Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putra Arif Wicaksana

NIM : 1905101050069

I. Bentuk Dan Fungsi Unsur Hara Mikro


Unsur hara mikro ialah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit yaitu
kurang dari 100 ppm atau < 0,01 % dari bobot kering tanaman. Unsur mikro yang esensial antara
lain adalah : besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B), molibdenum (Mo),
dan klour (Cl). Selain itu ada juga beberapa unsur lainnya yang penting pada beberapa jenis
tanaman yaitu : cobalt (Co), dan vanadium (V). Selain unsur mikro di atas ada juga unsur
nonesensial yang dalam kondisi tertentu menjadi penting pada beberapa tanaman yaitu : silikon
(Si), dan natrium (Na). Di lihat dari komposisi tubuh tanaman, kedua unsur ini termasuk unsur
makro karena kadarnya dalam tanaman bisa lebih dari 0,1 %
Unsur hara besi diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Fe dan esensi dari unsur ini adalah:
Sebagai gugus prostetik enzim katalase dan peroksidase dan sebagai penyusun feredoxin yang
terdapat dalam klorofil.
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada
bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi
adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang
berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada
daerahdaerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Mn mengaktifkan enzim IAA Oksidate yang berfungsi memecahkan IAA (Indol Acetic Acid )
yang tidak lain adalah hormon auksin. Bila tanaman kekurangan Mn maka auksin berada dalam
konsentrasi tinggi dalam tubuh tanaman sehingga terjadi hambatan pertumbuhan ( tanaman
kerdil ).
Auxsin berfungsi untuk:
1. Pembelahan dan pembesaran sel (pertumbuhan tanaman).
2. Mengaktifkan RNA untuk pembentukan protein di ribosom.
3. Merangsang pertumbuhan kalus untuk menjadi akar.
4. Merangsang perkecambahan benih.
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada
tanaman, yaitu: Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih Tulang-
tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak
asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut: a. Pada bagian daun, terutama daun-daun
yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah
warna pula menjadi coklat dan mati pula
Zn berhubungan dengan pertumbuhan tanaman sebab Zn menjadi katalisator pembentukan
triptophan yaitu salah satu jenis asam amino yang menjadi prekursor (senyawa awal) dalam
pembentukan IAA yang selanjutnya menjadi auksin yaitu hormon yang bekerja dalam
perkecambahan, pembelahan dan pembesaran sel sehingga menentukan laju pertumbuhan
vegetatif tanaman
Boron diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3 .Unsur Boron mempunyai dua fungsi fisiologis
utama adalah membentuk ester dengan sukrosa sehingga sukrosa yang merupakan bentuk gula
terlarut dalam tubuh tanaman lebih mudah diangkut dari tempat fotosintesis ke tempat pengisian
buah. Proses ini menyebabkan buah melon akan terasa lebih manis dengan aroma yang khas.
Unsur fungsional adalah unsur -unsur yang belum memenuhi kriteria unsur essensial seperti yang
dikemukakan oleh ARNON & STOKT sehingga unsur-unsur ini tidak dapat digolongkan dalam
unsur essensial, namun untuk penting untuk tanaman-tanaman tertentu. Dengan adanya unsur
fungsional ini dapat lebih memperbaiki pertumbuhan dan kualitas hasil atau dengan kata lain,
tanpa unsur fungsional ini tanaman tetap dapat men-yelesaikan siklus hidupnya dengan
sempurna dan normal tetapi dengan adanya unsur ini maka pertumbuhan dan kualitas akan lebih
baik pada hasil tanaman tertentu, misalnya mentimun dapat mengantikan sebagaimana peranan K
pada tanaman kelapa.
Contoh lain dengan pemberian Na pada tanaman bit gula ( Beta vulgaris ) akan memperbesar
umbi dua sampai tiga kali. Dari hasil -hasil percobaan, ternyata pada tanaman kenaf dan Rosela (
tanaman serat ) didapatkan bahwa kalau tanaman diberikan NaCl 100 ppm maka pertumbuhan
lebih baik dan berat kering meningkat jika dibandingkan dengan tanpa pemberian NaCl.

II. Perhitungan Kebutuhan Unsur Hara


Pemakaian pupuk pada lahan dan kebun harus diberikan pada tingkat dosis yang khusus
(spesifik). Untuk memenuhi tujuan tersebut, kita dapat melakukan dua perhitungan, yaitu :
1. Kita harus tahu bagaimana menentukan persentase dari unsur hara terutama N, P, dan K
yang mengandung hara utama.
2. Kita harus mengetahui bagaimana menghitung jumlah pupuk yang harus ditambahkan
pada areal yang akan diberikan agar mendapatkan taraf rekomendasi pupuk untuk hara
utama. Berikut ini cara detail untuk menghitung kebutuhan pupuk menurut : Jay Deputy
of Tropical Plants and Soil Science.
Unsur Hara Utama Pupuk lengkap mengandung semua dari tiga unsur hara utama tanaman
yaitu : nitrogen (N), phosphorus (P), dan potassium (K). Persentase total dari unsur hara yang
terkandung dalam pupuk disajikan secara bersama tiga jenis yang dikenal sebagai analisis.
Komposisi tiga unsur tersebut biasanya ditulis pada bagian depan dari kemasan atau kantong.
Misalnya : 10-30-10. Angka ini bermakna : 30 kg N/ha, 30 kg P2O5/ha, dan 10 kg K2O/ha.
Nitrogen ditulis sebagai N total dan dapat dipilih satu dari tiga bentuk kimia, yaitu :

 NO3 - or nitrate-N
 NH4 or ammonium-N
 Urea-N
 Kebanyak pupuk mengandung campuran dari dua atau tiga bentuk N ini.
 Persen dari N-total diwakili oleh nomor pertama dari tiga nomor analisis. Sebagai
contoh, suatu kantong pupuk yang berisi 10-30- 10, berarti ada 10 % N-total dari
berat pupuk, sehingga, jika berat kantong pupuk misalnya 50 kg, maka 5 kg
adalah berat dari N.
 Perhitungannya adalah : N-total = % N x Bobot pupuk = 10 % x 50 kg = (0,10 x
50 kg) = 5 kg
Perhitungan Dosis Aplikasi Pupuk :

 Rekomendasi (anjuran) jumlah pupuk yang akan diberikan pada tanaman pada
setiap waktu untuk unsur hara utama telah ditetapkan secara percobaan.
 Oleh sebab itu, bagi wilayah yang belum ada rekomendasi, maka perlu
dilakukan pengujian (uji tanah dan tanaman) atau percobaan pemupukan.
 Dalam banyak kasus, unsur hara yang sangat penting untuk dipertimbangkan
adalah nitrogen.
 Kebutuhan hara N di luar negeri biasanya direkomendasikan dalam satuan
pounds per acre atau per 1.000 squares feet, sedangkan di Indonesia biasanya
dinyatakan dalam satuan kg per hektar (1 Ha = 10.000 m2 ).
 Frekuensi pemberian akan bervariasi tergantung spesies dari tanaman dan juga
jenis pupuk yang digunakan.
 Agar perhitungan jumlah kebut

Agar perhitungan jumlah kebutuhan pupuk berguna setiap saat, maka perlu dipertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Tingkat rekomendasi yang diberikan (kg pupuk per hektar)
2. Analisis atau kandungan hara pupuk. Ingat makin rendah kadar unsur, makin banyak
kebutuhan pupuk.
3. Total luas areal yang akan dipupuk
4. Harus dihitung secara matematik menurut luas dan bentuk dari petak (plot).
III. Gejala Defiensi Unsur Hara
Nitirogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya
akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua. Gejalanya berupa menguningnya daun.
Kadangkadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat
terbentuknya "anthocyanin"
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya daun. Sebelumnya daun menunjukkan gejala
muculnya warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.
Meskipun P tidak mobil di dalam tanah, namun mobil di dalam tanaman, sehingga gejala
kekurangan P diawali pada daun yang tua dengan pertumbuhan tanaman yang kerdi
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun.
Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan matinya
("mengeringnya") pinggiran daun muda.
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun. Diawali dengan daun-daun muda
terlebih dahulu. Kadang-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.
Gejala defisiensi Cu ditandai dengan ujung daun menjadi mati dan pinggirannya layu.
Kelebihan Cu dapat membunuh berbagai tanaman, seperti Vallisneria, Ludwigia, Sagitaria,
dll karena jika dalam konsentrasi tinggi akan menjadi toksik pada tanaman.
Gejala kekurangan Mo ditunjukkan dengan adanya bintik-bintik kuning diantara tulang daur
pada daun lebih tua terlebih dahulu. Selanjutnya diikuiti dengan terbentuknya warna coklat
pada pinggiran daun
Kekurangan unsur klour (Cl) jarang memperlihatkan gejala karena di dalam tanaman unsur
ini sangat mobil. Pada beberapa jenis tanaman, ditunjukkan bahwa jika kekurangan Cl,
perkembangan tanaman akan terhambat dan daunnya mengecil. Kekurangan Cl sering terjadi
di pada tanah masam. Tanaman yang banyak membutuhkan Cl adalah kelapa.
Teknik Mengidentifikasi gejala defisiensi unsur hara ialah harus dibedakan antara gejala
yang disebabkan oleh serangan hama & penyakit dengan gejala defisiensi unsur hara. Gejala
defisiensi hara biasanya lebih seragam, dibandingkan dengan gejala akibat serangan hama
dan penyakit. Harus dibedakan antara gejala tanaman akibat kekurangan air atau akibat
defisiensi hara. Investigasi lapangan akan dapat dipastikan. Untuk membedakan unsur hara
mana yang defisien, maka perlu dilihat bagaimana mobilitasnya di dalam tanaman. Unsur
hara yang mobil (seperti N, P, K) gejala awalnya dimulai dari daun yang tua, sedangkan
unsur yang tidak mobil seperti S, Ca, Zn, Cu, dll. akan terlihat dulu pada daun muda. Dst.
IV. Aplikasi Pupuk
Pemberian Pupuk pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : Diberikan
Melalui Tanah/Media Akar, yaitu pupuk diberikan ke dalam tanah melalui cara-cara berikut:
1. Disebar pada permukaan tanah (broadcasting), yaitu pupuk diberikan dengan cara
menabur atau menebar di permukaan tanah pada lahan pertanaman.
2. Ditugal (band placement), yaitu pupuk diberikan dengan cara menugal ke dalam tanah
(melalui lubang tanam atau lubang yang khusus dibuat untuk pupuk)
3. Diberikan melalui larikan (row dressing), yaitu ditempatkan di atanra baris tanaman
4. Diberikan di sekitar tanaman (side dressing), yaitu pupuk yang diberikan disisi (lingkar)
batang tanaman.
5. Ditempatkan secara setempat (localized band placement), yaitu dengan menempatkan
pupuk pada lubang di sekitar tanaman
Diberikan melalui daun, yaitu pupuk diberikan melalui daun, misalnya dengan penyemperotan,
pelapisan daun (painting), atau pengasapan (fumigation). Diberikan melalui batang/ranting, yaitu
diinjeksi atau dioles pada batang tanaman. Diberikan melalui air irigasi (fertigation)
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan di dalam memilih teknik pemupukan, antara
lain :
1. Sistem tanam/jarak tanam
2. Sistem perakaran tanaman (dalam/dangkal)
3. Tingkat kesuburan tanah
4. Dosis dan jenis pupuk yang dipakai
5. Daya larut pupuk (mudah larut atau sukar larut)
6. Efisiensi pemupukan
7. Luas lahan, dan
8. Biaya atau ongkos pemupukan.
Pemupukan pada tanaman semusim :
1. Pemupukan pada tanaman semusim umumnya dilakukan secara tugal atau larikan
terutama jika ditanam secara teratur.
2. Jenis pupuk yang digunakan umumnya Kompos, pupuk NPK atau Urea dan SP-36, atau
pupuk pelengkap cair.
3. Pupuk cair diberikan dengan cara penyemprotan.
4. Pada sistem hidroponik, pemupukan biasanya diterapkan dengan menggunakan sistem
fertigasi (memakai sprincler atau pipa drip yang dirancang khusus).
Pemupukan pada tanaman tahunan atau tanaman perkebunan berbeda dengan tanaman semusim.
Pada tanaman perkebunan, pupuk diberikan secara bertahap disesuaikan dengan jenis tanaman,
umur dan perkembangan tanaman serta tingkat kesuburan tanah. Metode pemberian pupuk antara
lain :
1. Diberikan di sekitar lingkaran/kanopi tanaman
2. Diberikan dengan cara penyemprotan terutama bagi unsur mikro dan pupuk N yang
mudah larut.
3. Dengan menginjeksi ke jaringan tanaman, misalnya lewat pucuk, daun, batang dan akar.
4. Karena tanaman perkebunan mempunyai umur yang panjang/lama, maka pupuk yang
banyak digunakan adalah pupuk yang lambat larut (slow release) terutama jika
diberikan lewat tanah
Cara Pemupukan pada Tanaman Menghasilkan :
1. Membuat parit atau alur memanjang pada gawangan atau ditengah-tengah antara barisan
tanaman
2. Membersihkan gulma di sekitar parit/alur
3. Pupuk ditaburkan ke dalam parit sesuai dosis dengan syarat pupuk SP-36 dan Urea tidak
boleh dicampurkan tempatnya
4. Pupuk diberikan secara tugal melingkar batang dengan jarak 100-125 cm dari batang,
5. Parit yang sudah ditabur pupuk ditutup kembali
6. Waktu pemupukan dilakukan dua kali per tahun dengan interval waktu 6 bulan yaitu awal
musim hujan dan akhir musim hujan.
Suatu pupuk dianggap efisien jika memenuhi 4 T, yaitu : Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat waktu,
dan Tepat sasaran. Oleh sebab itu jenis pupuk yang akan digunakan, dosis pemberian, dan cara
pemberian menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemupukan. Efisiensi pemupukan
dapat DITINGKATKAN dengan caracara berikut : Memilih jenis, dosis, dan cara pemberian
yang tepat.
Memberikan bahan-bahan yang dapat meningkatkan efisiensi seperti :
1. Aplikasi Mikoriza/pupuk hayati lainnya
2. Pupuk bereaksi lambat (slow release)
3. Menggunakan pupuk majmuk
4. Memberikan bahan organik (pupuk hijau, kompos, dll.) dan amelioran.

V. Pupuk dan Pemupukan


Pupuk adalah setiap bahan yang mengandung unsur hara tertentu yang diberikan pada tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara (nutrisi). Pemupukan ialah upaya untuk memberikan pupuk
pada tanaman budidaya
Berdasarkan sumber bahan, pupuk dibedakan atas dua macam, yaitu :

 Pupuk Organik, yaitu pupuk yang bahannya berasal dari zat-zat organik seperti sisa
tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme.
 Pupuk Anorganik, yaitu pupuk yang bahannya berasal dari zatzat anorganik atau pupuk
yang dibuat dari bahan kimia, seperti pupuk Urea, TSP, KCl, dll.
Berdasarkan Komposisi Unsur yang dikandungnya, pupuk dibedakan atas dua, yaitu :

 Pupuk Tunggal, yaitu mengandung satu macam unsur hara, seperti : Urea (mengandung
N),
 Pupuk Majemuk, yitu mengandung lebih dari satu macam unsur hara, seperti : ZA
(mengandung N dan S), ZK (mengandung S dan K), Rustika Yellow (mengandung N, P,
dan K)
Macam – macam pupuk :

• Pupuk Nitrogen (Urea, ZA, dll.)


• Pupuk Fosfat (TSP, ESP, SP-36, Amonium fosfat, Guano, dll)
• Pupuk Kalium (KCl, ZK, dll.)
• Pupuk Lengkap NPK (rustika yellow, Nitrofoska, dll.
• Pupuk Majemuk (NP, NK, PK, dll.)
• Pupuk Kandang (manure)
• Pupuk Kompos
• Pupuk Organik (pupuk hijau, pupuk alam, dll.)
• Pupuk Hayati (Biologi)
• Pupuk Pelengkap Cair (PPC), dll.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa
-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dan mengandung banyak
bahan organik daripada kadar haranya
Pupuk-pupuk yang tergolong dalam pupuk organik adalah :

 pupuk kandang,
 pupuk kompos
 pupuk hijau
 pupuk guano
 humus (bahan organik)
 pupuk hidup atau pupuk hayati.
Kelebihan dan manfaat pupuk organik :
1. Mempunyai komposisi unsur hara yang lengkap (hampir 16 macam unsur hara)
2. Memperbaiki struktur tanah
3. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
4. Meningkatkan Kapasitas tukar kation tanah
5. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah
Kekurangan pupuk organik :
1. Walaupun kandungan unsur hara lengkap tetapi jumlahnya relatif kecil jika dibandingkan
dengan pupuk buatan/kimia
2. Biasanya baru memberikan efek jika diberikan dalam dosis yang tinggi misalnya hingga
20-30 ton/ha.
3. Menyediakan sumber pupuk organik masih terbatas/sulit dipenuhi
4. Memerlukan biaya transportasi.
Pupuk anorganik atau pupuk mineral merupakan pupuk dari yang dibuat dari bahan atau
senyawa anorganik yang proses pembuatannya dilakukan secara industri, sehingga sering juga
disebut dengan pupuk buatan atau pupuk kimia
Kadar unsur hara yang dihasilkan dari pupuk buatan ini biasanya tinggi tetapi jumlah kandungan
haranya tidak banyak (biasanya hara tunggal atau maksimum 3 macam unsur kecuali pupuk
mikro). Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :
1. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai
penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal antara lain : Urea, SP-36,TSP, ZA, ZK, dan
sebagainya.
2. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang
digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk misalnya pupuk
yang mengandung hara NP seperti amonium fosfat (NH4H2 PO4), pupuk yang
mengandung hara NK seperti kalium nitrat (KNO3 ), pupuk yang mengandung hara NS
seperti amonium sulfat atau ZA [(NH4 ) 2 SO4 ] dan pupuk yang mengandung hara NPK
seperti pupuk Nitrofoska,RustikaYellow, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai