Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LITERATUR

2.1.Teori
Ruang
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidupnya.

Ruang terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Ruang Absolut

Ruang absolut adalah ruang sebagai titik referensi mutlak yang tidak bergerak untuk menjaga
sistem inersia yang ada di dalamnya. Konsep ruang absolut berarti ruang secara geografis yang
tetap, tidak berubah dan hadir sebagai obyek yang independen.

2. Ruang Relatif

Konsep ruang relatif adalah konsep yang mendefinisikan ruang sebagai hubungan antara
peritiwa, lokasi, ataupun obyek lain. Artinya ruang bergantung pada obyek lain dan tidak hadir
sebagai obyek independen. Contoh ruang relatif pada geografi adalah ruang sosial, ruang
ekonomi, dan ruang relasional. Yang semuanya tidak bisa dipandang sebagai ruang absolut
karena berhubungan dengan peristiwa lain.

Ruang terbentuk oleh beberapa unsur. Berdasarkan Ching (1991), unsur pembentuk ruang
terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Unsur titik,

Unsur titik dapat berperan sebagai ujung atau puncak yang mempertemukan beberapa garis
atau bidang.

2. Unsur garis
Unsur garis dapat berupa sisi-sisi yang terbentuk dari dua bidang yang saling bertemu atau
berpotongan.

3. Unsur bidang

Unsur bidang berfungsi sebagai pembatas ruang. unsur bidang sebagai pembatas ruang
menegaskan bahwa suatu ruang memiliki tiga dimensi.

Pola Ruang
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Terdapat 3 jenis pola
ruang, yaitu:

1. Pola Ruang Reguler


Pola ruang regular adalah pola ruang yang teratur. Ditandai dengan adnya pengulangan
elemen-elemen pembentuknya.
2. Pola Ruang Acak
Pola ruang acak adalah pola ruang yang tidak beraturan. Ditandai dengan
ketidakteraturan elemen-elemen pembentuknya.
3. Pola Ruang Klaster
Pola ruang kluster adalah polar uang yang mengelompok. Ditandai dengan adanya
konsentrasi dan intensitas pada elemen pembentuknya.

Hirarki Ruang
Hirarki ruang adalah suatu prinsip yang berdasarkan pendapat bahwa setiap ruang di dalam
rumah tinggal mempunyai tingkatan hirarki (arti sebenarnya adalah: susunan tingkat
kependetaan).

Fasilitas
Fasilitas adalah hal yang mendukung dan memudahkan berbagai kegiatan dan sifatnya tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya fasilitas ini kegiatan bisa dilakukan
dengan cepat, praktis dan tentunya menguntungkan bagi sekitarnya.
Fasilitas terbagi menjadi beberapa jenis:
1. Fasilitas Umum
Fasilitas umum merupakan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pemerintah maupun
pihak swasta untuk dipakai oleh khalayak bersama. Fasilitas umum senantiasa dipelihara dengan
seksama supaya bisa selalu dapat memberikan kemudahan bagi banyak orang. Beberapa contoh
fasilitas umum yaitu kendaraan umum, halte, bandara, jalan raya, jalan tol, tempat beribadah,
rumah sakit, pasar, mall dan lain-lain.

2. Fasilitas Kantor

Fasilitas kantor merupakan komponen yang dipakai untuk memudahkan pekerjaan dan sebagai
sarana dalam mendukung aktivitas perusahaan itu sendiri. Fasilitas kantor terbagi menjadi dua
jenis yaitu sarana dan prasarana.  Beberapa contoh fasilitas kantor yaitu laptop, printer, kursi,
meja, internet, telepon, pulpen dan lain-lain.

3. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yaitu segala sesuatu yang diberikan kepada masyarakat untuk upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan yang sifatnya promotif, preventif dan juga rehabilitatif. 
Beberapa contoh fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, RSUD, apotek, layanan BPJS, rumah sakit,
posyandu dan lain-lain.

4. Fasilitas Sekolah

Fasilitas sekolah merupakan segala hal yang bisa digunakan oleh pengelola pendidikan seperti
guru, kepala sekolah, murid serta staf dalam proses pendidikan. Biasanya juga bisa digambarkan
berupa sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Beberapa contoh fasilitas sekolah yaitu meja
belajar, ruang kelas, ruang laboratorium, kursi sekolah, lapangan, ruang guru, perpustakaan,
tempat parkir dan lain-lain.

5. Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja merupakan hal yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dinikmati dan
ditempati oleh pegawai baik baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun untuk
menunjang kelancaran pekerjaan tersebut. Beberapa contoh fasilitas kerja adalah rumah dinas,
tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, tunjangan hari raya, tunjangan transport, uang makan,
uang lembur dan lain-lain.

6. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga merupakan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas fisik atau
kebugaran dalam bentuk indoor maupun outdoor. Beberapa contoh fasilitas olahraga adalah
lapangan basket, lapangan sepak bola, tempat fitness, jogging track dan lain-lain.

2.2.Pendekatan Analisis
Pendekatan analisis adalah ….

Pendekatan analisis yang digunakan dalam Penyusunan laporan ini adalah analisis Hirarki ruang
di wilayah Kecamatan Gunungpati, perhitungan kebutuhan data sarana dan prasarana (Fasilitas)
serta penilaian kesesuaian hirarki Fasilitas terhadap hirarki ruang. Metode analisis yang
digunakan dalam analisis hirarki ruang pada wilayah Kecamatan Gunungpati adalah Metode
analisis Skalogram

Metode Analisis Skalogram Guttman

Metode skalogram adalah metode paling sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan
analisis fungsi wilayah, karena hanya menunjukkan daftar dari komponen-komponen
pendukungnya.

Metode sklagoram ini sering juga disebut sebagai metode analisis skala Guttman. Menurut
Soenjoto yang dikutip dari [ CITATION Dia97 \l 1033 ], metode analisis skala Guttman merupakan
suatu teknik skala, yang memiliki sedikit perbedaan dengan teknik-teknik skala lainnya.
Perbedaan tersebut terletak pada persyaratan-persyaratan yang diajukan Guttman dalam
membentuk skalanya. Persyaratan-persyaratan tersebut merupakan sifat-sifatnya yaitu :

a. variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) dalam suatu set pernyataan harus homogen


(undimensional) atau memiliki ketunggalan dimensi. Artinya skala sebaiknya hanya
mengukur satu dimensi saja dari variabel yang memiliki banyak dimensi. Misalnya,
walaupun variabel nilai anak mempunyai dimensi ekonomi, dimensi psikologi, dan dimensi
sosial, namun suatu skala nilai anak sebaiknya hanya mengukur salah satu dimensi saja.

b. seperangkat variabel-variabel dalam suatu set pernyataan harus bersifat kumulatif,


yang berarti pernyataan-pernyataan mempunyai bobot yang berbeda, dan apabila seorang
responden menyetujui pernyataan yang lebih berat bobotnya, maka dia diharapkan akan
menyetujui pernyataan-pernyataan yang lebih rendah/ringan.
Untuk lebih memahami tentang persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh Guttman seperti
tersebut di atas, berikut ini diberikan suatu contoh. Contoh ini merupakan salah satu dari tiga
perangkat variabel yang digunakan dalam mengukur ketiga fungsi. Variabel-variabel tersebut
ialah sebagai berikut: 1) Jumlah penduduk pusat perkembangan kota (kota kecamatan); 2) jumlah
tenaga kerja di sektor perkotaan, yang mencakup tenaga kerja sektor perdagangan, industri, jasa
dan pegawai negeri; 3) jumlah sekolah lanjutan pertama; 4) jumlah sekolah lanjutan atas, 5)
jumlah akademi dan perguruan tinggi.
Dari variabel-variabel tersebut di atas, jelas bahwa seperangkat variabel tersebut memiliki sifat-
sifat homogen dan kumulatif. Semua variabel berusaha untuk dapat mengukur objek tunggal
guna mengukur tingkatan perkembangan pusat-pusat (ibukota-ibukota kecamatan), dan variabel-
variabel tersebut kemungkinan untuk dipunyai pada pusat perkembangan, tersusun dari yang
mudah didapat sampai ke tingkat yang sulit didapat atau sebaliknya (sifat kumulatif).
Kemudian dari contoh tadi, diharapkan suatu pusat perkembangan akan cenderung memiliki
variabel 1 daripada 2, atau variabel 3 daripada 4. Hal ini disebabkan menurut logika atau
kebutuhan dan batas ambang penduduknya bahwa suatu pusat terlebih dahulu memiliki
penduduk daripada tenaga kerja di sektor perkotaan, atau akan terlebih dahulu membutuhkan
SLP daripada akademi dan perguruan tinggi. Jadi dengan perangkat variabel-variabel tersebut,
diharapkan setiap pusat perkembangan dapat dinilai. Jika pusat tersebut memiliki variabel 2
maka akan memiliki variabel 1, atau jika pusat tersebut memiliki variabel 5, maka akan memiliki
variabel 4 dan 3. Akan tetapi jika pusat perkembangan memiliki variabel 1, maka tak akan selalu
memiliki variabel 2, 3, 4, dan 5.
Lebih lanjut dalam perhitungan metode ini dikenal cara penyusunan tabel skala Guttman dengan
tahapan sebagai berikut : 1) menyiapkan matriks data dasar, yang mengandung jumlah objek
penelitian dengan jumlah variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian,
tingkat pelayanan masyarakat, dan tingkat sumberdaya manusia; 2) perhitungan dengan
menggunakan titik potong (cutting point). Titik potong adalah suatu nilai tertentu (ditentukan)
untuk menetapkan batas antara kelompok-kelompok objek penelitian yang memperlihatkan
tingkatan tiap objek penelitian terhadaap variabel-variabel yang ada. Jadi, tingkat tiap-tiap objek
penelitian ditentukan oleh besarnya jumlah tiap-tiap variabel yang dimiliki pada objek-objek
penelitian tersebut. Dalam studi ini tingkatan tiap-tiap objek penelitian terhadap variabel-
variabelnya dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat tinggi, tingkat sedang, dan tingkat
rendah.
Interval Nilai = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
3
Selanjutnya, nilai masing-masing objek dimasukkan ke dalam tabel skala Guttman. Sebelumnya
tabel skala Guttman dibagi atas tiga kolom penilaian, yaitu tinggi-sedang-rendah, dengan objek
penelitian sebagai barisnya. Tiap tingkatan nilai tinggi-sedang-rendah memiliki skor tertentu.
Susunan variabel dari masing-masing kolom klasifikasi dapat diubah penempatannya, tergantung
hasil yang paling baik. Hasil dikatakan paling baik jika memiliki coefficient of reproducibility
yang mendekati 1 (atau > 0,9).
Pada kenyataannyaa, pola skala Guttman yang sempurna jarang sekali terjadi, dikarenakan
adanya penyimpangan-penyimpangan dan penyimpangan ini disebut error. Sempurna atau
tidaknya skala Guttman dapat ditunjukkan oleh coefficient of reproducibility, yaitu merupakan
suatu koefisien yang menunjukkan seberapa jauh suatu skor yang diperoleh suatu objek
penelitian benar-benar dapat memberikan prediksi terhadap reaksi-reaksi objek-objek penelitian
dalam skala yang bersangkutan. Nilai dari koefisien ini bervariasi dari 0 sampai 1. Menurut
Soenjoto seperti dikutip Rinaldi (2004:40), nilai koefisien yang makin mendekati nilai 1, akan
menunjukkan skala Guttman yang semakin sempurna, dan biasanya koefisien yang bernilai lebih
besar dari 0,9 dianggap menunjukkan suatu skala yang berlaku.
COR (coefficient of reproducibility) = ( frekuensi – kesalahan ) x 100%
Frekuensi
Indeks Sentralitas Marshall
Indeks sentralitas digunakan untuk melihat kemampuan pelayanan suatu pusat ditinjau jumlah
unit fasilitas yang terdapat pada pusat pelayanan. Nilai keterpusatan dapat diperoleh dari jumlah
total bobot masing-masing jenis fasilitas dikalikan jumlah fasilitas tersebut. Prinsip pembobotan
suatu fasilitas dilakukan dengan cara membagi nilai sentralitas gabungan (100) dengan jumlah
fasilitas yang terdapat di seluruh pusat pelayanan, jadi semakin besar jumlah suatu fasilitas
maka bobotnya akan semakin kecil, demikian pula sebaliknya (Rondinelli, 1985: 125). Pusat-
pusat pelayanan tersebut selanjutnya dikelompokkan secara interval berdasarkan nilai sentralitas.
REFERENSI
https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/fasilitas/
http://arungmaya.blogspot.com/2008/05/hirarki-ruang.html
http://www.sipr.jogjaprov.go.id/sikoper/tarupedia/detail/pola-ruang
https://issuu.com/putuapriliaapsari/docs/laporan_analisis_metode_skalogram_g
https://www.scribd.com/document/440826022/LAPORAN-ANALISIS-SKALOGRAM

Anda mungkin juga menyukai