Anda di halaman 1dari 13

e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

TERAPI TRANSFUSI DARAH LEUKODEPLETED PADA PASIEN


THALASSEMIA
Bobby Rojas 1, Irza Wahid2
1
RSUP Dr. M. Djamil Padang 2Subbagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M. Djamil Padang
email : coboik_06@yahoo.co.id, telp : +6285274597549

Submitted: 02-04-2020, Reviewer: 06-04-2020, Accepted: 08-04-2020

Abstrak

Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb), khususnya rantai globin, yang
diturunkan. Data Pusat Thalassemia, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, sampai dengan
bulan Mei 2014 terdapat 1.723 pasien dengan rentang usia terbanyak antara 11-14 tahun. 1, P engobatan
penyakit thalassemia sampai saat ini belum sampai pada tingkat penyembuhan. Di seluruh dunia tata
laksana thalassemia bersifat simptomatik berupa transfusi darah seumur hidup. Dahulu target Hb pra
transfusi darah 6gr% dan pasca transfusi 8-10gr%, namun sekarang target Hb pra transfusi adalah 9-
10gr% dan pasca transfusi adalah 12gr% pada wanita dan 13gr% pada pria. 3,4 Transfusi darah
merupakan tindakan transplantasi organ yang sederhana, tetapi mengandung banyak risiko, seperti reaksi
transfusi dan tertularnya penyakit akibat tercemarnya darah donor oleh virus seperti hepatitis B, C,
Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan human t-cell leukemia virus (HTLV). Baru pada akhir tahun
2011 pasien thalassemia di RS tertentu bisa mendapatkan packed red cells (PRC) rendah leukosit dengan
menggunakan skrining nucleic acid test (NAT), namun tidak rutin tersedia. Selain risiko tertular penyak it
infeksi, pasien yang mendapatkan transfusi berulang juga dapat mengalami reaksi transfusi mulai dari
ringan seperti menggigil, urtikaria, sampai berat seperti syok anafilaksis. Penggunaan bedside filter saat
pemberian transfusi darah non leukodeplesi pada saat transfusi belum rutin dilakukan, karena akan
menambah biaya. 1,5,6,7,8

Kata kunci: Thalassemia, hemoglobin, leukodeplesi

Abstract

Thalassemia is a hemoglobin (Hb) synthesis disorder, specifically the globin chain, which is
inherited. Data Center of Thalasemia, Department of Pediatric , FKUI-RSCM, until May In 2014 there
were 1,723 patients with the most age range between 11-14 years old. 1,2 The treatment of thalassemia until
now has not reached the curative level. Around the world, the management of thalassemia is symptomatic
in the form of lifelong blood transfusions. Previously the pre blood transfusion Hb was 6gr% and 8-10gr%
for post transfusion, but now the target of pre transfusion Hb was 9-10gr% and post transfusion was
12gr% in women and 13gr% in men. 3,4 Blood transfusion is an act of simple organ transplantation, but has
many risks, such as transfusion reactions and the transmission of disease due to contamination of blood
donor by viruses such as hepatitis B, C, Human Immunodeficiency Virus (HIV), and human t-cell leukemia
virus (HTLV). Just the ending of 2011 thalassemia patients in certain hospitals can get low leukocyte
packed red cells (PRC) by using nucleic acid test (NAT), but also not routinely available. In addition to the
risk of infectious diseases, patients who get repeated transfusions can also experience transfusion
reactions ranging from mild such as chills, urticaria, to severe as anaphylactic shock. The use of bedside
filters when administering non-leukodepleted blood transfusions at the time of transfusion is also not
routinely done, because it will add the cost burden. 1,5,6,7,8
423
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Keywords: Thalassemia, hemoglobin, leukodepleted


PENDAHULUAN 11 (β) dan 16 (α) seperti yang terlihat pada
Thalassemia merupakan gangguan sintesis gambar 1. Sindrom Thalasemia
hemoglobin (Hb), khususnya rantai globin, diklasifikasikan berdasarkan adanya
yang diturunkan. Penyakit genetik ini gangguan dari rantai globin α atau β.
memiliki jenis dan frekuensi terbanyak di Thalassemia adalah kelainan herediter yang
dunia. Manifestasi klinis yang ditimbulkan ditandai dengan tidak adekuatnya sintesis
bervariasi mulai dari asimtomatik hingga dari satu atau lebih rantai dari globin. 1,5,10,11
gejala yang berat. Thalassemia dikenal juga
dengan anemia mediterania, namun istilah
tersebut dinilai kurang tepat karena penyakit
ini dapat ditemukan dimana saja di dunia
khususnya di beberapa wilayah yang dikenal
sebagai sabuk thalassemia. 1
Pengobatan penyakit thalassemia Gambar 1 Struktur rantai gen globin pada
sampai saat ini belum sampai pada tingkat kromosom 16 dan 11 5
penyembuhan. Di seluruh dunia tata laksana
thalassemia bersifat simptomatik berupa Hemoglobin merupakan pigmen yang
transfusi darah seumur hidup. Transfusi terdapat didalam eritrosit yang terdiri dari
darah yang diberikan pada pasien heme dan globin dan memiliki berat molekul
thalassemia di Indonesia masih PRC non 64-64.4 kDa. Molekul hemoglobin yang
leukodeplesi.3,4 terkandung dalam sel-sel darah merah sangat
Kurniawan, dkk (2013) melaporkan penting untuk kehidupan manusia. Heme
bahwa 37,5% pasien tidak dapat sangat penting untuk transportasi oksigen
mempertahankan kadar Hb pasca transfusi sedangkan globin berfungsi untuk
dan hal ini berhubungan dengan adanya melindungi heme dari oksidasi. Struktur
alloantibodi (78,6%) dan autoantibodi molekul hemoglobin menghasilkan
(72,7%), sehingga menyarankan transfusi lingkungan internal hidrofobik yang
darah pada pasien thalassemia harus melindungi besi pada heme dari air, dan juga
menggunakan darah yang leukodeplesi. 9 dari oksidasi.1,4,10,11
berdasarkan masalah diatas, kami membuat
tinjauan pustaka ini untuk membahas EPIDEMOLOGI
bagaimana transfusi yang optimal pada Diperkirakan 1,5% populasi dunia atau
pasien thalassemia. sekitar 80–90 juta orang carrier β-
thalassemia, dengan sekitar 60.000 anak lahir
DEFINISI pertahun memiliki kasus thalassemia, yang
Istilah thalassemia berasal dari kata sebagian besar terjadi di dunia yang sedang
Yunani yaitu Thalassa (laut) dan Haema berkembang.13 Hemoglobin E-β-thalassemia
(darah) yang mengacu pada adanya salah satu hemoglobinopati paling sering
gangguan sintesis dari rantai globin (rantai α dijumpai diseluruh dunia. Insiden HbE
dan rantai β) yang merupakan subunit dari banyak terjadi pada 60 populasi di daerah
hemoglobin Hb A (α2; β2). Gen untuk Asia Tenggara.4,11
sintesis rantai globin terletak di kromosom
424
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Untuk Indonesia sendiri distribusi dan berkurang atau hilangnya rantai globin-β
frekuenbsi carriers Thalassemia-β di yang akan mengakibatkan berlebihnya
Indonesia ditunjukan pada gambar 2.3, untuk rantai-α. Maka akan terjadi penurunan
suku minang terlihat ada 4 % dari produksi hemoglobin dan ketidak
penduduknya yang merupakan carriers seimbangan rantai globin. Ini akan mengarah
Thalassemia- β. Di daerah pantai Amerika pada penurunan dari volume hemoglobin
Utara, prevalensi berkembang pesat. (MCH) dan volume eritrosit (MCV)³. Pada
Penyakit α- talasemia sekarang juga sudah thalassemia-β yang berat, eritropoesis yang
banyak dilaporkan. HbH, Hb Constants tidak efektif terjadi di sumsum tulang akan
Spring , dan homozigot α-thalassemia meluas ke tulang-tulang normal dan
mempengaruhi sekitar satu juta orang di menyebabkan distorsi dari tengkorak kepala,
seluruh dunia. 3% dari populasi di dunia tulang wajah dan tulang panjang. Aktivitas
(sekitar 150 juta orang) memiliki gen carrier proliferasi eritroid di ekstramedular, akan
β-thalassemia.4,5,11,12 menyebabkan limfadenopati,
hepatosplenomegali, dan pada beberapa
kasus terjadi tumor ekstramedular. 14,15,16
Tidak efektifnya eritropoesis yang
berat pada anemia kronis dan hipoksia dapat
menyebabkan peningkatan absorbsi besi
pada saluran pencernaan. Penderita
thalassemia homozigot atau pun thalassemia-
β heterozygot akan meninggal pada usia 5
tahun karena anemia yang berat. Namun
transfusi menyebabkan penumpukan besi
Gambar 2 Distribusi dan frekuensi (%) yang progressif oleh karena ekskresi yang
carriers Thalassemia-β di Indonesia 13 tidak baik.16

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang mendasari antara
jenis thalassemia hampir sama, ditandai
dengan penurunan produksi hemoglobin dan
sel darah merah (RBC), adanya kelebihan
rantai globin yang tidak efektif, akan
menyebabkan bentuk homotetramers yang
tidak stabil, seperti yang terlihat pada gambar
3. Alfa homotetramers pada β-thalasemia
lebih tidak stabil daripada β-homotetramers
di α-talasemia dan sebelumnya akan
terbentuk presipitasi pada RBC,
menyebabkan kerusakan sel darah merah dan
hemolisis yang berat oleh karena eritropoesis Gambar 3 Patofisiologi Thalassemia 14

yang tidak efektif serta hemolisis


ekstramedular. 14,15 Pada β-thalassemia KLASIFIKASI
patofisiologinya berdasarkan karena
425
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Klasifikasi dari Thalassemia luas, asites, efusi pleura, dan efusi


berdasarkan jenis subunit globin yang pericardial.8,10 Pada pemeriksaan apusan
mengalami defek, dan secara garis besar darah tepi banyak dijumpai immature red
terdiri dari: 1,10,11,15 cell , hipokrom, mikrositer, gambaran sel
darah merah anisopoikilositosis.10
1. Thalassemia-α
Hilangnya produksi gen α (α⁰) atau 2. Thalassemia-β
berkurangnya produksi dari gen α (α⁺), Terdapat lebih dari 200 mutasi
disebabkan oleh mutasi gen globin α baik thalassemia-β yang telah diakui dan terjadi
berupa delesi gen maupun non-delesi (mutasi dalam berbagai kelompok etnis.
titik). Suatu studi molekul yang Thalassemia-β umumnya terdapat di daerah
menggunakan teknik hibrid telah Mediterania, di anak benua India di Asia
mengidentifikasi hilangnya fungsi gen α Tenggara dan umumnya pada orang-orang
yang terkait delesi atau nondelesi dari mutasi keturunan Afrika. Mutasi thalassemia-β
gen menyebabkan berkurangnya fungsi gen dibagi menjadi dua kategori yaitu,
sehingga menyebabkan mutasi pada kodon Thalassemia-β⁰ (beta zero) dan Thalassemia-
yang bertanggung jawab terjadinya syndrom β⁺ (beta plus). Thalassemia-β dapat terjadi
α-thalassemia.17,18,19 Pada α-thalassemia oleh karena hilangnya atau berkurangnya
pembagiannya tergantung pada jenis mutasi produksi dari rantai globin-β, dapat dibagi
gen-α yang mengalami kerusakan. Secara menjadi:
klinis thalassemia-α dapat terbagi menjadi 4
kelompok: a. Thalassemia-β minor (trait)
Pada β-thalassemia trait kelainan
a. Silent thalassemia-α (-α/αα). terjadi oleh karena ketidakseimbangan
Delesi 1 rantai α. Selalu disebut sintesa rantai globin-β. Pada thalassemia-β
thalassemia-α⁺. Pada keadaan ini tidak minor (trait) / tidak mengalami anemia yang
terjadi kelainan hematologi. Kelainan ini berat. Kedua orang tua yang memiliki
ditemukan sekitar 15-20% dari populasi pembawa sifat β-thalassemia, maka akan
keturunan Afrika. melahirkan ana-anak 25% normal, 25% β-
thalassemia mayor dan 50% β-thalassemia
b. Carrier thalassemia-α (--/αα atau –α/-α) trait.19,20
Delesi pada 2 gen-α. Disebut juga
thalassemia-α minor. Dijumpai adanya b. Thalassemia-β Intermedia
anemia microcytic hypochromic ringan (Hb Hampir 10% pasien thalassemia-β
12.6 g/dL, MCH 22 pg, MCV 68 fL). mengalami thalassemia-β intermedia (TI).
Genetik dari kelompok ini mungkin memiliki
c. Hemoglobin H disease (--/-α) homozigot talasemia-δβ atau homozygous
Delesi dari 3 gen-α. Pengobatan atau heterozygous thalassemia β⁰ dan atau
terdiri dari asam folat suplemen (5 mg/hari) mutasi thalassemia-β⁺. Pada beberapa anak
dan transfusi darah.3 TI, walaupun Hb>7g/dl dapat mengalami
kegagalan dalam pertumbuhan ,kurus yang
d. Hydrops Fetalis (--/--) tidak dapat kembali seperti semula kecuali
Delesi dari ke 4 rantai α. Terjadi apabila dilakukan transfusi reguler sebelum
anemia yang berat, mengalami oedem yang umur 6 atau 7 tahun.19,20,22,23
426
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

rendah (Mikrositer hipokrom) dan


c. Thalassemia Mayor mengalami anemia. Pada kasus β-
Thalassemia-β mayor selalu disebut anemia thalassemia trait mengalami anemia yang
Cooley, anemia Mediterranean dan anemia ringan.11,12 Pemeriksaan laboratorium pada
Jaksch menunjukkan bentuk penyakit yang thalassemia diperlukan juga evaluasi sediaan
homozigot ataupun yang heterozigot ditandai hapusan darah tepi, badan inklusi HbH serta
dengan gejala anemia berat (1-7 g/dL), analisa hemoglobin dengan pemeriksaan
hemolisis dan inefektif eritropoesis yang hemoglobin elektroforesis dengan menilai
berat. Manifestasi yang muncul pada masa kadar HbA2 dan kadar HbF. Kuantitasi
anak-anak dapat terjadi anemia yang berat, HbA2 yang meningkat >3,5%
ikterus, pertumbuhan terhambat, aktivitas mengidentifikasi suatu β-thalassemia trait.
menurun dan sering tidur. Analisa hemoglobin selain hemoglobin
Hepatosplenomegali dengan tanda awal dari elektroforesis yaitu dengan menggunakan
wajah thalassemia biasanya ditemukan.19 HPLC. Mutasi yang terjadi sehingga
Pada pemeriksaan hapusan darah tepi mengakibatkan diagnosis negatif palsu, maka
dijumpai poikilositosis, mikrositosis, pemeriksaan analisa genetik sangat
hipokrom, target sel, basophilic stipling, diperlukan. 10,11,12

pappenheimer bodies (siderotic granules) dan


retikulositosis dengan peningkatan Nucleated TRANSFUSI DARAH
Red cells.19,20,22,24,25 Tujuan transfusi darah pada pasien
thalassemia adalah untuk menekan
DIAGNOSIS hematopoiesis ekstramedular dan
Dalam mendiagnosis thalassemia mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
sangat penting mengetahui tentang riwayat Keputusan untuk memulai transfusi darah
penderita dan keluarga, karena ada beberapa sangat individual pada setiap pasien.
populasi dengan ras etnik tertentu memiliki Transfusi dilakukan apabila dari pemeriksaan
frekuensi yang tinggi untuk jenis gen laboratorium terbukti pasien menderita
abnormal thalassemia. 1,9,10,11,18 thalassemia mayor, atau apabila Hb < 7g/dL
Pada pemeriksaan fisik penderita setelah 2x pemeriksaan dengan selang waktu
thalassemia dapat dijumpai adanya tanda > 2 minggu, tanpa adanya tanda infeksi atau
pucat yang menunjukkan adanya anemia, didapatkan nilai Hb >7gr/dL dan dijumpai,
ikterus adanya pembesaran organ seperti gagal tumbuh, dan/atau deformitas tulang
splenomegali, hepatomegali, dan skeletal akibat thalassemia. 11
formation.1,9,10,11
Pemeriksaan laboratorium meliputi, Evaluasi sebelum transfusi
pemeriksaan darah lengkap (complete blood Pasien perlu menjalani pemeriksaan
count/CBC), khususnya memeriksa nilai laboratorium berikut sebelum memulai
eritrosit rerata seperti Mean Corpuscular transfusi pertama: 11,21,22
Volume (MCV), Mean corpuscular a. Profil besi : feritin serum, serum iron (SI),
hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular total iron binding capacity (TIBC)
Hemoglobin Concentration (MCHC), Red b. Fungsi hati : SGOT, SGPT, PT, APTT,
Blood Cell Distribution Width (RDW). Pada albumin, bilirubin indirek, dan bilirubin
pasien thalassemia-α maupun thalassemia-β direk.
menunjukan nilai MCV dan MCH yang c. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
427
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

d. Golongan darah: ABO, Rhesus sedangkan kadar Hb pratransfusi


e. Marker virus yang dapat ditransmisikan berikutnya diharapkan tidak kurang
melalui transfusi darah: antigen permukaan dari 9,5 mg/dL. Nilai Hb pretransfusi
Hepatitis B (HbsAg), antibodi Hepatitis C antara 9-10 g/dL dapat mencegah
(anti-HCV), dan antibodi HIV (anti-HIV). terjadinya hemopoesis ekstramedular,
menekan konsumsi darah berlebih,
f. Bone age.
dan mengurangi absorpsi besi dari
saluran cerna.
c) Jika nilai Hb <6 gr/dL, dan atau kadar
Hb berapapun tetapi dijumpai klinis
gagal jantung maka volume darah
yang ditransfusikan dikurangi
menjadi 2-5 ml/kg/kali dan kecepatan
transfusi dikurangi hingga 2 mL/kg
per jam untuk menghindari kelebihan
cairan/overload.
d) Darah yang diberikan adalah
golongan darah donor yang sama
(ABO, Rh) untuk meminimalkan
alloimunisasi dan jika memungkinkan
menggunakan darah leucodepleted
yang telah menjalani uji skrining
nucleic acid testing (NAT) untuk
menghindari/meminimalkan
tertularnya penyakit infeksi lewat
transfusi.
e) Darah yang sudah keluar dari bank
darah sudah harus ditransfusikan
dalam waktu 30 menit sejak keluar
dari bank darah. Lama waktu sejak
darah dikeluarkan dari bank darah
hingga selesai ditransfusikan ke
tubuh pasien maksimal dalam 4 jam.
Gambar 4 Alur diagnosis thalassemia 11 Transfusi darah dapat dilakukan lebih
cepat (durasi 2-3 jam) pada pasien
Cara pemberian transfusi darah 21,22,25 dengan kadar Hb > 6 gr/dL.
a) Volume darah yang ditransfusikan f) Nilai Hb dinaikan secara berlahan
bergantung dari nilai Hb. Bila kadar hingga target Hb 9 gr/dL. Diuretik
Hb pratransfusi >6 gr/dL, volume furosemid dipertimbangkan dengan
darah yang ditransfusikan berkisar dosis 1 hingga 2 mg/kg pada pasien
10-15 mL/kg/kali dengan kecepatan 5 dengan masalah gangguan fungsi
mL/kg/jam. jantung atau bila terdapat klinis gagal
b) Target pra kadar Hb post-transfusi jantung. Pasien dengan masalah
tidak melebihi dari 14-15 g/dL, jantung, kadar Hb pratransfusi
428
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

dipertahankan 10-12 g/dL. Pemberian Beberapa produk darah dapat


transfusi diberikan dalam jumlah dijumpai di bank darah, salah satunya adalah
kecil tiap satu hingga dua minggu. eritrosit cuci/ washed erythrocyte (WE).
g) Interval antar serial transfusi adalah Produk ini memberikan beberapa keuntungan
12 jam, namun pada kondisi anemia antara lain dapat menghilangkan leukosit 50-
berat interval transfusi berikutnya 95% dan eritrosit 15%. Komponen darah WE
dapat diperpendek menjadi 8-12 jam. dapat mengurangi risiko terjadinya reaksi
h) Setiap kali kunjungan berat badan alergi, dan mencegah reaksi anafilaksis pada
pasien dan kadar Hb dicatat, begitu defisiensi IgA. Kerugian WE ini memiliki
pula dengan volume darah yang waktu simpan yang pendek 4-6 jam dan
sudah ditransfusikan. Data ini memiliki risiko bahaya kontaminasi. Produk
dievaluasi berkala untuk menentukan ini tidak direkomendasikan pada thalassemia.
kebutuhan transfusi pasien. Pasien 22,23,26,27

tanpa hipersplenisme kebutuhan Sekitar tahun 1860-1970 mulai


transfusi berada di bawah 200 mL dikembangkan tehnik leukodepleted, yaitu
PRC/kg per tahun. Prosedur transfusi berupa proses pemisahan buffy coat (BC)
mengikuti/sesuai dengan panduan yang mengandung leukosit dan trombosit
klinis dan laboratoris masing-masing dari PRC dengan sedimentasi atau
senter. Pada saat transfusi, sentrifugasi sehingga leukosit menurun 60-
diperhatikan reaksi transfusi yang 80% dan eritrosit menurun 20-30%. Teknik
timbul dan kemungkinan terjadi ini terbukti dapat mencegah dan mengurangi
reaksi hemolitik. Pemberian dampak kontaminasi leukosit. Beberapa
asetaminofen dan difenhidramin tidak terminologi dapat dijumpai di literatur adalah
terbukti mengurangi kemungkinan leukodepleted di Eropa dan leucoreduced di
reaksi transfusi. US. Perbedaannya terletak pada jumlah
leukosit yang dapat disaring, yaitu
leukodepleted dapat mengurangi leukosit
Jenis produk darah yang digunakan hingga 107-108, sedangkan leucoreduced <
Idealnya darah yang ditransfusikan
105. Sedangkan jumlah leukosit pada 1 unit
tidak menyebabkan risiko atau efek samping whole blood (WB) adalah 2x109.26,28
bagi pasien. Beberapa usaha mulai dari Proses pemisahan leukosit pada komponen
seleksi donor, pemeriksaan golongan darah, darah menggunakan filter yang terbuat dari
skrining darah terhadap infeksi menular bahan tertentu yang dapat memisahkan
lewat transfusi darah (IMLTD), uji silang
leukosit. Proses ini dapat dilakukan pada saat
serasi (crossmatch), dan pengolahan
pembuatan darah/ pra-storage atau beberapa
komponen telah dilakukan untuk saat sebelum transfusi/post-storage. Jenis
menyiapkan darah yang aman. Beberapa darah PRC biasa dan WE tetap
teknik pengolahan komponen darah sudah membutuhkan bed side filter. 29
dapat dilakukan untuk meningkatkan
keamanan darah. Tersedianya komponen
TRANFUSI LEUKOREDUCTION
darah yang aman akan menunjang pemberian
Proses ini juga dikenal sebagai
transfusi darah secara rasional dan leukofiltrasi dan berdasarkan standar AABB
berdasarkan indikasi yang tepat. 22,23 ( American Association of Blood Banks ) ada
tiga standar leukoreduction :26,27,28
429
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

1. Leukocyte-reduced RBCs : thalassemia lebih rentan terhadap komplikasi


a. Masih ada setidaknya terkait transfusi karena transfusi berulang.
85% dari sel darah merah asli Mempelajari reaksi-reaksi ini dan
b. <5 x 106 sel darah putih menghubungkannya dengan status
leucodepletion dari sel darah merah yang
2. Leukocyte-reduced Platelet ditransfusikan (PRBCs) dapat mengurangi
Concentrates : komplikasi transfusi karena leukosit yang
a. Paling sedikit ada 5,5 x ditransfusikan.26,28
10
10 trombosit Dengan munculnya terapi transfusi,
b. <8,3 x 105 sel darah putih thalassemia bukan lagi penyakit fatal pada
c. pH ≥ 6,2 masa kanak-kanak tetapi penyakit kronis
yang kompatibel dengan masa hidup yang
3. Leukocyte-reduced Apheresis panjang. Di sisi lain, transfusi darah sering
Platelets :: menyebabkan reaksi transfusi, infeksi yang
a. Paling sedikit ada 3,0 x ditularkan melalui transfusi, kelebihan zat
11
10 trombosit besi, dan sifat kronis dari penyakit ini telah
b. <5,0 x 106 sel darah putih berkontribusi pada spektrum komplikasi
c. pH ≥ 6,2 yang sama sekali baru. Beberapa komplikasi
ini muncul karena mekanisme yang
Jenis Leukoreduction 29 dimediasi imun yang melibatkan sel darah
1. Pre-storage putih dari donor. Dengan demikian, eliminasi
a. Dilakukan dalam 24 jam sel darah putih dari sel donor menghasilkan
pengumpulan pengurangan reaksi yang merugikan tersebut.
b. Dapat menggunakan Berbagai metode leucoreduction telah
inline filters pada saat berhasil digunakan di masa lalu dan terbukti
pengumpulan (apheresis) atau mengurangi reaksi febrile nonhemolytic
setelah pengumpulan transfusion reactions.27,28,29
Thalassemia mayor membutuhkan
2. Leukoreduction “Pra-transfusi” / transfusi secara teratur sehingga perlu
bedside leukoreduction diperhatikan hal-hal di bawah ini :27,28,29,30
a. Dilakukan sebelum a) Produk darah yang digunakan hendaknya
transfusi. PRC rendah leukosit (leukodepleted)
b. Leukoreduction "Bedside" yang telah menjalani uji skrining NAT
menggunakan filter berbasis dan menggunakan produk darah yang
gravitasi pada saat transfusi. telah dicocokkan dengan darah pasien.
c. Alternatifnya dilakukan b) Penggunaan pre-storage filtration
oleh layanan transfusi. terbukti lebih baik dibandingkan dengan
bed side filtration. Pada pre-storage
Transfusi Leukoreduction pada filtration, leukosit akan difilter sebelum
Thalassemia sempat mengeluarkan sitokin, sehingga
Transfusi darah selalu dikaitkan reaksi transfusi berupa febrile non
dengan sejumlah hasil buruk yang terus hemolytic transfusion reaction (FNHTR)
menurun selama bertahun-tahun karena dapat lebih dihindari, yang penyebabnya
penemuan baru dan kemajuan teknis. Pasien selain alloimunisasi oleh human
430
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

leukocyte antigen (HLA) juga karena reactions antara bedside filter dan darah
keberadaan sitokin dalam komponen yang tidak leukoreduced. Dalam penelitian
darah. ini, sebagian besar febrile nonhemolytic
c) Penggunaan whole blood pada pasien transfusion reactions terjadi pada pasien
dengan transfusi rutin dapat yang menerima darah non - leucoreduced
menyebabkan reaksi transfusi non- yaitu 82,3% (n = 14) dan ada pengurangan
hemolitik. yang signifikan dalam reaksi transfusi ini
d) Apabila darah leukodepleted dengan pada pasien yang menerima darah
skrining NAT tidak tersedia dapat leucodepleted yaitu 17,6% (n = 3 ) dengan p
dipertimbangkan darah yang berasal dari <0,0001.26
donor tetap untuk mengurangi risiko Menurut Devi AMS et al (2014)
penyakit yang ditransmisikan melalui reaksi transfusi terjadi sekitar 0,22% ketika
darah, alloimunisasi, dan reaksi transfusi darah yang leucoreduced digunakan dan
lainnya. 0,58% ketika darah yang tidak leucoreduced
e) Komplikasi dari transfusi dapat dikurangi digunakan. Tingkat reaksi adalah nol ketika
dengan pemilihan produk darah tertentu filter bedside digunakan dalam penelitian
seperti PRC cuci, sel darah merah beku/ mereka.28 Demikian pula dalam penelitian
frozen (cryopreserved red cells), dan Tan et al (1993) melaporkan tingkat reaksi
donor tetap, walaupun pada thalassemia transfusi pada 26 anak-anak thalasemia yang
yang membutuhkan transfusi darah telah menerima 211 transfusi darah selama
berulang idealnya mendapatkan PRC periode 6 bulan. Reaksi transfusi berkurang
leukodepleted. secara signifikan pada kelompok yang
menerima darah yang disaring (P <0,05). 32
Dalam penelitian Neeti Dutt, et al Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
(2017), febrile nonhemolytic transfusion Karen E et al (2004) yang membandingkan
reactions terjadi pada 0,97% dari total hasil kejadian FNHTRs selama dua periode
transfusi dan pada 8,69% (n = 12) dari total waktu setelah pengenalan darah
pasien. Ketika bedside filter digunakan, leucoreduced menemukan bahwa ada
reaksi terjadi adalah 0,8% dan ketika darah perbedaan signifikan dalam kejadian FNHTR
leucoreduced buffy-coat digunakan, reaksi yang terlihat antara dua periode (0,37% pada
terjadi menjadi 0,16%. Ketika bedside filter tahun 1994 vs 0,19% pada tahun 2001, p =
dan darah leucoreduced digunakan, tidak ada 0,0008). 29 Kumar H et al (2006) juga
reaksi yang didokumentasikan. Di sisi lain, menunjukkan bahwa setelah pengenalan
penggunaan darah tidak leucoreduced darah leucodepletion untuk thalassemia di
mengakibatkan terjadinya febrile center mereka, kejadian febrile non-
nonhemolytic transfusion reactions sebesar haemolytic transfusion reactions (FNHTR)
4,1%. Ini menunjukkan bahwa pengurangan turun dari 4% pada tahun 2002 menjadi 1%
yang sangat signifikan terjadi pada febrile pada tahun 2003. Pengurangan FNHTRs ini
nonhemolytic transfusion reactions ketika adalah salah satu dari beberapa argumen
darah leucoreduced buffy-coat ditransfusikan yang mendukung penggunaan komponen
dibandingkan dengan darah yang tidak darah leukoreduction. 30
leucoreduced (p <0,0001). Namun, tidak ada
pengurangan yang signifikan (p = 0,06) Reaksi transfusi dan tata laksananya
dalam febrile nonhemolytic transfusion
431
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Bila terjadi reaksi transfusi, tata ini lebih banyak terjadi pada pasien yang
laksana disesuaikan berdasarkan berat melakukan transfusi di tempat yang tidak
ringannya reaksi transfusi. Penggunaan PRC biasanya. Kesalahan ini dapat dikurangi
leukodepleted dapat mengurangi berbagai dengan mengidentifikasi pasien dengan
reaksi transfusi sedangkan penggunaan cermat sebelum memberikan darah. Idealnya
premedikasi seperti asetaminofen dan pemeriksaan label darah dilakukan oleh 2
difenhidramin tidak terbukti mengurangi staf yang berbeda sebelum memberikan
risiko reaksi transfusi. 9,1326 produk darah. Apabila dicurigai terjadi reaksi
transfusi, hentikan transfusi segera, dan
a. Demam sebagai reaksi transfusi non- berikan cairan intravena untuk
hemolitik (febrile nonhemolytic mempertahankan volume intravaskular.
transfusion reactions/ FNHTR) Pemberian diuretik dipertimbangkan dalam
Reaksi transfusi ini sering terjadi kondisi terjadi penurunan fungsi ginjal.
beberapa dekade lalu, namun dengan Apabila terjadi koagulasi intravaskular
penggunaan PRC leukodepleted kejadiannya diseminata (KID) dapat diberikan heparin.
semakin jarang. Kejadian ini dipicu oleh Identitas donor dan penerima darah diperiksa
akumulasi sitokin dan alloimunisasi. Demam ulang dan bank darah harus mencari
juga dapat disebabkan oleh reaksi hemolitik kemungkinan adanya alloantibodi yang tidak
akibat dari produk darah yang terkontaminasi terdeteksi.26,27
bakteri.26 Reaksi lambat terjadi dalam 5 hingga
b. Reaksi alergi 14 hari setelah transfusi, ditandai dengan
Reaksi alergi dimediasi oleh IgE, anemia yang terjadi tiba-tiba, ikterik, dan
biasanya dipicu oleh protein plasma, dan malaise. Reaksi ini terjadi apabila
dapat bermanifestasi ringan hingga berat. alloantibodi tidak terdeteksi pada saat
Reaksi ringan seperti urtikaria, gatal, dan transfusi dilakukan atau terdapat
ruam kemerahan, sedangkan gejala yang pembentukan antibodi baru. Apabila hal ini
berat meliputi stridor, bronkospasme, terjadi contoh darah dikirim ke PMI untuk
hipotensi, hingga reaksi anafilaksis. Reaksi dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 26,27,28
alergi berat terutama diwaspadai pada pasien d. Anemia hemolitik autoimun
dengan imunodefisiensi IgA dan pasien yang Anemia hemolitik autoimun adalah
memiliki antibodi IgA. Pencegahan reaksi komplikasi serius akibat transfusi darah.
alergi berulang dapat dilakukan dengan Darah yang diberikan mungkin kompatibel
pemberian PRC cuci. Pasien dengan pada pemeriksaan awal, namun umur
defisiensi IgA dapat diberikan darah dari eritrosit sangat pendek dan kadar Hb turun di
donor dengan defisiensi IgA. 26 bawah kadar Hb pratransfusi biasanya.
c. Reaksi hemolitik Destruksi darah terjadi pada darah pasien dan
Reaksi hemolitik akut dapat terjadi donor serta evaluasi serologi menunjukkan
dalam hitungan menit sampai beberapa jam reaksi antigen-antibodi luas. Kondisi ini
setelah transfusi. Gejala yang ditimbulkan dapat diatasi dengan pemberian steroid, agen
adalah demam mendadak, menggigil, nyeri imunosupresan, dan imunoglobulin
tulang belakang, sesak, hemoglobinuria, dan intravena. Kejadian ini umumnya terjadi
syok. Reaksi ini dapat timbul karena produk pada transfusi pada usia dewasa. 26
darah yang diberikan tidak sesuai dengan e. Transfusion-related acute lung injury
darah pasien. Ketidaksesuaian produk darah
432
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Transfusion-related acute lung injury diuretik, dan obat gagal jantung bila
(TRALI) adalah komplikasi berat yang diperlukan.26
mungkin terjadi akibat anti-neutrofil atau h. Transmisi agen infeksius
antibodi anti-HLA. Komplikasi ini ditandai Transfusi darah dapat
oleh dispnu, takikardia, demam, dan mentransmisikan agen infeksius seperti
hipotensi dalam jangka waktu 6 jam setelah bakteri, virus, dan parasit. Hal ini masih
transfusi. Pemeriksaan foto toraks dapat dapat terjadi karena beberapa kemungkinan
memperlihatkan infiltrat di seluruh lapang berikut:
paru atau gambaran edema paru. Tata a. Jenis dan jumlah pemeriksaan untuk
laksana TRALI bersifat suportif meliputi mendeteksi patogen masih terbatas. Masih
pemberian oksigen, steroid, diuretik, dan banyak skrining patogen yang belum dapat
pada kondisi yang berat dapat diperlukan dilakukan.
ventilasi mekanik. 26,27,28 b. Transmisi virus masih dapat terjadi karena
f. Transfusion-induced graft-versus-host masih dalam window period dan beberapa
disease alat tes yang ada tidak spesifik.
Transfusion-induced graft-versus-
c. Munculnya agen infeksius baru.
host disease (TI-GVHD) disebabkan oleh
.
limfosit hidup yang berada dalam darah
Daftar Pustaka
donor. Kondisi ini jarang terjadi dan bersifat
fatal. Risiko mengalami TI-GVHD lebih 1. Weatherall D. Thalassaemia : The
tinggi pada pasien imunokompromais, atau Biography (Biographies of disease). 1st
pasien imunokompeten yang mendapatkan ed. Oxford University Press; 2010. 6-24.
darah dari anggota keluarga yang memiliki 2. Wahidiyat P, Gatot D, Tjitrasari T,
TI-GVHD. Reaksi terjadi dalam 1 hingga 4 Ringoringo H, Marzuki N, Taufani R, et
minggu setelah transfusi, ditandai dengan al. Phenotypic diversity in beta-HbE
demam, ruam, disfungsi hati, diare, dan thalassemia patients. Paediatr Indones.
pansitopenia akibat kegagalan sumsum 2006;49(3–4):82
tulang. Untuk mengurangi risiko TI-GVHD 3. Chow KU, Seifried E, Bonig H. Spleen
hindari transfusi dari anggota keluarga/ size Is significantly influenced by body
donor haploidentikal. Transfusi height and sex: establishment of normal
menggunakan leucodepleted saja tidak values for spleen size at US with a
mengurangi risiko ini. 9,1126 Cohort of 1200 healthy individuals.
g. Transfusion-associated circulatory Radiology. 2016;279(1).
overload 4. Saragih EYP. Target Pencapaian Kadar
Transfusion-associated circulatory Hemoglobin Pra dan Pasca Transfusi
overload (TACO) terjadi pada kondisi Darah Pasien Dewasa Thalassemia Beta
disfungsi jantung atau pada pemberian Tergantung Transfusi : Faktor – faktor
transfusi yang terlalu cepat. Reaksi ditandai Risiko dan Hubungannya dengan Ukuran
dengan sesak dan takikardia, sedangkan foto Limpa. Jakarta. 2019.
toraks menunjukan edema pulmonal. Tata 5. Modell C, Berdoukas V. The Clinical
laksana ditujukan untuk mengurangi volume Approach to Thalassaemia. New York:
darah dan meningkatkan fungsi jantung. Grune & Stratton; 1984.
Pertimbangkan penggunaan oksigen, 6. Merianou V, Panousopoulou L, Lowes L,
Pelegrinis E, Karaklis A.
433
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

Alloimmunization to red cell antigens in 13. Yang JC, Rickman LS, Bosser SK. The
thalassemia: comparative study of usual clinical diagnosis of splenomegaly. West
versus better-match transfusion J Med. 1991;155(1):47–52.
programmes. Vox Sang. 1987;52(1– 14. Pivkin I V, Peng Z, Karniadakis GE,
2):95–8. Buffet PA, Dao M, Suresh S.
7. Modell B, Khan M, Darlison M. Survival Biomechanics of red blood cells in
in beta-thalassaemia major in the UK: human spleen and consequences for
data from the UK Thalassaemia Register. physiology and disease. Proc Natl Acad
Lancet. 2000;355(9220):2051–2. Patel Sci. 2016;113(28):7804–9.
AS, Gamit S, Gohil M. Role of RBC’s 15. Merchant RH, Shah AR, Ahmad J,
alloimmunization in multiple transfused Karnik A, Rai N. Post splenectomy
thalassaemia patients. Int J Res Med Sci outcome in β-thalassemia. Indian J
Int J Res Med Sci. 2016;44(3):822–8. Pediatr. 2015;82(12):1097–100.
8. Chandra Sharma D, Singhal S, Woike P, 16. Cohen AR, Glimm E, Porter JB, Dc W.
Rawat N, Arya A, Gaur R. Red Blood Effect of transfusional iron intake on
Cells Alloimmunization and Transfusion response to chelation therapy in Effect of
Strategy in Transfusion Dependent B- transfusional iron intake on response to
Thalassemia Patients. IOSR J Dent Med chelation therapy in beta-thalassemia
Sci. 2016;15:2279–861. major. Blood. 2008;111(2):583–7.
9. Kurniawan A, Atmakusuma D, 17. Capellini M, Grespi E, Cassinerio E,
Sukrisman L. Erythrocyte alloantibody in Bignamini D, Fiorelli G. Coagulation and
transfusion dependent thalassemia splenectomy: an overview. Ann N Y
patients: Proportion and related factors. Acad Sci. 2005;1054(1):317–24.
transfus med hemother. 2013;40:40. 18. Stewart R. K, Derck M. A, Long L. K,
Cohen AR, Glimm E, Porter JB, Dc W. Learman K, Cook C. Diagnostic accuracy
Effect of transfusional iron intake on of clinical tests for the detection of
response to chelation therapy in Effect of splenomegaly. Phys Ther Rev.
transfusional iron intake on response to 2013;18(3):173–84.
chelation therapy in beta-thalassemia 19. Tamayo S, Rickman L, Mathews W,
major. Blood. 2008;111(2):583–7. Fullerton S, Bartok A, Warner J, et al.
10. Weatherall D. The thallasaemia Examiner dependence on physical
syndromes. 4th ed. Gibbons R, editor. diagnostic tests for the detection of
London: Blackwell Science; 2001. splenomegaly: a prospective study with
11. Atmakusuma D. Thalassemia : multiple observers. J Gen Intern Med.
Manifestasi klinis, pendekatan diagnosis, 1993;8(2):69–75.
dan Thalassemia Intermedia. Buku Ajar 20. Premawardhena A, Arambepola M. Is the
Ilmu Penyakit Dalam. 2014. b thalassaemia trait of clinical importance
Jakarta:2632-38. ? BJH. 2008;141:407–10.
12. Yataganas X, Gahrton G, Thorell B. 21. Elzik ME, Dirschl DR, Dahners LE.
Intranuclear hemoglobin In erythroblast Correlation of transfusion volume to
of B-thalassemia. Blood. change in hematocrit. Am J Hematol.
2017;43(2):243–51. 2006;81(2):145–6.
22. Cable R, Carlson B, Chambers L, Kolins
J, Murphy S, Tilzer L, et al. Practice
434
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care

guidelines for blood transfusion.


2007;64.
23. Davies P, Robertson S, Hegde S,
Greenwood R, Massey E, Davis P.
Calculating the required transfusion
volume in children. Transfusion.
2007;47(2):212–6.
24. Lv Y, Lau WY, Li Y, Deng J, Han X,
Gong X, et al. Hypersplenism: history
and current status. Exp Ther Med.
2016;12(4):2377–82.
25. Rachmilewitz EA, Giardina PJ. How I
treat thalassemia. Blood.
2011;118(13):3479–88.
26. Neeti Dutt, Meena S, Sushil S.
Effectiveness of buffy coat leucoreduced
packed red blood cells in decreasing
febrile non-hemolytic transfusion
reactions in thalassemic patients. Int J
Res Med Sci. 2017 May;5(5):1756-59.
27. Tan KK, Lee WS, Liaw LC, Oh A. A
prospective study on the use of
leucocyte- filters in reducing blood
transfusion reactions in multi-transfused
thalassemic children. Singapore Med J.
1993;34:109-11.
28. Devi SAM, Gaikhonlungpou KG.
Leukodepletion status of blood products
and transfusion reactions in thalassemic
patients. J Appl Hematol. 2014;5:29-31.
29. Karen E, King R, Shirey S, Sandra K.
Universal leukoreduction decreases the
incidence of febrile nonhemolytic
transfusion reactions to RBCs.
Transfusion. 2004;44:25-9.
30. Kumar H, Gupta PK, Mishra DK, Sarkar
RS, Jaiprakash M. Leukodepletion and
blood products. Med J Armed Forces
India. 2006;62:174-7.

435

Anda mungkin juga menyukai