TESIS
Oleh :
R. RADIOS HENDRARTIJANTO
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Magister
R. RADIOS HENDRARTIJANTO
Kepada
MAKASSAR
2011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi program CSR oleh
PT. Inco Tbk terhadap tingkat kepuasan masyarakat setempat, citra perusahaan,
implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap citra perusahaan melalui
Penelitian ini menggunakan jenis assosiasi dan yang menjadi responden adalah
program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap tingkat kepuasan masyarakat setempat. 2)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
Terdapat pengaruh positif dan signifikan implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
THIS STUDY AIMS TO DETERMINE THE EFFECT THE IMPLEMENTATION OF CSR PROGRAMS BY PT.
INCO TBK TO THE LEVEL OF LOCAL COMMUNITY SATISFACTION, CORPORATE IMAGE, INFLUENCE
THE LEVEL OF PUBLIC SATISFACTION TOWARDS THE COMPANY'S IMAGE, INFLUENCE THE
COMMUNITY SATISFACTION.
THIS RESEARCH USES ASSOCIATION AND THE RESPONDENTS ARE THE PEOPLE WHO LIVE IN
PROPORTIONAL RANDOM SAMPLING. DATA ANALYSIS WAS PERFORMED USING THE METHOD OF
IMPLEMENTATION OF CSR PROGRAMS BY PT. INCO TBK TO THE LEVEL OF SATISFACTION WITH
IMPLEMENTATION OF CSR PROGRAMS BY PT. INCO TBK CORPORATE IMAGE IN THE LOCAL
A. Data Pribadi
1. Nama : Ir. H. R. Radios Hendrartijanto
2. Email : redy_adhe@yahoo.com.sg
3. Tempat/tanggal lahir : Malang, 08 Agustus 1967
4. Alamat : Komplek perumahan PT Inco Tbk
Jln. Jawa No. 28 Pontada-Soroako,
5. Status Sipil :
i. Nama Istri : Herdiningsih Kumala Dewi S.S
ii. Nama Anak : Rr. Ratri Atsil Hendrardini
: R. Danang Raihan Hendrartono
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
i. Tamat SD 1980 di SDN 03 Tebet Barat, Jakarta Selatan
ii. Tamat SMP 1983 di SMP YASPORBI, Jakarta Selatan
iii. Tamat SMA 1986 di SMAN 55, Jakarta Selatan
iv. Sarjana S1 1992/1993 di Universitas Trisakti, Jakarta
v. Sarjana S2 tahun 2011 di Magister Manajemen UNHAS
karena hanya atas Rahmat dan Kehendak-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
Gagasan yang melatari tajuk permasalahan penelitian ini timbul dari hasil
dijalankan oleh PT INCO Tbk selama ini terhadap implimentasi, citra perusahaan serta
tingkat kepuasaan masyarakat sekitar dari program Corporate Social Responsibility itu
Sumasang.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan tesis ini,
yang hanya berkat bantuan dari berbagai pihak maka tesis ini selesai tepat pada
waktunya. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih
kepada :
Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si dan Dr. Indriyanti Sudirman, SE., M.Si selaku
Ketua Komisi Penasihat atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
studi.
Dorongan dan support dari istriku Herdiningsih Kumala Dewi SS dan sepasang
buah hatiku Rr. Ratri Atsil Hendrardini dan R. Danang Raihan Hendrartono
Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusnan tesis ini yang
R. Radios Hendrartijanto
BAB I
PENDAHULUAN
Responsibility atau biasa disebut CSR) semakin populer digunakan sejak tahun
aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”,
sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang
sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula
media massa dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders
1
relatif berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada dasar
sosial yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya
dilakukan secara ad-hoc, partial, dan tidak melembaga. Tanggung jawab sosial
pada tataran ini hanya sekadar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat
Tanggung Jawab Sosial yang merupakan salah satu kewajiban yang harus
dalam sidang paripurna DPR. Dengan adanya Undang-undang ini, industri atau
korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan
negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap
lingkungan hidup.
Saat ini ada sedikit harapan di sektor dunia usaha berkaitan dengan
penguatan kehidupan sosial. Hal ini ditandai dengan munculnya paradigma baru di
sektor dunia usaha dengan konsep ”Triple Bottom line” bahwa kinerja perusahaan
bukan hanya dievaluasi dari satu dimensi keuangan (financial result) belaka. Namun
Pambudi, 2005).
dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam
gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi diharapkan pada tanggung jawab yang
berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam
kondisi financial-nya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya.
Paradigma baru di dunia usaha inilah yang mendorong perusahaan untuk
atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Lebih dari hal tersebut, CSR menunjuk
pegawai dan kebutuhan konsumen saja, melainkan turut peduli akan kehidupan
masyarakat yang tinggal di seputar perusahaan (Suharto, 2005). Sinergi tiga elemen
yang meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan ini yang merupakan kunci
perkembangan wacana CSR, yang pertama adalah bahwa konsep CSR merupakan
tengah masyarakat. Tesis kedua mengatakan, konsep CSR sebagai bentuk respon
Pergulatan wacana tersebut bermuara pada tiga definisi dan praktik CSR,
definisi yang pertama berangkat dari asumsi the business of business is business,
dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Inti dari definisi yang pertama ini lebih
perusahaan.
kebajikan (virtue) dalam mengejar keuntungan. Asumsi dasar definisi ini yang
pertama adalah bahwa setiap perusahaan dengan sukarela sesuai dengan kekuatan
ekonomi suatu perusahaan, dan yang ketiga adalah bahwa keberadaan perusahaan
yang harus dituangkan dalam bentuk undang-undang karena self regulation dan
voluntarism dianggap sudah tidak lagi mencukupi karena dalam konteks kekinian
bangsa.
Ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon
dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya.
Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas
penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang
kadang bersifat ekspansif dan ekploratif, di samping sebagai kompensasi sosial
diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksa
CSR ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat
program karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven),
Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk
meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat
dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven). Hampir bisa dipastikan
perusahaan terhadap lingkungan sosialnya Selanjutnya Philip Kotler dan Nancy Lee
(2005), berpendapat bahwa aktivitas CSR haruslah berada dalam koridor strategi
perusahaan yang diarahkan untuk mencapai bottom line business goal seperti
dilihat bahwa CSR bukan merupakan aktivitas tempelan atau yang terpinggirkan,
dalam banyak kasus yang melibatkan industri ekstraktif dengan masyarakat sering
lingkungannya yang didasarkan pada etika. Secara umum etika dipahami sebagai
tersebut (Poerwanto:2006):
1. Pendekatan moral, yaitu kebijakan atau tindakan yang didasarkan pada prinsip
kesantunan dengan pengertian bahwa apa yang dilakukan tidak melanggar atau
bertanggung jawab.
tahun 1990, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik
tanggung jawab sosial perusahaan karena melihat hal tersebut hanya sebagai
pengeluaran biaya (cost center). Tanggung jawab sosial perusahaan memang tidak
reputasi dan citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai
harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk
tanggung jawab sosial perusahaan lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi
bagian dari filosofi moral, sedangkan yang lainnya menggambarkan sebagai lebih
pada suatu strategi, sebagai daya pendongkrak antara tanggung jawab sosial
masyarakat.
PT. International Nickel Indonsia Tbk (PT. Inco Tbk) merupakan satu dari
development (Comdev). Dalam konteks ini, aktivitas PT. Inco Tbk tidak semata-mata
didorong oleh kepentingan ekonomi dan pasar, atau sekedar memenuhi regulasi
khususnya Pasal 95. Dalam pasal ini dijelaskan bahwa pemegang Izin Usaha
hidup.
bertanggungjawab. Atas dasar itu, PT. Inco Tbk sangat menaruh perhatian agar
program Comdev yang dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah, dan perusahaan
fokus pada enam sektor : (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) UMKM (usaha mikro,
kecil, dan menengah), (4) Pertanian, (5) Prasarana, (6) Sosial Budaya.
Salah satu wujud kepedulian PT. Inco Tbk terhadap karyawannya untuk
memenuhi perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasarnya, maka PT. Inco Tbk
dan perumahan bagi karyawannya. Tujuannya adalah agar karyawan dapat bekerja
secara produktif dan nyaman oleh terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar
Selain itu, sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, PT. Inco Tbk
(resettlement) masyarakat adat lokal. Dan proyek terakhir sebagai tanggung jawab
sosial PT. Inco Tbk adalah Pembangunan dan pengembangan jalan dan drainase
bulan Januari – Juni 2010 di Perumahan Tapu Ondau, Sumasang II, Sorowako,
terutama yang tinggal di sekitar wilayah operasi perusahaan, merupakan bagian dari
kinerja PT. Inco Tbk secara keseluruhan. PT. Inco Tbk ingin tumbuh dan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk memberikan pengaruh
2. Apakah implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk memberikan pengaruh
4. Apakah implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk memberikan pengaruh
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
perusahaan
4. Untuk mengetahui pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco
setempat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Tbk.
dalam kajian tanggung jawab sosial perusahaan dan sebagai bahan referensi
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PT. Inco Tbk dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep tentang tanggung jawab sosial telah dikenal sejak tahun 1970. Saat ini
berkembang dengan pesat. Ide dasar tanggung jawab sosial perusahaan adalah
Istilah CSR mulai semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals
With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John
economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas The
dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari Profit, Planet dan People. Perusahaan yang
baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (Profit). Melainkan pula
masyarakat (People).
16
dalam dunia bisnis untuk bertindak etis dan berkontribusi terhadap perkembangan
pada khususnya, dan komunitas lokal dan sosial pada umumnya (Versi, 2007).
Terdapat kasus moral yang kuat dalam tanggung jawab sosial dan bisnis.
sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh warga negara yang memiliki tata kelola
yang baik, menyakini bahwa strategi non-pasar yang efektif dirumuskan dan
tata kelola perusahaan yang sehat dan tanggung jawab sosial. Perusahaan
seharusnya tidak menganggap tanggung jawab sosial sebagai momok melainkan
sebagai sarana promosi, karena tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat
komersil berkewajiban untuk peduli pada seluruh stakeholders dalam semua aspek
keuangan dan ekonomi, perusahaan juga harus melihat konsekuensi dari kegiatan
Ada pula yang menyoal definisi dan singkatan CSR, terutama terkait huruf ”R”
”Response” (tindakan untuk merespon suatu masalah atau isu) dan ”Ability”
bersangkutan.
Belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai
karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya.
dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk
maupun pembangunan.
Dalam penelitian ini, penulis melihat konsep CSR Asia lebih memenuhi
kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi dalam CSR di PT. Inco Tbk pada
CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap
wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral.
Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi
pengedepanan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, dengan
paling sedikit merugikan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral
yang sering digunakan adalah Golden Rules, yang mengajarkan agar seseorang
atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin
prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
moral dan etis, tapi juga merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap
menggunakan empat jenjang yang merupakan satu kesatuan tanggung jawab dalam
perusahaan, sebagai berikut secara ekonomi (economic), legal, etik, dan filantropis.
dalam tujuan mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab
secara hukum dengan mentaati ketentuan hukum yang berlaku. Secara etis
perusahaan juga bertanggung jawab untuk mempraktekkan hal-hal yang baik dan
Domain inilah yang merupakan domain yang dapat digunakan oleh manajer
dalam operasinya dengan stakeholder (Wood, 1991). Karena itu, CSR dapat
pemahaman seperti itu, dapat dikatakan bahwa, CSR adalah prasyarat perusahaan
untuk bisa meraih legitimasi sosiologis kultural yang kuat dari masyarakatnya.
Dengan demikian CSR dapat diterjemahkan sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Menurut Achmad Daniri (2005), terdapat dua hal yang dapat mendorong
perusahaan menerapkan program tanggung jawab sosial, yaitu bersifat dari luar
Termasuk kategori pendorong dari luar, misalnya adanya regulasi, hukum, dan
Menurut Ahmad Daniri (2005) ada empat manfaat yang diperoleh bagi
berikut :
bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial
sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa
kewajaran”.
Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang
telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha
perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau
investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal program tanggung jawab
Jika dicermati, peraturan tentang program tanggung jawab sosial yang relatif
lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan
dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang
mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan program tanggung
jawab sosial perusahaan. Seperti kita ketahui, program tanggung jawab sosial
perusahaan milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
(Edi Su harto/CSRAudit/2008)
BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha
menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih
ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang
berhak mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset bersih maksimal Rp 200 juta
atau beromset paling banyak Rp 1 miliar per tahun (lihat Majalah Bisnis dan CSR,
2007)
BUMN, program kemitraan perlu dikritisi sebelum disebut sebagai kegiatan program
kemitraan mirip dengan sebuah aktivitas sosial dari perusahaan, namun di sini
masih ada bau bisnisnya. Masing-masing pihak harus memperoleh keuntu ngan.
Pertambangan Mineral dan Batubara khususnya pasal 95. Dalam pasal ini
dijelaskan bahwa pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) diwajibkan untuk, antara lain melaksanakan
Program tanggung jawab sosial perusahaan adalah konsep moral dan etis
yang berciri umum , oleh karena itu pada tataran praktisnya harus dialirkan ke dalam
situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila
atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan
secara moral dan tanggung jawab selayaknya memperhatikan 3 pilar utama dalam
adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor
Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT terdiri dari tiga
tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan
ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk
sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena
menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong
sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual".
dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup
(CD) memang begitu luas, karena itu memerlukan pemahaman yang lebih
saja, atau sebaliknya hanya mengandalkan inovasi dari pelaksana CD saja, juga bisa
menjadi mandiri dan dapat mencari alternatif kehidupan untuk menyejahterakan diri,
tapi justru malah menjadi peminta terus-menerus. Akibatnya, pada saat proyek CD
bahwa mengikuti garis kualitas masyarakat, atau sesuai dengan kondisi obyektif
pada posisi sebagai objek pembangunan. Karena itu, inisiatif, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh aktor dari luar. Pendekatan seperti ini
kolaborasi antara aktor luar dan masyarakat setempat. Keputusan yang diambil
merupakan keputusan bersama, dan sumber daya yang dipakai berasal dari
kedua belah pihak. Bentuk CD ini adalah yang paling populer dan banyak
perlunya sinergi dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat local dengan yang
efisien.
proses pembangunan. Peran aktor dari luar dalam kondisi ini lebih sebagai sistem
yaitu memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat lokal. Perbedaan yang ada lebih
berada pada sarana (means) yang dipakai. Efektivitas sarana ini sangat ditentukan
oleh konteks dan karakteristik masyarakat yang dihadapi. Pada masyarakat tertentu
sinilah letak peran korporasi sangat penting sebagai agen perubahan masyarakat,
dalam menentukan program-program CD nya masing-masing, sesuai dengan
kebutuhan masyarakatnya.
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat
kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan.
dari kesan kinerja dan harapan. Apabila kinerja berada di bawah harapan, maka
pelanggan menjadi puas dan apabila kinerja melebihi harapan, pelanggan amat
dari tiga bentuk yang berbeda (Engel, Blackwell dan Miniard dalam Tjiptono, 2004 :
112), yaitu :
1. Diskonfirmasi positif, yaitu apabila kinerja lebih baik dari yang diharapkan.
2. Konfirmasi sederhana, apabila kinerja sama dengan yang diharapkan.
yang lebih netral yang tidak positif atau negatif. Kepuasan pelanggan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kebutuhan
karena itu, alat ukur yang dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat
alur pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang telah ada di PT. Inco
dasar masyarakat, sehingga nantinya secara riil dapat diketahui atribut yang
penulis akan menilai melalui 8 (delapan) variabel yang terdiri atas 4 (empat) dari
delapan visi dan misi PT. Inco Tbk yang berkaitan dengan skema pembangunan
1. Lisensi sosial, bahwa PT. Inco Tbk berkomitmen untuk berkembang bersama
tindak;
peran;
pelaksanaan program.
stakeholder.
Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-
tentang organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang
3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh
pihak manajemen.
4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut
secara keseluruhan.
psikologis dan gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan di mata khalayak
beberapa langkah strategis guna mendapatkan citra yang positif ini, diantaranya
komitmen antara pimpinan dan bawahan untuk mewujudkan setiap tanggung jawab
3. Sense of experience, confidence, and tradition, dengan image yang baik dan
dari masyarakat.
4. Slow Process, suatu proses yang panjang dan waktu yang lama.
Faktor faktor yang mempengaruhi citra perusahaan, menurut Wikipedia ada lima,
yaitu :
1. Orientasi terhadap manfaat yang telah diberikan atau diterima, dan sebagaimana
4. Citra yang baik muncul dari akibat penilaian atau tanggapan publik terhadap
berbagai kegiatannya.
5. Citra baik perusahaan lainnya yang dapat timbul dari aspek yang menampilkan
keseriusannya dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih peduli pada
kelestarian lingkungan hidup, menggunakan teknologi ramah lingkungan dan
yang didapat dari program tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan
citra yaitu:
1. Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik.
social marketing bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari
sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan sosial dalam
jangka panjang.
kondisi persaingan yang sangat ketat maka setiap perusahaan akan berusaha
kepercayaan.
Citra perusahaan digambarkan sebagai kesan keseluruhan yang dibuat
dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi. (Barich dan Kotler 1991, dalam
bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas yang
Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Menurut Keller (1993) seperti
yang dikutip oleh Adreassen bahwa pada tingkat perusahaan, citra dapat diartikan
sebagai persepsi suatu organisasi yang tercermin berupa asosiasi dalam ingatan
pikiran konsumen (Thomas dan Hill, 1999:376). Lebih lanjut Belanger et. al
anggota organisasi.
Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain
bidang keuangan, hubungan bisnis yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan
kerja dalam jumlah yang besar, turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen
baik, biasa saja, dan ada yang dinilai kurang baik bahkan tidak baik. Itu semua
yang mana dihubungkan dengan perasaan dan sikap terhadap suatu organisasi
Menurut Buchari Alma (2005:375), citra tidak dapat dicetak seperti membuat
barang di pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian Josua (2007), dalam penelitiannya yang berjudul ”Pola Kemitraan dalam
Development PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba
Samosir” menyimpulkan bahwa motif utama PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
kemampuan dan kekuatan yang tidak seimbang. Yayasan yang dibentuk idealnya
sebagai agen pembaru (change agent) untuk mendinamisasi program dalam rangka
pemberdayaan masyarakat, namum kenyataannya lebih cenderung sebagai
korporasi negara.
sehingga program tersebut gagal dan perlu ditinjau ulang dalam pelaksanaan
mekanisme dan kriteria standar baku yang dibuat menjadi kebijakan formal.
Zaleha (2008) dengan judul tesis peranan CSR PT. Inalium Divisi PLTA. Siguragura
Analisis Deskriptif, Analisis Uji Beda Rata-Rata (Compare Mean) dan Analisis
perencanaan dan strategi, masih dianggap biaya (cost) dan belum dianggap
karyawan sebelum dan sesudah adanya program CSR berbeda nyata. Pendidikan
dan pendapatan nominal masyarakat sebelum dan sesudah adanya program CSR
berbeda nyata, tetapi pendapatan riil masyarakat tidak berbeda nyata. Peningkatan
pendidikan masyarakat lebih tinggi dari karyawan karena didukung oleh faktor sosial
budaya masyarakat (batak toba) yang sangat mengutamakan pendidikan anak.
karyawan dan masyarakat, namun secara riil belum berperan akibat inflasi yang
tinggi pada tahun 2005. Peran CSR terhadap pengembangan ekonomi lokal (local
rekanan PT. Inalum yang dapat menyerap tenaga kerja masyarakat. Korelasi modal
CSR terhadap aktivitas (buka jam) pasar berbeda secara nyata (signifikan) dengan
nilai korelasi negatif. Hal ini menunjukkan aktivitas pasar cenderung turun seiring
kenaikan modal CSR, karena pembangunan pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi
Inalum, diperlukan sebuah solusi kemitraan antara pemerintah, PT. Inalum dan
F. Kerangka Pemikiran
Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah
puas konsumen atau masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Puas atau tidak
responsibility (CSR) oleh PT. Inco Tbk. Secara lengkap hubungan antar variabel
+β1
+α1
Sesuai dengan kerangka konseptual pada Gambar 2.2 di atas, maka model yang
dibangun adalah :
Y1 = f (X) (1)
Y2 = f (X1,Y1) (2)
Dimana :
X = Implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
Y1 = Tingkat kepuasan masyarakat
Y2 = Citra Perusahaan
G. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap
2. Terdapat pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap citra
4. Terdapat pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap citra
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiasi yaitu penelitian yang bertujuan
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar
maupun kecil, tetapi yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
hubungan antar variabel. Survei juga dapat digunakan untuk menyelidiki hubungan
1. Data Kualitatif
2. Data Kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif yang akan digunakan
Dilihat dari segi sumber perolehan data, maka data yang dikumpul adalah data :
kuesioner kepada penghuni dan atau pemilik kavling di perumahan Tapu Ondau,
dengan berbagai pihak dengan maksud untuk menggali informasi yang tidak
eksternal (Cooper dan Emory, 1996, h.257). Sumber internal diperoleh dari PT.
Inco Tbk dan instansi yang terkait dengan pembangunan perumahan. Adapun
dan lain-lain.
1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal pada
implementasi CSR oleh PT. Inco Tbk. Menurut Umar (2008) jika sampel
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan
kausal antar variabel laten yang terdapat dalam persamaan struktural. Alat analisis
yang digunakan adalah dengan bantuan reduced form dan program aplikasi statistik
AMOS ver. 7.0 dan SPSS ver 17.0. Adapun reduced form yang digunakan
1. Pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap tingkat
Y1 = α0 + α1 X1 + ε1 (1)
kepuasan masyarakat setempat.
2. Dimana: α0 dan α1adalah parameter yang akan ditaksir dan ε1 adalah error term
3. Pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk dan kepuasan
Y2 = β0 + β1 X1 + β2 Y1 + ε2 (2)
Dimana: β0, β1 dan β2, adalah parameter yang akan ditaksir dan ε2 adalah error
Y2 = β0 + β1 X1 + β2 (α0 + α1 X1 + ε1) + ε2
Y2 = β0 + β1 X1 + β2α0 + β2α1 X1 + β2ε1 + ε2
Dimana :
θ0 = (β0 + β2α0) = konstanta untuk Y2
θ1 = (β1 + β2α1) = total pengaruh X1 terhadap Y2
µ2 = (β2ε1 + ε2) = Error term dari Y2
Keterangan:
1. Konstanta
α0 = konstanta untuk Y1
4. Total Pengaruh :
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu program
2. Tingkat kepuasan masyarakat adalah fungsi dari kesan kinerja dan harapan.
Apabila kinerja berada di bawah harapan, maka masyarakat menjadi tidak puas,
puas dan apabila kinerja melebihi harapan, masyarakat amat puas atau senang.
Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan oleh publiknya bisa berbentuk citra
baik, sedang dan buruk. Dengan adanya citra baik/positif, maka perusahaan
masyarakat.
Pengukuran citra perusahaan mengacu pendapat Andreassen dan Lindestad
(1998:16) yaitu, (1) pendapat keseluruhan mengenai PT. Inco Tbk, (2) pendapat
mengenai kontribusi PT. Inco Tbk untuk masyarakat, dan (3) kesukaan terhadap
PT. Inco Tbk adalah satu di antara produsen-produsen utama dunia untuk
kehidupan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari 40 tahun, PTI
bagi pemegang saham dan memberikan kontribusi bagi kemakmuran bangsa dan
rakyat Indonesia.
Perseroan didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki oleh Vale Inco Limited dari Kanada (semula Inco Limited, “Vale
eksplorasi di wilayah seluas 6,6 juta hektar yang semula diberikan. Sebagaimana
diatur dalam Kontrak Karya Awal tersebut, PTI telah melepaskan sebagian besar
wilayah Kontrak Karya Awal setelah menemukan lokasi yang lebih tepat bagi
kegiatan operasi PTI. Luas wilayah Kontrak karya saat ini adalah 218.529 hektar,
55
PTI memulai konstruksi pabrik pertama pada tahun 1973 dengan satu lini
memulai konstruksi dua lini pengolahan tambahan dan satu instalasi pembangkit
listrik tenaga air. PTI memulai produksi komersial pertama pada bulan April 1978.
Pada tahun 1993, PT. Inco menyelesaikan perluasan fasilitas pengolahan dari
kapasitas produksi tahunan nominal semula 36.300 metrik ton nikel dalam matte
tersebut dari tanggal 1 April 2008 menjadi tanggal 28 Desember 2025 (“Perjanjian
Perubahan”, dan bersama dengan Kontrak Karya Awal, “Kontrak Karya”). Sesuai
besar pada tahun 1999, yang meningkatkan kapasitas terpasang tahunan dari
fasilitas pengolahan PTI menjadi 68.000 metrik ton nikel dalam matte. Selama
perluasan tersebut, PTI menambah lini produksi keempat dan satu fasilitas
pembangkit listrik tenaga air baru di Balambano. Pada tahun 2003 untuk pertama
Usaha PTI memproduksi nikel dalam matte dari bijih laterit yang diolah di
Sulawesi. Nikel dalam matte merupakan produk setengah jadi dengan kandungan
rata-rata 78% nikel dan 20% sulfur. Seluruh produksi PTI dijual dalam mata uang
Perseroan memiliki satu kelas saham dan saat ini memiliki 9.936.338.720
lembar saham yang ditempatkan dan beredar. Saham PTI pertama kali tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Mei 1990, ketika 20% saham Perseroan
dalam Kontrak Karya Awal untuk mendivestasikan persentase tersebut dari saham
Pada tanggal 31 Desember 2009, Vale Inco, satu di antara pemimpin pasar
produsen nikel dunia, memiliki Perseron secara langsung 58,7% dan secara tidak
langsung sebesar 0,4% melalui Vale Inco Japan Limited. Secara keseluruhan Vale
Inco memiliki 59,1%. Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (“Sumitomo”) dari Jepang,
Perseroan. Sisanya, 21,2% saham PTI dimiliki oleh publik dan pemegang saham
lain.
1. Visi dan Misi
Visi PT. Inco Tbk adalah menjadi pemimpin produsen nikel utama dunia. Misi PT.
kepada PT. Inco Tbk hingga rentensi maksimal untuk manfaat seluruh pemangku
b. Karyawan dengan memastikan lingkungan kerja yang aman, sehat dan imbal-
Perseroan akan menjadi penghasil nikel utama yang dapat diandalkan dan
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, PT. Inco Tbk menjalankan strategi :
menjalankan strategi yang telah ditetapkan. Tenaga kerja di PT. Inco Tbk
mata stakeholder.
tahun, PT. Inco Tbk merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
lokal di sekitar wilayah operasinya meliputi tiga propinsi yaitu Sulawesi Selatan,
Bagi PT. Inco Tbk, masyarakat lokal yang sejahtera adalah jembatan
terpisahkan dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan PT. Inco Tbk,
karena PT. Inco Tbk tumbuh dan menjadi sejahtera bersama-sama. Seluruh
inisiatif yang ada bertujuan untuk menyokong pengembangan yang
tidak ada program yang sekali jalan, begitu pula dengan program community
Tbk
sampai dengan 1990, bantuan PT. Inco Tbk pada awalnya memusatkan
Malili dan Sorowako, yaitu mendirikan sebuah kamp eksplorasi, dihuni oleh
seperti jalan raya, bandara dan pelabuhan, air besih dan pengolahan
bidang kesehatan, PT. Inco Tbk dengan membangun rumah sakit modern,
yang menyediakan jasa kesehatan bagi karyawan dan keluarga mereka, dan
pertanian.
2005 disingkat menjadi Comdev) PT. Inco Tbk telah mencurahkan perhatian
dijadikan satu dengan kegiatan lain dan membentuk kegiatan baru yang
semua pihak yang terlibat yakni masyarakat dan PT. Inco Tbk. Untuk itulah
Namun yang paling penting dari hasil yang telah dicapai program
comdev PT. Inco Tbk di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
pemberdayaan masyarakat PT. Inco Tbk saling melengkapi dan terkait erat
sendiri. Dengan demikian PT. Inco Tbk sangat mencermati tantangan dunia
Visi:
operasi PT. Inco Tbk melalui pemanfaatan sumber daya lokal secara
keseluruhan.
Misi:
Memfasilitasi transformasi sosial dalam meningkatkan hubungan timbal-balik
secara berkelanjutan.
• Sosialisasi •
Public Hearing & prioritas dengan
paradigma Konsultasi Publik •
Konsultasi program
baru ke seluruh •
Pemetaan publik kabupaten
Stakeholder kebutuhan •
Penyusunan untuk masing-
• Diskusi dengan secara partisipatif mekanisme masing dinas
stakeholder di seluruh desa pelaksanaan •
Pemantuan
•
kunci; Bupati, •
• Lokakarya desa program & dan evaluasi
Bappeda, Lokakarya pembagian secara
Camat & kecamatan peran partisipatif
Kepala Desa Penyiapan seluruh proses
serta tokoh strategi rencana implementasi;
agama dan tindak mulai dari
tokoh perencanaan
• masyarakat sampai
Konsultasi pelaksanaan
Publik program
terjadi.
PT. Inco Tbk dalam memaksimalkan sinergi program dari berbagai pihak.
Gambar 4.1 Kerangka Pelaksanaan dan Perumusan Sinergi Program
Comdev PT. Inco Tbk
Dengan menerapkan alur seperti ini, diharapkan terdapat pembagian
peran yang jelas antara sektor swasta dan pemerintah melalui serangkaian
diskusi publik yang panjang, mulai dari tingkat desa sampai tingkat
tindih program lintas sektor bisa dihindari. Pembagian peran antara berbagai
berkelanjutan.
PT. Inco Tbk menaruh perhatian besar pada penyediaan fasilitas infrastruktur
insentif perumahan.
Selain itu, sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, PT. Inco
Industri Sorowako, Towuti, Wasuponda dan Malili. Kiprah PT. Inco Tbk
dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun kehadirannya di Luwu Timur tidak
Wasuponda dan Malili. Lebih dari 1000 unit hunian berupa rumah dan
asrama telah didirikan bagi karyawan PT. Inco Tbk. Pemukiman ini selain
fasilitas infrastruktur seperti listrik, jalan, sarana air minum, tempat ibadah,
dll, yang dapat dinikmati semua masyarakat, juga memberikan dampak
Pinjaman Perumahan.
tinggal sendiri, baik rumah di sekitar wilayah kerja maupun di luar wilayah
perusahaan.
3) Villa Danau Matano, Konsep Baru Pemukiman Karyawan PT. Inco Tbk.
Karyawan PT. Inco Tbk tidak lagi secara massive tinggal pada
luar daerah kerja, serta bantuan administrasi pemilikan rumah real estate
dengan jumlah rumah 347 unit. Melalui kerjasama dengan Pemda Lutim
dan pihak ketiga (real estate developer), karyawan PT. Inco Tbk dibantu
Sorowako.
Perumahan ini unik karena sebagian besar dihuni oleh karyawan PT. Inco
Tbk dan kepemilikannya berbeda dengan rumah dinas PT. Inco Tbk.
perumahaan.
Sewa (RUSUNAWA).
Rusunawa ini terdiri dari 3 tower lima lantai dengan kapasitas 266 unit
kamar tipe 36. Anggaran yang dialokasikan untuk proyek sebesar Rp.31.5
miliar ini berasal dari dana APBN dan APBD Luwu Timur. PT. Inco Tbk
2008. Dengan dilengkapi sarana olah raga, tempat bermain, laundry, dan
terletak dekat sekolah umum dan sumber air bersih yang memadai
di Sorowako.
Dongi.
unit rumah dan fasilitas umum bagi masyarakat adat Karunsie Dongi di
PT. Inco Tbk meraih Housing Award dari Kementerian Negara Perumahan
Internasional. PT. Inco Tbk terbukti menjadi salah satu perusahaan yang
Bagi PT. Inco Tbk, masyarakat lokal yang sejahtera adalah jembatan
lokal.
Hanya beberapa karyawan PT. Inco Tbk dari bagian eksplorasi yang lalu
(KAWAS) bersama pemerintah Luwu Utara dan PT. Inco Tbk, menyepakati
oleh Bupati Luwu Timur pada bulan Oktober 2003-lima bulan setelah
Pada tahun 2004 PT. Inco Tbk mendanai penyiapan lahan dan
untuk merelokasi 313 keluarga penduduk asli Sorowako dari desa Nikkel
kepada PT. Inco Tbk pada awal operasi tambang tahun 1970. Pembagian
Selama tahun 2004 hingga kini, secara bertahap PT. Inco Tbk telah
jalan dan perbaikan jalan, pasar tradisional, jaringan listrik, rumah ibadah,
fasilitas umum seperti hotel, toko, dan tempat makan mulai tumbuh dan
sekitarnya.
B. Hasil Penelitian
a. Komitmen perusahaan
hidupnya.
terkait program CSR oleh PT. Inco Tbk. Ini dapat dilihat dari hasil output
setuju.
Adapun komitmen perusahaan dituangkan dalam bentuk adanya lisensi
b. Pelaksanaan
responden yang masih ragu-ragu dengan pelaksanaan CSR oleh PT. Inco
Tbk, 35.8 % setuju dan 55.8 % responden menjawab sangat setuju terhadap
program.
responden yang masih ragu-ragu dengan komitmen CSR oleh PT. Inco Tbk,
Tbk
responden yang masih ragu-ragu dengan pelaksanaan CSR oleh PT. Inco
sangat setuju dengan adanya pelaksanaan CSR oleh PT . Inco Tbk yang
3. Citra Perusahaan
terhadap PT. Inco. Berikutnya ada 32.5 % yang menyatakan PT. Inco Tbk itu
kontribusi PT. Inco Tbk untuk masyarakat, terhadap PT. Inco. Berikutnya ada
25.8 % yang menyatakan PT. Inco Tbk itu baik dan 62.5 % responden
ada 44.2 % yang menyatakan suka dengan program implementasi CSR PT.
Inco Tbk dan 45 % responden menjawab sangat suka dengan program
Uji normalitas data digunakan untuk melihat tingkat normalitas data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan AMOS 7.0. Pengujian ini
dilakukan dengan mengamati nilai skewness data yang digunakan, nilai statistik
dengan Critical Ratio pada skewness data berada rentang antara ± 2,58 pada
tingkat sig. 0,001. Apabila nilai Z > CR maka dapat diduga bahwa distribusi data
adalah tidak normal (Ferdinand, 2002). Pada Tabel 4.9 akan disajikan hasil uji
normalitas :
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa tidak ada nilai CR untuk skewness yang
berada di luar rentang ± 2,58, sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini
lolos uji normalitas atau dapat dikatakan data dalam penelitian ini telah terdistribusi
normal.
matrix = 0,0003 dimana nilai tersebut berada diatas nol. Dengan demikian dapat
dalam bentuk Tabel sebagaimana di tampilkan pada Tabel 4.10 di bawah ini :
Tingkat Kepuasan
α1 0.808 18.389 *** 1.96
Masyarakat (Y1)
Implementasi CSR (X) 1
Tingkat Kepuasan
1 Citra Perusahaan (Y2) β2 0.747 5.58 *** 1.96
Masyarakat (Y1)
masyarakat adalah sebesar 0.808. Hal ini berarti bahwa implementasi CSR
kepuasan.
sebesar 18.389 atau lebih besar dari T tabel 1.96. Hal ini berarti bahwa
pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap tingkat
adalah sebesar 0.468. Hal ini berarti bahwa implementasi CSR berhubungan
positif dengan citra perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa jika implementasi
sebesar 4.297 atau lebih besar dari T tabel 1.96. Hal ini berarti bahwa
program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap citra perusahaan pada masyarakat
setempat, diterima.
perusahaan adalah sebesar 0.747. Hal ini berarti bahwa tingkat kepuasan
perusahaan adalah sebesar 5.58 atau lebih besar dari T tabel 1.96. Hal ini berarti
4. Pengaruh Implementasi Program CSR oleh PT. Inco Tbk Terhadap Citra
Perusahaan Melalui Peningkatan Kepuasan Masyarakat Setempat
Koefisien elastisitas variabel Implementasi CSR terhadap tingkat kepuasan
(β2). Hal ini berarti pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
adalah 0.603576 (β2 α1). Adapun total pengaruh implementasi program CSR
pengaruh implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap citra
Secara lengkap hubungan antar variabel di tampilkan pada Gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2. Hasil Estimasi menurut Jalur
-.01 .01
e1 e2
1 1
X11 X12
1.00 .99
2.26
Implementasi
CSR (X)
.81
.47 .00
ey2
Tingkat .75
Citra
Kepuasan (Y1) Perusahaan (Y2)
.50 1
1.00 .22 1.00 .80
.87
ey1
Y11 Y12 Y21 Y22 Y23
1 1 1 1 1
.04 2.87 .00 .08 .08
e3 e4 e5 e6 e7
F. Pembahasan Hasil Penelitian
perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah
perusahaan dalam pandangan CSR adalah pengedepanan prinsip moral dan etis,
yakni menggapai suatu hasil terbaik , dengan paling sedikit merugikan kelompok
masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah
memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan.
Tbk, diantaranya program bantuan kepada masyarakat pada tahun 1969 sampai
dengan 1990, bantuan PT. Inco Tbk pada awalnya memusatkan perhatian pada
berkembang dan berlanjut untuk memenuhi prasarana kunci seperti jalan raya,
bandara dan pelabuhan, air besih dan pengolahan sampah, balai masyarakat,
keluarganya, PT. Inco Tbk pun memperhatikan sektor pendidikan dan pelatihan
bagi karyawan dan keluarga mereka, dan juga memenuhi kebutuhan masyarakat
luas. Dekade 1991 sampai dengan 2000, PT. Inco Tbk menambahkan satu
pertanian.
perkembangan berikutnya mulai tahun 2008, program comdev dengan kata lain
kegiatan tetapi ada beberapa kegiatan yang dijadikan satu dengan kegiatan lain
perumahan dan fasilitas lainnya seperti pemukiman Karyawan: PT. Inco Tbk
terbukanya berbagai fasilitas infrastruktur seperti listrik, jalan, sarana air minum,
tempat ibadah, dan lain lain, yang dapat dinikmati semua masyarakat, juga
melalui perdagangan dan interaksi sosial. Selain itu PT. Inco Tbk Tuntaskan
Melalui kerjasama dengan pemerintah pusat, Pemda Lutim, dan pihak-pihak lain.
sebagai pelaku utama dalam penataan pemukiman kumuh tersebut. Untuk itu,
respon positif oleh masyarakat sekitar yang tampak pada hasil distribusi
responden tentang implementasi pelaksanaan CSR oleh PT. Inco Tbk. Hasil
penelitian ini juga memberikan bukti bahwa dengan pelaksanaan CSR ini oleh
PT. Inco Tbk memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
masyarakat sekitar. Hasil penelitian ini sejalan dengan Suharto, 2005, Achwan
(2006), Kotler (2005) yang menyatakan bahwa terdapat banyak manfaat dari
terdiri atas:
penilaian yang positif dari masyarakat dan karyawan sehingga pada akhirnya
citra perusahaan (corporate image) yang baik dimata khalayak atau publiknya
kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya., termasuk bagi para
jati diri dari bentuk perorangan, benda atau organisasi”. Bagi perusahaan citra
juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.
pelamar pekerjaan atau instansi swasta dan pemerintah. Selain itu ada juga
perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam
secara rata-rata memberikan jawaban baik dan bahkan sangat baik. Ini
memberikan bukti bahwa implementasi CSR oleh PT. Inco Tbk ditanggapi sangat
baik oleh responden dan bahkan memberikan citra positif di mata masyarakat
signifikan. Hasil ini sejalan dengan teori Budimanta (2005), Soemirat dan
Ardianto (2004), (Jefkin, 1992:62). Adreassen dan Lindestad (1998:15) yang
antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-
pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, turut memikul tanggung jawab
harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja berada di bawah harapan, maka
pelanggan menjadi puas dan apabila kinerja melebihi harapan, pelanggan amat
masyarakat terhadap implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk. Adapun
hasil yang didapat adalah secara rata-rata, mayoritas reponden merespon puas
dan sangat puas terhadap implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk.
dan pengertian mengenai fakta (mengenai orang, produk atau situasi). Informasi
yang kurang lengkap dan salah akan memberikan citra yang negatif terhadap
perusahaan. citra sebuah organisasi, di mana terdiri dari banyak faktor, seperti:
adalah persepsi yang berbeda-beda yang dimiliki oleh publik dan merupakan
hasil dan interpretasi audiens terhadap isyarat yang ditampilkan oleh sebuah
organisasi” (Fill, 1999, p.569) ”Citra adalah kesan yang timbul karena
pemahaman akan suatu kenyataan” (Kasali, 1994, p. 30). Jadi, dapat kita
simpulkan bahwa ”citra adalah persepsi dari realita yang terjadi” (Wasesa, 2005,
p.13). buruk.
Hasil ini juga diperkuat dengan uji hipotesis yang membuktikan terdapat
Hasil ini sesuai pendapat Ruslan (1999) yang menyatakan bahwa terciptanya
suatu citra perusahaan (corporate image) yang baik dimata khalayak atau
serupa kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya., termasuk
4. Analisis Pengaruh Implementasi Program CSR oleh PT. Inco Tbk Terhadap
Citra Perusahaan Melalui Peningkatan Kepuasan Masyarakat Setempat
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan
dengan lingkungan sekitar sebagai bentuk rasa tanggung jawab sosial (Corporate
saat krisis, perusahaan yang memiliki track records tanggung jawab sosial yang
Pada penelitian ini, hasil yang didapatkan adalah terdapat pengaruh positif
masyarakat sekitar. Hal ini sependapat dengan Philip Kotler dan Nancy Lee
bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh
bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka. (Kotler & Nancy,
2005).
berkomunikasi serta evaluasi. Dimana keempat proses ini bersifat siklis, artinya
harus terus menerus dilakukan. Hal ini perlu, agar perusahaan melalui Public
Relations nya bisa segera mengetahui opini public ataupun permasalahan yang
diperlukan untuk menghadapi masalah tersebut (Cutlip, Allen & Glenn, 2006).
BAB V
A. Simpulan
1. Terdapat pengaruh positif implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap
implementasi CSR terhadap tingkat kepuasan adalah sebesar 18.389 atau lebih
besar dari T tabel 1.96 yang berarti bahwa implementasi CSR berpengaruh
jika PT. Inco Tbk ingin meningkatkan kepuasan masyarakat setempat, maka
seyogyanya PT. Inco Tbk melaksanakan Implementasi CSR dengan benar yang
2. Terdapat pengaruh positif implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap
citra perusahaan pada masyarakat setempat . Ini dibuktikan dengan nilai T value
implementasi CSR terhadap citra perusahaan adalah sebesar 4.297 atau lebih
besar dari T tabel 1.96 , yang berarti bahwa implementasi CSR berpengaruh
dipengaruhi oleh sukses tidaknya implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk.
Ini mengindikasikan bahwa jika PT. Inco ingin meningkatkan citra positifnya di
perusahaan pada masyarakat setempat. Ini dibuktikan dengan nilai nilai T value
atau lebih besar dari T tabel 1.96 yang berarti bahwa tingkat kepuasan
bahwa baik buruknya kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan CSR oleh PT.
4. Terdapat pengaruh positif implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk terhadap
dibuktikan dengan nilai koefisien implementasi program CSR oleh PT. Inco Tbk
adalah 0.603576 (β2 α1) dan total pengaruh implementasi program CSR terhadap
perusahaan.
B. Saran
1. Agar pihak manajemen PT. Inco Tbk tetap mempertahankan program CSR yang
program dapat berjalan dengan efektif dan pada akhirnya citra perusahaan dapat
lebih terangkat
dalam penelitian ini seperti tata kelola perusahaan, reputasi perusahaan, sosio