Metodologi Penelitian Tugas 1
Metodologi Penelitian Tugas 1
1. Jelaskan beberapa pengertian ilmu menurut para ahli, kemudian sintetiskan pengertian
tersebut menurut pendapat anda!
pengertian ilmu menurut para ahli:
‒ Sheldom J. Lachman berpendapat bahwa ilmu menunjuk pertama-tama pada
kumpulan-kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang dihimpun
tentang alam semesta yang hanya diperoleh melalui teknik observasi yang objektif.
‒ John Warfield mengatakan bahwa ilmu dipandang sebagai suatu proses. Pandangan proses
ini paling berhubungan dengan suatu perhatian terhadap penyelidikan karena
penyelidikan adalah suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu proses.
‒ Mark dan Hillix mengatakan bahwa ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan, atau perorangan memberikan penjelasan ataupun melakukan
penerapan.
‒ Harold H. Titus mengatakan, banyak pihak menggunakan istilah ilmu untuk menyebut
suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diprediksi
kebenarannya.
‒ Norman Campbell membagi ilmu menjadi dua bentuk: Pertama, ilmu adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang berguna dan praktis. Kedua, ilmu tidak berhubungan dengan
kehidupan praktis dan tidak dapat mempengaruhinya, kecuali dalam cara yang paling
tidak langsung, baik untuk kebaikan atau untuk keburukan.
‒ Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
‒ Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
‒ Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
‒ Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan bahwa
ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan,
studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
‒ Harsojo, Guru Besar Antropologdi Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu
adalah: 1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan. 2. Suatu pendekatan
atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh
faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera
manusia.
‒ M. Quraish Shihab (1992:171) berpendapat bahwa ilmu berasal dari bahasa arab, "ilm
yang berati kejelasan. Karena itu, segala bentuk kata yang terambil dari kata "ilm" seperti
'alama (bendera), 'ulmat (bibir sumbing), 'alam (gunung-gunung) dan 'alamat selalu
mengandung pengetahuan. Melalui nalar ini M. Quraish Shihab menyebut ilmu dengan
pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Artinya, yang tidak jelas atau tidak membuat
sesuatu menjadi jelas, maka halk itu tidak dapat disebut sebagai ilmu.
‒ Arthur thomshon mendifinisikan ilmu sebagai pelukisan fakta-fakta, pengalaman secara
lengkap dan konsisten meski dalam perwujudan istilah yang sederhana
‒ S. Hornby (1966:307) mengartikan ilmu dengan kalimat ".........sience is organized
knouledge obtained by observation and testing of fact." (ilmu adalah susunan atau
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
Menurut saya, ilmu itu mengandung sebuah pengetahuan yang didapat melalui sebuah proses
penelitian, percobaandari beberapa fakta yang diuji menggunakan metode, peralatan dan
sarana tertentu.
2. Jelaskan beberapa karakteristik atau ciri-ciri utama dari ilmu menurut terminologi dan
apa bedanya dengan pengetahuan!
Adapaun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologinya dan bedangya dengan
pengetahuan, antara lain sebagai berikut :
llmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan
dapat dibuktikan. Berbeda dengan Iman, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas
kenyakinan kepada yang goib dan penghayatan serta pengalaman pribadi.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu
utusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek
(atau alam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis. karena itu, koherensi
sistematik adalah hakikat ilmu. Prinsip-prinsip objek dan hubungan yang tercermin dalam
kaitan-kaitan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip metafisis objek
menyingkapkan dirinya sendiri kepada kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan
kepada sifat khusus intelek kita yang tidak dapat dicirikan oleh visi ruhani terhadap tetapi
oleh berpikir.
Ilmu tidak memerlukan kepasatian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri, hipotesis-hipotesis dan
teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
Di pihak lain yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah
ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus
terbuka kepada semua pencari ilmu. Kendati demikian, rupanya baik untuk tidak
memasukan persyaratan ini dalam definisi ilmu, karena objektivitas ilmu dan kesamaan
hakiki daya persyaratan ini pada umumnya terjamin.
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak
dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan
ide yang terpisah-pisah. sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan yang berpikir metodis dan
tertata rapi.
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
6. Jelaskan pengertian kebenaran menurut kamus Umum Bahasa Indonesia dan apa
bedanya dengan kebenaran ilmiah!
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Purwadarminta ditemukan arti
kebenaran, yakni: Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan
yang sesungguhnya), Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul-betul demikian
halnya dan sebagainya), Kejujuran atau kelurusan hati
Sedangkan Kebenaran dalam ilmu pengetahuan atau kebenaran ilmiah adalah suatu
pengetahuan yang sudah jelas dan pasti kebenarannya menurut norma - norma atau
prinsip-prinsip keilmuan. Kebenaran ilmiah juga agak memiliki sifat yang objektif, karena di
dalamnya mengandung beberapa pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda,
tetapi tetap saling bersesuaian.
7. Jelaskan beberapa peedoman penyelidikan supaya orang jangan tersesat dalam usahanya
mencapai kebenaran yang dirumuskan oleh Descartes!
Descartes merumuskan pedoman penyelidikan supaya orang jangan tersesat dalam
usahanya mencapai kebenaran sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
8. Sebutkan teori-teori yang berkembang dari tradisional sampai jaman modern yang
digunakan para filsuf!
Secara tradisional teori-teori kebenaran sampai saat ini antara lain:
1) Teori kebenaran saling berhubungan (coherence theory of truth)
2) Teori kebenaran saling berkesesuaian (correspondence theory of truth).
3) Teori kebenaran inherensi (inherent theory of truth).
4) Teori kebenaran berdasarkan arti (semantic theory of truth).
5) Teori kebenaran sintaksis.
6) Teori kebenaran nondeskripsi.
7) Teori kebenaran logik yang berlebihan (logical superfluity of truth).
9. Kebenaran tidak begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan dan nilai itu sendiri,
maka setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki presepsi dan pengertian
yang amat berbeda satu dengan yang lainnya, dan di situ terlihat sifat sifat dari
kebenaran. Sebutkan sifat sifat kebenaran tersebut!
Sifat kebenaran dapat dibedakan menjadi tiga hal (Muslih, 2005) yaitu:
1) Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, di mana setiap pengetahuan yang
dimiliki ditilik dan jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa:
a. Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau common sense knowledge.
Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif, artinya amat
terikat pada subjek yang mengenai.
b. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau
spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan para
ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan
sesuai dengan hasil penelitian yang mutakhir.
c. Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi
pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran analitis,
kritis, dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terkandung adalah absolute-intersubjektif.
d. Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan
agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah tertentu
sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki nilai kebenaran sesuai dengan
keyakinan yang digunakan untuk memahaminya.
2) Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dan bagaimana cara atau dengan alat
apakah seseorang membangun pengetahuannya. Implikasi dan penggunaan alat untuk
memperoleh pengetahuan akan mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung
oleh pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya. Jadi jika
membangun pengetahuan melalui indera atau sense experience, maka pembuktiannya
harus melalui indera pula.
3) Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Membangun
pengetahuan tergantung dari hubungan antara subjek dan objek, mana yang dominan. Jika
subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran yang
bersifat subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis pengetahuannya
mengandung nilai kebenaran yang sifatnya objektif.
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
10. Beberapa teori tentang ilmiah yaitu : kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi,
kebenaran performatif, kebenaran pragmatif dan kebenaran proposisi. Jelaskan
istilah-istilah tersebut!
Pertama, kebenaran koherensi (the coherence theory of truth). Sesuatu yang
koheren dengan sesuatu yang lain berarti ada kesesuaian atau keharmonisan dengan
sesuatu yang memiliki hirarki lebih tinggi, hal ini dapat berupa skema, sisitem, atau nilai.
Dengan kata lain, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori ini
merupakan suatu usaha pengujian atau tes atas arti kebenaran. Suatu keputusan benar
apabila putusan itu konsisten dengan putusan yang lebih dahulu diterima dan diketahui
kebenarannya. Putusan yang benar yaitu suatu putusan yang saling berhubungan secara
logis dengan putusan lainnya yang relevan.
Teori ini dipandang sebagai teori ilmiah yang sering dilakukan dalam suatu
penelitian pengukuran psikologi dan pendidikan. Teori ini tidak bertentangan dengan
teori korespondensi dan keduanya saling melengkapi. Teori koherensi yaitu pendalaman
dan kelanjutan yang teliti dari teori korespondensi. Teori koherensi menganggap suatu
pernyataan benar bila di dalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koheren dan
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian,
suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan
yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.
Kedua, kebenaran korespondensi (the correspondence theory of truth). Berfikir
benar korespondensi adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau
berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan (positifisme), antara fakta
dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik. Dengan kata lain, teori ini
menjelaskan bahwa suatu kebenaran atau suatu keadaan benar bila ada kesesuaian antara
arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat itu. Berdasarkan teori korespondensi
ini, kebenaran atau keadaan dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi dan
fakta atau kenyataan yang berhubungan. Apabila keduanya terdapat kesesuaian
(correspondence), maka proposisi ini dapat dikatakan memenuhi standar kebenaran.
Ketiga, kebenaran performatif (the performance theory of truth). Ketika
pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan
apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoritik, maupun yang filosofik.
Orang yang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual yang disebut dengan kebenaran
performatif tokoh penganut ini antara lain Strawson (1950) dan Geach (1960) sesuatu
sebagai benar bila dapat diaktualkan dalam tindakan. Teori ini menyatakan bahwa
kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Pemegang
otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat,
pemimpin masyarakat dan sebagainya.
Keempat, kebenaran pragmatik (the pragmatic theory of truth). Menurut William
James, pragmatik berasal dari bahasa Yunani pragma, yang berarti tindakan atau action.
Dari istilah practice dan practical dikembangkan dalam bahasa Inggris. Pragmatisme
menguji kebenaran dalam praktik yang dikenal para pendidik sebagai metode proyek
atau metode problem solving dalam pengajaran. Mereka akan merasakan kebenaran jika
mereka berguna dan mampu memecahkan masalah yang ada. Artinya sesuatu itu benar
jika mengembalikan pribadi manusia dalam keseimbangan dan keadaan tanpa persoalan.
Perintis teori ini adalah Charles S. Pierce (1914-1939) dalam tulisannya yang
berjudul How to Make Our Ideas untuk pertama kalinya dan diikuti oleh William James
dan John Dewey. Yang benar adalah yang konkret, yang individual, dan yang spesifik,
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi Mandiri
Daftar Pustaka
1. Buku filsafat ilmu karya Prof. Dr. Cecep Sumarna halaman 42-44
2. Buku filsafat ilmu pengetahuan karya Drs. Paulus Wahana, Mag.Hum. Halaman 125-140
3. Buku dasar dasar penelitian karya Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes, halama 1-3
4. https://mti.raharja.ac.id/2016/11/10/ilmu-pengetahuan-dan-kebenaran-ilmiah/
5. https://www.kompasiana.com/rizkiaananda/5bed0fbb43322f41120c1f47/merefleksikan-epistem
ologi-sumber-pengetahuan
6. https://media.neliti.com/media/publications/62067-ID-teori-kebenaran-perspektif-filsafat-ilmu.
pdf
7. https://www.kompasiana.com/nadafajrina0487/5fa75b188ede487de57519f2/kebenaran-ilmiah-
dan-teori-kebenaran-korespondensi-koherensi-pragmatis-beserta-contohnya-dalam-lingkungan-
hidup-masyarakat
METODOLOGI PENELITIAN