CARDIOVASKULER
1. Hipertensi Primer
Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan
darah tinggi ini seringkali tidak diketahui. Hipertensi
primer cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena
memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada
hipertensi primer.
Berbagai kondisi dan obat-obatan yang
dapat menyebabkan hipertensi sekunder,
antara lain:
▪ Obstruktif sleep apnea (OSA).
▪ Masalah ginjal.
▪ Tumor kelenjar adrenal.
▪ Masalah tiroid.
▪ Cacat bawaan di pembuluh darah.
▪ Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu,
dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang
dijual bebas.
▪ Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan
amfetamin.
Gejala hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan
merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala
yang muncul akibat hipertensi, antara lain:
▪ Sakit kepala.
▪ Lemas.
▪ Masalah dalam penglihatan.
▪ Nyeri dada.
▪ Sesak napas.
▪ Aritmia.
▪ Adanya darah dalam urine.
Diagnostik hipertensi
Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau tenaga ahli
biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar
lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan
alat pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat
kategori umum:
▪ Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.
▪ Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di
kisaran 120-129 mmHg dan tekanan diastolik berada di
bawah 80 mmHg.
▪ Hipertensi stadium 1, bila tekanan sistolik berada di
kisaran 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar
antara 80-89 mmHg.
▪ Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang
lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah ketika tekanan
sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi.
Diagnostik hipertensi
Bagi sebagian pengidap hipertensi, konsumsi obat
harus dilakukan seumur hidup untuk mengatur
tekanan darah. Namun, jika tekanan darah
pengidap sudah terkendali melalui perubahan
gaya hidup, penurunan dosis obat atau
konsumsinya dapat dihentikan. Dosis yang sudah
ditentukan merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan, karena takarannya disesuaikan
dengan tingkat tekanan darah. Selain itu, obat
yang diberikan juga harus diperhatikan apa saja
dampak dan efek samping yang timbul pada tubuh
sang pengidap.
Diagnostik hipertensi
Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para
pengidap hipertensi, antara lain:
▪ Diabetes.
▪ Kadar kolesterol tinggi dalam darah.
▪ Kebiasaan merokok.
▪ Kelebihan berat badan atau obesitas.
▪ Kurang aktivitas fisik, lebih banyak duduk, dan
jarang berolahraga.
▪ Riwayat keluarga mengidap aterosklerosis,
penyakit jantung koroner, atau stroke.
▪ Tekanan darah tinggi.
Diagnosa aterosklerosis
Dokter akan mendiagnosis aterosklerosis dengan melakukan wawancara
medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang
sesuai, antara lain:
ASKEP HIPERTENSI
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
⦿ PENGKAJIAN
Data Demografi :….. (lihat form pengkajian KDM)
⦿ Keluhan Utama :
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik
meliputi peningkatan frekuensi denyut jantung,
disritmia, dan takipnea. (Udjianti, 2013, hal. 108)
Keluhan Utama :
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik
meliputi peningkatan frekuensi denyut jantung,
disritmia, dan takipnea. (Udjianti, 2013, hal. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien
memiliki keluhan lemah, sulit bernapas, dan
kesadaran menurun. (Nurarif & Kusuma, 2015, p.
103)
2. Tanda-tanda vital
3. Tekanan darah
Saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada khasus
hipertensi tekanan darah yang dimiliki oleh penderita hipertensi
systole diatas 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg
(Haryanto & Rini, 2015, p. 37)
4. Nadi
Meningkat pada arteri karotis, jugularis, pulsasi radialis; perbedaan
denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada beberapa area seperti
arteri popliteal, posterior tibia. (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Body system
1. Sistem pernafasan
Mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea
(gangguan pernafasan pada saat berbaring ), PND, batuk
dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan
fisik meliputi sianosis, pengunaan otot bantu pernapasan,
terdengar suara napas tambahan (ronkhi rales, wheezing)
(Udjianti, 2013, p. 109)
2. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : gerakan dinding abnormal
Palpasi : denyut apical kuat
Perkusi :denyut apical bergeser dan/ atau kuat angkat
Auskultasi : denyut jantung takikardia dan disritmia,
bunyi jantung S2 mengeras S3 (gejala CHF dini).
Murmur dapat terdengar jika stenosis atau insufisiensi
katup. (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
3. Sistem persarafan
Melaporkan serangan pusing/ pening, sakit
kepala berdenyut di suboksipital, episode
mati-rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi
nadan. Gangguan visual (diplopia-
pandangan ganda atau pandangan kabur)
dan episode epistaksis (Udjianti, 2013, p.
109)
4. Sistem perkemihan
Temuan fisik produksi urine <50 ml/jam
atau oliguri (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
5. Sistem pencernaan
Melaporkan mual, muntah, perubahan berat badan, dan riwayat
pemakaian deuretik.Temuan fisik fisik meliputi berat badan normal
atau obesitas, edema, kongesti vena, distensi vena jugularis, dan
glikosuria. (Udjianti, 2013, p. 109)
6. Sistem integument
Suhu kulit dingin, warna kulit pucat, pengisian kapiler lambat (>2
detik), sianosis, diaphoresis, atau flusing (Udjianti, 2013, p. 108)
7. Sistem musculoskeletal
Terjadi kaku kuduk pada area leheer (Haryanto & Rini, 2015, p. 40)
8. Sistem endokrin
Pada pasien dengan hipertensi biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan pada sistem endokrin (Udjianti, 2013, p. 109)
NEXT……PENGKAJIAN
7. Sistem reproduksi
Pada klien hipertensi terjadi peningkatan TIK (tekanan
intra cranial) pada saat melakukan hubungan seksual
dan terjadi gangguan reproduksi pada ibu hamil yang
memiliki hipertensi (Nurarif & Kusuma, 2015, hal. 106)
8. Sistem penginderaan
Pemeriksaan retina dapat ditemukan penyempitan atau
sklerosis arteri edema atau papiledema (eksudat atau
hemoragi) tergantung derajat lamanya hipertensi
(Udjianti, 2013, p. 109)
9. Sistem imun
Pada pasien hipertensi mengalami penurunan sistem
kekebalan tubuh (Manurung, 2016, p. 103)
NEXT……PENGKAJIAN
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap : pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit untuk menilai viskositas
dan indicator faktpr risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia(Udjianti, 2013, p.
109)
2. Kimia darah (Udjianti, 2013, p. 109)
3. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan
perununan perfusi atau faal renal
4. Serum glukosa : hiperglisemia (diabetes mellitus
adalah presipitator hipertensi) akibat dari
peningkatan kadar katekolaminnan sistem
kekebalan tubuh (Manurung, 2016, p. 103)
5. dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul dari
pasien Hipertensi adalah sebagai berikut :
Diagnosa I Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism tubuh.
Penyebab :
▪ Perubahan irama jantung
▪ Perubahan frekuensi jantung
▪ Perubahan kontraktilitas
▪ Perubahan preload
▪ Perubahan afterload
▪ Gejala dan Tanda Mayor
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul dari pasien
Hipertensi adalah sebagai berikut :
Diagnosa I Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism tubuh.
Penyebab :
▪ Perubahan irama jantung
▪ Perubahan frekuensi jantung
▪ Perubahan kontraktilitas
▪ Perubahan preload
▪ Perubahan afterload
▪ Gejala dan Tanda Mayor
Data Subyektif & Data Obyektif
Intervensi DX I (Penurunan curah jantung)
Tujuan :
Menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh
efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, perfusi jaringan
(organ abdomen, jantung serebral, selular, perifer, dan
pulmonal); dan status tanda-tanda vital
Criteria hasil
Mempunyai indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal
Mempunyai haluaran urine, berat jenis urine, blood urea
nitrogen (BUN) dan keratin plasma dalam batas normal
Mempunyai warna kulit yang normal
Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik (mis.
Tidak mengalami dispnea, nyeri dada, atau sinkope)
Menjelaskan diet, obat, aktivitas, dan batasan yang diperlukan
(mis. Untuk penyakit jantung)
Mengidentifikasi tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat
dilaporkan
RUMUS DX KEP :
PROBLEM + ETIOLOGI +
SYMPTOMP
RESIKO INJURY BERHUBUNGAN
DENGAN (B.D) KELEMAHAN
FISIK DITANDAI DENGAN :
DS:……
DO:……