Anda di halaman 1dari 46

PENYAKIT PADA SISTEM

CARDIOVASKULER

Konsep Dasar Penyakit Pada Sistem


Cardiovaskuler
JENIS PENYAKIT PEREDARAN DARAH
1. Tekanan darah tinggi
2. Aterosklerosis dan penyakit arteri koroner
3. Serangan jantung
4. Gagal jantung
5. Stroke
6. Penyakit arteri perifer
TEKANAN DARAH TINGGI
⦿ Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah
tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi
kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko
penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.

⦿ Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh


sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu
pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan ini
tergantung pada resistensi pembuluh darah dan
seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak
darah yang dipompa jantung dan semakin sempit
arteri, maka semakin tinggi tekanan darah.

⦿ Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin


memeriksakan tekanan darah. Untuk orang dewasa
minimal memeriksakan darah setiap lima tahun
sekali.
TEKANAN DARAH TINGGI
⦿ Hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka.
Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam
pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau
berdetak. Angka kedua (diastolik) mewakili
tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung
beristirahat di antara detak jantung.

⦿ Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi


bila ketika diukur pada dua hari yang berbeda,
pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua
hari adalah lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua
hari adalah lebih besar dari 90 mmHg.
FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengidap
hipertensi akan meningkat.
Berikut ini faktor-faktor pemicu yang dapat memengaruhi
peningkatan risiko hipertensi:

⦿ Berusia di atas 65 tahun.


⦿ Mengonsumsi banyak garam.
⦿ Kelebihan berat badan.
⦿ Memiliki keluarga dengan hipertensi.
⦿ Kurang makan buah dan sayuran.
⦿ Jarang berolahraga.
⦿ Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang
mengandung kafein).
⦿ Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
⦿ Risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengonsumsi
makanan dengan kandungan gizi yang baik dan mengubah
gaya hidup menjadi lebih sehat.
PENYEBAB HIPERTENSI
Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Berikut penyebab
masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer
Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan
darah tinggi ini seringkali tidak diketahui. Hipertensi
primer cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena
memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada
hipertensi primer.
Berbagai kondisi dan obat-obatan yang
dapat menyebabkan hipertensi sekunder,
antara lain:
▪ Obstruktif sleep apnea (OSA).
▪ Masalah ginjal.
▪ Tumor kelenjar adrenal.
▪ Masalah tiroid.
▪ Cacat bawaan di pembuluh darah.
▪ Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu,
dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang
dijual bebas.
▪ Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan
amfetamin.
Gejala hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan
merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala
yang muncul akibat hipertensi, antara lain:
▪ Sakit kepala.
▪ Lemas.
▪ Masalah dalam penglihatan.
▪ Nyeri dada.
▪ Sesak napas.
▪ Aritmia.
▪ Adanya darah dalam urine.
Diagnostik hipertensi
Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau tenaga ahli
biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar
lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan
alat pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat
kategori umum:
▪ Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.
▪ Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di
kisaran 120-129 mmHg dan tekanan diastolik berada di
bawah 80 mmHg.
▪ Hipertensi stadium 1, bila tekanan sistolik berada di
kisaran 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar
antara 80-89 mmHg.
▪ Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang
lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah ketika tekanan
sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi.
Diagnostik hipertensi
Bagi sebagian pengidap hipertensi, konsumsi obat
harus dilakukan seumur hidup untuk mengatur
tekanan darah. Namun, jika tekanan darah
pengidap sudah terkendali melalui perubahan
gaya hidup, penurunan dosis obat atau
konsumsinya dapat dihentikan. Dosis yang sudah
ditentukan merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan, karena takarannya disesuaikan
dengan tingkat tekanan darah. Selain itu, obat
yang diberikan juga harus diperhatikan apa saja
dampak dan efek samping yang timbul pada tubuh
sang pengidap.
Diagnostik hipertensi
Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para
pengidap hipertensi, antara lain:

Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di


tubuh melalui urine. Hipertensi membuat pengidapnya
rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh, untuk
itu penggunaan obat ini dibutuhkan sebagai bagian dari
pengobatan.

Obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga


tekanan darah bisa turun. Hipertensi membuat
pengidapnya rentan untuk mengalami sumbatan pada
pembuluh darah.

Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung


dan melebarkan pembuluh. Tujuan penggunaan obat ini
adalah untuk menurunkan tekanan darah pengidap
hipertensi.
Diagnostik hipertensi
Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap
hipertensi, antara lain:

Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat


dinding pembuluh darah lebih rileks.

Obat penghambat renin yang memliiki fungsi utama obat


untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi untuk
menaikan tekanan darah dan dihasilkan oleh ginjal. Jika renin
bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa


dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi
atau terapi yoga. Terapi tersebut bertujuan untuk
mengendalikan stres dan memberikan dampak relaksasi bagi
pengidap hipertensi. Pengobatan terhadap hipertensi juga
tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan
perubahan gaya hidup. Menjalani pola makan dan hidup sehat,
serta menghindari konsumsi kafein dan garam yang berlebihan
juga harus dilakukan. hipertensi.
Pencegahan hipertensi
Terdapat berbagai langkah pencegahan yang bisa
dilakukan terhadap penyakit hipertensi, antara lain:

▪ Mengonsumsi makanan sehat.


▪ Mengurangi konsumsi garam jangan sampai
berlebihan.
▪ Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti
teh dan kopi.
▪ Berhenti merokok.
▪ Berolahraga secara teratur.
▪ Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
▪ Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
▪ Menghindari konsumsi minuman bersoda.
Pencegahan hipertensi
Terdapat berbagai langkah pencegahan yang bisa
dilakukan terhadap penyakit hipertensi, antara lain:

▪ Mengonsumsi makanan sehat.


▪ Mengurangi konsumsi garam jangan sampai
berlebihan.
▪ Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti
teh dan kopi.
▪ Berhenti merokok.
▪ Berolahraga secara teratur.
▪ Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
▪ Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
▪ Menghindari konsumsi minuman bersoda.
ATEROSKLEROSIS
❑ Arteri adalah pembuluh darah yang
mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh
tubuh.
❑ Aterosklerosis merupakan suatu kondisi
pengerasan arteri yang disebabkan oleh
timbunan plak kolesterol. Seiring berjalannya
waktu, plak ini bersama dengan kalsium dan
trombosit, dapat terus menebal hingga
akhirnya menyumbat total pembuluh darah
arteri
Gejala aterosklerosis
Pembuluh darah arteri yang tersumbat akibat plak
dapat menyebabkan berbagai penyakit, antara lain
penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan
stroke.

▪ Penyakit jantung koroner hingga serangan jantung,


gejalanya dapat berupa nyeri dada yang berat, yang
dapat disertai dengan sesak napas, kelelahan,
keringat dingin, mual muntah, pingsan, bahkan
kematian.
▪ Stroke sumbatan, gejalanya dapat berupa
kelumpuhan mendadak sesisi anggota gerak,
kelumpuhan otot wajah, kesulitan berbicara, makan
dan minum, penglihatan ganda, gangguan
keseimbangan, kebingungan, serta kesulitan untuk
mengerti pembicaraan.
Penyebab aterosklerosis
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui dengan
pasti, namun penyakit ini diawali akibat kerusakan
atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium).
Beberapa penyebab kerusakan ini, antara lain:

▪ Diabetes atau resisten terhadap insulin.


▪ Kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah
yang tinggi.
▪ Kebiasaan merokok.
▪ Obesitas atau berat badan berlebih.
▪ Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti
artritis, infeksi, atau lupus.
▪ Riwayat keluarga dengan aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, atau stroke.
Faktor resiko aterosklerosis
Beberapa faktor risiko aterosklerosis, antara lain:

▪ Diabetes.
▪ Kadar kolesterol tinggi dalam darah.
▪ Kebiasaan merokok.
▪ Kelebihan berat badan atau obesitas.
▪ Kurang aktivitas fisik, lebih banyak duduk, dan
jarang berolahraga.
▪ Riwayat keluarga mengidap aterosklerosis,
penyakit jantung koroner, atau stroke.
▪ Tekanan darah tinggi.
Diagnosa aterosklerosis
Dokter akan mendiagnosis aterosklerosis dengan melakukan wawancara
medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang
sesuai, antara lain:

▪ Pemeriksaan darah, seperti pemeriksaan darah rutin, kolesterol, LDL,


HDL, serta gula darah.
▪ EKG (elektrokardiogram) atau rekam jantung, sebagai pemeriksaan
awal, untuk mengetahui adanya sumbatan atau kelainan pada
jantung.
▪ Ekokardiografi (USG jantung), untuk melihat bagian dalam jantung,
fungsi pompa jantung, dan fungsi katup jantung.
▪ Treadmill test, yaitu pemeriksaan irama jantung yang dilakukan
sembari pengidap melakukan aktivitas fisik (treadmill), untuk deteksi
dini penyakit jantung koroner.
▪ Angiografi, yaitu pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara
memasukkan suatu kamera ke dalam pembuluh darah jantung, untuk
melihat adanya sumbatan di dalam pembuluh darah jantung.
▪ CT scan jantung atau otak, untuk mengetahui adanya sumbatan atau
kelainan pada jantung atau otak.
▪ MRI otak, jika dicurigai adanya sumbatan arteri pada otak yang
menyebabkan stroke.
Pencegahan aterosklerosis
Beberapa upaya untuk mencegah penyakit akibat
aterosklerosis, antara lain:

▪ Berhenti merokok karena dapat merusak dinding


pembuluh darah, sehingga plak aterosklerosis makin
mudah terbentuk.
▪ Berolahraga secara teratur selama 150 menit per
minggu atau 30 menit per hari.
▪ Rutin memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter
secara berkala, terutama pada kelompok orang yang
memiliki faktor risiko.
▪ Ubah pola makan dengan mengurangi asupan lemak
jahat, mengurangi asupan garam dan gula,
menghindari makanan dalam kemasan yang telah
diproses, serta memperbanyak makan sayur dan
buah.
Pengobatan aterosklerosis
▪ Pada penyakit jantung koroner, dokter akan memberikan
obat yang berguna untuk melebarkan pembuluh darah,
mengatasi nyeri dada, serta mencegah penggumpalan
dan penyumbatan lebih lanjut. Tujuan dari pengobatan
ini adalah agar oksigen dan nutrisi yang dialirkan ke
jantung dan otak tetap terjaga.

▪ Pada serangan jantung atau stroke sumbatan,


pengobatan yang diberikan berupa obat infus yang dapat
menghancurkan plak (dapat diberikan jika pasien datang
dalam 3 jam setelah serangan jantung atau stroke, dan
memenuhi persyaratan medis tertentu) serta obat yang
dapat mencegah penggumpalan darah. Prosedur operasi
juga dapat dilakukan untuk mengatasi serangan jantung,
yaitu angiografi, pemasangan stent untuk membuka
sumbatan akibat plak (dapat dilakukan jika pasien
datang dalam 3 jam setelah serangan jantung, dan
memenuhi persyaratan medis tertentu), serta operasi
bypass.
SERANGAN JANTUNG
Serangan jantung terjadi ketika darah yang
dipompa ke jantung tidak mencukupi.
Biasanya, pemicunya adalah penyumbatan
pembuluh darah. Ketika terjadi serangan
jantung, maka otot jantung bisa rusak dan
perlu penanganan darurat sesegera mungkin.
GEJALA SERANGAN JANTUNG
⦿ Nyeri di dada bagian tengah atau kiri
⦿ Nyeri disertai rasa sesak
⦿ Napas tersengal-sengal
⦿ Keringat dingin
⦿ Mual
⦿ Detak jantung tidak normal
⦿ Tidak sadarkan diri
⦿ Nyeri yang menjalar ke punggung
GAGAL JANTUNG
Sering disebut gagal jantung kongestif,
penyakit peredaran darah ini terjadi ketika
otot jantung melemah atau tidak berfungsi.
Artinya, otot jantung tak lagi bisa memompa
darah yang diperlukan tubuh. Biasanya, gagal
jantung terjadi ketika penderitanya juga
mengalami masalah pada jantung lain seperti
serangan jantung atau arteri koroner.
GEJALA AWAL GAGAL JANTUNG
⦿ Lemah
⦿ Pembengkakan di kaki
⦿ Keinginan buang air kecil meningkat di
malam hari
⦿ Napas tersengal-sengal
⦿ Nyeri dada
⦿ Pingsan
STROKE
⦿ Stroke terjadi ketika penyumbatan di
pembuluh darah membuat aliran darah ke
otak berkurang atau bahkan berhenti
sepenuhnya. Hal ini juga bisa terjadi ketika
pembuluh darah di otak pecah. Kedua kondisi
membuat darah dan oksigen tidak bisa
dialirkan ke otak. Konsekuensinya, ada
bagian otak yang rusak.
⦿ Terbagi 2 stroke hemorahagic dan non
hemorhagic
Gejala stroke biasanya dikenal lewat singkatan
“FAST” yaitu:
F – face drooping atau kelumpuhan wajah
A – arms weakness atau tangan lemah
S – speech difficulty atau kesulitan
berbicara/bicara pelo
T – time to call 911 atau hubungi pertolongan
medis darurat
ANEURISMA AORTA ABDOMINAL

⦿ Penyakit peredaran darah yang juga kerap


terjadi adalah aneurisma aorta abdominal. Ini
berarti adanya penipisan dan penggelembungan
pembuluh darah aorta secara abnormal. Ketika
hal ini dibiarkan, ada risiko robeknya pembuluh
darah sehingga terjadi pendarahan hebat yang
mengancam nyawa seseorang.

⦿ Tanda awal pembuluh darah aorta membesar


adalah rasa nyeri di perut atau punggung. Ketika
penggelembungan pembuluh darah ini terjadi
secara signifikan, harus segera dilakukan
penanganan medis.
ARTERI PERIFER
❑ Penyakit arteri perifer adalah :
Kondisi ketika aliran darah ke tungkai mengalami
penyumbatan. Pada penderitanya, aliran darah ke
kaki, jantung, dan otak menjadi tidak lancar.

❑ Beberapa gejala penyakit arteri perifer adalah:


1. Kram atau nyeri di kaki terutama saat berjalan
2. Mati rasa atau kebas di kaki dan tungkai
3. Luka sulit sembuh di kaki dan tungkai
4. Kulit menjadi berwarna kemerahan
❑ Melihat beberapa gejala dan kondisi penyakit
peredaran darah di atas, bisa ditarik kesimpulan
bahwa penyakit ini terjadi karena beberapa hal,
yaitu:
▪ Kurang bergerak
▪ Merokok berlebihan
▪ Kelebihan berat badan
▪ Konsumsi alkohol berlebih
▪ Stres berlebih
▪ Pola makan tidak tepat
▪ Faktor genetik
❑ Setidaknya ¼ kasus kematian akibat penyakit
peredaran darah dapat dicegah, terutama jika
berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat atau
konsumsi obat tertentu.
❑ Jadi, jika seseorang merasakan gejala penyakit
peredaran darah, konsultasikan kepada dokter
sedini mungkin untuk tahu langkah antisipasinya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PENYAKIT CARDIOVASKULER

ASKEP HIPERTENSI
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
⦿ PENGKAJIAN
Data Demografi :….. (lihat form pengkajian KDM)
⦿ Keluhan Utama :
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik
meliputi peningkatan frekuensi denyut jantung,
disritmia, dan takipnea. (Udjianti, 2013, hal. 108)
Keluhan Utama :
Fatingue, lemah, dan sulit bernapas. Temuan fisik
meliputi peningkatan frekuensi denyut jantung,
disritmia, dan takipnea. (Udjianti, 2013, hal. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien
memiliki keluhan lemah, sulit bernapas, dan
kesadaran menurun. (Nurarif & Kusuma, 2015, p.
103)

⦿ Riwayat penyakit sekarang


Pada umumnya, beberapa hal yang harus
diungkapkan pada setiap gejala yaitu sakit kepala,
kelelahan, selah, susah nafas, mual, gelisah,
kesadaran menurun, pengelihatan menjadi kabur,
tinnitus (telinga berdenging), palpitasi
(berdebar-debar), kaku kuduk, tekanan darah
diatas normal, gampang marah. (Nurarif &
Kusuma, 2015, p. 103)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Riwayat kesehatan terdahulu
⦿ Riwayat penyakit sebelumnya
Perawat menanyakan tentang
penyakit-penyakit yang pernah dialami
sebelumnya.Misalnya : klien pernah memiliki
riwayat penyakit gagal ginjal dan klien
mengalami sakit yang sangat berat. (Haryanto
& Rini, 2015, p. 41)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat
hipertensi dalam keluarga sekitar 15-35%.Suatu
penelitian pada orang kembar, hipertensi
terjadi 60% laki-laki dan 30-40% perempuan.
Hipertensi usia dibawah 55 tahun terjadi 3,8
kali lebih sering pada orang dengan riwayat
hipertensi keluarga (Pikir dkk, 2015, p. 6)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Riwayat pengobatan
Ada beberapa obat yang harus diminum oleh penderita
penyakit hipertensi yaitu Pengobatan anti hipertensi :

1. Diuretic : semua deuretik menurunkan tekanan darah


dengan meningkatkan ekskresi natrium urin dan dengan
mengurangi volume plasma, volume cairan
ekstraseluler, dan curah jantung. Mereka dapat
menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume
vascular, seperti ditunjukkan dalam sebuah studi oleh
Gifford dan kawan-kawan dari 25 pasien.
2. Angiotensin : angiotensin II bekerja secara langsung
pada dinding pembuluh dara, menyebabkan hipotrofi
medial, menstimulasi pertumbuhan jaringan ikat, dan
meruksak endotel yang berujung pada
aterosklerosis(Pikir dkk, 2015, p. 219)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :.... Hasil inspeksi
1. Kesadaran :
Seorang pasien yang terkena hipertensi kesadarannya adalah sadar
dan juga dapat mengalami penurunan kesadaran (Nurarif &
Kusuma, 2015, p. 103)

2. Tanda-tanda vital
3. Tekanan darah
Saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada khasus
hipertensi tekanan darah yang dimiliki oleh penderita hipertensi
systole diatas 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg
(Haryanto & Rini, 2015, p. 37)

4. Nadi
Meningkat pada arteri karotis, jugularis, pulsasi radialis; perbedaan
denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada beberapa area seperti
arteri popliteal, posterior tibia. (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
⦿ Body system
1. Sistem pernafasan
Mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea
(gangguan pernafasan pada saat berbaring ), PND, batuk
dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan
fisik meliputi sianosis, pengunaan otot bantu pernapasan,
terdengar suara napas tambahan (ronkhi rales, wheezing)
(Udjianti, 2013, p. 109)

2. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : gerakan dinding abnormal
Palpasi : denyut apical kuat
Perkusi :denyut apical bergeser dan/ atau kuat angkat
Auskultasi : denyut jantung takikardia dan disritmia,
bunyi jantung S2 mengeras S3 (gejala CHF dini).
Murmur dapat terdengar jika stenosis atau insufisiensi
katup. (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
3. Sistem persarafan
Melaporkan serangan pusing/ pening, sakit
kepala berdenyut di suboksipital, episode
mati-rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi
nadan. Gangguan visual (diplopia-
pandangan ganda atau pandangan kabur)
dan episode epistaksis (Udjianti, 2013, p.
109)

4. Sistem perkemihan
Temuan fisik produksi urine <50 ml/jam
atau oliguri (Udjianti, 2013, p. 108)
NEXT……PENGKAJIAN
5. Sistem pencernaan
Melaporkan mual, muntah, perubahan berat badan, dan riwayat
pemakaian deuretik.Temuan fisik fisik meliputi berat badan normal
atau obesitas, edema, kongesti vena, distensi vena jugularis, dan
glikosuria. (Udjianti, 2013, p. 109)

6. Sistem integument
Suhu kulit dingin, warna kulit pucat, pengisian kapiler lambat (>2
detik), sianosis, diaphoresis, atau flusing (Udjianti, 2013, p. 108)

7. Sistem musculoskeletal
Terjadi kaku kuduk pada area leheer (Haryanto & Rini, 2015, p. 40)

8. Sistem endokrin
Pada pasien dengan hipertensi biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan pada sistem endokrin (Udjianti, 2013, p. 109)
NEXT……PENGKAJIAN
7. Sistem reproduksi
Pada klien hipertensi terjadi peningkatan TIK (tekanan
intra cranial) pada saat melakukan hubungan seksual
dan terjadi gangguan reproduksi pada ibu hamil yang
memiliki hipertensi (Nurarif & Kusuma, 2015, hal. 106)

8. Sistem penginderaan
Pemeriksaan retina dapat ditemukan penyempitan atau
sklerosis arteri edema atau papiledema (eksudat atau
hemoragi) tergantung derajat lamanya hipertensi
(Udjianti, 2013, p. 109)

9. Sistem imun
Pada pasien hipertensi mengalami penurunan sistem
kekebalan tubuh (Manurung, 2016, p. 103)
NEXT……PENGKAJIAN
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap : pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit untuk menilai viskositas
dan indicator faktpr risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia(Udjianti, 2013, p.
109)
2. Kimia darah (Udjianti, 2013, p. 109)
3. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan
perununan perfusi atau faal renal
4. Serum glukosa : hiperglisemia (diabetes mellitus
adalah presipitator hipertensi) akibat dari
peningkatan kadar katekolaminnan sistem
kekebalan tubuh (Manurung, 2016, p. 103)
5. dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul dari
pasien Hipertensi adalah sebagai berikut :
Diagnosa I Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism tubuh.
Penyebab :
▪ Perubahan irama jantung
▪ Perubahan frekuensi jantung
▪ Perubahan kontraktilitas
▪ Perubahan preload
▪ Perubahan afterload
▪ Gejala dan Tanda Mayor
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul dari pasien
Hipertensi adalah sebagai berikut :
Diagnosa I Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism tubuh.
Penyebab :
▪ Perubahan irama jantung
▪ Perubahan frekuensi jantung
▪ Perubahan kontraktilitas
▪ Perubahan preload
▪ Perubahan afterload
▪ Gejala dan Tanda Mayor
Data Subyektif & Data Obyektif
Intervensi DX I (Penurunan curah jantung)
Tujuan :
Menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh
efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, perfusi jaringan
(organ abdomen, jantung serebral, selular, perifer, dan
pulmonal); dan status tanda-tanda vital

Criteria hasil
Mempunyai indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal
Mempunyai haluaran urine, berat jenis urine, blood urea
nitrogen (BUN) dan keratin plasma dalam batas normal
Mempunyai warna kulit yang normal
Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik (mis.
Tidak mengalami dispnea, nyeri dada, atau sinkope)
Menjelaskan diet, obat, aktivitas, dan batasan yang diperlukan
(mis. Untuk penyakit jantung)
Mengidentifikasi tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat
dilaporkan
RUMUS DX KEP :
PROBLEM + ETIOLOGI +
SYMPTOMP
RESIKO INJURY BERHUBUNGAN
DENGAN (B.D) KELEMAHAN
FISIK DITANDAI DENGAN :
DS:……
DO:……

Anda mungkin juga menyukai