Rumah Tradisional Jawa di pengaruhi oleh kehidupan masyarakat jawa, baik norma,
kaidah, dan tata krama yang ada pada kehidupan sosial masyarakat jawa pada jaman
dahulu, seperti:
a. Kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
b. Perbedaan antara kaum pria dan wanita.
c. Perbedaan antara orangtua dengan anak atau unggah-ungguh.
d. Sifat keterbukaan, gotong royong, dan kerendahan hati masyarakat jawa.
e. Serta memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di alam bebas.
Bentuk rumah tradisi jawa juga dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat
jawa sesuai dengan strata sosial masin-masing, seperti berikut :
a. Bentuk dan susuan rumah Raja/Keraton :
Griya ageng = Limasan/Sinom.
Paringgitan = Joglo Kepuhan.
Pendhapa = Joglo Pangrawit.
Pendukung = Kasatriyan/bangsal.
2. Jenis dan bentuk elemen interior berikut makna simbolik pada masing-masing rumah
tradisional Jawa.
a. Dinding :
Gebyog :
Berwujud berupa dinding knock down dan sepasang daun pintu.
Kotangan :
Dinding kombinasi antara dinding kayu dengan dinding bata ataupun antara
dinding anyaman bambu dengan dinding bata.
Gedek :
Dinding yang terbuat dari anyaman bambu.
Daun Nipah :
Terbuat dari anyaman daun nipah.
Alang-Alang :
Terbuat dari anyaman alang-alang.
Bleketepe :
Terbuat dari anyaman daun kelapa.
b. Pintu :
Kupu Tarung.
Inep Siji.
Slorogan.
c. Atap :
Atap Joglo.
Atap Pelana.
Atap Perisai.
Atap Ijug.
Atap Tajug.
d. Hiasan Pintu :
Hiasan Kaligrafi.
Hiasan Garuda.
e. Tiang :
Soko.
Umpak.
f. Jendela :