hewani pada kulit menyebabkan
gangguan integritas dan estetika.
Faktor predisposisi terjadinya penyakit parasit hewani pada kulit ini adalah
karena cara penularannya melalui kontak langsung yang sangat mudah.
Penatalaksanaan yang cepat dan tepat akan mengurangi lama dan
keparahan penyakit serta komplikasi yang akan ditimbulkan.

SARAN
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan belakangan ini, diharapkan ke
depan akan lebih banyak penelitian dan pembuatan makalah ilmiah mengenai
penyakit parasit hewani pada kulit, mengingat penyakit ini merupakan penyakit
yang mudah menular, semakin padat suatu daerah hunian, semakin besar pula
faktor risiko yang ada. Dengan terapi yang adekuat dan tepat, serta edukasi

32
kepada penderita dan lingkungan sekitar penderita yang mengalami penyakit
parasit hewani pada kulit diharapkan dalam proses penyembuhan akan sembuh
sempurna atau gejala sisa seminimal mungkin.

DRAFT REFERAT
PENYAKIT PARASIT HEWANI

DISUSUN OLEH :
RIA ASTRIA

33

Anda mungkin juga menyukai