Anda di halaman 1dari 32

TINJAUAN KAIDAH

DASAR BIOETIK
KULIAH EML SMT III FK UPN VETERAN JAKARTA
DR ISNIANI RAMADHANI SP, MH
9 OKTOBER 2020
SEJARAH BIOETIK
• Istilah “Bioetik“ pertama kali muncul pada tahun 1974, dan diperkenalkan
oleh Van Rensselaer Potter dalam bukunya Bioethics: Bridge to the Future (1971)
• Definisi Bioetik menurutnya adalah disiplin ilmu yang mengkombinasikan
pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistem nilai manusiawi.
• Ia melakukan dalam rangka upaya untuk menarik perhatian pada fakta bahwa
kemajuan pesat dalam sains telah berjalan tanpa memperhatikan nilai.
• Jauh sebelum lahir bioetika, di kebudayaan barat, dikena Sumpah Hipocrates (abad
III dan IV SM) yang berisi implikasi etika kedokteran: kewajiban etika dokter
berhadapan dengan guru dan keluarga serta hubunga antara dokter dengan pasien.
• Di lain budaya, dapat ditemukan juga Sumpah Inisiasi, Caraka Samhita dari India
abad I, Sumpah Asaph abad III-IV dan Nasihat kepada seorang dokter abad X
yang datang dari dunia Arab. Ada juga lima perintah dan sepuluh tuntutan dari
Chen Shih Kung, tabib Cina pada abad XVII . Sintesis dari pedoman etika itu
dirangkum dalam konsep latin primum non nocere yang artinya “dari semua, tidak
membuat sakit“
• Abad XIX, Thomas Percival, Bapak Etika Kedokteran membuat semacam etika
dasar untuk praktek kedokteran dan mulailah muncul berbagai perserikatan dokter
di seluruh dunia. Dan pada th 1948, muncul Deklarasi Genewa yang menghasilkan
Hukum Internasional Etika Kedokteran.
• Potter yang menggunakan istilah Bioetik pertama kali
• Istilah bioetik menunjuk pada 2 hal: ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai
kemanusiaan.
• Dalam sejarah awal ini, bioetik berkutat hanya pada masalah kesehatan dan
kedokteran. Sejarah kedua bioetik disebut sebagai sejarah konsolidasi. Hal ini
tercermin dari definisi yang diberikan, yaitu studi sistimatis perilaku dan tindakan
yang berhubungan dengan biologi dan kesehatan yang memikirkan nilai-nilai dan
prinsip moral.
• L. Feito mengatakan bahwa bioetik adalah ilmu baru yang mempelajari tindakan
manusia dan ilmu yang berkaitan dengan hidup. Bidang bioetik yang dipikirkan
pada tahap ini adalah: Etika Biomedika, Etika Gen Manusia, Etika Binatang dan
etika Lingkungan Hidup.
• Francesc Abel mendefinisikan bioetik sebagai studi interdisipliner, yang
berorientasi pada pengambilan keputusan etika berdasarkan dari berbagai sistem
etika atas kemajuan ilmu kesehatan dan biologi, dalam skala mikro dan
makrososial, mikro dan makro ekonomi dan pengaruhnya dalam masyakarat dan
sistim nilai, baik untuk masa kini maupun masa mendatang. Bioetik dimengerti
secara lebih luas dan tidak dipahami hanya sekedar bioteknologi saja. Dan
definisi ini berkisar secara kuat kepada pengertian dan isi dari “martabat
manusia“.
• Tema-tema yang dibahas oleh bioetika menjadi sangat beragam. Beberapa di
antaranya adalah:
♣Asistensi kesehatan ♣aborsi ♣hukuman mati
♣teknologi prokreasi ♣kloning ♣transplantasi organ
♣eutanasia ♣bunuh diri ♣manipulasi gen manusia
♣Obat-obat terlarang ♣AIDS♣Ekologi
PRINSIP-PRINSIP
BIOETIK
• Prinsip pertama muncul berawal dari pembentukan Komisi Bioetik Nasional
USA 1974 yang berfungsi meneliti kriteria-kriteria yang seharusnya diterapkan
dalam penyelidikan tentang manusia dalam bidang ilmu etika dan biomedika.
• Dikenal dengan Informe Belmont 1978, terdiri dari 3 prinsip Etika Dasar :
1. Penghormatan kepada pribadi: individu harus diperlakukan sebagai
pribadi dan pribadi yang mempunyai autonomi terbatas harus dilindungi
2. Berbuat baik : mencari yang baik bagi pasien menurut kemampuan dan
pengetahuan terbesar dokter, tidak membuat sakit dan tidak merusak
3. Keadilan: Distribusi. Ada beberapa kriteria mengenai keadilan:
a. Berpartisipasi secara sama
b. Sesuai dengan kebutuhan individu
c. Sesuai dengan konstribusi sosial
d. Sesuai dengan kemampunannya
e. Sesuai dengan hukum timbal balik yang bebas
• Prinsip-prinsip bioetik pada dasarnya merupakan penerapan prinsip-prinsip
etika dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Etika kedokteran terapan,
terbagi atas 2 kategori besar :
1. Principlism. Mementingkan prinsip etik dalam bertindak. Termasuk dalam
konteks ini adalah etika normatif, empat basic moral principle, konsep
libertarianism ( mengutamakan autonomy), serta beneficience in trust
(berbuat baik dalam kepercayaan). Dasar utama dalam principlism adalah
memilih salah satu prinsip etika ketika akan mengambil keputusan
2. Alternative Principlism. Termasuk dalam etika ini adalah etika
komunitarian, etika naratif dan etika kasih sayang
• Informe Beltmon dicoba pada tahun 1978 dan disahkan secara publik pada tahun
1979. Prinsip itu memberikan tekanan-tekanan yang penting bagi beberapa tema:
1. otonomi pasien dan persetujuan pasien,
2. evaluasi resiko dan keuntungan, dan
3. kesediaan personal untuk menjadi subjek dari investigasi.

• Teori lain tentang etika adalah Teori Etika Normatif, yaitu jenis etika yang
berusaha menetapkan berbagai tingkah laku dan pola perilaku baik yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang
mempunyai nilai moral untuk dianggap dalam suatu kelompok masyarakat.
Ada 3 teori etika Normatif :
1. Deontologi : asal kata deon (wajib) tidak bersyarat (kategoris) dan tidak
bergantung pada tujuan tertentu. Benar tidaknya tindakan bergantung pada
perbuatan/cara bertindak itu sendiri, bukan pada akibat tindakan. Dasar :
kewajiban/keharusan, mutlak/absolut, atau “kewajiban demi kewajiban”.
Kelemahan : pemicu fanatisme buta, tidak luwes dengan perkembangan
jaman, tidak mampu memecahkan dilema etis.
2. Teleologis : bersyarat ( hipotesis). Benar tidaknya tindakan bergantung pada
akibat-akibatnya. Bila akibat baik : wajib; bila buruk : haram. Hendak
mencapai tujuan kedokteran tertentu namun tetap dalam bingkai
“mempertahankan martabat kemanusiaan” (bukan tujuan asal2an). Dasar :
pengalaman (efektif-efisien). Kelemahan : menghilangkan dasar pembawa
kepastian etis, pemicu tujuan “menghalalkan segala cara”
3. Virtue : benar tidaknya tindakan tergantung norma-norma yang di ambil.
Prinsip: Dengan berbuat baik membentuk pribadi yang baik.
Dasar : menghormati norma kebahagiaan manusia.
Kelemahan : tidak mampu membuat keputusan klinis yang etik karena terlalu
bersifat pribadi dan cenderung sangat individual. Etika ini secara modern
diangkat lagi oleh Edmunt Pellegrino dari Universitas Georgetown dan David
C Thomasma dari Universitas Loyola Chicago.

Beauchamp dan Childress, mempublikasikan Principles of Biomedical Ethics


tahun 1979 mengemukakan empat prinsip dasar bioetika yang dipikirkan dari
beberapa dasar etika Sumpah Hipocrates, Surat hak Pasien, Deklarasi Geneva
(1948).
Tahun 2001, Beauchamp dan Childress menguraikan ke empat kaidah dasar
(basic moral principle) dan beberapa rules dibawahnya :
1. Respect for Autonomy
Otonomi secara literatur merupakan aturan yang mengatur diri sendiri
secara tenang dan tidak tergesa-gesa. Dasar-dasar respect for autonomy terkait
erat dengan dasar mengenai rasa hormat terhadap martabat manusi dengan
segala karakteristik yang dimilikinya. Otonomi adalah aturan personal yang
bebas dari campur tangan pihak lain. Respect for autonomy merupakan suatu
yang hanya diwajibkan jika ia tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
kaidah bioetik utama lainnya. Misal : jika sebuah tindakan otonomi akan
membahayakan manusia lain, maka prinsip respect for autonomy akan
bertentangan dengan prinsip non- maleficence, maka harus diputuskan prinsip
yang akan ditetapkan.
Terdapat berbagai pendapat tentang penerapan prinsip otonomi. Meskipun
demikian, secara umum ada beberapa cara menerapkan prinsip otonomi,
khususnya dalam praktek kedokteran. Cara-cara tersebut antara lain:
1. Menyampaikan kebenaran atau berita yang sesungguhnya (tell the truth)
2. Menghormati hak pribadi orang lain (respect the privacy of others)
3. Melindungi informasi yang bersifat rahasia (protect confidential information)
4. Mendapat persetujuan untuk melakukan tindakan terhadap pasien (obtain
consent for interventions with patients)
5. Membantu orang lain membuat keputusan yang penting (when ask, help others
make important decision)
2. Beneficence (Berbuat baik)

Prinsip ini tidak hanya menuntut manusia memperlakukan sesamanya


sebagai mahluk otonom dan tidak menyakiti mereka, tetapi juga dituntut agar
manusia tersebut dapat menilai kebaikan orang lain selanjutnya.
Beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter harus berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dan harus berusaha maksimal agar pasiennya
tetap dalam kondisi sehat. Point utama dari prinsip beneficence sebenarnya lebih
menegaskan bahwa seorang dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang
lebih banyak dampak baiknya daripada buruknya sehingga pasien memperoleh
kepuasan tertinggi.
Penerapan prinsip beneficence tidak bersifat mutlak. Prinsip ini bukanlah satu-satunya
prinsip yang harus dipertimbangkan, melainkan satu diantara beberapa prinsip lain
yang juga harus dipertimbangkan.

Prinsip ini dibatasi keseimbangan manfaat, resiko, dan biaya (sebagai


hasil dari tindakan) serta tidak menentukan pencapaian keseluruhan kewajiban.

Kritik yang sering muncul terhadap penerapan prinsip ini adalah tentang
kepentingan umum yang diletakan di atas kepentingan pribadi.
Contoh :

Dalam penelitian kedokteran, atas dasar kemanfaatan untuk kepentingan umum


sering prosedur penelitian yang membahayakan individu subjek penelitian
diperbolehkan. Padahal, terdapat prinsip-prinsip lain yang semestinya juga
dipertimbangkan. Prinsip beneficence harus diterapkan baik untuk kebaikan
individu seorang pasien maupun kebaikan masyarakat keseluruhan.

Beberapa bentuk penerapan prinsip beneficence merupakan komponen penting


dalam moralitas. Karena luasnya cakupan kebaikan, maka banyak
ketentuan-ketentuan dalam praktek (kedokteran) yang baik lahir dari prinsip
beneficence ini.
Beberapa contoh penerapan prinsip beneficence ini adalah:

1. Melindungi dan menjaga hak orang lain.


2. Mencegah bahaya yang dapat menimpa orang lain.
3. Meniadakan kondisi yang dapat membahayakan orang lain.
4. Membantu orang dengan berbagai keterbatasan (kecacatan).
5. Menolong orang yang dalam kondisi bahaya.
3. Non Maleficence ( Tidak merugikan orang lain )

Yaitu melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk keadaan


pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “do no
harm”.
Tujuan prinsip ini adalah melindungi seseorang yang tidak mampu (cacat)
atau orang yang non-otonomi. Seperti dijelaskan terdahulu, orang ini juga
dilindungi oleh prinsip berbuat baik (beneficence). Jawaban etik yang benar adalah
dengan melihat kebaikan lebih lanjut dari diri seseorang, tidak diperbolehkan
untuk menyakiti orang lain. Prinsip ini mengemukakan bahwa keharusan untuk
tidak melukai orang lebih kuat dibandingkan keharusan untuk berbuat.
Prinsip non-maleficence sering menjadi pembahasan dalam bidang kedokteran
terutama kasus kontroversial terkait dengan kasus penyakit terminal, penyakit
serius dan luka serius.

Prinsip ini memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan untuk


mempertahankan atau mengakhiri kehidupan. Penerapannya dapat dilakukan
pada pasien yang kompeten maupun tidak kompeten. Pada dasarnya, prinsip
non-maleficence memberikan peluang kepada pasien, wali nya dan para tenaga
kesehatan untuk menerima atau menolak suatu tindakan atau terapi setelah
menimbang manfaat dan hambatannya dalam situasi atau kondisi tertentu.
4. Justice
kasus yang sama seharusnya diperlakukan dengan cara sama dan kasus
yang berbeda diperlakukan dengan cara yang berbeda. Dalam bahasa latin
disebut: Justitia est constans et perpetua voluntas ius suum cuique
tibuens
Prinsip justice lahir dari sebuah kesadaran bahwa jumlah benda dan jasa
(pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang memerlukan seringkali melabihi
batasan tersebut. Prinsip justice kemudian diperlukan dalam
pengambilan keputusan tersebut.
Terdapat beberapa kriteria dalam penerapan prinsip justice, antara lain:
1. Untuk setiap orang ada pembagian yang merata (equal share)
2. Untuk setiap orang berdasarkan kebutuhan (need)
3. Untuk setiap orang berdasarkan usahanya (effort)
4. Untuk setiap orang berdasarkan kontribusinya (contribution)
5. Untuk setiap orang berdasarkan manfaat atau kegunaannya (merit)
6. Untuk setiap orang berdasarkan pertukaran pasar bebas
(free-market exchange)

Dari teori-teori bioetik tersebut, maka bioetik mempunyai beberapa karaktek:


Harus menjadi etika sekular (bukan langsung etika agama),
Harus menjadi etika plural,
harus menjadi etika yang otonom dan bukan heteronom,
harus rasional,
Mempunyai aspirasi universal dan
harus mempunyai sikap kritis terhadap kenyataan plural.
KOMITE BIOETIK
• Perkembangan bioetika di lingkup dunia sangatlah cepat, luas dan mencakup
banyak tema.
• Tahun 1993 dibentuk Komite Bioetik Internasional oleh 36 tokoh dan mulai
tahun 1998 bekerjasama dengan UNESCO. Komisi ini mengembangkan etika
dalam kesehatan dan penelitian medis. Tanggal 19 Oktober 2005 dikeluarkan
Deklarasi Universal Mengenai Bioetik dan HAM.
• Deklarasi ini mengidentifikasi 15 prinsip Bioetika yang merupakan interkoneksi
antara kemanusiaan dan bentuk lain dari kehidupan :
1) Martabat manusia dan hak asasi manusia
2) Manfaat dan bahaya
3) Otonomi dan tanggung jawab individu
4) Persetujuan
5) Orang tanpa kapasitas untuk menyetujui
6) Menghormati kerentanan manusia dan integritas pribadi
7) Privasi dan kerahasiaan
8) Kesetaraan dan keadilan
9) Non-diskriminasi dan non-stigmatisasi
10) Penghormatan terhadap keragaman budaya dan pluralisme
11) Solidaritas dan kerja sama
12) Tanggung jawab sosial dan kesehatan
13) Berbagi manfaat
14) Melindungi generasi masa depan
15) Perlindungan lingkungan, biosfer dan keanekaragaman hayati
• Dibeberapa negara Uni Eropa dan Amerika semakin berkutat dengan legalisasi
mengenai aborsi, eutanasia, kloning, prokreasi antifisial, penelitian dengan embrio
dan sebagainya. Dan setiap negara berbeda dalam penanganan etika walaupun tetap
memegang prinsip-prinsip etika yang sama.

BIOETIKA DI INDONESIA

• Seminar pertama bioetik terjadi di Universitas Atmajaya tahun 1988, kerjasama


dengan peneliti bioetik Nederland, Belgia dan USA.
• Pada tanggal 4-5 September 2003 diadakan Seminar mengenai Kloning dan
Kesehatan Sosial di FKUI serta Pernyataan Posisi Indonesia atas Konvensi Ban
mengenai Cloning Manusia oleh Kementrian Luar Negeri serta mengenai prospek
bioetik nasional oleh Kementrian Riset dan Teknologi
• Dulu, konflik moral jarang terjadi. Etika medis tradisional digunakan untuk
bekerja dengan prinsip moral kebaikan dan non-kejahatan, dipahami secara
paternalistik. Satu-satunya pembuat keputusan adalah profesional, dan
satu-satunya prinsip moral yang harus diperhitungkan adalah kemurahan hati dan
non-kejahatan. Karena itu, kemungkinan konflik moral sangat jauh. Namun saat
ini jauh lebih sarat konflik dibandingkan sebelumnya.
• Saat ini, banyak prinsip perlu dihormati dan mereka sering bertentangan satu
sama lain.Ada potensi konflik di antara mereka semua.
• Jumlah konflik tidak terkait dengan moralitas masyarakat, atau profesi. Bahkan,
konflik muncul ketika orang berhak untuk memutuskan dan mengambil bagian
dalam proses pengambilan keputusan. Ketika hanya satu orang yang memiliki
kekuatan untuk memutuskan dan tugas moral yang unik dari semua orang lain
adalah kepatuhan, konflik tidak mungkin terjadi.
• Konflik adalah bagian dari kehidupan manusia, dan mereka lebih sering terjadi
ketika penghargaan terhadap kebebasan manusia dan keanekaragaman moral
meningkat.

• Tujuan utama bioetika adalah mengelola konflik moral. Masalahnya bukanlah


keberadaan konflik; masalahnya adalah keinginan untuk menghormati dan
menyelesaikannya. Ini adalah tujuan utama bioetika, untuk melatih orang dalam
pengelolaan konflik moral, untuk mengambil keputusan yang bijak dan, dengan
cara ini, meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.

• Untuk mencapai tujuan ini, bioetika menggunakan musyawarah


• 'Komite Bioetika' adalah platform untuk musyawarah. Ada beberapa area di
luar pengambilan keputusan perawatan khusus di mana badan bio-etika khusus
telah dibuat untuk membangun penghormatan terhadap nilai-nilai ke dalam
penyediaan layanan kesehatan. Ini adalah asal dari apa yang disebut 'komite
bioetika'. Mereka adalah platform untuk musyawarah untuk mengambil
keputusan yang bijak dan membuat rekomendasi kebijakan.
• Ada berbagai jenis komite etika, seperti dijelaskan dalam Panduan Membentuk
Komite Bioetika dan Komite Bioetika di Tempat Kerja: Prosedur dan
Kebijakan:
1. Komite Pembuat Kebijakan dan Penasihat (PMA)
2. Komite Bioetika Asosiasi Kesehatan-Profesional (HPA)
3. Komite Etika Perawatan Kesehatan (HEC)
4. Komite Etika Penelitian (RECs)
• Komite HEC, melakukan pekerjaan penting dalam bioetika klinis. Mereka terdiri
dari dokter, perawat, pekerja sosial, dan anggota awam, baik pria maupun
wanita. Latar belakang yang berbeda, keahlian dan pengalaman memungkinkan
pemahaman yang lebih baik tentang kasus, memperkaya semua perspektif
individu dan memfasilitasi pengambilan keputusan.
• Komite HEC bukan badan yudisial dengan tanggung jawab memberikan sanksi
atas perilaku yang salah dan memaksakan tindakan disipliner. Ini adalah salah
satu perbedaan terbesar antara komite etika dan pengadilan hukum. Tujuan etika
bukan untuk bersaing dengan hukum, tetapi untuk mempromosikan keputusan
yang bijak di antara orang-orang dan keunggulan profesional. Bioetika tidak
mencari apa yang benar secara hukum tetapi untuk apa yang terbaik secara
manusiawi. Tujuan bioetika adalah untuk mempromosikan tindakan terbaik.
• Bioetika sangat penting dalam bidang penelitian dan pengembangan biosciences

• Sains menurut Tony Blair dalam pidato Royal Society of London, 2002,’hanyalah
pengetahuan ........itu memungkinkan kita untuk berbuat lebih banyak, tetapi tidak
memberitahu kita apakah melakukan lebih banyak itu benar atau salah’

• Prinsip Bioetika ini membantu kita untuk memastikan bahwa riset dan
pengembangan biosains digunakan dengan cara etis dapat diterima, sehingga
menjadi tugas yang menantang bagi pemerintah, para ilmuwan peneliti.

• Untuk melaksanakan tugas tersebut, pemerintah Indonesia mendirikan Komisi


Bioetika Nasional (KBN) seperti yang disarankan oleh UNESCO International
Bioethics Committee (IBS)
• KBN didirikan pada tanggal 17 September 2004 dengan bergabungnya 3
Keputusan Menteri yaitu Menristek, Kesehatan dan Pertanian.
• KBN bertujuan untuk menjadi tempat dimana bioetik bisa membahas
semua hal tentang isu-isu bioetika dan memberikan saran kepada
pemerintah dan masyarakat tentang masalah bioetik.
• Ruang lingkup mereka :
1. Medical Bioethics
2. Animal Bioethics → hewan transgenik
3. Agriculture/Food Bioethics → tanaman transgenik
4. Environtment Bioethics
5. Industrial Bioethics
6. Isu Bioetik terhadap bioteknologi kedokteran saat ini : Pro Kontra
untuk eksperimen Embryonic Stem Cell

Anda mungkin juga menyukai