Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGENDALIAN GULMA

Di susun Oleh :

Ir. PEMMY TUMEWU,MP

Ir. A. G. TULUNGEN, MSi

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS PERTANIAN

MANADO

2021
PERKECAMBAHAN BIJI GULMA

1. PENDAHULUAN

Di dalam tanah terdapat biji-biji gulma dalam jumlah yang sangat banyak dan dalam
keadaan dorman, yakni dalam keadaan istirahat tetapi masih dapat hidup sampai bertahun-
tahun lamanya. Dari hasil-hasil penelitian dapat diperkirakan bahwa pada lapisan atas tanah
setebal 15-22,5 cm banyak sekali terdapat biji-biji gulma. Koch (1989) telah mendapatkan di
Jerman kira-kira 30.000-35.000 biji gulma per m2 tanah atau 3-3,5 milyar biji gulma per hektar.
Biji-biji gulma mempunyai kemampuan tumbuh dengan waktu sampai bertahun-tahun.
Biji enceng gondok (Eichhornia crassipes) masih mampu tumbuh walaupun sudah berumur 15
tahun. Biji gulma berdaya tumbuh yang lebih tinggi daripada biji tanaman budidaya. Hal ini
kemungkinan karena terdapat mekanisme khusus dari niji gulma untuk adaptasi.
Biji-biji gulma ada yang sangat ringan dan tidak dapat dilihat oleh mata apabila tidak
menggunakan alat khusus. Tercampurnya biji gulma dengan tanah akan lebih menyulitkan
untuk mengidentifikasinya kedalam biji-biji gulma tertentu. Biji-biji gulma akan berkecambah
apabila kondisi lingkungan tempat tumbuhnya memungkinkan. Di lapangan faktor air
(termasuk kandungan air dalam biji) biasanya memegang peranan penting untuk
perkecambahannya, disamping factor-faktor lainnya seperti faktor kedalaman tanah (adanya
biji dalam tanah), cahaya matahari dan lain sebagainya.

2. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIKUM

1. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui potensi biji-biji gulma yang terdapat dalam
tanah.
2. Manfaat praktikum adalah agar kita dapat mengetahui jenis-jenis gulma lewat biji-biji
yang berkecambah

3. ALAT DAN BAHAN

- Plastik atau karung atau bak perkecambahan


- Cangkul atau sekop
- Tanah
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Ambillah tanah yang ada disekitar anda yang ditumbuhi gulma. Kedalaman tanah yang
yang diambil 15-20 cm dibawah permukaan tanah seluas 100x100cm.
2. Setelah itu tanah dihamparkan di atas plastik atau karung atau bak/wadah
perkecambahan dengan tinggi tanah 5-7 cm. Tanah-tanah tersebut harus disirami air
sampai tanah menjadi cukup lembab.
3. Catat data-data antara lain : jenis tanah, tanaman yang tumbuh diatas tanah yang
diambil untuk keperluan praktikum ini.
4. Tulislah jenis-jenis gulma yang tumbuh di atas tanah yang diambil untuk keperluan
praktikum ini. Selain itu hitunglah berapa jumlah atau banyaknya jenis masing-masing
gulma yang berkecambah dan catat pengamatan dalam tabel seperti contoh tabel di
bawah ini.

Tabel Pengamatan :

Jumlah kecambah yang tumbuh pada pot no.


I II III IV V
Hari ke
R T B R T B R T B R T B R T B
1
2
3
Dst

KETERANGAN :

R = gulma golongan rumput


T = gulma golongan teki
B = gulma golongan berdaun lebar

5.Buat laporan praktikum.


ANALISIS VEGETASI

1. PENDAHULUAN

Konsep dan metode analisis vegetasi sangat tergantung pada keadaan vegetasi dan
tujuannya. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan stuktur dan komposisi gulma.
Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah, populasi yang rapat, berkelompok dan
mempunyai batas kelompok yang jelas digunakan metode garis/rintisan (line intercept). Untuk
vegetasi yang rendah, rapat, yang tumbuh menjalar atau membentuk anyaman yang tidak jelas
batas satu dengan yang lainnya (creeping) digunakan metode titik (point itercept). Untuk areal
yang luasaannya tidak terlalu besar menggunakan metode kuadrat. Dalam metode ini gulma
merayap tidak dihitung). Sedangkan untuk survei daerah yang luas dan waktu yang tersedia
kurang digunakan metode estimasi visual (visual estimation). Metode estimasi dapat digunakan
oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Selain itu yang harus diperhatikan adalah keadaan
geologi, tanah, topografi, data vegetasi yang mungkin ada sebelumnya, fasilitas kerja/keadaan
seperti peta, lokasi yang dapat dicapai, waktu yang tersedia dan sebagainya.
Data yang diperoleh dari analisis vegetasi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif menunjukkan bagaimana suatu jenis tumbuhan
tersebar dan berkelompok, statifikasi, periodisitas, dan sebagainya. Data kuantitatif
menyatakan jumlah, ukuran, berat basah/kering suatu jenis dan luas daerah yang ditumbuhinya.

a. Metode Kuadrat

Metode kuadrat adalah suatu ukuran luas yang diukur dalam satuan kuadrat (m2,cm2 dsb).
Bentuk petak contoh dapat berupa segi empat (kuadrat), segi panjang atau lingkaran.

Besaran yang dihitung umumnya berupa :


1. Kerapatan mutlak (absolut) suatu Jenis = jumlah individu dari pada jenis itu dalam petak
contoh
2. Kerapatan relatif (nisbi) suatu jenis = Kerapatan mutlak jenis itu x 100%
Jumlah kerapatan mutlak semua jenis

3. Frekuensi mutlak suatu jenis = Jumlah petak contoh yang berisi jenis itu
jumlah semua petak contoh yang diambil

4. Frekuensi Nisbi suatu jenis = Nilai ferekuansi mutlak suatu jenis x 100%
Jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis
5. Nilai penting suatu jenis = kerapatan nisbi + frekuensi nisbi

6. SDR suatu jenis = nilai penting / 2

b. Metode Garis.

Besaran yang dihitung berupa :

1. Frekuensi mutlak suatu jenis = Jumlah rintisan yang memuat jenis itu
Jumlah rintisan

2. Frekuensi nisbi suatu jenis = Frekuensi mutlak jenis itu x 100%


Frekuensi mutlak seluruh jenis

3. Dominansi mutlak suatu jenis = jumlah panjang semua interval rintisan yang memuat jenis itu

4. Dominansi nisbi suatu jenis = dominansi mutlak jenis itu x 100%


dominansi mutlak seluruh jenis

5. Nilai Penting suatu Jenis = Frekuensi nisbi + dominan nisbi

6. SDR = Nilai penting / 2

c. Metode titik

Besaran yang dihitung berupa :

1. Frekuensi mutlak suatu jenis = Jumlah petak contoh yang memuat jenis itu
Jumlah petak contoh

2. Frekuensi nisbi suatu jenis = Frekuensi mutlak jenis itu x 100%


Frekuensi mutlak seluruh jenis

3. Dominansi mutlak suatu jenis = jumlah berapa kali jenis itu terkena tusukan
Jumlah seluruh tusukan

4. Dominansi nisbi suatu jenis = dominansi mutlak jenis itu x 100%


Dominansi mutlak seluruh jenis

5. Nilai Penting suatu Jenis = Frekuensi nisbi + dominan nisbi

6. SDR = Nilai penting / 2


2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan :

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis, populasi gulma serta gulma yang


mendominasi pada suatu areal tertentu.
2. Mahasiswa mampu menentukan metode pengendalian.

3. Bahan dan Alat

Bahan : Bingkai ukuran 100 x 100 cm, tali plastik sepanjang 1 m, tali plastik yang telah di beri
tanda dengan interval 10 cm sepanjang 1 m. Kantong Plastik
Alat : Mistar, alat tulis menulis, spidol, label.

4. Prosedur Kerja

4.1. Metode Kuadrat

1) Tentukan areal yang akan diamati.


2) Letakkan bingkai di dalam areal yang akan diamati.
3) Catat gulma-gulma yang terdapat di dalam bingkai tersebut
4) Ulangi prosedur diatas untuk mendapat 3 ulangan pada beberapa tempat yang berbeda.

4.2. Metode Garis

1) Tentukan areal yang akan diamati.


2) Letakkan tali pada tempat yang telah ditentukan. Tarik hingga tegang.
3) Amati gulma yang dilewati tali, dan hitung panjang setiap kelompok vegetasi.
4) Ulangi prosedur di atas untuk mendapatkan 3 ulangan pada beberapa tempat yang
berbeda.

4.3. Metode Titik

1) Tentukan areal yang akan diamati.


2) Letakkan tali yang telah diberi tanda pada tempat yang telah ditentukan. Tarik hingga
tegang.
3) Amati gulma yang terletak tepat dibawah tanda, dan catat.
4) Ulangi prosedur di atas untuk mendapatkan 3 ulangan pada beberapa tempat yang
berbeda.

Catatan : Pilih salah satu metode yang digunakan sesuai gulma dan lingkungan
tempat pengamatan

5. Hasil

Hitung besaran dari hasil pengamatan berdasarkan metode yang ada.

6.Buat laporan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai