Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH SUATU GEDUNG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Utilitas dan Plumbing

Dosen Pengampu :

Drs. Harijadi Gunawan Buntoro Wahjono, M. Pd.


Ir. Eko Nugroho Julianto, S. Pd., M. T., IPP

Disusun Oleh :
Annisa Noor Rahmawati (5101419013)
Fany Agustina (5101419025)
Pendidikan Teknik Bangunan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kami yang berjudul “Makalah Sistem Pembuangan Sampah Suatu Gedung”.
Pada tugas ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber referensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari


sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Semarang, 30 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ 1

Kata Pengantar ............................................................................................... 2

Daftar Isi ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4


B. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 6
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah ................................................................................... 6


B. Jenis-Jenis Sampah ................................................................................... 6
C. Sistem Pengolahan Sampah ..................................................................... 8
D. Metode Pengolahan Sampah .................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 13

Referensi....................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah
dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung
itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas
serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari
peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemaribagian-bagian
lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya,
sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak
positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah
ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan
dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas
dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor
dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk
mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan.
Sebuah bangunan dikonotasikan dengan rumah ataupun gedung dimana
didalamnya terdapat unsur-unsur yang mutlak harus ada agar terciptanya
sebuah bangunan yang utuh dan sempurna.Unsur-unsur tersebut meliputi dari
bagian-bagian dalam maupun luar bangunan besertaunsure buatan dan alami
diantaranya ialah sampah.
Sampah merupakan material sisa yang diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses, dimana sampah adalah buatan manuasia. Dalam segi arsitektur
sampah dapat memperlambat dalam perencanaan bangunan.
Berdasarkan jenis-jenis sampah,sampah dapat dibedakan menjadi

4
beberapa jenis yaitu: sampah rumah tangga, pertanian, perkantora, perusahaan,
rumah sakit, pasar, dll. Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu: sampah organic dan anorganik.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian sampah
2. System pengelolaan sampah
3. Metode-metode pengelolaan sampah

C. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Tugas Makalah ini membahas mengenai perencanaan


sistem pembuangan sampah pada bangunan gedung.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada
hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair,
atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah
dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya
pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sampah dari rumah tinggal merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau
lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah domestik. Dari kelompok
sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton, kain, kayu,
kaca, daun, logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis tidak
terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri, seperti mebel, TV bekas, kasur dll.

B. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya:
• Rumah Tangga
• Pertanian
• Perkantoran
• Perusahaan
• Rumah Sakit
• Pasar dll.

Berdasarkan sifatnya:
• Sampah organik - dapat diurai/basah (biodegradable)
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
• Sampah anorganik - tidak terurai/kering (non-biodegradable)

6
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak
bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Berdasarkan bentuknya :
• Sampah Padat
Sampah padat adalah semua bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Sampah padat dapat berupa samapah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, sampah plastik,
gelas,dll. Menurut bahannya, sampah padat dikelompokkan menjadi sampah organic dan sampah
anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mengandung bahan-bahan organic, seperti sisa-
sisa sayuran, hewan, kertas, rumput pada waktu pembersihan kebun,dll.
• Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang sudah digunakan dan tidak dibutuhkan kembali serta
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah dalam jumlah besar dating dari aktifitas industry
(limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hamper semua produk industry akan
menjadi sampah, jumlah sampah hampir sama dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah
cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
• Sampah Alam
Sampah alam adalah sampah yang diproduksi dari kehidupan liar, seperti daun-daun kering
dihutan yang terurai menjadi tanah. Sampah alam dapat menjadi masalah dalam kehidupan sekitar,
misalnya daun-daun kering dilingkungan permukiman.
• Sampah Manusia
Sampah manusia adalah sampah yang dihasilkan dari pencernaan manusia, seperti kotoran
manusia dan urin. Samapah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai sarang penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Cara pencegahannya adalah
dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
• Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi adalah sampah yang dihasilkan oleh penggunaan barang oleh manusia,
yaitu sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Jumlah sampah jenis ini masih sangat kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industry.

Dampak Limbah Sampah :


Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah
sebagai berikut:

7
a. Gangguan Kesehatan :
• Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakkan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi,
• Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
b. Menurunnya kualitas lingkungan,
c. Menurunnya estetika lingkungan :
• Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakkan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk
dipandang mata.
d. Terhambatnya pembangunan Negara :
• Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan
enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata
tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan
menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

C. Sistem Pengelolahan Sampah


Gedung bertingkat merupakan sebuah karya arsitektur yang terbilang kompleks, terutama
pada sistem utilitasnya. Untuk itu, perlu perencanaan yang matang sekali dalam utilitas gedung
bertingkat. Salah satu yang akan dibahas sekarang adalah utilitas sampah.
Arsitek minimal harus tau konsep utilitasnya dan alur yang akan digunakan utuk sistem
sampah pada bangunan. Sistem sampah merupakan salah satu kunci untuk operasional bangunan.
Jika sistem sampahnya kurang baik dapat merusak citra bangunan dan menurunkan kualitas
maupun harga sewa.
Maksud dan tujuan dari pembuangan disposal adalah untuk menjaga kebersihan dari ruangan.
Sampah serta kotoran lainnya kalau dibiarkan akan bertumpuk. Disamping menjaga dan
memerbaiki lingkungan sekitar, juga dari segi kesehatan serta kenikmatan dari penghuni suatu
bangunan. Maka hal itu perlu mendapat perhatian yang lebih serius untuk perencanaan sistem
pembersihan dalam suatu bangunan berlantai banyak.
Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan :
1. Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak ditempat-tempat bagian service di setiap lantai,
2. Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan dilengkapi kereta-
kereta bak sampah.
Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton/PVC/asbes
dengan diameter 10” – 14”. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi
dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang
sampah tersebut.
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas :
1. Kran air untuk pembersihan

8
2. Sprinkler untuk mencegah kebakaran
3. Lampu sebagai penerangan
4. Alat pendingin untuk sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan.
Sistem pembuangan sampah yang dibedakan berdasarkan jenis cair ataupun padat, dapat dilakukan
melalui 2 macam cara, yaitu :
1. Cara Pertama
Dikumpulkan secara horisontal, kemudian secara vertikal dikumpulkan melalui lift barang, untuk
kemudian dibuang keluar bangunan dengan truk pengangkut sampah atau juga disimpang lebih
dahulu disebuah ruangan penyimpan tertentu, setelah cukup banyak baru diangkat/diangkut keluar
bangunan (Carry out sistem).
2. Cara Kedua
Disposal ditampung dengan suatu tempat/wadah kemudian dibuang pada beberapa saluran (shaft)
sehingga terkumpul menjadi satu pada wadah atau ruangan atau boks penampungan dan akhirnya
dibuang keluar bangunan dengan menggunakan kereta-kereta bak penampungan sampah.

D. Metode-Metode Pengelolahan Sampah


1. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di
tanah yg tidak terpakai , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola
dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah ,
menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah
adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas
methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

9
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama
(biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang
untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat
penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk
membangkitkan listrik.

Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang ditinggalkan, lubang bekas pertambangan,
atau lubang-lubang dalam. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama. Banyak penimbunan sampah mempunyai
sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul
akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakaran atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan
sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan, diantaranya :

• Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.

10
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk
yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai
dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

• Pengolahan biologis

Material sampah (organik), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya
adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah yang menggunakan teknik pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga ,
seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

• Pemulihan Energi

11
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan
bakar tipe lain.

Daur-ulang melalui cara "pemulihan energi" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai
bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan
miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari
sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas
bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur
plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas
sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.

3. Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas
plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tissue), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengelolaan sampah rumah tangga bisa dilakukan dengan baik dan menjadi solusi
alternative untuk membantu pemerintah melakukan penanganan terhadap sampah. Di samping itu,
dengan model inovasi pengelolaan sampah rumah tangga dapat memberikan nilai positif bagi
masyarakat untuk melakukan pemberdayaan secara mandiri dan dapat memanfaatkan ruangruang
public dari sampah rumah tangga agar dapat bernilai tinggi. Tentu paradigma masyarakat terus
ditanamkan sebagai langkah awal membangun mindset terhadap sampah rumah tangga agar dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, diperlukan sinergai antara pemerintah, masyarakat dan akademisi
dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan
dampak yang timbulkan. Melalui inovasi model pengelolaan sampah ini, diharapkan masyarakat
dapat mengimplementasikan minimal sampah rumah tangga yang setiap hari seringkali ditemukan.

13
REFERENSI

Al Fath, A. M. (2020). PENYULUHAN PEMBUANGAN SAMPAH YANG BAIK DI SDN 1


PURWOHARJO WONOGIRI. Journal of Social Empowerment, 5(2), 597-602.

Hayat, H., & Zayadi, H. (2018). Model Inovasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. JU-ke (Jurnal
Ketahanan Pangan), 2(2), 131-141.

Maulana, A. (2013). Perancangan Media Informasi Mengenai Masalah Sampah di Lingkungan Pasar
(Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

Perwira, D. A. (2009). Rumah susun dengan struktur hypar di Bantaran kali Pepe sebagai solusi
hunian yang ekonomis bagi masyarakat lokal.

Siregar, Z. H. (2019). PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP PENCEMARAN


LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PEMBUANGAN SAMPAH DI KOTA MEDAN (Studi
Kasus Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
DHARMAWANGSA).

Surakusumah, W. (2008). Permasalahan sampah Kota Bandung dan alternatif solusinya. Universitas
Pendidikan Indonesia, Jurusan Biologi. Diakses, 16.

14

Anda mungkin juga menyukai