Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH LANDASAN MATEMATIKA

SAP

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Kajian dan Praktik Lapangan
Yang bina oleh
Bapak Dr. Abd. Qohar, M.T dan Bapak Asmianto, S.Si., M.Si

Oleh
Risma Rahmawati (200311858031)
Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2021
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

A. IDENTITAS MATA KULIAH


Mata Kuliah : Landasan Matematika
Kode Mata Kuliah : NMATUM6004-H-H-20211
Program Studi : S1 Pendidikan Matematika
Pertemuan Ke- : 9 (29 Oktober 2021)
Alokasi Waktu : 3 X 50 Menit (3 SKS)

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Menguasai konsep matematika,
2. Menunjukkan perilaku menghargai definisi yang tepat,
3. Mengeksplor contoh-contoh, dan
4. Berpikir deduktif

C. STANDART KOMPETENSI
Pengantar kalkulus predikat, kuantor, sifat-sifat predikat berkuantor satu variabel

D. KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu memahami konsep kalkulus predikat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan kuantor universal dan kuantor
eksistensial beserta contohnya.
3. Mahasiswa mampu mengubah suatu kalimat kedalam kalimat matematika

E. INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN


1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kalkulus predikat
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kuantor universal dan kuantor
eksistensial beserta contohnya.
3. Mahasiswa dapat mengubah suatu kalimat kedalam kalimat matematika

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi, mahasiswa dapat memahami serta menjelaskan konsep
kalkulus predikat.
2. Melalui diskusi, mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kuantor universal
dan kuantor eksistensial beserta contohnya.
3. Melalui diskusi, mahasiswa dapat mengubah suatu kalimat kedalam kalimat
matematika

G. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kalkulus predikat
2. Kuantor
3. Jenis-jenis kuantor (kuantor universal dan kuantor eksistensial
4. Langkah-langkah dalam penguantoran
5. Negasi kuantor

H. METODE PEMBELAJARAN
Pembelajaran Luring
1. Cooperatif Learning
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Tugas/ Kuis

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Pendahuluan 15 Menit Ruang Kelas,
1. Dosen membuka kegiatan perkuliahan hari ini PPT
dengan salam dan doa
2. Seluruh mahasiswa melakukan presensi di
Sipejar
3. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran hari ini.
4. Dosen memberikan apersepsi dengan
memberikan mahasiswa pertanyaan seputar
materi logika yang telah dipelajari di SMA
atau pada pertemuan sebelumya.
5. Dosen menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti 130 Menit Ruang Kelas,
1. Dosen meminta mahasiswa untuk PPT/ E-Modul,
mendownload materi pembelajaran di sipejar. LKPD
2. Dosen menjelaskan materi kuantor, sifat-sifat
predikat berkuantor satu variable.
3. Dosen meminta mahasiswa untuk membagi
anggota kelas menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5 mahasiswa.
4. Dosen membagikan LKPD kepada mahasiswa
yang akan didiskusikan secara berkelompok.
5. Dosen membimbing dan memantau
mahasiswa mendiskusikan LKPD bersama
kelompok.
6. Dosen meminta salah satu perwakilan setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
7. Mahasiswa lainnya dan dosen memberikan
tanggapan mengenai hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.

Penutup 5 Menit Sruang Kelas


1. Bersama dosen, mahasiswa menarik
kesimpulan dari proses pembelajaran yang
telah dilakukan hari ini.
2. Dosen menjelaskan mekanisme tugas/kuis
yang akan dilakukan di luar sesi pembelajaran.
3. Dosen mengakhiri pembelajaran dengan
salam dan selalu mengingatkan untuk tetap
menjaga kesehatan.
Pelaksanaan tugas/kuis pada meteri pengantar Di luar Google Form
kalkulus predikat, kuantor, sifat-sifat predikat jam
berkuantor satu variabel kuliah

J. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Laptop/ HandPhone
2. Buku Bridge to Abstract Mathematics: Mathematical Proof and Structures.
3. Sipejar
4. PPT/ Rangkuman Materi Bahan Ajar
5. LKPD
6. Google Form

K. REFERENSI
1. Morash, R. P. 1991. Bridge to Abstract Mathematics: Mathematical Proof and
Structures. New York : McGraw-Hill, Inc.
2. Efendi, Mahmud, 2015. Logika Dasar. Malang : UMM Pres

L. PENILAIAN
Pengetahuan : Penugasan

Mengetahui, Malang, 21 Oktober 2021


Dosen Pamong KPL Dosen Pengampu KPL

Asmianto, S.Si., M.Si Dr. Abd. Qohar, M.T


NIP. NIP.

Mahasiswa KPL

Risma Rahmawati, S.Pd


NIM. 200311858031
Lampiran 1: Materi Pembelajaran
MATERI
PENGANTAR KALKULUS PREDIKAT, KUANTOR, SIFAT-SIFAT PREDIKAT
BERKUANTOR SATU VARIABEL

A. KALKULUS PREDIKAT
Dalam suatu tata bahasa, predikat menunjuk pada bagian kalimat yang memberi
informasi tentang subjek. Kalimat-kalimat yang membutuhkan subjek disebut predikat.
Predikat biasa disimbolkan dengan huruf.
Contoh :
... terbang ke bulan
... lebih tebal dari komik.
Keduanya merupakan kalimat yang tidak lengkap. Agar kalimat tersebut lengkap maka
kita tambahkan suatu subjek dibagian depan kalimat. Misalkan jika subjek “kamus”
disubtitusikan kedalam kalimat “... lebih tebal dari komik. Maka kalimat tersebut
menjadi “ kamus lebih tebal dari komik. Pada dasarnya kalkulus predikat merupakan
perluasan dari kalkulus proposisi dimana kalkulus predikat mengatasi kelemahan pada
kalkulus proposisi dengan menambahkan representasi.
 Objek yang memiliki sifat tertentu.
 Relasi antar objek
Perhatikan pernyataan berikut:
Pernyataan “𝑥 > 4” punya dua bagian yaitu
1. “𝑥” sebagai subjek dan
2. “lebih besar 4” sebagai predikat
Kita dapat menyimbolkan pernyataan 𝑥 > 4 dengan 𝑃(𝑥) dimana P menotasikan
predikat “lebih besar dari 4” dan 𝑥 adalah variabelnya.
Pernyataan 𝑃(𝑥) juga dapat dikatakan sebagai nilai dari fungsi proposisi 𝑃 pada 𝑥.
Ketika suatu nilai ditetapkan pada variabel 𝑥, maka pernyataan 𝑃(𝑥) menjadi suatu
proposisi dan memiliki nilai kebenaran.
Contoh. Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan “𝑥 > 4 ”. Tentukan nilai kebenaran dari
𝑃(5) dan 𝑃(1).
Penyelesaian:
a. Untuk membentuk pernyataan 𝑃(5) Substitusikan 𝑥 = 5 pada 𝑃(𝑥), sehingga
𝑃(5) adalah pernyataan “5 > 4 ”. Maka nilai kebenaran 𝑃(5) adalah Benar.
b. Untuk membentuk pernyataan 𝑃(1) Substitusikan 𝑥 = 1 pada 𝑃(𝑥), sehingga
𝑃(1) adalah pernyataan “1 > 4 ”. Maka nilai kebenaran 𝑃(1) adalah Salah .

B. KUANTOR
Pada bab sebelumnya sudah kita bahas tentang kalimat terbuka (bukan
pernyataan) dan kalimat tertutup (pernyataan). Telah dijelaskan bahwa kalimat terbuka
dapat menjadi kalimat tertutup dengan cara mengganti variabel dengan suatu konstanta
yang bermakna. Perhatikan beberapa contoh berikut sebagai pengulangan untuk
mengingatkan kembali.
1. 𝑥 + 7 = 9 , adalah kalimat terbuka. Kalimat tersebut akan menjadi kalimat tertutup
(pernyataan) jika kita mengganti 𝑥 = 1 atau 2 atau 3, dst.
2. Seseorang berjilbab putih, adalah kalimat terbuka. Kalimat tersebut dapat menjadi
pernyataan jika mengganti seseorang dengan Putri.
Persoalan merubah kalimat terbuka dengan konstanta tersebut menjadi
pernyataan tidak mengharuskan menjadi pernyataan yang benar. Tetapi konstanta
yang membuat kalimat terbuka menjadi benar disebut sebagai jawaban atau
penyelesaian, sedangkan himpunan semua konstanta yang menjadikan pernyataan
menjadi benar disebut sebagai himpunan penyelesaian.
Merubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup atau pernyataan tidak hanya
mengganti variabel dengan konstanta yang bermakna, tetapi ada cara lainnya. Cara
lain tersebut yaitu dengan membubuhkan atau menambahkan suatu kata sehingga
kalimat terbuka tersebut menjadi kalimat tertutup. Misalnya, pada contoh di atas
diberi kata atau ungkapan akan menjadi:
1. Ada 𝑥 ∈ ℝ sehingga berlaku : 𝑥 + 7 = 9. Kata “ada” membuat kalimat terbuka
menjadi pernyataan. Kata yang lain adalah “setiap”, misalnya:
Setiap 𝑥 ∈ ℝ berlaku : 𝑥 + 7 = 9, ini juga termasuk pernyataan.
2. Ada mahasiswa matematika berjilbab putih atau semua mahasiswa matematika
berjilbab putih. Kalimat-kalimat matematika ini adalah pernyataan.
Suatu kata, yaitu “ada” dan “setiap” tersebut dalam logika disebut dengan
kuantor. Pembubuhan atau menambahan kuantor hanya membuat kalimat terbuka
menjadi kalimat matematika tertutup (pernyataan) bukan menjadikan pernyataan yang
benar atau pernyataan yang salah. Untuk mengetahui kebenaran suatu pernyataan
yang berkuantor harus dibuktikan dulu kebenarannya. Dari uraian diatas maka untuk
mengubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup ada dua cara yaitu:
1. Merubah variabel dengan suatu konstanta yang bermakna, dan
2. Membubuhkan atau menambahkan kuantor pada kalimat terbuka tersebut.

C. JENIS-JENIS KUANTOR
Suatu kuantor adalah suatu ucapan yang jika dibubuhkan pada kalimat terbuka
akan mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi sebuah kalimat tertutup atau
pernyataan. Secara umum kuantor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Kuantor Universal atau kuantor umum (universal quantifier)
2. Kuantor Eksistensial atau kuantor khusus (existensial quantifier)

a. Kuantor Universal
Kuantor universal disebut juga dengan kuantor umum , yang dinotasikan dengan:

(dibaca : untuk setiap atau untuk semua atau untuk tiap-tiap)
Misalkan 𝑝(𝑥) sebuah fungsi pernyataan pada sebuah himpunan 𝐴, maka :
(∀ 𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥 ) atau ∀ 𝑥 𝑝(𝑥 ) atau ∀ 𝑥 , 𝑝(𝑥)
adalah sebuah pernyataan yang dibaca :
Untuk setiap 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Untuk semua 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Untuk tiap-tiap 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥).

Perhatikan contoh berikut :


1. Misalkan 𝑝(𝑥 ): 𝑥 + 2 > 7 dibubuhi atau ditambahkan kuantor universal maka
menjadi (∀ 𝑥)(𝑥 + 2 > 7). Kalimat matematika tersebut merupakan
pernyataan, yang dibaca : untuk setiap 𝑥 berlaku 𝑥 + 2 > 7.
Nilai kebenaran pernyataan tersebut adalah salah, sebab jika 𝑥 = 0 maka tidak
berlaku bahwa 𝑥 + 2 > 7.
2. (∀ 𝑥 ∈ ℕ)(𝑥 + 3 > 0). Kalimat matematika tersebut merupakan pernyataan,
yang dibaca : untuk setiap 𝑥 anggota bilangan asli berlaku 𝑥 + 3 > 0.
Nilai kebenaran pernyataan tersebut adalah benar, sebab jika peubah 𝑥 diganti
dengan setiap anggota bilangan asli ℕ = {1,2,3, … } maka hasilnya akan selalu
lebih dari nol.

b. Kuantor Eksistensial
Kuantor eksistensial disebut juga dengan kuantor khusus, yang dinotasikan dengan:

(dibaca : ada atau beberapa atau tidak semua)
Misalkan 𝑝(𝑥) sebuah fungsi pernyataan pada sebuah himpunan 𝐴, maka :
(∃ 𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥 ) atau ∃ 𝑥 𝑝(𝑥 ) atau ∃ 𝑥 , 𝑝(𝑥)
adalah sebuah pernyataan yang dibaca :
Ada 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Beberapa 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Tidak semua 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥).

Perhatikan contoh berikut :


1. Misalkan 𝑝(𝑥 ): 𝑥 + 2 > 7 dibubuhi atau ditambahkan kuantor eksistensial
maka menjadi (∃ 𝑥)(𝑥 + 2 > 7). Kalimat matematika tersebut merupakan
pernyataan, yang dibaca : ada 𝑥 sehingga 𝑥 + 2 > 7.
Nilai kebenaran pernyataan tersebut benar, sebab kita dapat menunjukkan
paling tidak satu nilai 𝑥, misal 𝑥 = 10 sehingga 𝑝(10) merupakan pernyataan
yang benar atau dapat ditulis 10 + 2 = 12 , dimana 12 > 7.
2. (∃ 𝑥 ∈ ℕ)(𝑥 2 − 5𝑥 + 6 = 0) Kalimat matematika tersebut merupakan
pernyataan, yang dibaca : terdapat 𝑥 anggota bilangan asli yang memenuhi 𝑥 2 −
5𝑥 + 6 = 0.
Nilai kebenaran pernyataan tersebut benar, sebab ada 𝑥 anggota bilangan asli
yang memenuhi persamaan 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 = 0.
Kata “ada” artinya cukup ambil satu atau dua contoh bilangan asli yang
memenuhi . ℕ = {1,2,3, … }
Ambil 𝑥 = 1, maka112 − 5.1 + 6 = 2 ≠ 0 (tidak memenuhi)
Ambil 𝑥 = 2, maka122 − 5.2 + 6 = 0 (memenuhi)
Ambil 𝑥 = 3, maka132 − 5.3 + 6 = 0 (memenuhi)
Jadi pernyataan bernilai benar karena ada 𝑥 anggota bilangan asli. Yaitu untuk
𝑥 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 3, yang memenuhi persamaan tersebut.

D. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGUANTORAN


 Langkah-langkah penguantoran universal :
Perhatikan contoh pernyataan berikut ini :
“Semua siswa harus memakai seragam”
Untuk melakukan penguantoran universal pada pernyataan tersebut maka
dilakukan langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Carilah lingkup (scope) dari kuantor universalnya, yaitu
“Jika 𝑥 adalah siswa, maka 𝑥 harus memakai seragam”.
Selanjutnya akan ditulis :
Siswa (𝑥) → harus memakai seragam (𝑥)
2. Berilah kuantor universal didepannya
(∀𝑥)(𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 (𝑥 ) → ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚 (𝑥 )).
3. Ubah menjadi suatu fungsi
(∀𝑥)(𝑆(𝑥 ) → 𝑆(𝑥 )).

 Langkah-langkah penguantoran eksistensial :


Perhatikan contoh pernyataan berikut ini :
“Beberapa orang rajin beribadah”
Untuk melakukan penguantoran eksistensial pada pernyataan tersebut maka
dilakukan langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Carilah lingkup (scope) dari kuantor eksistensialnya, yaitu
“Ada 𝑥 adalah orang, dan 𝑥 rajin beribadah”.
Selanjutnya akan ditulis :
Orang (𝑥 ) ∧ rajin beribadah (𝑥 )
2. Berilah kuantor universal didepannya
(∃𝑥)(𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔 (𝑥 ) ∧ 𝑟𝑎𝑗𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ (𝑥 )).
3. Ubah menjadi suatu fungsi
(∃𝑥)(𝑂(𝑥 ) ∧ 𝐵(𝑥 )).

Hal yang penting diperhatikan dalam penggunaan kuantor.


 Jika pernyataan memakai kuantor universal (∀), maka digunakan perangkai
implikasi (→) , yaitu : “Jika semua … , maka … “.
 Jika pernyataan memakai kuantor eksistensial (∃), maka digunakan perangkai
konjungsi (∧), yaitu “Ada … yang … dan …”.

E. NEGASI KUANTOR
Negasi dari suatu pernyataan, misalkan 𝑝 merupakan pernyataan maka negasi dari
𝑝 ditulis sebagai ~𝑝, yang mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan dengan 𝑝. Hal
ini juga berlaku pada pernyataan berkuator.
Dalam menentukan negasi dari pernyataan berkuantor kita harus berhati-hati,
karena berhadapan dengan kuantor universal yaitu kata “semua” atau “setiap” , dan
kuantor eksistensial yaitu kata “ada” atau “beberapa”. Untuk lebih jelasnya perhatikan
pembahasan berikut ini:
 Negasi Pernyataan Berkuantor Universal
Negasi dari suatu pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan berkuantor
eksistensial. Misalkan pernyataan berkuantor universal ditulis sebagai ∀𝑥 𝑝(𝑥 ),
maka negasi dari pernyataan berkuantor secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
~[(∀𝑥) 𝑝(𝑥 )] ≡ (∃𝑥)[~𝑝(𝑥 )]
Negasi dari “semua (setiap) ...” ≡ ada (beberapa) ... yang tidak ...”.
Contoh :
1. 𝑝 ∶ Semua bilangan bulat adalah positif
(∀𝑥)(𝐵(𝑥 ) → 𝑃(𝑥 )).
~𝑝 ∶ Ada bilangan bulat yang tidak positif
(∃𝑥)(𝐵(𝑥) ∧ ~ 𝑃 (𝑥 )).

 Negasi Pernyataan Berkuantor Eksistensial


Negasi dari suatu pernyataan berkuantor eksistensial adalah pernyataan berkuantor
universal. Misalkan pernyataan berkuantor eksistensial ditulis sebagai ∃𝑥 𝑝(𝑥 ),
maka negasi dari pernyataan berkuantor secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
~[(∃𝑥) 𝑝(𝑥 )] ≡ (∀𝑥)[~𝑝(𝑥 )]
Negasi dari “ada (beberapa) ...” ≡ semua (setiap) ... tidak ...”.
Contoh :
1. 𝑝 ∶ Ada bilangan prima adalah bilangan genap
(∃𝑥)(𝑃(𝑥 ) ∧ 𝐺 (𝑥 )).
~𝑝 ∶ Semua bilangan prima bukan bilangan genap
(∀𝑥)(𝑃(𝑥) → ~ 𝐺 (𝑥 )).
Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

Soal
Diskusikan soal-soal berikut bersama anggota kelompokmu!
1. Tuliskan dalam bentuk kata-kata tiap pernyataan berkuantor berikut .
a. (∃ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 + 5𝑥 + 6 = 0)
b. (∀ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 − 1 = 0)
c. ~(∀ 𝑥 ) [(𝑀(𝑥 ) → 𝐻 (𝑥 )]
d. (∀ 𝑥 ) ~[(𝑀(𝑥 ) → 𝐻 (𝑥 )]
e. (∃ 𝑥 ) ~[(𝑀(𝑥 ) ∧ 𝐻 (𝑥 )]

2. Tentukan negasi dari pernyataan berikut.


a. (∀ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 − 4 = 0)
b. (∃ 𝑥 ∈ ℝ)(2𝑥 = 𝑥 )
c. (∃ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 + 3𝑥 − 2 = 0)

3. Ubahlah pernyataan berikut menjadi kalimat matematika dan tentukan nilai


kebenarannya.
a. Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan 2𝑥 + 3 = 6. Tentukan nilai kebenarannya
apabila pernyataan tersebut dibubuhi atau ditambahkan kuantor eksistensial dengan
domain pembicaranya adalah himpunan bilangan bulat.
b. Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 2𝑛 − 1 merupakan bilangan prima. Tentukan
nilai kebenarannya apabila pernyataan tersebut dibubuhi atau ditambahkan kuantor
universal dengan domain pembicaranya adalah himpunan bilangan bulat.
Lampiran 3. Kuis
KUIS

Petunjuk:
 Kerjakan semua soal dibawah ini dengan tepat dan benar
 Jawaban difoto dengan camscan format PDF lalu dikirim pada link pengumpulan
yang diberikan.
 Link pengumpulan https://forms.gle/UrwZGM6ihqwP7aCb8
 Beri nama file : Nama_NIM_Kelas

SOAL
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan tepat dan benar!
1. Ubalah pernyataan berikut kedalam bentuk matematika dan negasinya.
a. Setiap bilangan bulat habis dibagi satu
b. Ada mahasiswa matematika yang mendapatkan beasiswa tahun ini
c. Kuadrat setiap bilangan negatif adalah positif
d. Semua bilangan asli adalah positif
e. Beberapa mahasiswa matematika adalah wanita
f. Ada bilangan bulat 𝑥 sehingga 𝑥 + 2 > 0

2. Tentukan negasi dari pernyataan berikut.


a. (∀ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 = 𝑥 )
b. (∃ 𝑥 ∈ ℝ)(3𝑥 = 𝑥 )

3. Ubahlah pernyataan berikut menjadi kalimat matematika dan tentukan nilai


kebenarannya.
a. Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan 𝑥 < 4. Tentukan nilai kebenarannya apabila
pernyataan tersebut dibubuhi atau ditambahkan kuantor eksistensial dengan
domain pembicaranya adalah himpunan bilangan real.
b. Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan 𝑥 2 + 3𝑥 − 4 > 0 merupakan bilangan prima.
Tentukan nilai kebenarannya apabila pernyataan tersebut dibubuhi atau
ditambahkan kuantor universal dengan domain pembicaranya adalah himpunan
bilangan real.

Anda mungkin juga menyukai