Muhamad Salim
Abstrak
Kutowinangun dibuktikan dengan pelayanan di tempat kerja, yaitu fenomena yang bersifat
yang baik terhadap pasien, ramah dalam universal dimana organisasi mengakui
memberikan pelayanan, mayoritas perawat bahwa orang yang bekerja dalam suatu
dan bidan sudah bekerja diatas 3 tahun. organisasi perusahaan memiliki kehidupan
Komitmen organisasi sangat dibutuhkan di batiniah tumbuh karena kebermaknaan
RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun pekerjaan bagi kehidupannya. Sebagai
agar perawat dan bidan yang bekerja mampu manusia maka orang memiliki pikiran dan
memberikan kontribusi lebih sehingga roh, dan selalu berusaha menemukan makna
pelayanan dapat lebih maksimal dan RSU dan tujuan hidup dalam pekerjaan mereka.
PKU Muhammadiyah Kutowinangun Spiritualitas di tempat kerja adalah sebuah
menjadi lebih maju. konsep yang membahas tentang kaitan
OCB dapat dipengaruhi oleh worklife aspek-aspek spiritualitas dengan lingkungan
balance (keseimbangan kehidupan kerja) dan kerja. Spiritualitas dalam pekerjaan bukan
workplace spirituality (spiritualitas di tempat tentang membawa agama ke dalam ranah
kerja). Keseimbangan kehidupan kerja dan pekerjaan, melainkan kemampuan karyawan
spiritualitas di tempat kerja menjadi suatu sebagai makhluk spiritual untuk
aspek penting yang dapat meningkatkan menghadirkan keseluruhan dirinya untuk
komitmen dan OCB dalam organisasi bekerja. Robbins (2008) menjelaskan bahwa
(Makiah, Asmoni, dan Nurmayanti, 2018). Spiritualitas di tempat kerja menyadari
Worklife balance adalah kemampuan bahwa manusia memiliki kehidupan batin
individu untuk mengelola dan menentukan yang tumbuh dan ditumbuhkan oleh
kehidupan sehari-hari mereka untuk pekerjaan yang bermakna yang berlangsung
mendapatkan rasio waktu untuk bekerja, dalam konteks komunitas. Organisasi yang
waktu untuk keluarga, waktu untuk teman, mendukung kultur spiritual mengakui bahwa
dan waktu yang tepat untuk diri sendiri manusia memiliki memiliki pikiran dan jiwa,
(Wongthongdee, 2009). berusaha mencari makna dan tujuan dalam
Worklife balance perawat dan bidan pekerjaan mereka, dan hasrat untuk
terlihat dari kinerja perawat dan bidan yang berhubungan dengan orang lain, serta
tidak terganggu dengan kondisi di luar kerja menjadi bagian dari sebuah komunitas.
dan mampu bekerja dengan profesional. Spiritualitas di tempat kerja bukan
Perawat dan bidan di RSU PKU membawa agama dalam pekerjaan, namun
Muhammadiyah Kutowinangun juga tidak kemampuan menghadirkan keseluruhan diri
mempermasalahkan sistem shift yang karyawan untuk bekerja. Spiritualitas di
diterapkan oleh pihak manajemen dan bisa tempat kerja dapat membawa karyawan lebih
menyesuaikan antara sistem shift yang efektif dalam bekerja, karena karyawan yang
diterapkan dengan tugas dan kewajiban di melihat pekerjaan mereka sebagai alat untuk
rumah dan masyarakat. Hal inilah yang meningkatkan spiritualitas akan
menunjukkan adanya Keseimbangan menunjukkan usaha yang lebih besar
kehidupan kerja dari perawat dan bidan di dibanding karyawan yang melihat
RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun. pekerjaannya hanya sebagai alat untuk
Selanjutnya, faktor yang memperoleh uang. Berdasarkan hasil
mempengaruhi OCB adalah spiritualitas di wawancara dengan kabag kepegawaian di
tempat kerja. Podsakoff, dkk (2000) RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun,
memberikan pengertian tentang spiritualitas perawat dan bidan memiliki spiritualitas di
5
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
(postivisme). Pendekatan ini merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan penelitian yang bekerja dengan Data yang sudah diujikan dinyatakan
angka, datanya terwujud bilangan, dianalisis valid dan reliabel karena semua butir
menggunakan statistik untuk menjawab melebihi nilai r tabel dan nilai alpha.
pertanyaan atau pengujian terhadap hipotesis Sedangkan hasil pengaruh antara variabel
yang bersifat spesifik dan untuk melakukan bebas dan terikat di jelaskan sebagai berikut :
prediksi bahwa suatu variabel tertentu
mempengaruhi variabel lainya (Creswell, a. Koefisien regresi X1 sebesar 0,459
2010). Pendekatan kuantiitatif mendasarkan menunjukkan bahwa dengan adanya
kajian pada prinsip rasional empirik. Oleh variabel worklife balance akann
karena itu sebelum melakukan penelitian meningkatkan komitmen organisasi
para peneliti harus menemukan sebesar 0,459. Hal ini menunjukkan
permasalahan dan hipotesis untuk diuji bahwa semakin tinggi nilai koefisien
berdasarkan atas kriteria-kriteria yang worklife balance berarti komitmen
ditetapkan serta alat analisis yang akan organisasi RSU PKU Muhammadiyah
digunakan. Populasi dalam penelitian ini Kutowinangun semakin meningkat.
berjumlah 38 tenaga medis dan b. Koefisien regresi X2 sebesar 0,514
menggunakan sampel jenuh. Teknik analisis menunjukkan bahwa dengan adanya
data yang digunakan adalah uji instrumen variabel spiritualitas di tempat kerja akan
validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, meningkatkan komitmen organisasi
uji hipotesis, analisis jalur. Sedangkan r tabel sebesar 0,514. Hal tersebut menunjukkan
dalam penelitin ini 0,3202 dan t tabel dalam bahwa semakin tinggi nilai koefisien
penelitian ini 2,0281 dengan rumus dimana spiritualitas di tempat kerja berarti
jumlah variabel bebes di kurang dengan komitmen organisasi RSU PKU
jumlah responden. Muhammadiyah Kutowinangun semakin
meningkat.
c. Koefisien regresi X1 sebesar 0,300
menunjukkan bahwa dengan adanya
variabel worklife balance akann
meningkatkan OCB sebesar 0,300. Hal ini
6