Abstrak
Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb), khususnya rantai globin, yang
diturunkan. Data Pusat Thalassemia, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, sampai dengan
bulan Mei 2014 terdapat 1.723 pasien dengan rentang usia terbanyak antara 11-14 tahun. 1, P engobatan
penyakit thalassemia sampai saat ini belum sampai pada tingkat penyembuhan. Di seluruh dunia tata
laksana thalassemia bersifat simptomatik berupa transfusi darah seumur hidup. Dahulu target Hb pra
transfusi darah 6gr% dan pasca transfusi 8-10gr%, namun sekarang target Hb pra transfusi adalah 9-
10gr% dan pasca transfusi adalah 12gr% pada wanita dan 13gr% pada pria. 3,4 Transfusi darah
merupakan tindakan transplantasi organ yang sederhana, tetapi mengandung banyak risiko, seperti reaksi
transfusi dan tertularnya penyakit akibat tercemarnya darah donor oleh virus seperti hepatitis B, C,
Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan human t-cell leukemia virus (HTLV). Baru pada akhir tahun
2011 pasien thalassemia di RS tertentu bisa mendapatkan packed red cells (PRC) rendah leukosit dengan
menggunakan skrining nucleic acid test (NAT), namun tidak rutin tersedia. Selain risiko tertular penyak it
infeksi, pasien yang mendapatkan transfusi berulang juga dapat mengalami reaksi transfusi mulai dari
ringan seperti menggigil, urtikaria, sampai berat seperti syok anafilaksis. Penggunaan bedside filter saat
pemberian transfusi darah non leukodeplesi pada saat transfusi belum rutin dilakukan, karena akan
menambah biaya. 1,5,6,7,8
Abstract
Thalassemia is a hemoglobin (Hb) synthesis disorder, specifically the globin chain, which is
inherited. Data Center of Thalasemia, Department of Pediatric , FKUI-RSCM, until May In 2014 there
were 1,723 patients with the most age range between 11-14 years old. 1,2 The treatment of thalassemia until
now has not reached the curative level. Around the world, the management of thalassemia is symptomatic
in the form of lifelong blood transfusions. Previously the pre blood transfusion Hb was 6gr% and 8-10gr%
for post transfusion, but now the target of pre transfusion Hb was 9-10gr% and post transfusion was
12gr% in women and 13gr% in men. 3,4 Blood transfusion is an act of simple organ transplantation, but has
many risks, such as transfusion reactions and the transmission of disease due to contamination of blood
donor by viruses such as hepatitis B, C, Human Immunodeficiency Virus (HIV), and human t-cell leukemia
virus (HTLV). Just the ending of 2011 thalassemia patients in certain hospitals can get low leukocyte
packed red cells (PRC) by using nucleic acid test (NAT), but also not routinely available. In addition to the
risk of infectious diseases, patients who get repeated transfusions can also experience transfusion
reactions ranging from mild such as chills, urticaria, to severe as anaphylactic shock. The use of bedside
filters when administering non-leukodepleted blood transfusions at the time of transfusion is also not
routinely done, because it will add the cost burden. 1,5,6,7,8
423
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care
Untuk Indonesia sendiri distribusi dan berkurang atau hilangnya rantai globin-β
frekuenbsi carriers Thalassemia-β di yang akan mengakibatkan berlebihnya
Indonesia ditunjukan pada gambar 2.3, untuk rantai-α. Maka akan terjadi penurunan
suku minang terlihat ada 4 % dari produksi hemoglobin dan ketidak
penduduknya yang merupakan carriers seimbangan rantai globin. Ini akan mengarah
Thalassemia- β. Di daerah pantai Amerika pada penurunan dari volume hemoglobin
Utara, prevalensi berkembang pesat. (MCH) dan volume eritrosit (MCV)³. Pada
Penyakit α- talasemia sekarang juga sudah thalassemia-β yang berat, eritropoesis yang
banyak dilaporkan. HbH, Hb Constants tidak efektif terjadi di sumsum tulang akan
Spring , dan homozigot α-thalassemia meluas ke tulang-tulang normal dan
mempengaruhi sekitar satu juta orang di menyebabkan distorsi dari tengkorak kepala,
seluruh dunia. 3% dari populasi di dunia tulang wajah dan tulang panjang. Aktivitas
(sekitar 150 juta orang) memiliki gen carrier proliferasi eritroid di ekstramedular, akan
β-thalassemia.4,5,11,12 menyebabkan limfadenopati,
hepatosplenomegali, dan pada beberapa
kasus terjadi tumor ekstramedular. 14,15,16
Tidak efektifnya eritropoesis yang
berat pada anemia kronis dan hipoksia dapat
menyebabkan peningkatan absorbsi besi
pada saluran pencernaan. Penderita
thalassemia homozigot atau pun thalassemia-
β heterozygot akan meninggal pada usia 5
tahun karena anemia yang berat. Namun
transfusi menyebabkan penumpukan besi
Gambar 2 Distribusi dan frekuensi (%) yang progressif oleh karena ekskresi yang
carriers Thalassemia-β di Indonesia 13 tidak baik.16
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang mendasari antara
jenis thalassemia hampir sama, ditandai
dengan penurunan produksi hemoglobin dan
sel darah merah (RBC), adanya kelebihan
rantai globin yang tidak efektif, akan
menyebabkan bentuk homotetramers yang
tidak stabil, seperti yang terlihat pada gambar
3. Alfa homotetramers pada β-thalasemia
lebih tidak stabil daripada β-homotetramers
di α-talasemia dan sebelumnya akan
terbentuk presipitasi pada RBC,
menyebabkan kerusakan sel darah merah dan
hemolisis yang berat oleh karena eritropoesis Gambar 3 Patofisiologi Thalassemia 14
leukocyte antigen (HLA) juga karena reactions antara bedside filter dan darah
keberadaan sitokin dalam komponen yang tidak leukoreduced. Dalam penelitian
darah. ini, sebagian besar febrile nonhemolytic
c) Penggunaan whole blood pada pasien transfusion reactions terjadi pada pasien
dengan transfusi rutin dapat yang menerima darah non - leucoreduced
menyebabkan reaksi transfusi non- yaitu 82,3% (n = 14) dan ada pengurangan
hemolitik. yang signifikan dalam reaksi transfusi ini
d) Apabila darah leukodepleted dengan pada pasien yang menerima darah
skrining NAT tidak tersedia dapat leucodepleted yaitu 17,6% (n = 3 ) dengan p
dipertimbangkan darah yang berasal dari <0,0001.26
donor tetap untuk mengurangi risiko Menurut Devi AMS et al (2014)
penyakit yang ditransmisikan melalui reaksi transfusi terjadi sekitar 0,22% ketika
darah, alloimunisasi, dan reaksi transfusi darah yang leucoreduced digunakan dan
lainnya. 0,58% ketika darah yang tidak leucoreduced
e) Komplikasi dari transfusi dapat dikurangi digunakan. Tingkat reaksi adalah nol ketika
dengan pemilihan produk darah tertentu filter bedside digunakan dalam penelitian
seperti PRC cuci, sel darah merah beku/ mereka.28 Demikian pula dalam penelitian
frozen (cryopreserved red cells), dan Tan et al (1993) melaporkan tingkat reaksi
donor tetap, walaupun pada thalassemia transfusi pada 26 anak-anak thalasemia yang
yang membutuhkan transfusi darah telah menerima 211 transfusi darah selama
berulang idealnya mendapatkan PRC periode 6 bulan. Reaksi transfusi berkurang
leukodepleted. secara signifikan pada kelompok yang
menerima darah yang disaring (P <0,05). 32
Dalam penelitian Neeti Dutt, et al Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
(2017), febrile nonhemolytic transfusion Karen E et al (2004) yang membandingkan
reactions terjadi pada 0,97% dari total hasil kejadian FNHTRs selama dua periode
transfusi dan pada 8,69% (n = 12) dari total waktu setelah pengenalan darah
pasien. Ketika bedside filter digunakan, leucoreduced menemukan bahwa ada
reaksi terjadi adalah 0,8% dan ketika darah perbedaan signifikan dalam kejadian FNHTR
leucoreduced buffy-coat digunakan, reaksi yang terlihat antara dua periode (0,37% pada
terjadi menjadi 0,16%. Ketika bedside filter tahun 1994 vs 0,19% pada tahun 2001, p =
dan darah leucoreduced digunakan, tidak ada 0,0008). 29 Kumar H et al (2006) juga
reaksi yang didokumentasikan. Di sisi lain, menunjukkan bahwa setelah pengenalan
penggunaan darah tidak leucoreduced darah leucodepletion untuk thalassemia di
mengakibatkan terjadinya febrile center mereka, kejadian febrile non-
nonhemolytic transfusion reactions sebesar haemolytic transfusion reactions (FNHTR)
4,1%. Ini menunjukkan bahwa pengurangan turun dari 4% pada tahun 2002 menjadi 1%
yang sangat signifikan terjadi pada febrile pada tahun 2003. Pengurangan FNHTRs ini
nonhemolytic transfusion reactions ketika adalah salah satu dari beberapa argumen
darah leucoreduced buffy-coat ditransfusikan yang mendukung penggunaan komponen
dibandingkan dengan darah yang tidak darah leukoreduction. 30
leucoreduced (p <0,0001). Namun, tidak ada
pengurangan yang signifikan (p = 0,06) Reaksi transfusi dan tata laksananya
dalam febrile nonhemolytic transfusion
431
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care
Bila terjadi reaksi transfusi, tata ini lebih banyak terjadi pada pasien yang
laksana disesuaikan berdasarkan berat melakukan transfusi di tempat yang tidak
ringannya reaksi transfusi. Penggunaan PRC biasanya. Kesalahan ini dapat dikurangi
leukodepleted dapat mengurangi berbagai dengan mengidentifikasi pasien dengan
reaksi transfusi sedangkan penggunaan cermat sebelum memberikan darah. Idealnya
premedikasi seperti asetaminofen dan pemeriksaan label darah dilakukan oleh 2
difenhidramin tidak terbukti mengurangi staf yang berbeda sebelum memberikan
risiko reaksi transfusi. 9,1326 produk darah. Apabila dicurigai terjadi reaksi
transfusi, hentikan transfusi segera, dan
a. Demam sebagai reaksi transfusi non- berikan cairan intravena untuk
hemolitik (febrile nonhemolytic mempertahankan volume intravaskular.
transfusion reactions/ FNHTR) Pemberian diuretik dipertimbangkan dalam
Reaksi transfusi ini sering terjadi kondisi terjadi penurunan fungsi ginjal.
beberapa dekade lalu, namun dengan Apabila terjadi koagulasi intravaskular
penggunaan PRC leukodepleted kejadiannya diseminata (KID) dapat diberikan heparin.
semakin jarang. Kejadian ini dipicu oleh Identitas donor dan penerima darah diperiksa
akumulasi sitokin dan alloimunisasi. Demam ulang dan bank darah harus mencari
juga dapat disebabkan oleh reaksi hemolitik kemungkinan adanya alloantibodi yang tidak
akibat dari produk darah yang terkontaminasi terdeteksi.26,27
bakteri.26 Reaksi lambat terjadi dalam 5 hingga
b. Reaksi alergi 14 hari setelah transfusi, ditandai dengan
Reaksi alergi dimediasi oleh IgE, anemia yang terjadi tiba-tiba, ikterik, dan
biasanya dipicu oleh protein plasma, dan malaise. Reaksi ini terjadi apabila
dapat bermanifestasi ringan hingga berat. alloantibodi tidak terdeteksi pada saat
Reaksi ringan seperti urtikaria, gatal, dan transfusi dilakukan atau terdapat
ruam kemerahan, sedangkan gejala yang pembentukan antibodi baru. Apabila hal ini
berat meliputi stridor, bronkospasme, terjadi contoh darah dikirim ke PMI untuk
hipotensi, hingga reaksi anafilaksis. Reaksi dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 26,27,28
alergi berat terutama diwaspadai pada pasien d. Anemia hemolitik autoimun
dengan imunodefisiensi IgA dan pasien yang Anemia hemolitik autoimun adalah
memiliki antibodi IgA. Pencegahan reaksi komplikasi serius akibat transfusi darah.
alergi berulang dapat dilakukan dengan Darah yang diberikan mungkin kompatibel
pemberian PRC cuci. Pasien dengan pada pemeriksaan awal, namun umur
defisiensi IgA dapat diberikan darah dari eritrosit sangat pendek dan kadar Hb turun di
donor dengan defisiensi IgA. 26 bawah kadar Hb pratransfusi biasanya.
c. Reaksi hemolitik Destruksi darah terjadi pada darah pasien dan
Reaksi hemolitik akut dapat terjadi donor serta evaluasi serologi menunjukkan
dalam hitungan menit sampai beberapa jam reaksi antigen-antibodi luas. Kondisi ini
setelah transfusi. Gejala yang ditimbulkan dapat diatasi dengan pemberian steroid, agen
adalah demam mendadak, menggigil, nyeri imunosupresan, dan imunoglobulin
tulang belakang, sesak, hemoglobinuria, dan intravena. Kejadian ini umumnya terjadi
syok. Reaksi ini dapat timbul karena produk pada transfusi pada usia dewasa. 26
darah yang diberikan tidak sesuai dengan e. Transfusion-related acute lung injury
darah pasien. Ketidaksesuaian produk darah
432
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care
Transfusion-related acute lung injury diuretik, dan obat gagal jantung bila
(TRALI) adalah komplikasi berat yang diperlukan.26
mungkin terjadi akibat anti-neutrofil atau h. Transmisi agen infeksius
antibodi anti-HLA. Komplikasi ini ditandai Transfusi darah dapat
oleh dispnu, takikardia, demam, dan mentransmisikan agen infeksius seperti
hipotensi dalam jangka waktu 6 jam setelah bakteri, virus, dan parasit. Hal ini masih
transfusi. Pemeriksaan foto toraks dapat dapat terjadi karena beberapa kemungkinan
memperlihatkan infiltrat di seluruh lapang berikut:
paru atau gambaran edema paru. Tata a. Jenis dan jumlah pemeriksaan untuk
laksana TRALI bersifat suportif meliputi mendeteksi patogen masih terbatas. Masih
pemberian oksigen, steroid, diuretik, dan banyak skrining patogen yang belum dapat
pada kondisi yang berat dapat diperlukan dilakukan.
ventilasi mekanik. 26,27,28 b. Transmisi virus masih dapat terjadi karena
f. Transfusion-induced graft-versus-host masih dalam window period dan beberapa
disease alat tes yang ada tidak spesifik.
Transfusion-induced graft-versus-
c. Munculnya agen infeksius baru.
host disease (TI-GVHD) disebabkan oleh
.
limfosit hidup yang berada dalam darah
Daftar Pustaka
donor. Kondisi ini jarang terjadi dan bersifat
fatal. Risiko mengalami TI-GVHD lebih 1. Weatherall D. Thalassaemia : The
tinggi pada pasien imunokompromais, atau Biography (Biographies of disease). 1st
pasien imunokompeten yang mendapatkan ed. Oxford University Press; 2010. 6-24.
darah dari anggota keluarga yang memiliki 2. Wahidiyat P, Gatot D, Tjitrasari T,
TI-GVHD. Reaksi terjadi dalam 1 hingga 4 Ringoringo H, Marzuki N, Taufani R, et
minggu setelah transfusi, ditandai dengan al. Phenotypic diversity in beta-HbE
demam, ruam, disfungsi hati, diare, dan thalassemia patients. Paediatr Indones.
pansitopenia akibat kegagalan sumsum 2006;49(3–4):82
tulang. Untuk mengurangi risiko TI-GVHD 3. Chow KU, Seifried E, Bonig H. Spleen
hindari transfusi dari anggota keluarga/ size Is significantly influenced by body
donor haploidentikal. Transfusi height and sex: establishment of normal
menggunakan leucodepleted saja tidak values for spleen size at US with a
mengurangi risiko ini. 9,1126 Cohort of 1200 healthy individuals.
g. Transfusion-associated circulatory Radiology. 2016;279(1).
overload 4. Saragih EYP. Target Pencapaian Kadar
Transfusion-associated circulatory Hemoglobin Pra dan Pasca Transfusi
overload (TACO) terjadi pada kondisi Darah Pasien Dewasa Thalassemia Beta
disfungsi jantung atau pada pemberian Tergantung Transfusi : Faktor – faktor
transfusi yang terlalu cepat. Reaksi ditandai Risiko dan Hubungannya dengan Ukuran
dengan sesak dan takikardia, sedangkan foto Limpa. Jakarta. 2019.
toraks menunjukan edema pulmonal. Tata 5. Modell C, Berdoukas V. The Clinical
laksana ditujukan untuk mengurangi volume Approach to Thalassaemia. New York:
darah dan meningkatkan fungsi jantung. Grune & Stratton; 1984.
Pertimbangkan penggunaan oksigen, 6. Merianou V, Panousopoulou L, Lowes L,
Pelegrinis E, Karaklis A.
433
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care
Alloimmunization to red cell antigens in 13. Yang JC, Rickman LS, Bosser SK. The
thalassemia: comparative study of usual clinical diagnosis of splenomegaly. West
versus better-match transfusion J Med. 1991;155(1):47–52.
programmes. Vox Sang. 1987;52(1– 14. Pivkin I V, Peng Z, Karniadakis GE,
2):95–8. Buffet PA, Dao M, Suresh S.
7. Modell B, Khan M, Darlison M. Survival Biomechanics of red blood cells in
in beta-thalassaemia major in the UK: human spleen and consequences for
data from the UK Thalassaemia Register. physiology and disease. Proc Natl Acad
Lancet. 2000;355(9220):2051–2. Patel Sci. 2016;113(28):7804–9.
AS, Gamit S, Gohil M. Role of RBC’s 15. Merchant RH, Shah AR, Ahmad J,
alloimmunization in multiple transfused Karnik A, Rai N. Post splenectomy
thalassaemia patients. Int J Res Med Sci outcome in β-thalassemia. Indian J
Int J Res Med Sci. 2016;44(3):822–8. Pediatr. 2015;82(12):1097–100.
8. Chandra Sharma D, Singhal S, Woike P, 16. Cohen AR, Glimm E, Porter JB, Dc W.
Rawat N, Arya A, Gaur R. Red Blood Effect of transfusional iron intake on
Cells Alloimmunization and Transfusion response to chelation therapy in Effect of
Strategy in Transfusion Dependent B- transfusional iron intake on response to
Thalassemia Patients. IOSR J Dent Med chelation therapy in beta-thalassemia
Sci. 2016;15:2279–861. major. Blood. 2008;111(2):583–7.
9. Kurniawan A, Atmakusuma D, 17. Capellini M, Grespi E, Cassinerio E,
Sukrisman L. Erythrocyte alloantibody in Bignamini D, Fiorelli G. Coagulation and
transfusion dependent thalassemia splenectomy: an overview. Ann N Y
patients: Proportion and related factors. Acad Sci. 2005;1054(1):317–24.
transfus med hemother. 2013;40:40. 18. Stewart R. K, Derck M. A, Long L. K,
Cohen AR, Glimm E, Porter JB, Dc W. Learman K, Cook C. Diagnostic accuracy
Effect of transfusional iron intake on of clinical tests for the detection of
response to chelation therapy in Effect of splenomegaly. Phys Ther Rev.
transfusional iron intake on response to 2013;18(3):173–84.
chelation therapy in beta-thalassemia 19. Tamayo S, Rickman L, Mathews W,
major. Blood. 2008;111(2):583–7. Fullerton S, Bartok A, Warner J, et al.
10. Weatherall D. The thallasaemia Examiner dependence on physical
syndromes. 4th ed. Gibbons R, editor. diagnostic tests for the detection of
London: Blackwell Science; 2001. splenomegaly: a prospective study with
11. Atmakusuma D. Thalassemia : multiple observers. J Gen Intern Med.
Manifestasi klinis, pendekatan diagnosis, 1993;8(2):69–75.
dan Thalassemia Intermedia. Buku Ajar 20. Premawardhena A, Arambepola M. Is the
Ilmu Penyakit Dalam. 2014. b thalassaemia trait of clinical importance
Jakarta:2632-38. ? BJH. 2008;141:407–10.
12. Yataganas X, Gahrton G, Thorell B. 21. Elzik ME, Dirschl DR, Dahners LE.
Intranuclear hemoglobin In erythroblast Correlation of transfusion volume to
of B-thalassemia. Blood. change in hematocrit. Am J Hematol.
2017;43(2):243–51. 2006;81(2):145–6.
22. Cable R, Carlson B, Chambers L, Kolins
J, Murphy S, Tilzer L, et al. Practice
434
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(May, 2020): 423-435 Jurnal Human Care
435