MAKALAH
KOMUNIKASI
POLITIK
DOSEN PENGAMPU:
SEKAR PUTRI,M.A.
(Ilmu komunikasi)
Kelompok:
2
Galuh rahmadini
Ihsan
Prodi Jurnalistik isl
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari berbagai
bidang aktivitas yang kita geluti sehari-hari. Termasuk dalam aktifitas politik baik
dalam peran yang kecil atau besar, komunikasi memainkan peranan yang sangat
penting dan dominan bahkan. Komunikasi adalah hubungan antar manusia dalam
komunikasi berjalan lancar, wajar, dan sehat, sistem politik akan mencapai tingkat
Dalam setiap realitas kehidupan politik bisa dipastikan akan selalu terjadi
debat politik, lobi dan negosiasi menjadi suatu keniscayaan. Hal ini merupakan
salah satu bentuk konkret dari kegiatan komunikasi politik di mana elit politik
Hadirnya komunikasi politik sudah setua hadirnya ilmu politik itu sendiri,
hal itu merupakan penggunaan secara terorganisir terhadap media massa moderen
untuk tujuan politik, terutama dalam praktik kampanye pemilu, yang awalnya
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komunikasi
5
interaksi dengan manusia lain untuk mencapai sebuah kesepakatan dan saling
pengertian
dan khalayak; saling berbagi informasi, gagasan atau sikap; saling berbagi unsur-
internal, yang murni personal yang dibagi dengan orang lain; atau pengalihan
informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang lain, terutama dengan
orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia
(yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui
simbol-simbol.1
perubahan, dan ketidaktetapan dalam hubungan kegiatan terhadap satu sama lain.
Dalam mendalilkan apa saja komunikasi itu, Barlund melukiskan sifat proses itu
1
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal : 5-6
6
politik. Ia tidak memiliki penyebab yang mudah dilihat bagi akibatnya yang dapat
diamati.
pengertian komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan satu orang
atau suatu kelompok kepada yang lain untuk menyusun makna. Makna yang
disusun merupakan citra mereka dan untuk bertukar citra itu terutama melalui
simbol-simbol.
2. Pengertian Politik
lainnya. Dari semua pandangan yang beragam itu ada persesuaian umum bahwa
dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan
menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa
dan kewenangan (authority), yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama
2
Ibid hal :6
7
maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.
Cara yang dipakai dapat bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat
pengertian politik adalah bermacam kegiatan dalam suatu sistem politik yang
menyangkut proses menentukan tujuan dari sistem politik itu sendiri. Dalam
(authority) yang dipakai untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan
Hal serupa juga diungkapkan oleh Meadow, namun Meadow lebih memberi
tekanan bahwa “symbol simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan
Areas” tahun 1960, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada
dalam sistem politik. Komunikasi politik bukan fungsi yang dapat berdiri sendiri
pada saat berjalannya fungsi-fungsi yang lain. Dengan kata lain, komunikasi
politik merupakan salah satu dari sistem komunikasi yang dapat diperjelas melalui
diatas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses
komunikasi dan proses politik. Menurut Lucian Pye, antara komunikasi dan
politik memiliki hubungan yang erat dan istimewa karena berada dalam kawasan
diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara
6
Napitupulu, Erick Wensik Berman. 2013. Strategi Komunikasi Politik Dan Pemenangan Pemilu.
Medan : USU Hal 5
9
pandangan dan janji serta saran-saran para penguasa. Maka komunikasi politik itu
politik ini menentukan elemen dinamis, dan menjadi bagian menentukan dari
kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam konflik sosial. Lebih lanjut,
perhatian mereka terkait masalah itu dan menyelesaikannya dengan bersama. Hal
dengan pihak lain dalam kepentingan salah satu kelompok atau kepentingan
7
Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hal : 24
8
Ibid Nimmo Hal: 108
10
relevan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara
terdiri dari beberapa unsur yaitu: komunikator politik, komunikan, isi (pesan)
komunikasi.9
1. Komunikator politik
institusi, asosiasi, partai politik, lembaga pengelola media massa serta tokoh
9
Rudy, Teuku May. 2005. Komunikasi dan Humas Internasional. Bandung: Refika Aditama,
Hal: 3.
11
dan mereka yang menentukan kebijakan suatu negara. Oleh sebab itu,
kenegaraan.
berlangsung.
sebagai elit berkuasa. Sedangkan elit yang tidak duduk pada struktur kekuasaan
disebut elit masyarakat yaitu elit yang paling besar jumlahnya, karena elit ini
2. Komunikan
berlangsung.
4. Media komunikasi
5. Tujuan komunikasi
13
melembaga dengan tujuan negara untuk mencapai tujuan tersebut. Sifat dan
bentuk tujuan yang hendak dicapai akan sangat bergantung kepada sistem politik
yang mendasarinya. Hal ini akan tampak jelas dari ideal normatif negara yang
6. Efek komunikasi
Efek adalah hasil dari penerimaan pesan atau informasi yang disampaikan
kepada komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul dari komunikan setelah
menerima pesan tersebut. efek dapat berlanjut dengan pemberian respon atau
tanggapan yang sering disebut umpan balik atau feedback. Feedback adalah arus
balik yang beupa tanggapan dari komunikan dalam rangka proses komunikasi
diartikan sebagai asal keluarnya, diperoleh atau munculnya isu, informasi yang
dapat dijadikan materi pesan komunikasi. Sumber dapat berasal dari individu
karena adanya ide yang sangat berharga atau dapat pula berasal dari kalangan elit
berkuasa.
10
Ibid
14
membentuk citra politik, membentuk opini publik, dan dapat pula menangani
1. Citra Politik
Dalam Kamus Ilmiah Populer, citra diartikan sebagai gambar, rupa, atau
bentuk. Dalam bahasa inggris kata ini juga sering dipadankan dengan kata image.
karena pada dasarnya pendapat umum politik terwujud sebagai konsekuensi dari
kognisi komunikasi politik umum karena pada dasarnya pendapat umum politik
gambaran tentang politik yang memiliki makna kendatipun tidak selamanya sesuai
terjalin melalui pikiran jernih dan hati yang murni akan member kepuasan
tentang peristiwa politik tertentu. Kedua, kesukaan dan tidaknya kepada citra
seseorang tentang politik menyajikan dasar untuk menilai objek politik. Ketiga,
citra diri seseorang memberikan cara menghubungkan dirinya pada orang lain. 12
2. Opini Publik
membina opini publik serta mendorong partisipasi politik. Konsep opini publik
bertitik tolak dari asasi yang ada pada diri manusia, yaitu hak kebebasan
Pengertian dari opini publik belum mencapai kesepakatan sampai saat ini.
Tetapi dari pengertian beberapa tokoh dapat menjelaskan makna dan pengertian
sosial.
c. Isu atau maslah yang didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang
12
Ibid Nimmo Hal : 7
16
studi terbagi dalam beberapa periode sejarah. Komunikasi politik menjadi sebuah
(ASPA) di awal tahun 70an. Karya tentang komunikasi politik sudah ada sejak
zaman Aristoteles pada tahun 350 SM. Studi komunikasi mulai marak sejak
1. Priode Klasik
Periode ini berlangsung dan berakhir pada tahun 1940-an. Pada periode ini
hal utama yang menjadi bidang kajian adalah komunikasi politik yang berfokus
pada kajian retorika. Istilah “komunikasi massa” yang sekarang ini kita kenal,
pada periode ini dikenal dengan istilah “public opinion and propaganda”.
Retorika pada periode ini dinilai sebagai bidang kajian yang paling
bidang politik. Bidang kajian yang difokuskan pada retorika ini targetnya untuk
13
Ibid
14
https://www.academia.edu/12080420/PERKEMBANGAN_KOMUNIKASI_POLITIK Di kutip
pada Tanggal 28 Maret 2016
17
opinion) digunakan untuk membuat kebijakan, dan berpijak dari itu juga dalam
periode ini public opinion juga sangat berpengaruh dalam pembuatan kebijakan
publik. Berfokus pada kajian reotika ini membuat periode ini sering dijuluki “Ratu
Hal ini juga sudah tercermin dalam politik di Indonesia, dimana dalam
prakteknya masih kurang transparan. Misalnya saja ketika ingin dibuat dan
kebijakan tersebut akan dilaksanakan atau tidak bergantung pada pendapat umum
sempat dibatalakan karena adanya aksi protes dari masyarakat yang merupakan
public opinion menggunakan jalan yang salah. Sehingga justru akan menyebabkan
periode yang berlangsung pada kurun waktu sesudah seperempat pertama abad
ini dibarengi dengan terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Pihak-pihak
antara poros Jerman dan Sekutu Amerika Serikat saling melemparkan propaganda
Perang Dunia I terjadi antara kurun waktu tahun 1914 sampai 1918, dan
Perang Dunia II terjadi sekitar tahun 1939 sampai 1945. Kajian Komunikasi
mengenai propaganda dan perang urat syaraf, dimana akan ditekankan pada
meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan Propaganda. Hal ini dimulai
pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter
dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Byrce, dan Graha Wallas di Inggris yang
menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik. Ketika Harold D Lasswell
menulis disertasi Doktor tentang Propaganda Technique in the World War (1927).
simbol verbal cenderung tidak atau kurang baik. Hal ini juga serupa dengan
perasaan manusia yang diperlukan baik pada masa perang maupun damai,
propaganda merupakan salah satu instrumen dari empat pada “instrumen utama
public, peran pemimpin politik dan analisis isi media. Berdasarkan ketertarikan
Laswell dan fokusnya pada kajian komunikasi politik kemudia dia dijadikan
hingga awal 1970-an. Awal mula periode ini ditandai dengan adanya temuan riset
bahwa media massa punya pengaruh terbatas (limited effect) terhadap sikap,
keputusan dan perilaku. Beberapa ilmuan yang melakukan riset pada bidang
bahwa dalam periode ini studi komunikasi politik lebih berorientasi pada efek
komunikasi sebagai satu bidang ilmu dari ilmu sosial. Schram memberikan peran
15
(http://marhaifa.wordpress.com/2009/03/14/ilmu-komunikasi-politik/) di kutip tanggal 28 Maret
2016
20
semakin dominan seiring dengan perkembangan pengaruh televise. Hal ini sedikit
berbeda dengan era Laswwel yang dipertegas dengan pendapatnya Laswell (1958)
bahwa media komunikasi massa yang masih dominan adalah media cetak seperti
ilmu, atau bisa disebut interdisipliner. Hal ini juga serupa dengan pendapat Ryfe
bahwa teori komunikasi politik pada awalnya dibangun oleh tiga disiplin ilmu,
yaitu psikologi sosial, komunikasi massa. Diantara ketiga disiplim ilmu tersebut
psikologi sosial, Lasswell (1927) dengan studi propaganda politik hingga Handley
Cantril & Gordon Allport’s (1935) dengan studi persuasi, Walter Lippman (1922)
inquiry is cross disciplinary“. Melihat asala kata dan pendapat Nimmo sudah jelas
bahwa setidaknya komunikasi politik terdiri dari dua bidang ilmu, yaitu ilmu
politik dan ilmu komunikasi. Secara lebih luas dapat komunikasi politik
didasarkan dari beberapa disiplin ilmu lain. Komunikasi politik sebagai ilmu tidak
memiliki batasan ilmu yang baku dari berbagai disiplin ilmu lainnya.
21
Kritis : berawal dari teori Marx, media perpanjang tangan kapitalisme dan
bukan hanya sebatas pada persoalan pemilu pendapat umum, konflik, dll. Namun
kelompok tersebut. Ini dikenal juga dengan model pluralis. Selain Bentley ada
22
David Truman (1951/1962) dan Robert Dahl (1956). Hal ini terkait dengan studi
politik. Dalam periode ini juga menhasilkan beberapa karya. Jame Curan (2002)
tuntutan reformasi media terutama tv dan keterkaitan media massa dan demokrasi.