Disusun oleh :
XII MIPA 1
1
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………2
A. Latar Belakang………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..3
C. Tujuan…………………………………………………………………………4
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..……..13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan politik tersebut, Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain secara
blok Timur dan pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia cenderung
memihak blok Barat. Meskipun dengan kondisi tidak memihak blok manapun tersirat,
tapi Indonesia juga berhasil melaksanakan politik luar negeri bebas aktif yang
Negara Indonesia dengan negara lain yang bisa dimanfaatkan Negara Indonesia untuk
politik luar negeri Indonesia. Jika digunakan dengan bijak, bangsa Indonesia dapat
melaksanakan politik luar negeri dengan asas bebas aktifnya, namun disisi lain hal
negeri bebas aktif Indonesia dan juga sebagai ‘penanda’ bagi negara-negara lain
B. Rumusan Masalah
3
1. Apa yang melatar belakangi Gerakan Non-Blok?
C. Tujuan
4
BAB II
LANDASAN TEORI
“… Mestikah kita bangsa Indonesia, yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara
kita, hanya harus memilih antar pro-Rusia atau pro-Amerika? Apakah taka da pendirian yang
harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita? Pemerintah berpendapat bahwa pendirian
yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi objek dalam pertarungan politik
internasional, melainkan kita harus menjadi subjek yang menentukan sikap kita sendiri,
“…Perjuangan kita harus diperjuangkan di atas dasar semboyan kita yang lama: percaya akan
diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan kita sendiri. Ini tidak berarti bahwa kita tidak akan
mengambil keuntungan dari pergolakan politik internasional. Memang tiap-tiap politik untuk
yang ada itu untuk mencapai tujuan nasional. Belanda berbuat begitu, ya segala bangsa
sebenarnya berbuat semacam itu apa sebab kita tidak akan melakukannya? Tiap- tiap orang di
antara kita tentu ada menaruh simpati terhadap golongan ini atau golongan itu, akan tetapi
perjuangan bangsa tidak bisa dipecah dengan menuruti simpati saja, tetapi hendaknya
didasarkan pada realitas, kepada kepentingan negara kita setiap waktu.”… (Mohammad
Hatta, Mendayung Antara Dua Karang” Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1976)
BP KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia) pada 2 September 1948. Mohammad
Hatta sebagai Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan,
memberikan keterangan kepada Badan Pekerja KNIP tentang kedudukan politik Negara
5
Indonesia saat itu. Indonesia mengalami banyak masalah. perundingan dengan Belanda yang
dimediasi oleh Komisi Tiga Negara dari PBB terancam gagal. Sementara itu, kaum oposisi
yang dipelopori Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin-Muso
Pada masa itu, Amerika dan Uni Soviet dalam perang dingin. Fraksi FDR PKI
dalamBP KNIP mendesak supaya RI memilih pihak Uni Soviet. Terkait dengan desakan
tersebut, Mohammad Hatta menyatakan bahwa Indonesia tidak memilih satu pihak,
melainikan memilih jalan sendiri untuk mencapai kemerdekaan. Sejak keterangan dari
Mohammad hatta tersebut, politik Indonesia disebut politik luar negeri bebas aktif. Bebas
artinya menentukan jalan sendiri, bersifat netral, tidak memihak pihak manapun; aktif artinya
ikut serta secara aktif dalam menciptakan perdamaian dunia dan bersahabat dengan semua
negara.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Perang Dingin antara blok timur dengan blok barat dimulai pada tahun 1947.
Perang Dingin adalah sebutan bagi suatu periode ketegangan politik dan militer
anatara Dunia Barat, yang dipimpin Amerika Serikat dan NATO sebagai sekutunya,
dengan Blok Timur, yang dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu negara-negara
satelitnya.
yang dikenal sebagai perang proxy. Konflik tersebut didasarkan pada perjuangan
ideologis dan geopolitik untuk mendapatkan pengaruh global dari kekuatan. Doktrin
komitmen untuk tidak terlibat dalam konfrontasi blok barat dan blok timur.
bersikap netral dalam menghadapi Perang Dingin pada saat itu. KAA juga
7
Pada tanggal 1 sampai 6 September 1961, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
bersifat netral daan tidak memihak blok barat ataupun blok timur saat terjadinya
Perang Dingin.
Sebab umum didirikannya GNB karena blok barat dan blok timur sama-sama
yang belum merdeka seperti Kamerun, Somalia, dan Rwanda. Disamping sebab
Dokumen Brioni pada 1956 dan terjadinya Invasi Teluk Babi pada 1961.
Yugoslavia, Kuba, Siprus, 11 negara dari Asia yaitu : dan 11 negara dari Afrika.
Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa,
Republik Rakyat Tiongkok. Seiring berjalannya waktu GNB memiliki anggota lebih
tersebut adalah menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;
8
Tujuan didirikannya GNB untuk menentang kolonialisme, politik apartheid,
dan rasisme serta meredakan ketegangan dunia sebagai akibat persaingan dan
permusuhan dua blok adidaya agar terciptanya suasana dunia yang aman dan damai
atas dasar persamaan derajat karena negara-negara anggota GNB juga berjuang untuk
mewujudkan kerja sama antara negara berkembang dan negara maju menuju
1964. Beberapa anggotanya antara lain Indonesia, Bolivia, Guyana, Brazil, dan lain-
lain. Sejak pertengahan 1970-an, GNB dan G-77 mengadakan serangkaian pertemuan
untuk membahas masalah ekonomi dunia. Kemudian terbentuklah tata ekonomi dunia
baru.
Pada 1989, pasca runtuhnya Tembok Berlin serta kekuatan militer dan politik
besar anggota mengusulkan agar GNB berfokus pada tantangan-tantangan baru dunia
9
Sejak 1990-an GNB berfokus pada pembangunan ekonomi negara
berkembang, pengentasan kemisikinan, dan lingkungan hidup. lalu, sejak abad ke-21
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan asa politik luar negeri bebas aktif,
Konferensi Kolombo di Sri Lanka, yang diwakili oleh tokoh Ali Sastroamidjojo.
Indonesia menjadi salah satu negara pendiri Gerakan Non-Blok (GNB). Saat
pada periode 1992-1995. Dalam Organisasi GNB, Indonesia pernah menjadi tuan
rumah KTT GNB ke-X pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor. Hasil dari
KTT GNB ke-X adalah Jakarta Message yang berfokus pada kerja selatan-selatan.
Selama dipimpin Indonesia, GNB dinilai berhasil memainkan peran penting dalam
politik global.
Indonesia juga ikut meredam konflik gerakan separatis Moro di Filipina pada
tahun 1970-an. Gerakan ini berjuang demi kemerdekaan bangsa Moro yang meliputi
10
Lalu, Indonesia telah menjadi pihak yang mendapat pengakuan dari
pemerintah Filipina terhadap kesamaan keadaan sosial budaya dan politik. Karena hal
Konflik tersebut dimulai dengan invasi dan pendudukan Vietnam yang ingin
menyatukan kawasan Indocina dalam satu negara di bawah kekuasaan Vietnam serta
Dalam konflik ini, Indonesia pernah menjadi tuan rumah Jakarta Informal
Meeting (JIM). Hasilnya, Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja dan situsi di
11
BAB IV
PENUTUP
Indonesia memiliki politik luar negeri bebas aktif yang membuat kita memilih jalan
kita sendiri untuk terus maju dan berkembang. Dengan adanya politik luar negeri tersebut
Indonesia dapat menjalin hubungan yang demokratis dan harmonis dengan negara lain secara
regional maupun internasional. Indonesia pun diharapkan terus untuk berperan aktif dalam
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Non-Blok
https://sejarahlengkap.com/indonesia/peran-indonesia-dalam-gnb
13