Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MK : FILSAT PENDIDIKAN
PRODI S1

SKOR NILAI :

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)


FILSAFAT KEPENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA : MUFLIHA HANNA ZEIN


NIM : 4203351035
DOSEN PENGAMPU : IMELDA FREE UNITA MANURUNG
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas “Critical
Book Review”. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu “Filsafat
Pendidiakn”.
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khusunya dalam hal Filsafat Pendidiakn. Penulis menyadari bahwa
tugas critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan
dan pemahaman penulis masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman penulis
yang belum seberapa. Karena itu penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas
critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya, Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 08 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN...........................................................................................................1
A.Rasionalisasi Pentingnya CBR..............................................................................1
B.Tujuan Critical Book Report..................................................................................1
C.Manfaat Critical Book Report................................................................................1
D.Identitas Buku........................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN............................................................................................................3
A.Ringkasan buku utama...........................................................................................3
B.Ringkasan buku pembanding.................................................................................7
BAB IIIPEMBAHASAN.........................................................................................................11
A.Penilaian Terhadap Isi Buku................................................................................11
B.Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku....................................................................11
BAB IVPENUTUP..................................................................................................................13
A.Kesimpulan..........................................................................................................13
B.Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Seringkali kita bingung memilih artikel referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu artikel, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang filsafat pendidikan, oleh karena itu penulis
membuat critical book review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang falsafah pendidikan.

B. Tujuan Critical Book Report

1. Untuk mengulas isi dan materi yang terdapat dari sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh
setiap bab dari sebuah buku
4. Membandingkan isi buku pada keadaan nyata

C. Manfaat Critical Book Report

1. Terpenuhnya Tugas CBR pada mata kuliah Filsafat pendidikan


2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana objek material filsafat pendidikan
dan apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.
3. Menambah wawasan tentang filsafat pendidikan.

D. Identitas Buku

1. Buku Utama
a. Judul buku : Filsafat Pendidikan Suatu Pengantar
b. Pengarang : Dr. Redja Mudyahardjo
c. Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
d. Tahun Terbit : 2004

1
e. Kota Terbit : Bandung
f. ISBN : 979-692-027-1
g. Tebal Buku : 201 Halaman

2. Buku pembanding
a. Judul buku : Philosopical Foundation of Education
b. Pengarang : SiddheshwarRameshwar Bhatt
c. Penerbit : Springer
d. Tahun Terbit : 2018
e. Kota Terbit : New Delhi, India
f. ISBN : 978-981-13-0441-5
g. Tebal Buku : 149 Halaman

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan buku utama

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN


1. Filsafat Umum dan Khusus
Filsafat umum bukanlah filsafat umum atau filsafat Murni tetapi filsafat khusus
atau Filsafat Terapan.Apabila di lihat dari karakteristik objeknya,filsafat dapat di
bedakan menjadi dua macam yaitu :
 Filsafat Umum atau Filsafat Murni
 Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan

Berbeda dengan Filsafat Umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan


segala sesuatu,Filsafat khusus mempunyai kenyataan salah satu aspek kehidupan
manusia yang penting misalnya :

 Filsafat Hukum
 Filsafat Sejarah
 Filsafat Seni
 Filsafat Ilmu
 Filsafat pendidikan
2. Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan
Sosok pendidikan yang dapat di kenali dalam kehidupan manusia dapat
dibedakan dalam dua macam,yaitu :
 Praktek pendidikan
 Ilmu pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan.

Istilah filsafat sosial pendidikan antara lain kemukakan oleh T.W. Moore dalam
philosophy of Education yang di bataskan sebagai pembahasan hubungan antara
penataan masyarakat manusia dengan pendidikan.Filsafat sosial pendidikan
merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya
pendidikan di selenggarakan dalam mewujudkan tatanan masyarakat manusia
idaman.

3
BAB II:PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN

1. Substansi dan Struktur Ilmu Pendidikan


Menurut May Brodbeck dalam Logic and scientifec method in Research,yang di
muat dalam Handbook of research on Teaching.Setiap ilmu berisi sejumlah besar
istilah yang disebut konsep,yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan
berdasarkan pengalaman (Novak: 18 dan Brodbeck: 48).
2. Status Ilmu Pendidikan
Konsep-konsep pendidikan yang menjadi unsur isi ilmu pendidikan.Asumsi
yang berupa aksioma,postulat atau pendapat yang diharapkan,proposisi tersembunyi
atau pendapat yang menjadi acuan pendapat lain.
Menurut Raymond Boudon dalam The Logic of sosiological Explanation ada 4
macam polahubungan,yaitu :
 Implikasi
 Inklusi
 Korelasi atau Asosiasi
 Kausalitas atau hubungan sebab-akibat

Aristoteles yang dipandang sebagai bapak ilmu mencoba mengklasifikasikan


ilmu berdasarkan pada tujuan dan objeknya.

BAB III:OBJEK MATERIAL ILMU PENDIDIKAN

1. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem


Yang terkandung dalam kondisi-kondisi aktual tersebut dimensi-dimensi
psikologis,sosiologis,antropologis,ekologis,teknologis,historis (waktu).Kegiatan
pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi
ideal.Kegiatan pendidikan berlangsungdalam satuan waktu tertentu yang berbentuk
dalam berbagai proses pendidikan,yang merupakan serangkaian kegiatan atau
langkah-langkah yang digunakan untuk mengubah kondisi awal peserta didik
sebagai masukan.
2. Tonggak kedua :francis bacon
Tonggak kedua dalam sejarah perkembangan metode riset dicetuskan oleh
Francis Bacon (1561-1626) melalui karangannya “Novum Organon” yang
merupakan bagian dari “Instauratio Magna” Francis Bacon melalui Instauratio
Magna secara positif hendak membangun kembali ilmu baru.

4
Menurut Francis Bacon,jiwa rasional mempunyai tiga macam daya,yaitu :
 Ingatan
 Imajinasi
 Pikiran

Daya imajinasi menciptakan puisi.Sedangkan daya pikir menghasilkan


filsafat.Filsafat terdiri atas tiga bagian,yaitu :

 Filsafat tantang Tuhan atau Teologi Alam/Rasional


 Filsafat tentang Alam,dan
 Filsafat tentang manusia

BAB IV : AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN NILAI KEGUNAAN PRAKTIS


1. Kegunaan Bagi Praktek Pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan sistematis turut serta
dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas
profesionalnya.Selanjutnya,kejelasan ini memberi rasa aman dan rasa pasti mampu
dalam mengerjakan tugas-tugas profesional,sehingga terciptalah rasa percaya
diri.Menurut penelitian,percaya diri merupakan salah satu karakteristik kepribadian
yang sangat berpengaruh.Konsep-konsep yang dihasilkan ilmu Pendidikan,secara
langsung atau tidak langsung dapat berguna bagi upaya peningkatan kelancaran dan
keberhasilan praktek pendidikan,baik dalam bentuk kegiatan pendidikan maupun
pengelolaan pendidikan.Pengenalan yang mantap tentang konsep-konsep ilmiah
pendidikan (prinsip-prinsip pendidikan) menumbuhkan kepercayaan diri atau
keyakinan diri pendidik.
2. Kegunaan Bagi Seni Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan sebagai seni,berlangsungnya suatu proses hubungan
sosial,melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan.Hal ini
mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek
pendidikan perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional,berupa rasa
puas,rasa senang,atau rasa sejenisnya.
Perlu pula di sadari bahwa banyak konsep-konsep ilmiah pendidikan
khususnya,dan teori-teori pendidikan pada umumnya mempunyai pengaruh kecil
terhadap praktek pendidikan.Sehubungan dengan hal ini,Jerome S. Bruner dalam
The Relevance of Education mengemukakan tiga alasan mengapa hal itu dapat

5
terjadi.Pertama, karena teori pendidikannya salah,kedua, karena tidak sesuai dengan
masalah inti dalam praktek pendidikan; dan ketiga,karena teori pendidikannya
terlalu abstrak sehingga tidak dapat dikelola.

BAB V : METODOLOGI ILMU PENDIDIKAN: RISET KUALITATIF


1. Dasar Filosofis dan Karakteristiknya
Riset Kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah
yang terencana dan cermat dengan desain yang cukup longgar,pengumpulan data
lunak,dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan melalui induktif
langsung.Desain dalam riset kualitatif tidak dirumuskan secara ketat terhadap
variabel penelitiannya,tetapi cukup dirumuskan secara garis besar dan dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan penelitian.Oleh karena itu,desain riset kualitatif bersifat
berkembang (evolving),lentur (flexible),dan umum (general).
Pengumpulan data yang dilakukan secara lentur,berarti sampel penelitian tidak
sejak awal ditentukan dengan tegas.Sampel penelitian ditentukan dalam proses
perjalanan pelaksanaan pengumpulan data dengan berpegangan teguh pada prinsip
kecukupan yang ditentukan oleh penelitian sendiri.Pengumpulan data tidak
menggunakan instrumen baku yang telah dipersiapkan,tetapi lebih tertuju pada data
lunak,yaitu data yang kaya dengan gambaran tentang orang,tempat-tempat
kejadian,dan percakapan-percakapan.Pengelolahan data tertuju pada penyusunan
teori deskriptif tentang makna,yang disimpulkan langsung secara induktif dari data
lunak yang dapat diperoleh (grounded theory).
2. Sistematika Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau
sistematika yang dapat dijadikan patokan dalam penelitian.Akan tetapi,meskipun
demikian para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat lima tahapan sebagai
patokan dalam penelitian,yaitu sebagai berikut :
 Mengangkat permasalahan
 Memunculkan pertanyaan penelitian
 Mengumpukan data yang relevan
 Melakukan analisis data
 Menjawab pertanyaan penelitian.

6
E. Ringkasan buku pembanding

BAB I : FilsafatdanPendidiakn
Secara etimologis, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan, tetapi secara fungsional
itu berarti pencarian kebijaksanaan (proses) dan kebijaksanaan yang dicari (hasil).
Hikmat ini, harus diperjelas, sama sekali bukan sekadar ratiosinasi abstrak atau pencarian
informasi. Ini benar-benar berarti orientasi yang bijaksana dan praktis dan visi untuk
digunakan dalam hidup berdasarkan pengetahuan yang benar. Filsafat, dengan demikian,
berarti pengetahuan teoritis tentang sifat Realitas dan sifat kehidupan serta bentuk dan
kondisinya, dan pengetahuan praktis (terapan) tentang prinsip-prinsip perilaku untuk
bimbingan kehidupan. Ini adalah refleksi sistematis atas seluruh Realitas dengan maksud
untuk memahami potensi misteriusnya untuk kemungkinan aktualisasi. Karena
kemampuan refleksi diri, kesadaran diri, dan realisasi diri, kehidupan manusia adalah
aspek Realitas yang paling signifikan, dan oleh karena itu adalah salah satu tugas filsafat
yang paling penting untuk memecahkan teka-teki kehidupan dan keberadaan manusia
dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan semaksimal mungkin. Filsafat
dengan demikian berkaitan dengan Realitas di dalam, Realitas di luar, dan Realitas di
luar.

BAB II : LandasanFilsafatPendidikan
Pengetahuan memainkan peran mendasar dalam bidang pendidikan. Ini adalah
perdagangan saham, bisa dikatakan, pendidikan. Dan itulah mengapa teori pengetahuan
sangat mendasar bagi teori pendidikan apa pun. Penyelidikan epistemik membantu
mengevaluasi pemikiran dan praktik pendidikan, mengembangkannya, dan dengan
demikian memungkinkan kita untuk menggunakannya sebagai instrumen kemajuan
manusia. Salah satu fungsi penting dari pendidikan adalah perolehan dan penyampaian
pengetahuan, tetapi sebelum kita melakukan proses belajar-mengajar ini, diharapkan
untuk mengetahui sifat, sumber, dan validasi pengetahuan itu sendiri untuk mendapatkan
wawasan tentang kompleksitas dan intra-koneksi dari beragam bentuk dan fasetnya. Ini
tidak hanya akan membantu kami dalam menjaga proporsi dan perspektif dalam
kurikulum, tetapi juga akan memungkinkan kami untuk menghindari yang dangkal dan
mendapatkan yang esensial.
Lebih jauh, pendidikan adalah aktivitas bertujuan, yang ditujukan untuk
pengembangan kepribadian individu. Arah dan bentuknya ditentukan oleh keyakinan,

7
aspirasi, tujuan, dan cita-cita manusia, yang pada gilirannya didasarkan dan dibentuk
oleh pengetahuan. Pendidikan dengan demikian ditentukan dalam struktur, isi,
jangkauan, dan lain-lain, oleh berbagai bentuk pengetahuan dan keterkaitan hierarkisnya.
Oleh karena itu, tidak ada teori, atau dalam hal ini praktik, pendidikan yang dapat
lengkap dan bertahan jika tanpa landasan noetiknya. Sekarang kita akan membahas
secara singkat beberapa area luas di mana epistemologi memberikan dasar bagi
pendidikan.

BAB III : Alam, SumberdanValidasi

PengetahuanMerupakan satu-satunya hak prerogatif manusia tidak hanya untuk


merumuskan pengetahuan dari berbagai pengalaman kita tetapi juga untuk mendapatkan
manfaat dari pengetahuan kita sendiri serta dengan pengetahuan yang diperoleh oleh
orang lain dan ditransfer kepada kita. Meskipun manusia diberkahi dengan kemampuan
untuk merumuskan pengetahuan dan mentransfernya ke serta menerimanya dari orang
lain, proses ini tidak selalu mulus. Data apa pun yang diberikan oleh indera, atau
informasi apa pun yang diteruskan oleh orang lain sebagai pengetahuan, tidak selalu
merupakan representasi fakta yang sebenarnya, dan karenanya pengetahuan asli. Jadi
kemungkinan kesalahan dalam kognisi manusia tidak bisa dikesampingkan. Terkadang
yang salah lebih terang dari yang sebenarnya dan bahkan mengaburkan visi kita tentang
kebenaran. Kemungkinan kesalahan tidak hanya meminta kita untuk selalu waspada,
tetapi juga memaksa kita untuk menguraikan dengan tepat kriteria untuk membedakan
yang benar dari yang salah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pemikir
epistemologis untuk menentukan kriteria seperti itu, tetapi kegagalan untuk mengenali
fakta bahwa semua pengalaman tidak dapat diukur dengan satu dan tolak ukur yang sama
telah menyebabkan keragaman posisi. Berbagai jenis kriteria dikemukakan sebagai
instrumen pengukuran eksklusif, sedangkan, pada kenyataannya, semua digabungkan
bersama-sama sendiri merupakan satu kesatuan kriteria.

BAB IV : PengetahuanNilaidanPendidikan

Ketika kita menerima kenyataan bahwa kodrat manusia, dan oleh karena itu
konstitusi kita, seperti mendorong kita untuk berpartisipasi dalam kepenuhan hidup,
menerima yang signifikan, dan tetap terbuka terhadap apa pun yang memiliki makna dan
nilai, maka timbul pertanyaan tentang bagaimana kita mengetahui apa yang berharga
dalam hidup dan di dunia? Apa yang harus kita buat sendiri, untuk dipahami, dihargai

8
sehingga menjadi manusia dalam arti penuh kata itu? Untuk apa kita masih kurang
kemampuan sehingga harus menyadari dulu kemampuan kita, mengasah dan
mendidiknya? Pertanyaannya, singkatnya, adalah: bagaimana kita bisa membedakan
nilai-nilai kehidupan dan pendidikan manusia? Masalah yang sama dalam bentuk yang
berbeda dihadapi Socrates ketika dia mengajukan masalah, "Bisakah kebajikan
diajarkan?" Solusi yang didapatnya sangat relevan dengan masalah kita. Socrates
berpendapat kebajikan adalah pengetahuan dan karena itu dapat diajarkan. Meskipun
nilai-nilai bukanlah pengetahuan dalam pengertian pengetahuan ratiosinatif, namun suatu
jenis pengetahuan adalah milik mereka. Proses realisasi nilai mensyaratkan pengetahuan.
Pengetahuan adalah praduga dari semua keputusan nilai. Kesimpulan ini menuntun kita
untuk mempertimbangkan dasar noetik dari nilai

BAB V : PembingkaianPengetahuandanKurikulum

Pengetahuan yang telah diperoleh merupakan pokok bahasan kurikulum. Di sini


masalahnya adalah apakah kita harus menganggap pengetahuan sebagai antedating
pengalaman pelajar atau sebagai diperoleh dengan proses belajar oleh pelajar. Sebagian
besar sekolah, kecuali kaum pragmatis, percaya pada alternatif sebelumnya. Bagi mereka
pengetahuan adalah modal yang didanai dari pengalaman sosial yang diwujudkan dalam
buku. Satu-satunya urusan guru dan murid adalah membuka gudang pengetahuan ini.
Sikap seperti itu mengarah pada semacam pendidikan teoretis. Alasan untuk mengatur
kurikulum dengan cara ini adalah untuk membebaskan siswa dari tuntutan situasi yang
mendesak. Namun, pendidikan teoritis ini tidak boleh dipahami sebagai non-praktis atau
diajarkan selain dari contoh. Jika tidak, ini akan merusak kecerdasan dari tindakan dan
kemauan, dan pengetahuan dari masalah kehidupan sehari-hari. Ini juga akan mengarah
pada kejahatan menghafal fakta dan informasi

Pandangan pragmatis tentang pengetahuan vis-à-vis kurikulum, di sisi lain, adalah


bahwa dalam dunia yang terus berubah tidak disarankan hanya untuk menerapkan
pengetahuan masa lalu yang diverifikasi yang dihasilkan dari penyelidikan sebelumnya
ke masalah penyelidikan berikutnya. Kita bisa, paling banyak, menganggapnya sebagai
data untuk memecahkan masalah selanjutnya, tetapi tidak pernah sebagai solusi. Jadi
seharusnya tidak ada kurikulum yang kaku, tapi harus berkembang seiring dengan proses
pembelajaran.

9
BAB VI : LogikadanStrategiBelajarMengajar

Agar proses belajar-mengajar berjalan lancar dan menarik, perlu diperhatikan urutan
logis dari materi ajar tersebut. Tidak hanya pikiran manusia yang merindukan
keteraturan, tetapi juga merupakan kualitas dunia yang tak terkalahkan. Adalah salah
untuk percaya bahwa pikiran adalah logis dan urutan logis merusak minat dan motivasi.
Faktanya, tatanan logis kondusif bagi perkembangan minat. Selain itu, urutan logis dapat
didasarkan pada urutan psikologis, dan dengan demikian dapat terdapat banyak urutan
logis tergantung pada keadaan pengetahuan dan minat siswa saat ini. Urutan logis
berlanjut dari sederhana ke kompleks, tetapi "sederhana" dan "kompleks" adalah gagasan
relatif tergantung pada perkembangan mental pelajar. Apa yang sederhana bagi satu
orang mungkin rumit bagi yang lain. Jadi, baik tatanan logis dan psikologis berjalan
seiring, dan salah untuk menganggapnya sebagai antagonis. Keduanya diperlukan untuk
pendekatan menyeluruh dalam proses pendidikan.

BAB VII : PendidiakndanPembelajaran yang Menyenangkan

Analisis di atas tentang sifat Realitas dan sifat manusia membawa kita pada konsep
pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan adalah belajar
dengan kegembiraan dan kegembiraan. Itu adalah sukacita dan sukacita. Itu adalah
sarana dan tujuan, proses dan hasil, awal, tengah, dan akhir. Belajar adalah proses
pengungkapan potensi yang melekat untuk realisasi kesempurnaan, yang, seperti yang
telah kami katakan sebelumnya, terdiri dari keadaan keberadaan yang menyenangkan,
keadaan kebahagiaan yang tak terpisahkan. Dengan setiap langkah dalam proses
pembelajaran, pada setiap momen dalam durasi pembelajaran, harus ada realisasi
kesempurnaan secara bertahap dan sebagai akibatnya pencapaian kegembiraan. Ini
adalah tujuan akhir dari semua pendidikan. Pendidikan untuk pekerjaan atau mata
pencaharian, dll, hanyalah sarana. Itu tidak memiliki nilai akhir.

Jika kita menerima pandangan bahwa esensi kita yang sebenarnya adalah hakikat
kegembiraan, maka proses pembelajaran itu tidak hanya harus diarahkan pada realisasi
hakikatnya, tetapi hakikat dari proses pembelajaran ini juga harus menyenangkan. Jadi
belajar untuk kegembiraan menyiratkan sebagai akibat wajarnya belajar dengan
kegembiraan.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. PenilaianTerhadap Isi Buku

Dari setiap materi yang dipaparkan didalam buku Filsafat Pendidikan yang saya
kritikalisasi ini materi yang disajikan sangat lengkap dan hamper memiliki pembahasan
yang sama dari sertiap bab maupun subbab yang dibahas.begitu juga pemaparan dari isi
materinya tidak jauh berbeda,oleh karena itu untuk mengerti penjabaran dari setiap
materi didalam buku filsafat pendidikan ini pembaca tidak terlalu rumit didalam
memahaminya karena pemaparan materinya cukuplah lengkap tetapi pada intinya tidak
ada buku yang sempurna pasti terdapat kesalahan dan kekurnagan tetapi dari keseluruhan
banyak terdapat kelebihan dari kedua buku ini.adapaun untuk pembahasan mengenai
kelebihan dan kekurnagn dari buku utama dan buku pembanding saya paparkan pada
point di dibawah ini.

F. Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku

1. Kelebihan buku
a. Penulis dalam menyajikan buku Redja Mudhayardjo ini selalu disertai dengan
sumber,jadi setiap teori ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber.
b. Dalam penyajian buku Redja Mudhayardjo penulis menggunakan bahasa formal
dengan pemilihan ukuran huruf .
c. Lebih banyaknya mengemukakan pendapat para ahli,sehingga banyaknya
pengetahuan yang didapat.
d. Menjelaskan lebih dalam apa itu filsafat,serta kajian – kajian yang lebih
mendalam tentang filsafat.
e. Di dalam buku ini ada lampiran yang membantu kita sehingga mendapat lebih
banyak ilmu atau pelajaran yang lain.
f. Lebih mudah di fahami karena pada buku pembanding kita harus
menerjemahkan terlebih dahulu bacaannya.

11
2. Kelemahan buku
a. Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan pada buku Redja
Mudhayardjo namun tidak dijelaskan.
b. Di dalam buku ini terlalu banyak membahas tentang sejarah pendidikan lebih
dalam,sehingga membuat para pembaca terlalu banyak mengingat setiap
pendapat tentang filsafat pendidikan.
c. Banyaknya pengulangan pengertian yeng berbeda-beda
d. Kelemahan dalam buku ini kurangnya memberikan pemahaman bagi pembaca
khususnya para pemula sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak
tersampaikan pada pembaca.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat adalah induk dari ilmu. Dalam melahirkan ilmu,filsafat ilmu pendidikan
yang merupakan cabang filsafat tidaklah meninggalkan induk, yang menjadi esensi
paling penting dalam ilmu pendidikan.Pendidikan yang bercorak Indonesia dapat
dikembangkan dengan berdasarkan filsafat umum dari falsafah Negara yaitu
pancasila.Meliputi nilai-nilai budaya dan sosiologi serta geografis wilayah
Indonesia.Yang kemudian menjadi tugas para ahli fikir ilmu pendidikan untuk
mengungkapkan pemikiran sistematik dan mendasar tentang implikasi filsafat
pendidikan nasional.

G. Saran

Sebaiknya buku Redja Mudhayardjo ini dimiliki mahasiswa untuk menambah


pengetahuan dan wawasan tentang filsafat pendidikan yang lebih mendalam lagi,karena
cakupan dari Filsafat dan pengembangannya sangat luas dan mendalam.
Semoga dengan penulisan CBR ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal
dalam mempelajari Filsafat Pendidikan.Jadikanlah sebagai penentuan terhadap
penentuan hidup dan pegangan dalam memecahkan masalah
politik,pendidikan,ekonomi,sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap
saatnya akan berubah dan berkembang dalam konteks akselerasi dan medemisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bhatt SiddheshwarRameswar. 2018. Philosophical Foundations of Education. New Delhi :


Springer.

MudyaharjoRedja, AbduhakIshak. 2012. FilsafatIlmuPendidikan. Bandung: PT.


RemajaRosdaKarya Offset

14

Anda mungkin juga menyukai