Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
A. Proses dan interaksi sosial
1. Pengertian
Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di
mana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu
dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antara aksi sosial
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Antar aksi
(interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah
pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam
rangka mencapai atau tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya
merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek
dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-
pola perikelakuan manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya
masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-
hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai
sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam
pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan
merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud
dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya : saling
berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah,
atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara
singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Untuk melengkapi batasan – batasan mengenai istilah proses sosial itu, ada
baiknya jika ditampilkan beberapa pendapat para ahli sosiologi, yaitu sebagai
berikut :
a. Adham Nasution; proses sosial dalah proses kelompok-kelompok dan
individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara
aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-
kelompok manusia atau orang pereorangan mengadakan hubungan
satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah
rangkaian human actions (sikap/tindakan manusia) yang merupakan
aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya
satu sama lain.
b. Roucek dan Warren, Interaksi adalah satu proses, melalui tindak balas
tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tidak
balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik,
dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain
dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang
lain.
c. Gillin dan Gillin; Proses – proses sosial adalah cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok
manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah
ada.
Mengenai Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial
timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang
secara perseorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang dengan kelompok-kelompok manusia.
2. Syarat- syarat terjadinya interaksi social
Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan pada
kejadian – kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-hari
seperti yang telah dijelaskan dimuka, proses sosial merupakan aspek dinamis
dari kehidupan masyarakat. Di mana terdapat suatu proses hubungan antara
manusia satu dengan yang lainnya. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan
sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu
dengan individu kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah salah satu masalah pokok
karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses
timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak
lain dan dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang
mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini memungkinkan
berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran,
melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau
secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jarak
jauh.
Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah
memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak
sosial dan komunikasi sosial.
a. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,
melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan
tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial
dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung antara suatu
pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah
kontak sosial yang menggunakan alat, sebagai perantara; misalnya;
melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial
secara langsung, adalah kontak sosial melalui surat pertemuan
dengan bertatap muka dan berdialog di antara kedua belah pihak
tersebut. Yang paling penting dalam interaksi sosial tersebut adalah
saling mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan kontak badaniah
bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena
hubungan demikian belum tentu terdapat saling mengerti. Kontak
sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan
tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi
(tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontak sosial.
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan
hubungan negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan
antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, di samping
menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya
hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat
berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan
kontak negatif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak
tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing
atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau
perselisihan.
b. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain dari pada proses
sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan
pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
Memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan
apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang
ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya
komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak orang atau
sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang atau
sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial
tidak terjadi komunikasi atau tidak saling mengetahui dan tidak saling
memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan
demikian tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi dapat terjadi
banyak sekali penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing
orang yang sedang berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat
ditafsirkan sebagai kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap
kebanggan dan lain-lain.
Proses gejala sosial à Kontak tidak perlu berarti suatu hubungan
badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak
lain tanpa menyentuhnya. (Dengan perkembangan teknologi :
Telephon/HP, Radio, surat, internet, dan sebagainya).
Menurut Kingsley Davis (Human Society) : Hubungan badaniah
tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Kontak Sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,
melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan
tujuan masing-masing dalam kehdiupan masyarakat.
Contoh : Spesipikasi ujian nasional SMA/MA hak cipta pada pusat
penilaian pendidikan – Balitbang – Depdiknas.
3. Bentuk- bentuk interaksi social
Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompo dan antar kelompok dengan
kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing-masing. Proses sosial
atau hubungan timbal balik tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu
kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian atau pertentangan
(conflict), dan akomodasi (acomodation).
Bentuk-bentuk proses sosial tersebut dapat terjadi secara berantai terus-
menerus, bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Proses
sosial tersebut bisa bermula dari setiap bentuk kerja sama, persaingan,
pertiakian ataupun akomodasi; kemudian dapat berubah lagi menjadi kerja
sama, begitu seterusnya. Misalnya suatu pertikaian, untuk sementara waktu
dapat selesaikan (akomodasi); kemudian dapat bekerja sama; berubah menjadi
persaingan; apabila persaingan ini memuncak, maka dapat terjadi pertikaian.
a. Kerja sama
Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di
dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami
terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren, mengatakan
bahwa kerjasama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama. Ia adalah satu proses sosial yang paling dasar.
Biasanya, kerja sama melibatkan pembagian tugas, dimana setiap
orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung
jawabnya demi tercapainya tujuan bersama. Menurut Charles Horton
Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut melalui kerja sama; kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
yang penting dalam kerja sama yang berguna. Pada dasarnya kerja
sama dapat terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang dapat
memperoleh keuntungan atau manfaat dari orang atau kelompok
lainnya; demikian pula sebaliknya. Kedua belah pihak yang
mengadakan hubungan sosial masing-masing menganggap kerja
sama merupakan suatu aktivitas yang lebih banyak mendatangkan
keuntungan daripada bekerja sendiri.
Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, dalam buku
sosiologi suatu pengantar karangan Soerjono Soekanto, ada tiga
bentuk kerja sama, yaitu :
1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
organisasi atau lebih.
2) Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.
3) Coalition, adalah kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Coalition dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu, oleh karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda-beda satu
dengan lainnya. Akan tetapi maksud utamanya adalah
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka
sifatnya adalah kooperatif.
b. Persaingan
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk
mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa
berbentuk harta benda atau popularitas tertentu. Persaingan biasanya
bersifat individu, apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup
untuk memenuhi kepentingan pribadi. Akan tetapi apabila hasilnya
dianggap tidak mencukup bagi seseorang, maka persaingan bisa
terjadi antar kelompok, yaitu antara satu kelompok kerja sama dengan
kelompok kerja sama yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa terjadinya
persaingan oleh karena ada perasaan atau anggapan seseorang
bahwa ia akan lebih beruntung jika tidak bekerja sama dengan orang
lain; orang lain dianggap dapat memperkecil hasil suatu kerja.
Persaingan ini dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu persaingan
pribadi dan persaingan kelompok. Persaingan pribadi adalah
persaingan kelompok. Persainganpribadi adalah persaingan yang
berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan
kelompok adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok
dengan kelompok. Menurut Soedjono Dirdjosisworo, persaingan
merupakan suatu kegiatan yang merupakan perjuangan sosial untuk
mencapai tujuan, dengan bersaing terhadap yang lain, namun secara
damai atau setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.
Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai
berikut :
1. Mendapatkan status sosial;
2. Memperoleh jodoh
3. Mendapatkan kekuasaan
4. Mendapatkan nama baik
5. Mendapatkan kekayaan
6. Perbedaan agama dan lain-lain
c. Pertikaian atau pertentangan
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara
negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau
paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Singkatnya
pertikaian dapat diartikan sebagai usaha penghapusan keberadaan
pihak lain. Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam
interaksi sosial di mana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha
menjatuhkan pihak yang lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain
yang menjadi rivalnya. Hal ini terjadi mungkin karena perbedaan
pendapat antara pihak-pihak tersebut. Pertikaian ini bisa berhubungan
dengan masalah-masalah ekonomi, politik, kebudayaan, dan
sebagainya. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pertentangan
adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok
manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau
kekerasan.
Penjelasan Soerjono tersebut pertikaian tidak selama disertai
kekerasan, bahkan ada pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah
untuk dikendalikan : misalnya pertentangan antara orang-orang dalam
seminar, dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah,
atau sekurang-kurangnya tidak emosional.
Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaian
kembali, jika fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi
masih cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu
memperkuat kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pertikian merupakan
proses penyesuaian antara norma-norma sosial yang lama dengan
norma-norma sosial yang baru sesuai dengan kepentingan yang
dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu. Jika pertikaian dapat
diselesaikan, maka keseimbangan akan ditemukan kembali atau oleh
karena ada pihak mampu melerai pertikaian tersebut paling tidak untuk
sementara. Penyelesaian pertikaian sementara dapat di sebut
akomodasi dan dalam proses ini memungkinkan terjadi suatu
kerjasama kembali. Pertikaian yang dapat diselesaikan, apabila
masing-masing pihak dapat mengintrokspeksi diri berusaha menyadari
kesalahan atau kelemahan masing-masing. Alternatif yang terjadi
kemudian adalah pertama, dapat hidup berdampingan dengan bekerja
sama, atau kedua, masing-masing menjauhkan diri secara tegas
karena tidak mungkin dilakukan kerjasama.
d. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah
pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan
nilai dan norma-norma sosial dalam masyarakat. Akomodasi
sebenarnya suatu bentuk proses sosial yang merupakan
perkembangan dari bentuk pertikaian, dimana masing-masing pihak
melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai kesepakatan untuk
tidak saling bertentangan. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu
keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian,
sehingga terjalin kerja sama yang baik kembali.
Tujuan akomodasi dapat berbeda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham. Akomodasi di sini bertujuan untuk
menghasilkan suatu sintesa atau kedua pendapat tersebut,
agar menghasilkan suatu pola yang baru.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk
sementara waktu atau secara temporer.
Dari kedua bentuk proses sosial sebagaimana telah diuraikan di
atas, merupakan siklus yang senantiasa terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya selalu
diawallai oleh bentuk kerjasama, atau bentuk-bentuk yang lainnya;
bahkan biasa terjadi pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi kerja
sama.
B. Berbagi Kelompok Sosial di Masyarakat
1. Pengertian
kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan
saling memengaruhi. kelompok sosial biasa terbentuk secara alamiah dari diri
individu atapun secara kebetulan. Faktor kedekatan serta kesamaan menjadi
faktor utama bagaimana kelompok sosial bisa terbentuk. Seperti halnya karena
kedekatan geografis, dengan hal ini maka akan membuat masing-masing
individu mudah untuk berkomunikasi. Selain itu, seorang individu sering kali
berinteraksi dengan individu lain yang memiliki kesamaan dengannya. Hingga
akhirnya mereka membentuk kelompok sosial.
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu kumpulan masyarakat
dapat disebut kelompok sosial, seperti:
a. Terdapat kesadaran antar setiap anggota kelompok bahwa ia
merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan
b. Memiliki hubungan timbal balik antar satu anggota dan anggota lainnya
c. Adanya faktor yang dimiliki bersama yang akan membuat hubungan
antar anggota menjadi semakin erat, yang dapat merupakan nasib,
kepentingan, tujuan, ideology politik yang sama. Serta mempunyai
musuh bersama. Dalam hal ini, musuh dapat menjadi factor pengikat
serta pemersatu
d. Terstruktur, berkaidah serta memiliki pola perilaku
e. Tersistem dan berproses.
2. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Sebagaimana kodratnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu hidup bersama orang lain. Kehidupan bersama inilah makna dan kodrat
manusia sebagai makhluk sosial. Manusia tidak akan berarti apa-apa di
masyarakat apabila tidak pernah bergaul, berkomunikasi dan bekerja sama
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada mulanya kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejuiniah orang
yang berkerumun. Selanjutnya dalam kerumunan berkembang menjadi
kelompok-kelompok karena satu sama lain ada ikatan persamaan kepentingan,
persamaan senasib, persamaan persepsi, persamaan tujuan, dan persamaan
profesi. Dalam kelompok itu mereka saling mengadakan interaksi atau hubungan
timbal balik. Selain itu, mereka juga sepakat untuk taat kepada norma-norma
yang mereka buat sendiri. Berikut ini digambarkan hubungan antara kumpulan
orang-orang, kerumunan, dan kelompok.
Kumpulan orang-orang atau kerumunan dapat berubah menjadi kelompok
apabila di dalamnya muncul dan berkembang faktor-faktor pengikat sebagal
berikut:
a. Interaksi antara orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau
kerumunan.
b. Ikatan emosional sebagal pernyataan bersama.
c. Tujuan atau kepentingan bersama.
d. Kepeinimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan.
e. Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.

Kelompok yang sudah dapat dikatakan mantap atau mapan biasanya diikat
oleh faktor-faktor di atas. Sebaliknya, apabila beberapa atau seluruhnya faktor
pengikat itu surut, derajat kemantapan kelompok itu akan menurun sehingga
kelompok itu kemudian berubah hanya sekedar sebagai kerumunan. OIeh
karena 1w, agar kelompok tetap solid setiap anggota harus dapat menunjukkan
koinitmen yang kuat sehingga persoalan-persoalan yang dihadapi dapat mudah
diatasi.

Ada beberapa proses dalam pembentukan kelompok.


Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang
sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk
memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi
yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok,


dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut :

a. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena
dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara
horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang
pengetahuan tersebut.
b. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan
intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat
satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki
kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota
lainnya
c. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota
kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan
kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok
juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian
dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar
bisa memotivasi diri untuk maju.
d. Indenpendensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.
Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk
menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.
Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang
disepakati kelompok
e. Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan
proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok
dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.
f. Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
3. Syarat terbentuknya kelompok sosial
a. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan
b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota
c. Adanya faktor pengikat seperti kesamaan ideologi, kepentingan, dan
kesamaan nasib
d. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama
e. Bersistem dan berproses untuk kemajuan tiap anggota atau secara
keseluruhan kelompok sosial.
4. Macam-macam kelompok sosial
Macam kelompok sosial berdasarkan pada ada tidaknya organisasi hubungan
sosial antara kelompok, dan kesadaran, yaitu;
a. Kelompok Statis
Adalah kelompok yang bukan organisasi, tidak terdapat hubungan sosial
dan kesadaran jenis di antara individu dalam kelompkok tersebut. Contoh
: kelompok penduduk anak dan remaja berusia 5-19 tahun di sebuah
desa
b. Kelompok Kemasyarakatan
Adalah kelompok yang dindalamnya terdapat persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
c. Kelompok Sosial
Adalah kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis serta
berhubungan satu sama lain, akan tetapi tidak terikat dalam suatu ikatan
organisasi. Contoh: kelompok pertemuan, ikatan alumni, organisasi
mahasiswa
d. Kelompok Asosiasi
Adalah kelompok yang anggotanya memlunyai kesadaran jenis dan
persamaan kepentingan pribadi serta kepentingan bersama. Contoh :
negara, universitas, perusahaan-perusahaan tertentu.
Macam Kelompok Sosial Berdasarkan solidaritas yang terbentuk antar anggota,
yaitu:
a. Solidaritas organik
Merupakan solidaritas yang sifatmya mengikat masyarakat yang
kompleks dan telah mengenal adanya pembagian kerja teratur sehingga
para anggotanha telah disatukan dari adanya rasa saling ketergantungan
antaranggota. Peranan dan struktur yang terbentuk di dalamnya juga
sudah jelas.
b. Solidaritas mekanik
Merupakan solidaritas yang muncul pada individu -individu dalam
kolompok yang sifanya masih sederhana sederhana dan diikat oleh rasa
kesadaran yang belum menyeluruh serta belum mengenal adanya
pembagian kerja di antara para anggota kelompoknya. Peranan dan
struktur yang terbentuk pun juga belum begitu jelas.
Macam Kelompok Sosial Berdasarkan ikatan dalam kelompok, yaitu:
a. Paguyuban
Paguyuban juga dikenal sebagai gemeinschaft. Ini adalah kelompok
sosial yang terdapat ikatan erat, intim dan harmonis antar anggtanya.
Mereka memiliki ikatan batin, dan hubungan yang berlangsung ini bersifat
informal.
Adapun ciri Paguyuban yaitu:
1) Intimate, hubungan menyeluruh dan mesra
Private, hubungan yang sifatnya pribadi dan dengan cakupan
yangbtidak rerlalu luas
2) Exclusive, hubungan hanya untuk “kita”, dan tidak termasuk orang
yang ada di luar ”kita”.
Contoh: ikatan kumpulan mahasiswa yang berasal dari kota yang
sama, keluarga, RT, RW, Partai politik berlatar belakangkan
agama.
b. Patembayan
Patembayan juga dikenal dengan sebutan gesellschaft, yakni kelompok
sosial atau kehidupan publik yang hanya bersifat sementara dan semu.
Bentuk kelompok ini lebih sering terdapat dalam hubungan atau ikatan
perjanjian berdasar pada ikatan timbal balik. Contoh : ikatan antar
pedagang, organisasi dalam sebuah industri maupun pabrik.
Macam Kelompok Sosial Berdasarkan identifikasi diri, yaitu:
a. In-Group
Merupakan Kelompok sosial dengan anggota individu yang
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok sosialnya. Sifat-sifat
ingroup umumnya berdasarkan adanya faktor rasa simpati , dan selalu
mempunyai perasaan yang dekat dengan anggota-anggota dalam
kelompok. Contohnya: kumpulan guru.
b. Out-Group
Merupakan Kelompok sosial yang oleh individu di dalamnya diartikan
sebagai lawan in-group-nya. Sifat outgroup ini umumnya selalu ditandai
adanya sifat kelainan yang berwujud antagonisme dan antipati sehingga
terdapat kaitan erat dengan istilah kami, kita dan mereka. Contoh : kami
adalah guru, sedangkan mereka adalah dosen. Kami adalah polisi dan
mereka adalah tentara.
Macam Kelompok Sosial Berdasarkan hubungan antar individu, yaitu:
a. Kelompok primer (primary group
Merupakan kelompok sosial yang para anggotanya mempunyai perasaan
kebersamaan dan saling mengenal dekat, akrab, erat, dan intensif.
Anggota kelompok sering bertatap muka dan berdialog, sehingga lebih
akrab layaknya keluarga. Kelompok ini juga diken dengan sebutam
kelompok “face to face”.
Kelompok primer tidak mengenal pembagian tugas secara terpaksa,
sehingga pembagian peranan dan tugas dibagi berdasar pada rasa
sukarela, simpati, dan kekeluargaan. Contoh : RT, RW, anggota kelas
siswa.
b. Kelompok sekunder (secondary group)
Merupakan kelompok yang di dalamnya terdapat kepentingan yang sama
sehingga kerjasama didasarkan pada hitungan untung rugi. Anggota
kelompok sekunder menerima dan membagikan tugas berdasar
keahliannya serta mereka dituntut untuk kerja secara maksimal agar
dapat mencapai target bersama. Contoh : partai politik, kumpulan
organisasi seprofesi.
5. Masalah perkembangan kelompok sosial
a. Primordialisme
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang
mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah
suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
1) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa,
daerah asal, dan agama.
2) Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari
ancaman luar.
3) Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann
dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah
hidup di dalamnya.
Dampak negative dari primordialisme antara lain
1) Menghambat hubungan antarbangsa
2) Menghambat proses asimilasi dan integrasi
3) Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu
pengetahuan.
4) Penyebab terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja
terhadap) golongan tertentu yang didasarkan pada ras, agama,
mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5) Merupakan kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik
antara suku suku bangsa.
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme antara lain sebagai berikut
1) Meneguhkan cinta tanah air
2) Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa
3) Mempertinggi semangat patriotism
4) Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya
b. Etnosentris 
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan
menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap
yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling
baik.
Dampak negatif yang lebih luas dari sikap etnosentris lainnya, yaitu :
1) Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
2) Menghammbat pertukaran budaya
3) Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
4) Memicu timbulnya konflik social
Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hampir setiap individu merasa
bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi dibandingkan
dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
1) Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya.
2) Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
3) Bnagsa Italy bangga akan musiknya
c. Pengertian aliran politik
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala
urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan
Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan
pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang
dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang
atau kelompok masyarakat.
1) Proses Perkembangan Politik Aliran
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai
konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk
(diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social)
disamping proses–proses social yang lain.
2) Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial
antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia
( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai
Buruh Indonesia ( PBI ), dll.
6. Kelompok teratur dan tidak teratur
Menurut Robert Bierstedt, apabila didasarkan pada keteraturannya, maka
kelompok sosial dibagi menjadi dua yakni kelompok teratur dan kelompok tidak
teratur. Adapun perbedan kedua jenis kelompok sosial ini adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok Teratur
Adalah kelompok sosial yang setiap anggota di dalamnya sadar bahwa
ia adalah bagian dari kelompok tersebut, terdapat hubungan bersifat
timbal balik di antara anggota kelompok, terdapat faktor pengikat dan
pemersatu dalam kelompok tersebut. Kelompok ini juga terstruktur,
berkaidah dan memiliki pola perilaku tertentu. Selain itu, kelompok sosial
teratur ini memiliki sistem dan proses tertentu.
Kelompok Sosial Yang Teratur
1) In-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial yang individunya
mengidentifikasinya dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-
group didasarkan pada faktor simpat dan kedekatan dengan
anggotak kelompok. Seperti, dian adalah siswa kelas X-A SMA
Harapan Pertiwi, maka yang menjadi in-group Dian adalah kelas
X-A.
Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai
lawan in-groupnya atau kelompok yang ada diluar kelompok
dirinya. Seperti, out- qroup bagi Dian adalah kelas selain kelas X-
A, seperti kelas X-B atau X-C.
2) Kelompok primer dan kelompok sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya
memiliki hubungan dekat, personal dan langgeng. Misalnya
keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat
sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan
antaranggotanya tidak bersifat pribadi sehingga biasanya tidak
langgeng. Misalnya kesebalasan sepak bola.
3) Paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk dari hubungan bersama yang
anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni yang
sifatnya alamiah dan juga kekal. Ciri-ciri paguyuban adalah
hubungan akrab, eksklusif (hanya orang tertentu), dan bersifat
pribadi.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dalam
jangka waktu yang pendek.
4) Grup formal dan grup informal
Grup formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas
dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk
mengatur antar sesama. Contohnya: perusahaan, birokrasi, dan
negara.
Grup informal adalah kelompok yang tidak mempunyai sturktur
yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang
sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman.
Contohnya, klik (ikatan kelompok teman terdekat atau
perkawanan).
5) Membership group dan reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang didalanya setiap
orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan
bagi seseorang untuk membetuk kepribadian dan perilakunya.
b. Kelompok Tidak Teratur
Adalah kelompok sosial yang cenderung tidak terstruktur, terbentuk
tanpa rencana, para anggota umumnya tak sadar menjadi anggota dari
kelompok tersebut dan tak memiliki kaidah tertentu. Contoh kelompok
sosial tak teratur ini adalah kerumunan atau crowd.
Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
1) Kerumunan (Crowd)
Kerumunan identik dengan semangat dan keinginan yang
menyala-nyala yang cenderung merusak (destruktif). Namun,
tidak semua kerumunan menciptakan kerusuhandan kekacauan.
Menurut Herbert Blumer (1900-1987), ada empat tipe
kerumunan, yaitu sebagai berikut...
Kerumunana tidak tetap (causal crowd) adalah kerumunan yang
keberadaannya singakat dan terorganiasi longgar. Hal ini bersifat
spontan. Contoh, kerumunan orang yang bersama-sama melihat
rumah terbakar atau kecelakaan lalu lintas.
Kermunan konvensional (conventional crowd) adalah kerumunan
yang terjadi secara terncana yang berperilaku teratur.
Contohnya, para penonton sepak bola atau penonton
pertunjukan teater.
Kerumunan betindak (acting crowd) adalah kerumunan yang
didasari pada permusuhan atau aktivitas destuktif. Contohnya,
mob (kemunculan yang secara emoasional dan irasional yang
muncul untuk menjalankan aksi penuh destruktif).
Kerumunan ekspresif (expressive crowd) adalah kerumunan
yang muncul untuk melampiaskan emosi dan ketegangan.
Contohnya, para penonton konser musik rock.
2) Publik
Publik adalah orang-orang yang berkumpul secara alamiah yang
memiliki kesamaan kepentingan. Orang-orang yang berkumpul
dalam suatu pasar tradisional (pengunjung) memiliki banyak
kesamaan, namun masing-masing tidak bertanggung jawab satu
sama lainnya

Anda mungkin juga menyukai