SAP (Satuan Acara Perkuliahan) Kuantor
SAP (Satuan Acara Perkuliahan) Kuantor
SAP
Oleh
Risma Rahmawati (200311858031)
Offering A
C. STANDART KOMPETENSI
Pengantar kalkulus predikat, kuantor, sifat-sifat predikat berkuantor satu variabel
D. KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu memahami konsep kalkulus predikat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan kuantor universal dan kuantor
eksistensial beserta contohnya.
3. Mahasiswa mampu mengubah suatu kalimat kedalam kalimat matematika
F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi, mahasiswa dapat memahami serta menjelaskan konsep
kalkulus predikat.
2. Melalui diskusi, mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kuantor universal
dan kuantor eksistensial beserta contohnya.
3. Melalui diskusi, mahasiswa dapat mengubah suatu kalimat kedalam kalimat
matematika
G. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kalkulus predikat
2. Kuantor
3. Jenis-jenis kuantor (kuantor universal dan kuantor eksistensial
4. Langkah-langkah dalam penguantoran
5. Negasi kuantor
H. METODE PEMBELAJARAN
Pembelajaran Luring
1. Cooperatif Learning
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Tugas/ Kuis
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Pendahuluan 15 Menit Ruang Kelas,
1. Dosen membuka kegiatan perkuliahan hari ini PPT
dengan salam dan doa
2. Seluruh mahasiswa melakukan presensi di
Sipejar
3. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran hari ini.
4. Dosen memberikan apersepsi dengan
memberikan mahasiswa pertanyaan seputar
materi logika yang telah dipelajari di SMA
atau pada pertemuan sebelumya.
5. Dosen menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti 130 Menit Ruang Kelas,
1. Dosen meminta mahasiswa untuk PPT/ E-Modul,
mendownload materi pembelajaran di sipejar. LKPD
2. Dosen menjelaskan materi kuantor, sifat-sifat
predikat berkuantor satu variable.
3. Dosen meminta mahasiswa untuk membagi
anggota kelas menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5 mahasiswa.
4. Dosen membagikan LKPD kepada mahasiswa
yang akan didiskusikan secara berkelompok.
5. Dosen membimbing dan memantau
mahasiswa mendiskusikan LKPD bersama
kelompok.
6. Dosen meminta salah satu perwakilan setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
7. Mahasiswa lainnya dan dosen memberikan
tanggapan mengenai hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
K. REFERENSI
1. Morash, R. P. 1991. Bridge to Abstract Mathematics: Mathematical Proof and
Structures. New York : McGraw-Hill, Inc.
2. Efendi, Mahmud, 2015. Logika Dasar. Malang : UMM Pres
L. PENILAIAN
Pengetahuan : Penugasan
Mahasiswa KPL
A. KALKULUS PREDIKAT
Dalam suatu tata bahasa, predikat menunjuk pada bagian kalimat yang memberi
informasi tentang subjek. Kalimat-kalimat yang membutuhkan subjek disebut predikat.
Predikat biasa disimbolkan dengan huruf.
Contoh :
... terbang ke bulan
... lebih tebal dari komik.
Keduanya merupakan kalimat yang tidak lengkap. Agar kalimat tersebut lengkap maka
kita tambahkan suatu subjek dibagian depan kalimat. Misalkan jika subjek “kamus”
disubtitusikan kedalam kalimat “... lebih tebal dari komik. Maka kalimat tersebut
menjadi “ kamus lebih tebal dari komik. Pada dasarnya kalkulus predikat merupakan
perluasan dari kalkulus proposisi dimana kalkulus predikat mengatasi kelemahan pada
kalkulus proposisi dengan menambahkan representasi.
Objek yang memiliki sifat tertentu.
Relasi antar objek
Perhatikan pernyataan berikut:
Pernyataan “𝑥 > 4” punya dua bagian yaitu
1. “𝑥” sebagai subjek dan
2. “lebih besar 4” sebagai predikat
Kita dapat menyimbolkan pernyataan 𝑥 > 4 dengan 𝑃(𝑥) dimana P menotasikan
predikat “lebih besar dari 4” dan 𝑥 adalah variabelnya.
Pernyataan 𝑃(𝑥) juga dapat dikatakan sebagai nilai dari fungsi proposisi 𝑃 pada 𝑥.
Ketika suatu nilai ditetapkan pada variabel 𝑥, maka pernyataan 𝑃(𝑥) menjadi suatu
proposisi dan memiliki nilai kebenaran.
Contoh. Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan “𝑥 > 4 ”. Tentukan nilai kebenaran dari
𝑃(5) dan 𝑃(1).
Penyelesaian:
a. Untuk membentuk pernyataan 𝑃(5) Substitusikan 𝑥 = 5 pada 𝑃(𝑥), sehingga
𝑃(5) adalah pernyataan “5 > 4 ”. Maka nilai kebenaran 𝑃(5) adalah Benar.
b. Untuk membentuk pernyataan 𝑃(1) Substitusikan 𝑥 = 1 pada 𝑃(𝑥), sehingga
𝑃(1) adalah pernyataan “1 > 4 ”. Maka nilai kebenaran 𝑃(1) adalah Salah .
B. KUANTOR
Pada bab sebelumnya sudah kita bahas tentang kalimat terbuka (bukan
pernyataan) dan kalimat tertutup (pernyataan). Telah dijelaskan bahwa kalimat terbuka
dapat menjadi kalimat tertutup dengan cara mengganti variabel dengan suatu konstanta
yang bermakna. Perhatikan beberapa contoh berikut sebagai pengulangan untuk
mengingatkan kembali.
1. 𝑥 + 7 = 9 , adalah kalimat terbuka. Kalimat tersebut akan menjadi kalimat tertutup
(pernyataan) jika kita mengganti 𝑥 = 1 atau 2 atau 3, dst.
2. Seseorang berjilbab putih, adalah kalimat terbuka. Kalimat tersebut dapat menjadi
pernyataan jika mengganti seseorang dengan Putri.
Persoalan merubah kalimat terbuka dengan konstanta tersebut menjadi
pernyataan tidak mengharuskan menjadi pernyataan yang benar. Tetapi konstanta
yang membuat kalimat terbuka menjadi benar disebut sebagai jawaban atau
penyelesaian, sedangkan himpunan semua konstanta yang menjadikan pernyataan
menjadi benar disebut sebagai himpunan penyelesaian.
Merubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup atau pernyataan tidak hanya
mengganti variabel dengan konstanta yang bermakna, tetapi ada cara lainnya. Cara
lain tersebut yaitu dengan membubuhkan atau menambahkan suatu kata sehingga
kalimat terbuka tersebut menjadi kalimat tertutup. Misalnya, pada contoh di atas
diberi kata atau ungkapan akan menjadi:
1. Ada 𝑥 ∈ ℝ sehingga berlaku : 𝑥 + 7 = 9. Kata “ada” membuat kalimat terbuka
menjadi pernyataan. Kata yang lain adalah “setiap”, misalnya:
Setiap 𝑥 ∈ ℝ berlaku : 𝑥 + 7 = 9, ini juga termasuk pernyataan.
2. Ada mahasiswa matematika berjilbab putih atau semua mahasiswa matematika
berjilbab putih. Kalimat-kalimat matematika ini adalah pernyataan.
Suatu kata, yaitu “ada” dan “setiap” tersebut dalam logika disebut dengan
kuantor. Pembubuhan atau menambahan kuantor hanya membuat kalimat terbuka
menjadi kalimat matematika tertutup (pernyataan) bukan menjadikan pernyataan yang
benar atau pernyataan yang salah. Untuk mengetahui kebenaran suatu pernyataan
yang berkuantor harus dibuktikan dulu kebenarannya. Dari uraian diatas maka untuk
mengubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup ada dua cara yaitu:
1. Merubah variabel dengan suatu konstanta yang bermakna, dan
2. Membubuhkan atau menambahkan kuantor pada kalimat terbuka tersebut.
C. JENIS-JENIS KUANTOR
Suatu kuantor adalah suatu ucapan yang jika dibubuhkan pada kalimat terbuka
akan mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi sebuah kalimat tertutup atau
pernyataan. Secara umum kuantor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Kuantor Universal atau kuantor umum (universal quantifier)
2. Kuantor Eksistensial atau kuantor khusus (existensial quantifier)
a. Kuantor Universal
Kuantor universal disebut juga dengan kuantor umum , yang dinotasikan dengan:
∀
(dibaca : untuk setiap atau untuk semua atau untuk tiap-tiap)
Misalkan 𝑝(𝑥) sebuah fungsi pernyataan pada sebuah himpunan 𝐴, maka :
(∀ 𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥 ) atau ∀ 𝑥 𝑝(𝑥 ) atau ∀ 𝑥 , 𝑝(𝑥)
adalah sebuah pernyataan yang dibaca :
Untuk setiap 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Untuk semua 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Untuk tiap-tiap 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥).
b. Kuantor Eksistensial
Kuantor eksistensial disebut juga dengan kuantor khusus, yang dinotasikan dengan:
∃
(dibaca : ada atau beberapa atau tidak semua)
Misalkan 𝑝(𝑥) sebuah fungsi pernyataan pada sebuah himpunan 𝐴, maka :
(∃ 𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥 ) atau ∃ 𝑥 𝑝(𝑥 ) atau ∃ 𝑥 , 𝑝(𝑥)
adalah sebuah pernyataan yang dibaca :
Ada 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Beberapa 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥), atau
Tidak semua 𝑥 elemen 𝐴 berlaku 𝑝(𝑥).
E. NEGASI KUANTOR
Negasi dari suatu pernyataan, misalkan 𝑝 merupakan pernyataan maka negasi dari
𝑝 ditulis sebagai ~𝑝, yang mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan dengan 𝑝. Hal
ini juga berlaku pada pernyataan berkuator.
Dalam menentukan negasi dari pernyataan berkuantor kita harus berhati-hati,
karena berhadapan dengan kuantor universal yaitu kata “semua” atau “setiap” , dan
kuantor eksistensial yaitu kata “ada” atau “beberapa”. Untuk lebih jelasnya perhatikan
pembahasan berikut ini:
Negasi Pernyataan Berkuantor Universal
Negasi dari suatu pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan berkuantor
eksistensial. Misalkan pernyataan berkuantor universal ditulis sebagai ∀𝑥 𝑝(𝑥 ),
maka negasi dari pernyataan berkuantor secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
~[(∀𝑥) 𝑝(𝑥 )] ≡ (∃𝑥)[~𝑝(𝑥 )]
Negasi dari “semua (setiap) ...” ≡ ada (beberapa) ... yang tidak ...”.
Contoh :
1. 𝑝 ∶ Semua bilangan bulat adalah positif
(∀𝑥)(𝐵(𝑥 ) → 𝑃(𝑥 )).
~𝑝 ∶ Ada bilangan bulat yang tidak positif
(∃𝑥)(𝐵(𝑥) ∧ ~ 𝑃 (𝑥 )).
LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
Soal
Diskusikan soal-soal berikut bersama anggota kelompokmu!
1. Tuliskan dalam bentuk kata-kata tiap pernyataan berkuantor berikut .
a. (∃ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 + 5𝑥 + 6 = 0)
b. (∀ 𝑥 ∈ ℝ)(𝑥 2 − 1 = 0)
c. ~(∀ 𝑥 ) [(𝑀(𝑥 ) → 𝐻 (𝑥 )]
d. (∀ 𝑥 ) ~[(𝑀(𝑥 ) → 𝐻 (𝑥 )]
e. (∃ 𝑥 ) ~[(𝑀(𝑥 ) ∧ 𝐻 (𝑥 )]
Petunjuk:
Kerjakan semua soal dibawah ini dengan tepat dan benar
Jawaban difoto dengan camscan format PDF lalu dikirim pada link pengumpulan
yang diberikan.
Link pengumpulan https://forms.gle/UrwZGM6ihqwP7aCb8
Beri nama file : Nama_NIM_Kelas
SOAL
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan tepat dan benar!
1. Ubalah pernyataan berikut kedalam bentuk matematika dan negasinya.
a. Setiap bilangan bulat habis dibagi satu
b. Ada mahasiswa matematika yang mendapatkan beasiswa tahun ini
c. Kuadrat setiap bilangan negatif adalah positif
d. Semua bilangan asli adalah positif
e. Beberapa mahasiswa matematika adalah wanita
f. Ada bilangan bulat 𝑥 sehingga 𝑥 + 2 > 0