Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPM : 13014190020
2. DATA OBJEKTIF
1. TERDAPAT MUKUS KEPUTIHAN DI VAGINA
Penyebab keputihan salah satunya disebabkan karena penggunaan
kontrasepsi yang mengandung hormonal, dalam pemakaian kontasepsi
hormonal keputihan meningkat sekitar 50% dibandingkan dengan bukan
pemakai kontrasepsi hormonal, keputihan makin sering timbul dengan kadar
esterogen yang lebih tinggi. Alat genetalia terdapat mekanisme pertahanan
tubuh berupa bakteri yang menjadi kadar keasaman pH vagina. Normalnya
angka keasaman pada vagina berkisar antara 3,8-4,2, sebagian besar 95%
adalah jenis bakteri Lactobacillus dan selebihnya adalah bakteri patogen.
Keputihan akan timbul ketika kondisi asam turun maka bakteri Lactobacillus
memecah glikogen menjadi asam laktat, sehingga menyebabkan lingkungan
pada vagina asam mengakibatkan Candida albicans dapat tumbuh dengan
subur di area vagina. (Syahlani, dkk, 2013).
Keputihan yang fisiologis terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang dihasilkan selama proses ovulasi. Setelah ovulasi, terjadi
peningkatan vaskularisasi dari endometrium yang menyebabkan endometrium
menjadi sembab. Kelenjar endometrium menjadi berkelok-kelok dipengaruhi
oleh hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum sehingga
mensekresikan cairan jernih yang dikenal dengan keputihan. Hormon estrogen
dan progesteron juga menyebabkan lendir servik menjadi lebih encer sehingga
timbul keputihan selama proses ovulasi. Pada servik estrogen menyebabkan
mukus menipis dan basa sehingga dapat meningkatkan hidup serta gerak
sperma, sedangkan progesteron menyebabkan mukus menjadi tebal, kental,
dan pada saat ovulasi menjadi elastis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan
yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang. Ciri-ciri dari keputihan fisiologis adalah cairan berwarna
bening, kadang-kadang putih kental, tidak berbau, dan tanpa disertai dengan
keluhan, seperti rasa gatal, nyeri, dan terbakar serta jumlahnya sedikiT.
2. BERCAK DARAH DI VAGINA
Efek samping spotting sebanyak 21,3 %, yaitu bercak darah yang
keluar setelah penggunaan alat kontrasepsi suntik hormonal yang mengandung
Progestin, akibat dari ketidakseimbangan hormon dalam tubuh terjadilah
pelebaran pembuluh darah vena kecil di endometrium dan menyebabkan vena
menjadi rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. perdarahan lokal yang
terjadi di endometrium menyebabkan keluarnya bercak-bercak darah.
faktor psikologi yang terganggu juga akan mempengaruhi produksi
hormone dalam tubuh sehingga dapat memicu terjadinya spotting dan
berlangsung lama karena terjadi hambatan pelepasan LH. Asupan gizi yang
kurang juga mempengaruhi terjadinya spotting, akseptor alat kontrasepsi
suntik yang mempunyai asupan gizi yang kurang, dapat menimbulkan
kerapuhan pembuluh darah kapiler akibat penambahan hormon sehingga
mengalami spotting.
Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau (Sarwono, 2005, p.271) Keputihan yang tidak
normal ialah keputihan dengan ciri - ciri : jumlahnya banyak, timbul terus menerus,
warnanya berubah (misalnya kuning, hijau, abu-abu, menyerupai susu/yoghurt)
disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas, nyeri) serta berbau (apek, amis, dsb)
(Wijayanti, 2009, p.51).
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan
rasa pedih saat si penderita buang air kencing (Wijayanti, 2009,pp.52-53).
6. Cahyani, H., & Irmawati. (2015). ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR IUD
DENGAN KEPUTIHAN DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN
2015. http://digilib.unisayogya.ac.id/1937/1/HUSNI
%20CAHYANI_201210105100_NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
8.