Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andika Putra Salinas Tasaum

Nim : 11970314320
Matkul : Akuntansi Manajemen

Chapter 4

Pengertian Penetapan Biaya Berbasis Aktivitas


Penetapan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing atau ABC) adalah sebuah
pendekatan penetapan biaya di mana perusahaan pertama kali akan mengidentifikasi aktivitas
yang dilakukan dan kemudian menentukan sumber daya yang dikonsumsi masing-masing
aktivitas. Di bawah metode ini, biaya untuk produk adalah berdasarkan sumber daya yang
sebenarnya dikonsumsi dan upaya yang benar-benar dilakukan.

Manfaat penetapan biaya berbasis aktivitas


Penetapan biaya berbasis aktivitas menetapkan biaya untuk produk sesuai dengan sumber daya
yang benar-benar dikonsumsi. Metode ini mengidentifikasi pendorong biaya seperti pengaturan
mesin, penjadwalan pekerjaan, dan penanganan material. Perusahaan kemudian mengalokasikan
biaya-biaya ini sesuai dengan tingkat aktivitas yang sebenarnya terjadi.
Semua biaya overhead ditelusuri ke masing-masing produk. Oleh karena itu, penetapan biaya
berbasis aktivitas membentuk komponen integral dalam proses perencanaan strategis. Itu
menyediakan sumber informasi penting bagi asumsi biaya masa depan.
Berikut adalah keuntungan-keuntungan metode penetapan biaya berbasis aktivitas adalah:

 Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan produk.
 Menyediakan manajemen sebuah alat untuk memahami bagaimana biaya muncul dan
bagaimana mengelolanya. Itu kontras dengan analisis biaya historis yang seringkali gagal
mencerminkan biaya aktual.
 Dirancang untuk mengendalikan biaya tidak langsung dan untuk mencerminkan biaya
aktual. Dengan metode ini, manajemen dapat mengidentifikasi area penghematan dan
pengurangan biaya. Mereka dapat melacak proses dan kegiatan yang potensial untuk
disederhanakan, berdasarkan pertimbangan pendorong biaya.

Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan tetapi penerapan tersebut
tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya dengan mudah. Hal
ini disebabkan biaya-biaya yang dikelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan
seringkali juga menggunakan dasar yang bersifat arbitrer. Misalnya, biaya keamanan pabrik
merupakan contoh dari biaya sustaining level, ketika membebankan hal tersebut pada objek biaya
yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbitrer, seperti berdasarkan
jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan semakin lama proses produksi maka membutuhkan
jasa keamanan semakin besar.

Langkah-langkah dalam penetapan biaya berbasis aktivitas dan


contohnya
Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu:
1. Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam aktivitas dapat dilakukan dengan cara
membedakan aktivitas Berdasarkan cara aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan cara
ini, aktivitas dikelompokkan menjadi 4 level activities:
 Aktivitas level unit (unit-level activities) adalah aktivitasyang dilakukan dalam
rangka menghasilkan satu unitindividual dari produk atau jasa.Contohnya
penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja langsung, dan inspeksi unit.
 Aktivitas level batch (batch-level activities) adalah aktivitasyang dilakukan untuk
menghasilkan setiap grup dari produkatau jasa. Perusahaan biasanya
mengelompokkan dalam satugrup apabila produk atau jasa dihasilkan oleh satu proses
yangdijadwalkan dalam satu waktu atau proses secara bersamaan. Contohnya
pengesetan mesin-mesin produksi, pemesanan, pembelian, penjadwalan produk,
penganganan bahan, dan pengiriman produk.
 Aktivitas level produk (product-level activities) adalahaktivitas yang dilakukan untuk
mendukung produksi dari satutipe produk atau jasa yang spesifik. Contohnya
adalah pendesainan produk, modifikasi produk, dan administrasi sukucadang produk.e.
 Aktivitas level fasilitas (facility-level activities) merupakanaktivitas pendukung operasi secara
umum. Aktivitas ini tidakdisebabkan oleh adanya produk atau dalam rangka
memenuhikebutuhan konsumen. Aktivitas ini juga dapat ditelusur
pada produk unit individual, batch, atau produk. Contohnya adalahkeamanan pabrik, pajak
bumi dan bangunan, perawatan bangunan, dan penutup bukuan.
2. Mengalokasikan biaya ke dalam objek biayaABC menggunakan dasar pemicu konsumsi
biaya sumber daya dalammengalokasikan biaya sumber daya ke dalam produk. Biaya sumber
dayadapat dialokasikan ke dalam aktivitas berdasarkan estimasi
atau penelusuran langsung. Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran penggunaan
sumber daya yang sesungguhnya.

3. Mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biayaPemicu biaya aktivitas harus dapat
menjelaskan naik turunnya biaya.Pengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya
dilakukan denganmenggunakan tarif pembebanan. Rumusnya:
Tarif overhead dibebankan = Anggaran biaya overhead per poolaktivitas
Perbedaan antara penetapan biaya berbasis aktivitas dan
penetapan biaya tradisional
Metode activity-based costing menghitung biaya produk secara lebih akurat daripada metode
tradisional. Perusahaan memperhitungkan semua biaya tidak langsung dan mengkategorikannya
berdasarkan aktivitas yang dilakukan. 
Profesor Johnson dan Kaplan mengusulkan pendekatan ini dalam buku mereka berjudul:
“Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting” di tahun 1987. Keduanya
mempertanyakan teknik akuntansi berdasarkan biaya penyerapan.
Mereka kemudian mengusulkan sebuah metode yang mengakui semua biaya untuk setiap
aktivitas di dalam perusahaan. Mereka berpandangan bahwa produk harus menanggung biaya
sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsi.
Bagi para pendukung, metode ini menyediakan alasan yang lebih masuk akal. Perusahaan akan
tahu alasan mengapa biaya tertentu muncul. Singkat cerita, pendekatan ini menekankan pada
hubungan sebab-akibat dari setiap biaya. 
Pendekatan semacam itu tidak akan anda temukan dalam sistem penetapan biaya tradisional. Di
bawah pendekatan tradisional, anda menambahkan tarif overhead rata-rata ke biaya langsung
produk. Pendekatan tradisional lebih lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
sedangkan activity-based costing fokus pada biaya, mutu, dan faktor waktu. 
Pendekatan tradisional lebih cocok ketika kontribusi biaya overhead terhadap biaya produksi
relatif kecil. Dan, itu memberikan angka yang cukup akurat ketika melibatkan volume produksi
yang besar.

Anda mungkin juga menyukai